Surabaya – DPR RI Komisi VI yang membidangi perdagangan, koperasi UKM, BUMN, investasi dan standarisasi nasional melaksanakan Kunjungan Kerja Spesifik Masa Persidangan II Tahun Sidang 2023-2024 dalam rangka memonitor kinerja PTPN Group, bertempat di hotel Sheraton Surabaya, Rabu (06/12).
Dalam kesempatan tersebut turut hadir anggota DPR RI dari komisi VI yang dipimpin M. Sarmuji sebagai Wakil Ketua Komisi, Kementerian BUMN diwakili oleh Hendradi Gunarso, Direktur Hubungan dan Kelembangaan Holding Perkebunan M. Arifin Firdaus, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara I Ahmad Gusmar Harahap, dan beberapa perwakilan perusahaan di antaranya Region Head Regional 4 (PTPN X dan XI), serta Region Head PT Perkebunan Nusantara I Regional 5 (PTPN XII), Perum Perhutani, PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).
Melalui kunjungan tersebut, PTPN Group diberikan kesempatan untuk menjelaskan terkait perkembangan kinerja, prioritas produksi, sasaran penjualan, rencana perkembangan bisnis, termasuk peran PTPN Group dalam mensukseskan program ketahanan pangan nasional serta penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Diketahui, kinerja keuangan dan kinerja operasional PTPN Group terus mengalami peningkatan. Sementara terkait dengan komitmen PTPN Group dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, PTPN Group melakukan restrukturisasi anak usaha sebagai upaya streamlining 13 anak perusahaan PTPN menjadi 3 sub-holding berdasarkan bisnis komoditas inti.
Restrukturisasi ini pun telah resmi dilakukan pada Sabtu (02/12), dan PTPN XI telah resmi bergabung ke dalam sub-holding Supporting Co di bawah surviving entity PT Perkebunan Nusantara I Regional 4 bersama dengan PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XII serta PTPN XIV.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) hari ini, Jumat, (01/12/2023), mengumumkan penggabungan 13 (tiga belas) perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara, menjadi dua Sub Holding, yakni PalmCo dan SupportingCo. Subholding PalmCo dibentuk melalui penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai surviving entity dan pemisahan tidak murni PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV. Sedangkan Subholding SupportingCo dibentuk melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.
Pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan implementasi dari Program Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian, khususnya di bidang ketahanan pangan dan energi. Integrasi PTPN Group ini juga merupakan bentuk dukungan perusahaan dalam memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan melalui hilirisasi sektor pangan, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan melalui Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Selain itu, juga membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim melalui akselerasi pengembangan energi terbarukan.
PalmCo diharapkan menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600 ribu hektare pada 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia. Sehingga, PTPN dipercaya mampu berkontribusi meningkatkan produksi CPO nasional dan minyak goreng dalam negeri. PTPN memperkirakan, produksi minyak gorengnya akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun (4 kali lipat) di 2026.
Sedangkan, SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha lainnya, serta green business yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, dalam arahannya menyampaikan bahwa merger PTPN Group merupakan salah satu skema yang dijalankan oleh Kementerian BUMN. Salah satu tujuannya, yakni untuk efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan serta operasional perseroan.
“Tentunya, setelah pendandatanganan ini akan ada integrasi sistem, HR, operasional, keuangan, dan sebagainya, yang kita usahakan bisa selesai dalam waktu enam bulan. Dan setelah itu kita harus kembali fokus ke tugas masing-masing,” ujar Tiko. Lebih lanjut Tiko menyampaikan bahwa aksi korporasi yang dilakukan PTPN Group adalah transformasi menyeluruh, termasuk transformasi dari sisi people. Dia menekankan agar ke depan, para pegawai, khususnya milenial, bisa menjadi pemain yang andal untuk mengelola perusahaan sawit.
“Jadi saya ingin transformasi dari sisi people-nya benar-benar terlihat. Bagaimana transformasi ini bisa menjadilkan PalmCo menjadi perusahaan sawit terdepan, bukan hanya dari on-farmnya, tapi juga off-farm untuk bisa melakukan downstream, value creation, termasuk renewable energy yang sustainable,” ucap Tiko. Tiko mengatakan, bahwa tantangan yang kerap muncul dalam merger sebuah perusahaan adalah terkait integrasi SDM. Namun, hal tersebut tidak menjadi kendala di PTPN Group karena mendapat dukungan dari serikat pekerja.
“Saya berharap kekompakan ini harus terus dijaga sehingga tidak akan ada gejolak yang mengganggu kinerja perusahaan, dimana PalmCo akan fokus meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit. Selanjutnya, untuk bidang energi seperti biogas, biodiesel sustainable efficient fuel, dan produk lainnya juga akan menjadi perhatian perusahaan,” ujar Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Muhammad Abdul Ghani, menyampaikan aksi korporasi restrukturisasi pembentukan Subholding PalmCo dan SupportingCo, menyusul terbentuknya SugarCo pada 2021 lalu, merupakan upaya untuk terus tumbuh berkembang dan berkontribusi maksimal.
“Integrasi PTPN Group melalui pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan wujud nyata strategi korporasi guna menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Integrasi ini memperkuat posisi perusahaan karena memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, dimana perusahaan didukung dengan pemanfaatan sumber daya lahan, sumber daya manusia, inovasi teknologi, serta digitalisasi yang unggul,” kata Ghani.
Strategi Subholding untuk dapat meraih tujuan besar tersebut, di antaranya memaksimalkan nilai aset landbank untuk mendapatkan nilai tambah, peningkatan margin EBITDA dalam 5 tahun mendatang, peningkatan ESG dan ketahanan pangan, peningkatan ekuitas, hingga peningkatan leadership.
“Dan tentunya fokus bisnis yang semakin kuat,” tambah Ghani. Sebagai salah satu upaya dalam meraih peningkatan ekuitas, kata Ghani, inisiatif-inisiatif ESG menjadi salah satu indikator penting dalam perlindungan nilai perusahaan. Oleh karena itu, PTPN Group berkomitmen dan terus berupaya untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip keberlanjutan di dalam lingkup Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environment, Social, and Governance/ESG) dalam seluruh operasi bisnisnya. Sebagaimana dalam laporan Sustainalytics, sebuah agensi rating ESG internasional yang dipublikasikan pada awal Juli 2023, PTPN III (Persero) mendapat ESG Risk Rating sebesar 17.1 (low risk), yang menempatkan perusahaan pada risiko rendah terkait dampak finansial yang signifikan dari faktor-faktor ESG.
Ghani menyampaikan, bahwa transformasi yang dilakukan PTPN Group selama tiga tahun terakhir yang berdampak signifikan pada peningkatan kinerja operasional dan finansial, tidak terlepas dari inisiatif-inisiatif ESG yang diterapkan. “Dalam menjalankan seluruh bisnis dan aktivitas operasionalnya, Perseroan senantiasa memastikan produk yang dihasilkan tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga memiliki dampak terhadap sosial dan lingkungan,” tutupnya.
Lumajang – Sabtu (25/11) Pusat Penelitian Sukosari PTPN XI menerima kunjungan dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ditotrunan 02 Lumajang dalam rangka mengikuti pembelajaran di luar kelas atau yang sering disebut dengan Outdoor Learning. Sebanyak 27 siswa kelas enam antusias untuk belajar secara langsung mengenai pembibitan tebu, diversifikasi olahan pisang dan juga pabrik gula.
Perjalanan dimulai dengan pemberian pemahaman mendalam seputar pertanian tebu. Siswa-siswa SDN Ditotrunan 02 Lumajang diajak untuk mengunjungi area pembibitan tebu di Puslit Sukosari serta terlibat langsung dalam proses pertumbuhan tanaman tebu. Selain itu, seluruh siswa juga diajak untuk mengetahui diversifikasi produk olahan pisang yang diciptakan Puslit Sukosari. Mereka juga dikenalkan bahwa beragam produk olahan tersebut merupakan upaya Puslit Sukosari dalam meningkatkan nilai dari buah pisang. Hal itu tidak terlepas dari potensi buah pisang yang dimiliki kabupaten Lumajang.
Manajer Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari PTPN XI, Nanik Tri Ismadi mengungkapkan bahwa Puslit Sukosari dengan terbuka memfasilitas adik-adik SDN Ditotrunan 02 Lumajang yang ingin belajar. Hal ini sekaligus bentuk komitmen Puslit Sukosari PTPN XI dalam mendukung geliat eduwisata Kabupaten Lumajang.
“Tentu kami senang, karena itu juga bagian dari program eduwisata Puslit Sukosari. Sebab sejak 2018, Puslit Sukosari telah menjadi salah satu destinasi eduwisata yang dimiliki Kabupaten Lumajang,” terang Nanik secara tertulis pada Senin (27/11).
Belajar di luar ruangan adalah salah satu bentuk konkret bidang pendidikan untuk mendukung terciptanya wawasan langsung dan berkelanjutan kepada generasi muda tentang industri pertanian khususnya tebu dan industri gula.
“Kami berharap budidaya tebu makin masif dikenalkan dan dilestarikan sejak dini untuk generasi berikutnya. Bukan hanya revitalisasi pabrik gula yang dibutuhkan, tetapi menanam benih minat, menyiramnya dengan teknologi yang benar serta memeliharanya dengan wawasan yang visioner merupakan salah satu langkah Sustainble Agroindustri Gula di Indonesia,” jelas Nanik.
Malang – Subholding Supporting Co akan segera dirilis pada pekan ini lantaran telah mendapatkan dukungan dari kementerian dan lembaga terkait. Pasalnya, melalui subholding Supporting Co Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III), Mohammad Abdul Ghani mengatakan, bahwa pembentukan kedua subholding, Supporting Co dan Palm Co akan mampu menekan impor pangan dan energi.
“Karena itu, impor harus terus dikurangi di masa yang akan datang. Potensi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi ramah lingkungan juga sangat besar dan perlu dioptimalkan. Kami meyakini, pembentukan subholding ini akan mampu mengatasi tantangan yang ada,” ujar Ghani, di Jakarta pada Kamis (2/11) lalu.
Sebagai anak Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) yang nantinya akan bergabung ke dalam subholding Supporting Co, PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) memilih untuk mengambil langkah inisiatif dalam menghadapi transformasi perusahaan tersebut. Langkah tersebut kemudian dilaksanakan dalam bentuk pemberian pelatihan atau In House Training untuk seluruh karyawan dengan tema Transformasi Mindset, Membangun Wawasan Baru dalam Menghadapi Transformasi Perusahaan selama empat hari sejak Minggu (19/11) hingga Selasa (21/11) di Malang. Inisiatif ini bukan hanya tentang mengubah cara berpikir, tetapi juga membentuk jiwa entrepreneur di kalangan karyawan.
Transformasi mindset atau pola pikir menjadi esensial dalam dunia bisnis yang terus mengalami perkembangan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PTPN XI Tulus Panduwidjaja saat pembukaan kegiatan pelatihan. “Ketika perusahaan seperti PTPN XI memahami bahwa keberhasilan bukan hanya tergantung pada keterampilan teknis, tetapi juga pada cara karyawan berpikir, mereka memilih untuk berinvestasi dalam mengubah paradigma", jelasnya pada Sabtu (18/11).
Melalui pelatihan tersebut, pihak manajemen mengharapkan peserta sekaligus seluruh jajaran karyawan PTPN XI, baik dari kantor pusat, kebun, Unit Usaha Strategis, dan PK Rosella dapat menyadari dan kemudian mengubah cara pandangnya ke arah yang lebih proakitf dalam menyikapi aksi korporasi perusahaan tersebut. Hal ini kemudian juga dirasakan oleh Elisabeth Diana sebagai peserta pelatihan sekaligus kepala Sub bagian Personalia PTPN XI.
"Transformasi mindset tidak hanya berfokus pada individu, tetapi juga pada cara kita berinteraksi dengan rekan kerja. Saya merasa keterampilan komunikasi dan kolaborasi saya telah meningkat, memulai inisiatif untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis. Inisiatif ini tebtu tidak hanya mengubah individu, tetapi juga budaya perusahaan secara keseluruhan. Kami sekarang memiliki budaya yang dinamis dan proaktif, di mana ide-ide baru didorong dan dihargai," ungkapnya.
Melalui sambutannya pula, Tulus mengatakan, bahwa dengan pelatihan transformasi mindset ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap insan perusahaan maupun PTPN XI seperti, peningkatan produktivitas, inovasi berkelanjutan, ketahanan terhadap perubahan, serta mengambil inisiatif untuk membangun budaya perusahaan yang dinamis dan proaktif. Hal ini juga bagian dari komitmen PTPN XI dalam rangka membangun organisasi yang adaptif dan inovatif. Melalui pembentukan jiwa entrepreneur, perusahaan tidak hanya menginvestasikan pada karyawan individu tetapi juga pada masa depan yang berkelanjutan. Inisiatif ini memberikan contoh inspiratif tentang bagaimana transformasi mindset dapat menjadi katalisator perubahan positif dalam dunia korporasi.
PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) kembali menerima kunjungan wisata sejarah pada Kamis (16/11). Kunjungan kali ini datang dari Paguyuban Cak dan Ning Surabaya 2023 sebagai bagian dari rangkaian Pemilihan Cak dan Ning Surabaya 2023, yakni pemilihan duta wisata untuk Kota Surabaya periode tahun 2023.
Gedung PTPN XI dipilih menjadi salah satu destinasi city tour karena memiliki nilai historis yang tinggi pada zaman pendudukan Belanda di Indonesia khususnya dalam bidang agroindustri. Bahkan sejak tahun 2022, gedung PTPN XI telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Nasional.
Chika Aliyah atau Ning Chika sebagai salah satu finalis Ning Surabaya 2023 menyampaikan kekagumannya pada gedung PTPN XI yang ternyata sangat bersejarah dan tetap terawat keasliannya. “Tidak menyangka, bangunannya bagus banget dan sangat-sangat bersejarah karena masih asli sejak jaman Belanda,” ujarnya.
Sementara Juan Michael atau Cak Juan, salah satu finalis Cak Surabaya turut mengajak generasi muda Surabaya untuk berkunjung ke gedung PTPN XI. “Karena bangunannya yang masih orisinil, jadi aku mengajak untuk teman-teman semua untuk saatnya mengunjungi gedung PTPN XI,” ajaknya.
Diketahui rangkaian pemilihan Cak dan Ning Surabaya yang mengusung Kedigayaan Surabaya ini telah melewati tiga tahapan seleksi dan telah terpilih 15 pasang finalis. Selanjutnya, kelima belas pasang finalis akan menghadapi grand final pada 18 November 2023 mendatang untuk dipilih satu pasang juara yang berhak menyandang sebagai Cak dan Ning Surabaya 2023.
Anak Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) peringati Hari Pahlawan ke-78 dengan melaksanakan upacara pada Jumat (10/11) bertempat di Kantor Pusat PTPN XI. Pelaksanaan upacara turut dihadiri oleh jajaran Direksi PT Perkebunan Nusantara X, dan PT Sinergi Gula Nusantara.
Mengusung tema ‘Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan’ Yunianta selaku Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN XI menyatakan bahwa momentum ini sudah selayaknya dapat menjadi pengingat untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.
“Ketika kita mengenang para pahlawan yang telah menorehkan jejak-jejak kebaikan dalam sejarah kita, mari kita bergandengan tangan untuk melanjutkan perjuangan mereka. Marilah kita bersatu, berbagi ilmu, dan menumbuhkan semangat kebaikan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa ini,” ungkap Yunianta.
Lebih lanjut, Yunianta juga menerangkan bahwa tema peringatan Hari Pahlawan tahun ini sangat sesuai dengan komitmen PTPN XI selama ini. Sebab PTPN XI berkomitmen untuk turut berupaya mengentaskan kemiskinan dan kebodohan, baik melalui pencegahan program stunting hingga pemberian dana dukungan beasiswa bagi siswa yang membutuhkan.
“Komitmen kami bukan hanya pada hasil panen tebu yang berkualitas, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat, peningkatan pendidikan, dan pengentasan kemiskinan melalui program-program CSR yang selama ini telah kami lakukan. Kami percaya bahwa upaya bersama kami, tidak hanya dalam menghasilkan produk yang unggul, tetapi juga dalam membangun kemandirian dan memajukan masyarakat sekitar, akan membantu mewujudkan perubahan yang lebih besar,” jelas Yunianta.
Surabaya – Tim Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) berikan bantuan berupa dana sebesar 50 juta rupiah pada Rabu (01/10) ke dua titik lokasi, yakni Pasar Desa Nogosari dan Masjid Jami Nurul Hasan. Bantuan diserahkan langsung oleh Kasubag TJSL PTPN XI, Diah Rosita Sari kepada Kepala Desa Nogosari, Esa Husada dan Takmir Masjid Nurul Hasan, Masyhuri.
Diah Rosita mengungkapkan pemberian bantuan ini dilatarbelakangi oleh bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan PTPN XI dalam rangka mendukung ekonomi desa dan kualitas ibadah masyarakat yang masih berada di sekitar wilayah kerja PTPN XI.
“Ini adalah bantuan untuk masyarakat yang berada di sekitar perusahaan, seperti pasar desa Nogosari agar dapat meningkatkan penjualan dengan memberikan pendanaan pembangunan untuk bidang-bidang di pasar tersebut. Sedangkan yang di Masjid Nurul Hasan ini juga upaya kami untuk dapat memberikan fasilitas masyarakat agar kualitas ibadahnya makin meningkat. Hal ini juga sesuai dengan permen nomor satu dari kementerian BUMN yaitu untuk menciptakan CSR di lingkungan masyarakat sekitar,” ungkap Diah Rosita.
Esa Husada selaku Kepala Desa Nogosari pun menyampaikan terima kasih atas bantuan TJSL yang diberikan oleh PTPN XI. Menurutnya, hal ini akan bermanfaat bagi pemerintah desa yang saat ini tengah mengupayakan legalitas lahan pasar serta pembangunannya.
“Saya ucapkan terima kasih kepada PTPN XI yang telah memberikan dana CSR untuk pembangunan pasar desa kami. Harapan kami, CSR ini dapat berlanjut dari tahun ke tahun. Karena tentu ini sangat bermanfaat bagi masyarakat desa kami, sehingga kami bisa membangun pasar dan meningkatkan perekonomian kita,” terang Esa.
Esa juga menjelaskan bahwa konsep Pasar Desa Nogosari bisa disebut sebagai hal yang baru. Sebab notabene, pasar dikelola oleh pemerintah kabupaten, tapi desa Nogosari melakukan inisiatif agar hasil bumi desa Nogosari, Kabupaten Jember dapat dipasarkan langsung oleh warganya. Dengan demikian, konsep ekonomi dari warga untuk warga dapat terwujud.
Suyono, selaku salah satu warga Desa Nogosari yang sekaligus penyewa kios pasar tersebut turut mengungkapkan dengan adanya pembangunan pasar yang mulai berjalan ini dapat meningkatkan kenyamanan dan kondusivitas dalam berdagang.
“Alhamdulillah keadaan sekarang sudah lebih tertata rapi, jauh lebih nyaman dari sebelumnya,” ungkap Suyono.
Selain memberikan bantuan kepada Pasar Desa Nogosari, pada waktu yang sama, PTPN XI juga memberikan bantuan dana kepada Masjid Jami Nurul Hasan. Sebuah masjid yang berlokasi di daerah Jatiroto, Lumajang. Masyhuri selaku Takmir Masjid sekaligus Ketua Pelaksana Pembangunan Masjid menyatakan alokasi dana yang diterima ini akan digunakan untuk membangun area kamar mandi masjid.
“Untuk PTPN XI yang sudah membantu Masjid Nurul Hasan, kami ucapkan sangat-sangat terima kasih. Nantinya dana yang kami peroleh ini akan kami alokasikan untuk pembangunan kamar mandi. Mengingat dana untuk pembangunan kamar mandi dari kami sangat menipis,” ujar Masyhuri dengan penuh sumringah.
Surabaya – International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) telah resmi berlangsung sejak Rabu (4/10) hingga Minggu (8/10) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta. Pameran kerajinan tangan terbesar di Asia Tenggara tersebut dibuka langsung oleh Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia. Menurut Jokowi, gelaran INACRAFT tahun ini terlihat semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya. “Tahun ini secara sepintas mengamati memang agak berbeda. Ambiance, look, feel-nya berbeda, showcase lebih bagus, pesertanya banyak,” ujar Jokowi dalam sambutan saat membuka INACRAFT 2023.
Dalam kesempatan tersebut, dua UMKM mitra binaan PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) juga turut hadir sebagai partisipan. Siti Fatimah, pelaku UMKM Griya Amirah yang bergerak di bidang produksi olah kain, seperti batik tulis, batik cap, jumput dan lain sebagainya, menyampaikan rasa Syukur dan terimakasihnya kepada PTPN XI atas adanya program Mitra Binaan.
“Alhamdulillah sejak 2019 kami menjadi mitra binaan PTPN XI, kami ada kemajuan. Kami selalu dilibatkan dalam pameran seperti Jatim Fair, dan INACRAFT ini untuk kedua kalinya. Alhamdulillah sebagai mitra kami juga merasa sangat difasilitasi, baik secara pendampingan hingga akomodasi. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada PTPN XI, semoga PTPN XI jaya selalu dan maju terus,” ungkap Siti Fatimah.
Adapun program Mitra Binaan PTPN XI merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang selama ini telah dijalankan sejak sebelum tahun 1993. Tujuan dari program ini tidak lain adalah dalam rangka mendorong para pelaku UMKM khususnya di bidang ekonomi kreatif agar dapat terus maju dan mampu bersaing secara kualitas baik di skala nasional maupun internasional.
“Program Mitra Binaan ini adalah bentuk sikap kami dalam mendukung dan mendorong pelaku UMKM agar semakin maju dan berkembang. Termasuk pelibatan mitra dalam INACRAFT 2023 ini, tentu kami berharap kesempatan ini dapat menjadi peluang bagi para mitra binaan PTPN XI untuk meningkatkan kesadaran pasar terhadap keberadaan produknya baik di skala nasional maupun internasional,” terang Yunianta dalam keterangan resminya.
Surabaya – PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) mengambil langkah nyata dalam mendukung program Pemerintah Kota Surabaya dalam meningkatkan akses pendidikan bagi pelajar di sekolah swasta yang termasuk dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Langkah nyata tersebut diambil PTPN XI melalui pemberian beasiswa pendidikan kepada 15 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Surabaya. Adapun 15 pelajar tersebut terdiri dari SMP Labschool Unesa 1 Surabaya, SMP Muhammadiyah 11 Surabaya, serta SMP Kemala Bhayangkari 6 Surabaya.
Penyerahan bantuan diberikan secara langsung oleh Yunianta selaku Kepala Sekretariat Perusahaan PTPN XI, dan Diah Rosita selaku Kasubag Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PTPN XI pada Jumat (06/10) di SMP Labschool Unesa 1 Surabaya. Kegiatan penyerahan juga turut dihadiri oleh Heri Setiawan selaku Sub Koordinator Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Pada kesempatan tersebut, Heri menyampaikan apresiasinya kepada PTPN XI atas kerja sama yang telah berjalan selama dua tahun terakhir.
“Kami sangat mengapresiasi atas kolaborasi yang terjalin selama ini kepada PTPN XI. Permasalahan pendidikan pada dasarnya bisa diselesaikan dari ketiga pihak, ada dari sekolah, dinas pendidikan, dan dunia usaha. PTPN XI sebagai salah satu perusahaan yang berkenan bersinergi, berkolaborasi untuk mengatasi masalah di dunia pendidikan, khususnya dari sisi pembiayaan tentu telah turut membantu penyelesaian masalah-masalah pendidikan yang selama ini kita hadapi,” ujar Heri.
Miftahul Arif, selaku Kepala SMP Labschool Unesa 1 Surabaya sekaligus mewakili Kepala Sekolah lainnya pun mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh PTPN XI. Miftahul mengungkap, “kami mengucapkan terima kasih karena siswa siswi kami dibantu oleh PTPN XI. Semoga ini bisa dimanfaatkan untuk anak didik kita mencapai cita-citanya, menjadi anak yang membanggakan, serta bermanfaat bagi keluarga,”
Yunianta selaku Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN XI pun berharap anak didik penerima beasiswa ini juga menjadi lebih semangat untuk dapat mengambil peran sebagai generasi emas Indonesia.
“Beasiswa pendidikan ini sebagai wujud tanggung jawab kami untuk mendukung masa depan Indonesia emas untuk Indonesia yang lebih maju. Kami mendukung agar pendidikan kita dapat lebih maju dan mampu bersaing secara global. Jadi salah satu bentuk tanggung jawab kami adalah dengan memberikan beasiswa kepada adik-adik ini semua. Semoga bantuan PTPN XI bermanfaat, dan adik-adik bisa jadi bagian dari generasi emas yang sukses,” terang Yunianta.
Surabaya – Dalam rangka mendukung aksesibilitas belajar anak-anak yatim penghafal Al-Qur’an, PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) serahkan bantuan Al-Qur’an braille dan Al-Qur’an hafalan kepada 30 anak yatim pada Senin (02/10). Kegiatan ini juga bekerja sama dengan PTPN X, PTPN XII serta Human Initiative, sebuah organisasi kemanusiaan yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat, perlindungan anak serta manajemen kebencanaan dan tanggap darurat.
Bantuan diserahkan langsung oleh Diah Rosita selaku Kasubag TJSL PTPN XI kepada Rumah Quran Al Firdaus, Surabaya berupa 1 paket Al-Qur’an braille dan 7 paket Al-Qur’an hafalan. Bantuan juga diberikan kepada Rumah Tahfidz Ar Rahman Bratang, Kelompok Belajar Kapuas, dan rumah belajar HOME Malang melalui bantuan mitra Human Initiative dengan total keseluruhan bantuan 22 paket Al-Qur’an hafalan. Dengan kata lain, bantuan Al-Qur’an telah diterima oleh sebanyak 30 anak yatim.
Bantuan ini merupakan bagian dari kepedulian dan tanggung jawab sosial PTPN XI yang berfokus pada bidang pendidikan. Melalui kegiatan ini diharapkan, dapat membantu anak-anak yatim baik yang disabilitas maupun tidak agar makin mampu meningkatkan pengetahuan keagamaan serta aksesibilitas mereka terhadap hafalan kitab suci.
Selain itu, PTPN XI berharap melalui bantuan Al-Qur’an yang diberikan kepada anak-anak yatim, dapat membimbing mereka dalam aspek keagamaan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Diah Rosita, “kami berharap, hal ini dapat memberdayakan adik-adik dalam aspek keagamaan, sehingga mampu mendorong mereka menjadi generasi yang beriman dan berakhlak mulia.”
Ustazah Lilik, sebagai pendamping sekaligus perwakilan dari Rumah Quran Al Firdaus pun mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, dan turut mengirimkan doa keberkahan untuk karyawan PT Perkebunan Nusantara.
“Jazakumullah khoiron katsir buat karyawan PTPN telah membantu memberikan Al-Qur’an braille buat santri kami yang berkebutuhan khusus dan Al-Qur’an hafalan. Semoga membawa kebaikan, keberkahan dan menjadi amalan jariyah buat kita semua terutama bagi karyawan PTPN,” ungkap Ustazah Lilik.
Berangkat dari melimpahnya potensi pisang di Kabupaten Lumajang, Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari PT Perkebunan Nusantara XI telah melakukan sebuah inovasi berupa produk Beras Pisang Can@na. “Bersama tim Can@na, kami mengusung inovasi teknologi tepat guna melalui pembuatan beras pisang,” ujar Yetty Tri selaku perwakilan tim Can@na sekaligus karyawan Puslit PTPN XI. Yetty juga mengungkap bahwa inovasi tersebut berawal dari inisiatif Pusat Penelitian PTPN XI dalam melihat situasi ekonomi dunia.
“Akibat pandemi Covid-19 hingga adanya perang politik yang mempengaruhi ekonomi masyarakat, kami berpikir untuk mengantisipasi krisis pangan sebagai upaya ketahanan pangan. Selain itu kami melihat terdapat potensi lokal dari Kabupaten Lumajang berupa ketersediaan buah pisang yang melimpah namun belum dimanfaatkan dengan maksimal,” terang Yetty.
Secara potensi, beras pisang memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan produk beras serupa, di antaranya bebas gluten sehingga mampu membantu penurunan berat badan, mengandung serat empat kali lebih banyak, serta vitamin c dan karoten lebih tinggi daripada beras yang berasal dari padi. Diketahui, karoten berfungsi sebagai antioksidan, yang mampu berperan dalam menangkap radikal bebas dalam tubuh serta dapat mencegah pertumbuhan sel kanker.
Memiliki khasiat yang baik bagi tubuh, dan telah terverifikasi halal, beras pisang sangat cocok untuk dikonsumsi masyarakat secara umum. Khususnya, bagi penyintas diabetes dan yang tengah menjalankan program diet. Untuk dapat merasakan nikmatnya beras pisang, calon konsumen dapat langsung mengunjungi profil akun instagram Puslit Sukosari PTPN XI (@puslit.sukosari) dan menghubungi nomor yang tertera pada profil
Melalui inovasi tersebut, Pusat Penelitian (Puslit) PT Perkebunan Nusantara XI bahkan telah menerima penghargaan dari Bupati Lumajang Thoriqul Haq, dan Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati dalam ajang Lumajang Innovation Award 2023. Ajang tersebut merupakan bentuk apresiasi pemerintah Kabupaten Lumajang kepada jajaran perangkat daerah maupun masyarakat atas inovasi yang telah digagas untuk daerah pada tahun 2023.
Thoriqul Haq dan Indah Amperawati pun mengucapkan terima kasih atas inovasi-inovasi yang telah dilakukan baik oleh perangkat daerah maupun masyarakat, termasuk puslit PTPN XI. Ia berharap inovasi yang telah terwujud mampu mengoptimalkan produk daerah berdaya saing baik di lingkup lokal, nasional, maupun internasional.
“Terima kasih untuk semuanya, ini bentuk apresiasi kami untuk masyarakat maupun jajaran perangkat daerah yang terus memberikan inovasi-inovasinya untuk Kabupaten Lumajang,” pungkas Indah dalam ajang LIA 2023.
Gedung PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) jadi lokasi utama kunjungan kerja Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI pada Selasa (26/09/2023).
BAKN DPR RI gelar kunjungan kerja dalam rangka penelaahan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK terkait Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
Ketua BAKN DPR Wahyu Sanjaya menyatakan agenda ini merupakan bentuk upaya DPR melalui BAKN guna memastikan perolehan PMN pada perusahaan BUMN telah memberikan manfaat yang maksimal untuk masyarakat. Kegiatan dimulai dengan paparan setiap Perusahaan BUMN terkait realisasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan serta rencana dan program yang akan dilakukan terkait kebijakan pemberian dan pengelolaan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN.
Pada kesempatan tersebut hadir pula Direktur Produksi dan Pengembangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mahmudi, Direktur Hubungan dan Kelembagaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Muhammad Arifin Firdaus, beserta jajaran Direktur Anak Perusahaan PT Perkebunan Nusantara, termasuk Direktur PT Perkebunan Nusantara XI Tulus Panduwidjaja.
Diketahui, dari dana PMN yang diterima oleh PTPN XI telah berhasil diserap secara maksimal, yakni 100%. Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diperoleh PTPN III (Persero) secara umum dan PTPN XI secara khusus mampu membawa manfaat pada peningkatan produksi melalui revitalisasi kapasitas pabrik dan hilirisasi produk berbasis tebu.
PTPN XI menerima kunjungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) XI Wilayah Provinsi Jawa Timur pada Senin (04/09). Kunjungan tersebut dalam rangka pemutakhiran data kebudayaan khususnya cagar budaya yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
BPK XI Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang berada dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan. Adapun pencatatan pemutakhiran data dimulai dari ruang arsip Sejarah yang memuat buku-buku serta catatan bersejarah peninggalan masa kolonial hingga seluruh bagian ruangan dari gedung PTPN XI.
Sonny Hermawan, selaku Koordinator Tim dari BPK XI Wilayah Jawa Timur mengungkapkan pemutakhiran data dilaksanakan dengan tujuan untuk mengecek kembali kondisi cagar budaya yang telah ditetapkan, termasuk melakukan pencatatan atas perubahan-perubahan yang terjadi dari periode sebelumnya. Melalui kunjungan tersebut pula, Sonny meminta kepada para pengelola Bangunan Gedung Cagar Budaya (BGCB) untuk dapat menjaga kelestariannya.
“Untuk pengelola cagar budaya untuk terus melestarikan ya, karena memang cagar budaya ini memiliki nilai penting bagi peradaban bangsa, merekam perkembangan sejarahnya, merekam historical sebuah kota, sehingga bisa dinikmati oleh generasi-generasi di masa mendatang,” jelas Sonny.
Hal tersebut pun telah sejalan dengan komitmen PTPN XI yang terus berusaha untuk tetap menjaga kelestarian Bangunan Gedung Cagar Budaya melalui perawatan secara maksimal dan dengan tidak mengubah bentuk bangunan sejak awal.
PT Perkebunan Nusantara III (Holding) melalui TJSL PT Perkebunan Nusantara XI telah menyalurkan bantuan dana sebesar 100 juta rupiah kepada Yayasan Mutiara Ibu pada Rabu (30/08). Bantuan dana tersebut merupakan wujud komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan PTPN Group tehadap masyarakat sekitar.
Bantuan disalurkan langsung oleh Diah Rosita sebagai Kasubag TJSL PTPN XI bersama dengan Yunianta selaku Kabag Sekretariat Perusahaan PTPN XI dan diterima langsung oleh Meikha Astuti selaku Ketua Pengurus Harian Yayasan. Melalui penyaluran dana yang diberikan, Meikha pun menyampaikan terima kasih dan merasa terbantu atas dana yang telah diterima pihak yayasan.
“Dana yang kami terima ini akan kami selesaikan untuk pembangunan kelas yang di atas, kamar mandi, dan fasilitas yang lain,” ujarnya.
Meikha juga menjelaskan bahwa Yayasan Mutiara Ibu telah berdiri sejak tahun 2005, berangkat dari keinginan para ibu rumah tangga yang ingin membantu para ibu pekerja dengan jasa penitipan anak. Hingga pada tahun 2007, yayasan berkembang menjadi lembaga sekolah Taman Kanak-kanak dan Kelompok Bermain. Meikha pun berharap bantuan yang pihak Yayasan Mutiara Ibu terima dapat dirasakan juga oleh yayasan terutama sekolah lain yang membutuhkan.
“Harapan kami untuk PTPN Group ini bisa membantu terutama sekolah-sekolah yang secara fasilitas kurang atau minim. Semoga PTPN Group, sukses selalu,” imbuhnya.
Memperingati Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, PT Perkebunan Nusantara XI bertekad akan bersinergi bersama seluruh insan perkebunan dalam menjawab tantangan bisnis yang dinamis demi menjadi perusahaan agribisnis nasional yang berdaya saing serta berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
Tekad tersebut disampaikan langsung oleh Tulus Panduwidjaja, Direktur PTPN XI yang juga bertugas sebagai inspektur upacara dalam rangka Peringatan HUT ke-78 RI di Kantor Pusat PTPN XI pada Kamis (17/08/2023). Pelaksanaan upacara turut dihadiri oleh jajaran Direksi PT Perkebunan Nusantara X, PT Perkebunan Nusantara XII, dan PT Sinergi Gula Nusantara.
“Untuk menjawab tantangan bisnis yang dinamis, Holding Perkebunan melakukan restrukturisasi keuangan, organisasi serta perbaikan model bisnis, dan transformasi EBITDA. Sehingga pada tahun 2022, Holding Perkebunan telah meraih laba bersih konsolidasi sebesar Rp 5,51 triliun atau naik 19% dari tahun 2021. Ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah perusahaan,” ujar Tulus Panduwidjaja.
Tulus juga mengutarakan bahwa momen kemerdekaan RI ke-78 sekaligus menjadi pengingat untuk seluruh insan perkebunan dapat meningkatkan kerja sama yang lebih baik lagi agar sejarah tidak berhenti pada catatan laba bersih tahun 2022 yang berhasil naik sebesar 19% tersebut.
“Sebagaimana semangat kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, ‘Terus Melaju untuk Indonesia Maju’, tugas besar yang sedang kita kerjakan saat ini membutuhkan kerja sama yang baik dari seluruh insan perkebunan. Dengan merefleksikan semangat kolektif, berharmoni, berkolaborasi serta sinkronisasi irama gerak, dan sinergi, semoga upaya yang kita lakukan saat ini dapat mewujudkan cita-cita bersama menjadi perusahaan agribisnis nasional yang unggul dan berdaya saing,” terangnya.
Senin (17/07), Gedung PTPN XI kembali menjadi destinasi kunjungan dari turis mancanegara. Kali ini turis berasal dari 8 negara sekaligus, yakni Yunani, Sri Lanka, India, Korea Selatan, Mexico, Filipina, Uzbekistan, dan Prancis serta turis domestik yang berasal dari beragam daerah di Indonesia seperti Banjarmasin, Mojokerto, Flores, Bali, Kendari, Pangkal Pinang, DKI Jakarta, dan Polewali Mandar. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) 2023 yang dibalut dalam kunjungan budaya sebagai upaya melestarikan dan mengenalkan seni dan budaya kota Surabaya.
Annisa Zaraswati selaku perwakilan dari Pemerintah Kota Surabaya mengatakan bahwa SCCIFAF merupakan hasil kerja sama dari beberapa daerah di Indonesia. “Festival ini merupakan kerja sama antar beberapa daerah di Indonesia, ada delapan daerah, dan ada delapan negara di dunia. Acara cross culture ini merupakan acara pertukaran budaya yang terbesar di Jawa Timur, kami masing-masing daerah menampilkan kebudayaan kami masing-masing, sudah berlangsung sejak tanggal 16 hingga kamis tanggal 20,” jelas Annisa.
Pasca terhenti tiga tahun akibat pandemi Covid-19, SCCIFAF kembali dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya dan menjadikan gedung PTPN XI sebagai salah satu destinasi kunjungan budaya. Hal tersebut tidak terlepas dari identitas gedung PTPN XI yang telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya Indonesia yang terletak di Surabaya. Adapun gedung kantor pusat PTPN XI masuk dalam bangunan heritage cagar budaya karena secara historis, gedung tersebut merupakan peninggalan Belanda. Dijelaskan bahwa pemerintah kolonial Belanda kala itu memfungsikan gedung PTPN XI sebagai kantor HVA (Haandels Vereeniging Amsterdam) Comodites Straat atau juga disebut sebagai asosiasi pedagang Amsterdam. PTPN XI pun telah menerima penghargaan sebagai Pelestari Cagar Budaya tahun 2022 dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur karena telah berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan keaslian bangunan.
Azizah sebagai salah satu pengunjung yang berasal dari Uzbekistan turut mengungkapkan kekagumannya pada arsitektur gedung PTPN XI. “Kesan pertama sangat antusias karena kami mendapatkan banyak informasi tentang sejarah gedung ini. Kami bisa mengetahui adanya banyak pabrik gula di sini, dan kantor pusatnya di sini. Wonderful PTPN XI,” jelas Azizah jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Senin (19/06/2023), PTPN XI menggelar kegiatan donor darah sebagai bentuk aksi nyata perusahaan dalam mendukung Indonesia sehat. Berkolaborasi bersama BUMN Muda PTPN XI, kegiatan mengusung tema ‘Darah Sehat untuk Generasi Kuat’. Selain dengan BUMN Muda PTPN XI, tentu dalam realisasinya PTPN XI juga bekerja sama dengan PMI Kota Surabaya.
Kerja sama ini tentu disambut positif oleh PMI Kota Surabaya. Reyke Fortuna sebagai perwakilan dari PMI Kota Surabaya menyampaikan kegiatan donor darah dapat membantu pemenuhan jumlah kantong darah di Surabaya. “Kami mengucapkan terima kasih kepada PTPN XI karena sudah mengundang kami sebagai partner, harapannya hal ini akan mengantarkan kami kepada kerja sama yang berkelanjutan ke depannya,” imbuhnya.
Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat Utama Kantor Pusat PTPN XI, dibuka langsung dengan penuh antusiasme dari seluruh elemen karyawan. Bahkan, sejumlah karyawan dari PTPN X dan PTPN XII terlihat turut berpartisipasi dalam kegiatan donor darah yang dilaksanakan PTPN XI. Hal tersebut tidak lain merupakan bentuk dukungan dan sinergitas antar entitas, sebagaimana yang disampaikan oleh Rizky Kurniawan selaku Captain BUMN Muda PTPN XI, “Alhamdulillah, rekan-rekan dari PTPN X dan XII turut berpartisipasi, hal itu sebagai bukti nyata adanya sinergi dari PTPN di Jawa Timur.” Rizky juga menambahkan, melalui kegiatan donor darah ini juga merupakan bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan. Dari 90 calon pendonor darah yang mendaftarkan diri, dihasilkan 58 orang yang lolos screening dan bisa mendonorkan darahnya.
Pada kegiatan donor darah PTPN XI pula, pendonor berkesempatan untuk mendapatkan produk sembako dari Nusakita, produk unggulan dari PT Perkebunan Nusantara. Selain itu, juga tersedia konsumsi bagi seluruh pendonor yang berasal dari UMKM Mitra Binaan TJSL PTPN XI. “Kami berharap, melalui kegiatan ini dapat menciptakan dampak secara multidimensi baik secara kesehatan, sosial dan ekonomi,” pungkas Rizky.
Tim Sekretariat Perusahaan PTPN XI yang terdiri dari sub bagian legal dan hubungan masyarakat berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan penyiapan kebutuhan bisnis proses sekretariat perusahaan menuju legal day one Supporting Co. Kegiatan ini juga turut diikuti oleh beberapa entitas PTPN, seperti PTPN I, PTPN II, PTPN V, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN X, dan PTPN XIV. Kegiatan berlangsung selama dua hari, yakni Kamis (08/06) hingga Jumat (09/06) berlokasi di Kantor Pusat PTPN X.
Kegiatan hari pertama dibuka dengan sambutan dan arahan umum dari Tuhu Bangun selaku Direktur Pembina Strategi Komunikasi Supporting Co, Tio Handoko selaku Direktur Pembina IT dan Mitigasi Risiko Supporting Co, serta Okta Kurniawan selaku Koordinator Bidang Strategi Bisnis Supporting Co. Turut hadir di dalamnya, Subagyo selaku SEVP Business Support PTPN XI.
Aktivitas dilanjutkan dengan sosialisasi berdasarkan sub bagian masing-masing. Agenda utama sub bagian sekretariat perusahaan yaitu mendapatkan sosialisasi dan pelatihan terkait User Aplikasi E-Office, dan Pedoman Tata Naskah Persuratan Supporting Co. Sementara agenda utama sub bagian legal berkaitan dengan Penyusunan dan Finalisasi Dokumen Tata Kelola. Adapun yang bertindak sebagai pemateri, yakni berasal dari tim PTPN V.
Tuhu Bangun menyampaikan bahwa keseragaman persepsi atas komunikasi, sosialisasi dan administrasi menuju Supporting Co menjadi penting untuk dipahami bersama agar dapat memenuhi syarat-syarat perundang-undangan. “Semua pihak terutama yang terkait dengan bagian komunikasi agar memahami bagaimana persuratan, baik ke dalam maupun ke luar sehingga pesan dari aksi korporasi kita dapat terjawab melalui komunikasi kita,” imbuhnya.
Pada hari kedua, kegiatan berfokus pada materi terkait Strategi Komunikasi Pasca Legal Day. Adapun yang bertindak sebagai pemateri yakni berasal dari Imogen PR Consultant. Melalui paparan materi tersebut, seluruh peserta yang berasal dari sub bagian humas tiap entitas diharapkan dapat memahami dan kemudian menyusun langkah-langkah komunikasi strategis terkait pra hingga pasca legal day one.
“Dalam rangka menyambut masa depan yang semakin dekat, tim komunikasi pada hari ini berkumpul untuk menyamakan persepsi mengenai salah satunya tentang tata kelola perusahaan, sehingga dapat menghasilkan strategi komunikasi yang baik,” ujar Subagyo selaku SEVP Business Support PTPN XI.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Supporting Co merupakan sub holding yang akan mengelola macam komoditas yang selama ini ada di PTPN, di luar sawit dan gula. Ke depannya, Supporting Co akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi, pengelolaan tanaman perkebunan serta bentuk diversifikasi usaha lainnya yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Dengan adanya upaya penyesuaian terhadap transformasi bisnis di bidang komunikasi dan legal ini, diharapkan mampu meningkatkan kinerja PTPN di masa mendatang. Termasuk, dapat memberikan manfaat lebih terhadap sosial dan perekonomian negara.
Surabaya - Dewan Komisaris dan Direksi PTPN Group mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) PTPN Group 2023 di Hotel Merusaka Nusa Dua Bali pada 19 hingga 21 Mei 2023. Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansyuri, Kementerian Bidang Perkebunan, Asdep Kementerian Bidang Perkebunan, SEVP Holding dan seluruh anak perusahaan PTPN Group.
Tema Rakor kali ini mengusung Plantformation: Plantation and Transformation - Regroup to Boost Sustainable Growth. Hal ini sejalan dengan penggabungan PTPN Group dalam percepatan peningkatan kinerja untuk melakukan inovasi demi mendukung ketahanan pangan dan energi nasional. Sekaligus menjadi harapan, bahwa PTPN dapat menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan go global.
Direktur PTPN XI, Tulus Pandu Widjaja mengatakan bahwa rapat koordinasi bertujuan untuk membahas keberlangsungan kinerja PTPN Group, dan Sosialisai Program Kerja Sub Holding PTPN yang terdiri dari Sugar Co, Palm Co dan Supporting Co. Diketahui, rangkaian acara Rapat Koordinasi juga turut membahas Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) tahun 2023 - 2027 pasca integrasi.
Tidak hanya itu, program Corporate Social Responsibility (CSR) juga dilaksanakan di hari ketiga Rakoor PTPN Group. Kegiatan CSR dilakukan dengan pemberian bantuan satu unit keramba apung, dan pengadaan sepuluh unit jaring laut pesisir yang ditujukan kepada 25 orang anggota kelompok Nelayan Guna Segara di Pulau Serangan, Bali.
Melalui kegiatan Rakor PTPN Group 2023 pula, diketahui bahwa kinerja PTPN Group selama dua tahun terakhir telah menunjukkan terealisasinya transformasi di tubuh perusahaan. Hal ini diharapkan akan terus berjalan dalam rangka mencapai visi perusahaan menjadi "Global Player".
Masih dalam satu rangkaian kegiatan Rakor PTPN Group 2023, PTPN XI mendapatkan total tujuh penghargaan. Dalam kategori Pabrik Gula Terbaik, PTPN XI meraih dua penghargaan yaitu Juara 1 untuk PG Djatiroto dan Juara 3 untuk PG Wonolangan. Selanjutnya dalam kategori Kebun Tebu Terbaik, mendapat total tiga penghargaan yaitu Juara 1 untuk PG Semboro, Juara 2 untuk PG Asembagaoes dan Juara 5 untuk PG Djatiroto. Dua penghargaan lainnya berhasil PTPN XI peroleh dalam Liga PTPN Awards 2023 sebagai Juara 2 Operational Excellence Tebu Terbaik, dan Juara 1 Terefisien.
Rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi PTPN Group 2023 ditutup dengan arahan umum pemegang saham Kementerian BUMN. Melalui Rakor PTPN Group 2023 dan seluruh penghargaan yang PTPN XI telah peroleh tentu menjadi bekal sekaligus api semangat bagi perusahaan dalam menghadapi transformasi bisnis ke depan. Sehingga perusahaan dapat terus memberikan kontribusi positif bagi ketahanan pangan dan energi nasional.
"Sendirian kita bisa melakukan begitu sedikit; bersama-sama kita bisa melakukan banyak hal." - Helen Keller
PTPN XI memberikan apresiasi kepada petani tebu berprestasi untuk berangkat umrah ke tanah suci Makah. Pemberian penghargaan dihadiri langsung oleh Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara (Persero) di Jakarta (08/05).
Mahmudi mengatakan saat ini sebagian besar pasokan bahan baku tebu untuk pabrik gula PTPN Group berasal dari Tebu Rakyat (TR). Oleh karena itu, ia menilai Petani Tebu Rakyat (PTR) memiliki peranan penting terhadap operasional giling pabrik gula, khususnya dalam suplai bahan baku tebu ke pabrik. "Kami merasa perlu memberikan rangsangan yang positif berupa penghargaan kepada petani," ujarnya.
Hal yang serupa disampaikan oleh Tulus Panduwidjaja selaku Direktur PTPN XI, "pemberian reward tersebut merupakan apresiasi terhadap para petani tebu yang dalam kondisi apapun terus mendukung perusahaan sehingga mensukseskan giling tahun 2022."
Sebanyak sepuluh petani berprestasi dengan kriteria petani yang loyal, pasok ter-MBS (Manis Bersih Segar), produktivitas tertinggi, dan petani millennial. Adapun sumber biaya yang digunakan melalui anggaran program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) tahun 2023.
Melalui program pemberian penghargaan ini diharapkan akan menciptakan hubungan yang terjalin selama ini menjadi lebih harmonis dan memacu semangat para petani untuk lebih giat dalam meningkatkan produktivitasnya.
Surabaya – Selasa (09/05/2023), PTPN XI menerima kunjungan dari Lambert Grijns, Duta Besar Belanda untuk Indonesia. Adapun kedatangan Lambert Grijns didampingi oleh rombongan dari Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur. Fauzy Naruddin, perwakilan dari Dinas PU Sumber Daya Air Bidang Imigrasi menyampaikan, “bapak duta besar sendiri berkata bahwa desain dan cara membangunnya ini yang termaju pada zamannya.”
Apresiasi juga diberikan oleh Fauzy kepada PTPN XI, karena telah bersedia menjaga dan melindungi warisan budaya Indonesia yang sekaligus menjadi bangunan bersejarah. Bangunan PTPN XI rata-rata berasal dari bahan ekspor luar negeri, seperti keramik dan marmer dari Belgia.
Selain itu, terdapat bagian yang menarik di ruang depan kantor pusat PTPN XI, yaitu desain hiasan kaca berupa delapan logo kabupaten dan kota yang memiliki pelabuhan. Di antaranya seperti Surabaya, Semarang, Cirebon, Jakarta, Banyuwangi, Bandung, Trenggalek, dan Makassar.
Kegiatan kunjungan tersebut diketahui merupakan bentuk kerja sama antara pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Kedutaan Besar Belanda dalam rangka memaksimalkan potensi Provinsi Jawa Timur di bidang keairan. Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi salah satu rangkaian dari perayaan King’s Day di Surabaya yang juga telah dilaksanakan pada Selasa (09/05/2023). Oleh karena itu, PTPN XI memberikan dukungan penuh melalui pendampingan city tour.
Lumajang - Tradisi petik tebu manten kali ini diadakan di HGU PT Perkebunan Nusantara XI kebun Australia, Sukosari Timur, Lumajang pada Sabtu (06/05/2023). Prosesi petik tebu manten diawali dengan kedatangan sepasang manten atau mempelai laki-laki yang dinamai Raden Bagus Rosan dan perempuan yang dinamai Dyah Ayu Roro Manis sebagai simbol dari tebu yang dinikahkan.
Dalam rangka mendukung ekonomi dan pariwisata Kabupaten Lumajang, PTPN XI berkolaborasi bersama event Loemadjang Mbiyen yang diadakan tanggal 6 hingga 7 Mei 2023, turut hadir Bupati Lumajang Thoriqul Hal, dan Wakil Bupati Indah Amperawati.
“Maka dari itu, tahun ini kita satukan konsepnya antara Loemadjang Mbiyen kali ini dengan petik tebu manten PTPN XI,” ungkap Thoriqul Hal.
Sementara itu, PTPN XI yang diwakili oleh manajer kebun, Teguh Mulyanto mengatakan, “Petik tebu manten merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan dalam rangka mengungkapkan rasa syukur atas dilaksanakannya penggilingan tebu tahun ini dengan harapan menghasilkan gula yang manis dan melimpah.” Dengan demikian, hal ini diharapkan dapat mendukung swasembada gula nasional yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Pembentukkan Supporting Co.
Diketahui bahwa Supporting Co adalah subholding yang akan mengelola macam komoditas yang selama ini ada di PTPN, di luar sawit dan gula. Ke depannya, Supporting Co akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi, pengelolaan tanaman perkebunan serta bentuk diversifikasi usaha lainnya yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Acara RailClinic & RailLibrary di Stasiun Kalibaru di hari pertama di adakan di Dusun Gunung Raung, Kajarharjo, Banyuwangi. Letak lokasi berada di kaki Gunung Raung. Selain itu, ada kegiatan BUMN Mengajar untuk menyebarkan ilmu dan menanam benih-benih penerus bangsa.
PTPN XI bersama PTPN X dan PTPN XII berhasil melaksanakan kegiatan Mudik Gratis 2023 Bersama BUMN. Terdapat 400 peserta mudik dan 9 bus dengan berbagai tujuan seperti Malang, Yogyakarta, Semarang, dan lain-lain.
Perkebunan memiliki kaitan yang cukup erat dengan sejarah Indonesia, bahkan kehadiran bangsa asing salah satunya karena hasil dari perkebunan.
"Karena hasil bumi negeri ini yang melimpah dan beraneka ragam, menarik kehadiran bangsa lain di Indonesia ratusan tahun silam. Oleh karenanya pertanian dan perkebunan menjadi bagian dari sejarah bangsa ini bahkan hingga saat ini hasil bumi menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia", terang Subagiyo Senior Executive Vice President Business Support PT Perkebunan Nusantara XI Senin (24/10) di Surabaya.
Gedung yang saat ini dikelola PTPN XI awalnya digunakan oleh Handlees Vereniging Amsterdam (HVA) atau Asosiasi Pedagang Amsterdam di Surabaya sebagai pusat aktivitas di Jawa yang mengelola 4 komoditas yakni gula, tapioka, karet dan kopi.
"Selain memiliki historis sebagai kantor HVA, di tempat ini juga menjadi saksi pelucutan senjata tentara Jepang oleh rakyat dan pejuang Surabaya. Gedung ini juga pernah dijadikan markas Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jawa Timur pimpinan drg. Moestopo. Banyak sejarah yang ada di tempat ini, masyarakat juga bisa mengenal dan belajar baik sejarah perkebunan hingga perjuangan mempertahankan kemerdekaan", jelasnya lebih lanjut.
Untuk itu pihaknya berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai bagian upaya fasilitas bagi masyarakat untuk mengenal dan belajar sejarah terkait gedung cagar budaya PTPN XI heritage, salah satunya Pemkot Surabaya melalui dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata dengan kegiatan Heroic Track serta TVRI Stasiun Jawa Timur yang memproduksi film dokumenter pertempuran Surabaya.
"Saat ini kami melakukan produksi film yang digadang-gadang menjadi sebuah kebanggaan arek Suroboyo. Kami melihat gedung PTPN XI ini saksi sejarah penting kemerdekaan Republik Indonesia yang dulu merupakan gedung HVA dan markas tentara Jepang, kami menguak sejarah tersebut dalam sebuah film bekerja sama dengan beberapa pihak, komunitas Begandring Soerabaia, Pemkot Surabaya, FIP Unair termasuk PTPN XI yang sudah mengizinkan kami berproduksi film disini" kata Faizal Anwar Sutradara TVRI Jawa Timur.
Senior Executive Vice President Business Support PTPN XI Subagiyo hadir sebagai Narasumber dalam Talk Show Perkebunan dengan tema Peluang Sektor Perkebunan sebagai Penggerak Ekonomi dalam Era Revolusi Industri 4.0 yang digelar Politeknik LPP Yogyakarta Selasa (19/10).
"Perkebunan tebu khususnya memiliki potensi besar dalam menggerakkan perekonomian masyarakat, mulai dari sebagai penyedia lapangan kerja, mitra petani hingga sektor barang dan jasa. Produk gula dan molasses sebagai bahan baku bioetanol serta berbagai produk turunan lainnya memiliki pasar tersendiri sebagai sebuah komoditas", ungkap Subagiyo
Menurutnya diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengawal proses produksi dengan baik terlebih diera digital saat ini. Modernisasi serta digitalisasi proses dalam industri gula menjadi tantangan tersendiri disaat ini, karena sebagian besar pabrik gula eksisting di Indonesia dibangun awal tahun 1900-an.
"PG kita banyak yang dibangun awal tahun 1900an, meski demikian maintenance dan penyesuaian teknologi sudah dilakukan bertahap. Ini menjadi tantangan tersendiri menjaga performa kinerja pabrik gula sebagai bisnis yang selalu tumbuh berkelanjutan. Untuk itulah dibutuhkan human resource berkualitas yang akan mengawal modernisasi dan digitalisasi industri gula ", lanjutnya.
PTPN XI adalah agroindustri berbasis tebu dengan wilayah kerja di Jawa Timur. Saat ini dalam masa transisi restrukturisasi bisnis PTPN Group dengan melepas 13 pabrik gula dan 1 pabrik bioetanol untuk kemudian dikelola oleh entitas sub holding gula yakni PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Selanjutnya PTPN XI akan mengelola kebun tebu dan optimalisasi aset yang dimilikinya.
Setelah Spin Off 13 PG, PTPN XI fokus melaksanakan uji coba Program Tumpangsari Tebu dan Kedelai atau disebut juga BULE. Hal ini disampaikan Direktur PTPN XI, R Tulus Panduwidjaja seusai melakukan rapat koordinasi pasca spin off pabrik gula antara Sugar Co PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dengan Direktur PTPN Gula Kamis (13/10) di Surabaya.
"PTPN XI serta PTPN Gula telah melepas sejumlah pabrik gulanya untuk selanjutnya dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara atau SGN sebagai Subholding Gula PTPN Group. Keseluruhan ada 13 Pabrik Gula aktif milik PTPN XI yang di spin off. Selanjutnya kami fokus ke kegiatan on farm kebun tebu. Salah satunya Project Program Tumpangsari Tebu dan Kedelai atau disebut BULE", lanjut Tulus Panduwidjaja.
Setidaknya mulai awal Agustus lalu lahan PTPN XI di Jatiroto Lumajang seluas 10 hektar digunakan sebagai proyek penanaman tumpang sari tebu dengan kedelai menggunakan metode "ring pit".
"Estimasi panen perdana akhir bulan ini dengan prakiraan taksasi produktivitas sebesar dua ribu kilogram per hektarnya. Saat ini tanaman kedele sudah fase pengisian polong. Semoga program Bule berjalan optimal. Jika uji coba ini sukses, ke depan akan kami tingkatkan luasan sistem tumpangsarinya, sehingga produksinya akan bisa memenuhi kebutuhan kedelai masyarakat ", lanjutnya.
Terpisah Komisaris Utama PTPN XI, Osmar Tanjung mendukung upaya manajemen melakukan Program Tumpang Sari Tebu Kedele mengingat Indonesia masih import kedele untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Program Bule merupakan salah satu upaya PTPN Group agar Indonesia mengurangi import kedele, dan upaya pencapaian swasembada kedelai.
"Selain itu, Dewan Komisaris juga mendukung upaya manajemen untuk melakukan Optimalisasi Aset, baik untuk aset yg bisa dimanfaatkan untuk pertanian maupun sektor non pertanian. Hal ini dilakukan terlebih setelah aksi korporasi PTPN XI melepas pabrik gula. PTPN XI memiliki aset berupa tanah dan bangunan. Oleh sebab itu program BULE patut dikembangkan sebagai upaya memenuhi kebutuhan kedelai masyarakat", tutup Osmar Tanjung.
Hingga awal bulan Oktober Pabrik Gula di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara XI telah menggiling tebu total sejumlah 4,5 juta ton atau 109% diatas capaian tahun sebelumnya dan gula produksi sebesar 303 ribu ton GKP Hal ini disampaikan Direktur PTPN XI R Tulus Panduwidjaja Kamis (06/10) di Jakarta.
“PTPN XI telah menggiling lebih dari 4,5 juta ton tebu atau 94% dari target dan 109%, di atas realisasi tahun lalu yang hanya sebesar 4,1 juta ton. Kami masih optimis untuk pencapaian target tahun ini. Kendala utama yang paling berpengaruh yakni climate change. Efek kemarau basah mengakibatkan pada penurunan produktivitas. Selain adanya penurunan jumlah luasan kebun tebu dengan berbagai penyebab, seperti alih fungsi hingga alih komoditas”, jelas Tulus.
Hujan yang turun pada saat musim panen tebu akan mempengaruhi tingkat kematangan buah, juga berpengaruh terhadap pertumbungan tebu. Intensitas hujan yang tinggi memacu tumbuhnya tunas dan anakan baru pada batang tebu yang siap panen, sehngga berpengaruh terhadap potensi kandungan rendemen tebu.
“Situasi anomali cuaca ini, tidak mengurangi semangat kami mencapai target RKAP. Beberapa Pabrik Gula mampu mempertahankan potensi produktivitas. Sebagai contoh PG Djatiroto Lumajang dapat meraih rendemen 7,57%, yang adalah rendemen tertinggi se Pabrik Gula PTPN Group”, lanjutnya.
Sebanyak 7 (tujuh) dari 13 (tiga belas) pabrik gula telah menyelesaikan giling diantaranya PG Soedhono, PG Poerwodadie, PG Kedawoeng, PG Gending, PG Assembagoes, Pradjekan dan PG Redjosarie. Sedangkan PG yang masih melanjutkan proses giling adalah PG Pagotan, PG Wonolangan, PG Djatiroto, PG Semboro, PG Wringinanom dan PG Pandjie. PTPN XI memasang target menggiling sebanyak 4,8 juta ton tebu dan gula produksi sebesar 423 ribu ton.
“Harapan kami target dapat tercapai ditahun ini, walau agak berat mengingat anomali cuaca yang menghancurkan potensi rendemen tebu. Komisaris tetap memberikan apresiasi atas capaian saat ini di saat kondisi berat manajemen mampu memberikan hasil terbaik, apalagi dalam bulan Oktober ini dilaksanakan spin off Pabrik Gula. PTPN XI melepas pabrik gula ke PT SGN sebagai Sub Holding Gula PTPN Group. Secara paralel PTPN XI juga mempersiapkan diri menuju Sub Holding Supporting Co yang merupakan bagian dari restrukturisasi bisnis PTPN Group”, jelas Osmar Tanjung Komisaris Utama PTPN XI.
Menurut Osmar pemisahan pabrik gula tersebut merupakan bagian komitmen PTPN XI bersama PTPN Group dalam mendukung pencapaian swasembada gula nasional. sebagai informasi PTPN Group mempercepat implementasi program transformasi PTPN Group dengan melakukan streamlining 13 anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara menjadi 3 sub-holding, yakni PalmCo, SugarCo dan SupportingCo.
PT Perkebunan Nusantara XI meraih penghargaan apresiasi pelestari cagar budaya tahun 2022 dari Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Jawa Timur Kamis (29/09) di Surabaya.
"Kami berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan dengan pemberian apresiasi Pelestari Cagar Budaya Tahun 2022, terbaik dua kategori Heritage Cagar Budaya dari Dinas Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Gedung ini memiliki sejarah baik histori perkebunan di Indonesia maupun bagian dari sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, warisan sejarah untuk kita semua ", terang R Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Gedung kantor pusat PTPN XI merupakan salah satu bangunan heritage peninggalan Belanda di Surabaya. Didalamnya terdapat arsitektur serta relief yang menggambarkan komoditas utama perkebunan yang pernah dikelola Handle Vereeniging Amsterdam (HVA) waktu itu. Gedung ini diresmikan pada tahun 1925. Arsitektur yang bernuansa klasik merupakan karya asli arsitek Belanda, yaitu Huswit Fermont dan Ed Cuypers. Mereka mengusung gaya art deco yang digabungkan dengan unsur tradisional
Terpisah Frans Leidelmeijer pakar spesialis dekorasi dan kesenian arsitek bangunan kolonial mengunjungi Gedung PTPN XI Selasa (27/09) untuk mendokumentasikan bangunan arsitektur Belanda di Indonesia.
"Saya sangat terpesona dengan keindahan arsitektur kolonial. Saya mengunjungi Surabaya dan melihat banyak sekali bangunan bangunan yang indah. Khususnya gedung ini, Saya sangat menyukai karya dari karakternya dan juga arsitektur khas kolonial. Bangunan ini terlihat seperti kastil raja yang megah dihiasi dengan motif – motif yang eksotis, tidak hanya oriental tapi juga motif natural dari Indonesia, dan ini merupakan alasan saya sangat menyukai bangunan ini ", terang Frans Leidelmeijer yang juga pakar Seni Baru di program televisi 'Tussen Kunst & Kitsch' di Belanda.
Frans bersama tim pemerhati dan pegiat gedung bersejarah dari Belanda Bie Muusze Filmer Holland melakukan dokumentasi beberapa gedung cagar budaya di Surabaya sebagai materi studi komparasi antara kesamaan arsitektur di Belanda dan di Indonesia.
"Sejarah memang kejadian masa lalu, tpi akan menjadi pijakan saat ini untuk menatap masa depan. Dengan belajar sejarah berarti kita menatap masa depan, dengan merawat gedung ini PTPN XI mengajak kita belajar sejarah untuk menatap masa depan" ungkap Nanang Purnowo Ketua Begandring Soerabaia yang mendampingi Bie Muusze Filmer Holland.
Saat ini PT Perkebunan Nusantara XI mengelola 13 pabrik gula aktif dengan wilayah kerja Jawa Timur dan memiliki kontribusi terhadap produksi gula nasional.
Manajemen PTPN XI berkomitmen mensukseskan proses restrukturisasi bisnis gula PTPN Group, diantaranya dengan memulai audit sebelum proses pemisahan (spin off) pabrik gula.
"Salah satu tahapan pemisahan atau spin off pabrik gula, dilakukan audit oleh auditor independen, sehingga lebih objektif dalam penilaian aset dan liabilitas PTPN XI" jelas R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI dalam kick off meeting Audit per tanggal Cut Off SGN Senin (12/09) di Surabaya.
Pelaksanaan Spin off merupakan rangkaian tahapan proses restrukturisasi bisnis gula PTPN Group yang merupakan 1 dari 88 proyek strategis Kementrian BUMN sebagaimana tertuang dalam Roadmap Kementrian BUMN. Aksi korporasi ini bertujuan untuk turut berkontribusi terhadap mewujudkan aspirasi Pemerintah dalam mencapai swasembada gula.
" Kick off Meeting Audit yang dilakukan saat ini dimaksudkan menilai asset dan liabilitas perusahaan yang akan dialihkan atau Spin Off ke Sugar Co. Komite Audit berharap
target waktu audit dipatuhi dan manajemen konsisten serta mensupport penyampaian seluruh data yang diperlukan, utamanya data asset-asset dan kewajiban Perusahaan", harap Tumik Kristianingsih Komisaris sekaligus Ketua Komite Audit PTPN XI yang turut dalam pertemuan.
Sedangkan terhadap isu yang krusial dan berpengaruh signifikan, Komite Audit meminta manajemen dan auditor untuk fokus dan mencermati bersama sehingga audit berjalan tepat waktu dan pelaksanaan Spin Off tidak mengalami hambatan.
" Kami dan manajemen PTPN XI sepakat dan berkomitmen untuk mensukseskan proses restrukturisasi bisnis gula PTPN Group berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik untuk wujudkan korporasi Perkebunan Nusantara yang lebih baik" tutup Osmar Tanjung Komisaris Utama PTPN XI.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III atau PTPN Grup membentuk Sugar Company (SugarCo)dengan nama PT Sinergi Gula Nusantara, entitas tunggal (single entity) dengan cara spin off dan menggabungkan 35 pabrik gula (PG) milik PTPN Grup sebagai bagian dari program restrukturisasi bisnis gula.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur gelar pemutakhiran data cagar budaya SK Menteri di Kota Surabaya, salah satunya Gedung Kantor Pusat PTPN XI Surabaya Jumat (2/9).
"Tahun 2022 ini kami melakukan pemutakhiran data untuk cagar budaya SK menteri salah satunya Gedung PTPN XI. Gedung ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi" , terang Rizki Susantini tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur.
Tim melakukan pengukuran berdasar sketsa gambar bangunan yang sudah ada sebelumnya dan menambah sketsa gambar.
"Gedung ini sangat luar biasa dibangun dengan perhitungan yang sangat teliti memperhatikan seluruh aspek, bahan baku hingga sirkulasi udara dalam gedung, dan satu hal yang membuat kami sangat respek terhadap pengelola gedung ini bahwa gedung ini masih dilestarikan dirawat dengan baik sehingga gedung ini masih terpelihara hingga saat ini", jelasnya seusai kegiatan.
Pihaknya berpesan agar manajemen PTPN XI tetap merawat gedung yang memiliki kekayaan sejarah.
"Harapan kami kepada pengelola gedung PTPN XI, agar terus merawat gedung ini karena merupakan satu aset obyek yang tidak ternilai harganya bagi sejarah bangsa Indonesia dimana dimulai dengan perkebunan yang dikelola perusahaan Belanda di gedung ini", tutup Rizki.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) adalah unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pelestarian cagar budaya yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan.
BPCB bertugas melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya yang berada di wilayah kerjanya.
Adapun fungsi dari BPCB adalah melaksanakan penyelamatan dan pengamanan, zonasi, pemeliharaan, pengembangan, pemanfaatan, dokumentasi dan publikasi, pelaksanaan kemitraan di bidang pelestarian cagar budaya dan yang diduga cagar budaya.
Selain gedung kantor pusat PTPN XI, tim juga mengunjungi gedung Kantor Gubernur Jawa Timur, Grahadi, Balai Kota, Balai Pemuda, Balai Sahabat, Hotel Mojopahit, GBI, Lap Golf A. Yani, Fakultas Kedokteran Unair, RS Darmo, Stasiun Kota, Tugu Pahlawan dan rumah W.R. Supratman.
PT Perkebunan Nusantara XI raih kategori "Baik" hasil penilaian Indonesian Corporate Accountability Index (ICORPAX) untuk tahun buku 2021.
Penilaian dilakukan oleh tim BPKP Perwakilan Jawa Timur selama bulan Juli - Agustus dan dilakukan pembahasan bersama manajemen Rabu (24/08) di Kantor Pusat Surabaya.
ICORPAX merupakan alat ukur akuntabilitas korporasi yang merupakan komposit dari 5 Indeks Individual yang digunakan untuk mengukur akuntabilitas BUMN sebagai pengelola Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KNYD) dalam mendukung keuangan dan pembangunan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Lima index/dimensi tersebut antara lain: Dimensi Akuntabilitas Korporasi pada Pembangunan Nasional, Dimensi Akuntabilitas Korporasi pada Keuangan Negara, Dimensi Kepatuhan dan Efektivitas Operasional, Dimensi Efektivitas Sistem Tata Kelola, dan Dimensi Efektivitas Pengendalian Fraud.
Jajaran manajemen (Board of Management) PT Perkebunan Nusantara XI gelar serah terima jabatan Kepala Bagian Tanaman dan General Manager (GM) Pabrik Gula (PG) Soedhono Ngawi Rabu (23/08) di Kantor Pusat PTPN XI Surabaya.
Ris Budiyanto, sebelumnya GM PG Soedhono, menduduki posisi Kepala Bagian Tanaman menggantikan Tri Antono yang menggundurkan diri per bulan Agustus 2022. Sedangkan Sugondo dipilih manajemen menjabat sebagai GM PG Soedhono Ngawi.
Diharapkan dengan pergantian jabatan tersebut operasional dan proses produksi dapat berlangsung optimal terutama dalam mencapai target giling tahun 2022.
PT Perkebunan Nusantara XI tawarkan 'beras pisang' sebagai pengganti makanan pokok nasi dalam Rapat Koordinasi Daerah Proyek Peta Peluang Investasi Tahun 2022 yang digelar oleh Kementerian Investasi/BKPM Senin (22/08) di Surabaya.
'Beras Pisang' merupakan produk olahan pisang temuan insan PTPN XI - Puslit Sukosari Lumajang memiliki kandungan serat, vitamin C serta Karoten yang tinggi bila dibandingkan beras padi.
Selain itu mudah proses pembuatannya, bahan (pisang) tersedia melimpah, meningkatkan nilai jual pisang, mengatasi masalah kualitas pisang (bila dijual sebagai buah), harga kompetitif dan tentunya mendukung ketahanan pangan nasional.
Mendapat respon positif dari peserta, PTPN XI membuka peluang berbagai pihak untuk bersinergi dalam pengembangannya.
Selain beras pisang, produk olahan pisang lainnya yang dikembangkan PTPN XI Puslit Sukosari antara lain tepung pisang (anti gluten), biskuit pisang, tiwul pisang dan es krim pisang.
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menggelar Workshop Kehumasan yang diikuti seluruh tim humas unit usaha meliputi pabrik gula (PG) dan non PG mulai Cluster Barat hingga Cluster Timur selama empat hari dengan melibatkan pegiat media sosial dan jurnalis sebagai narasumber.
“Beberapa tim humas unit usaha PTPN XI ada pergantian anggota dikarenakan mutasi, oleh sebab itu dilakukan pendampingan berupa workshop kehumasan untuk membekali dan meningkatkan kompetensi kehumasan. terlebih peran Digital Public Relation menjadi hal penting di era sekarang. Kami melibatkan pegiat media sosial dan rekan jurnalis di masing-masing cluster sebagai narasumber yang sangat berkompeten“, terang Brilliant Johan Anugrah Kasubag Humas PTPN XI seusai kegiatan Workshop di Situbondo Jumat (12/08).
Workshop digelar di masing-masing Cluster pabrik gula dengan mempertimbangkan efektifitas. Selain itu keterlibatan jurnalis di masing-masing wilayah sebagai narasumber menjadi media komunikasi dengan tim humas. Sebelumnya dalam Studium Generale Kehumasan, pembukaan Workshop Selasa (9/8) Senior Executive Vice President Business Suport Subagyo mengatakan, mengingatkan peran humas sebagai garda depan perusahaan dalam menyampaikan pesan kepada stakeholder dan masyarakat.
“Agar masing-masing tim humas lebih mengoptimalkan fungsi kehumasannya sebagai garda depan korporasi, serta selalu mengasah kompetensi diri," ujar Subagyo.
Sementara itu Novi Husdinariyanto pewarta LKBN Antara Situbondo salah satu narasumber mengatakan, bahwa setiap insan jurnalis akan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik (KEJ) dalam melaksanakan tugasnya.
“Kami jurnalis akan menjunjung tinggi kode etik jurnalis dan menjalankan fungsi sesuai undang-undang 40/1999 tentang Pers,“ terang Novi.
Hal ini ditegaskan juga oleh Diana Arista pewarta RRI Jember yang menjadi narasumber bahwa perusahaan khususnya PTPN XI harus membuka diri dengan awak media. Hal itu sangat penting dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak terkait perkembangan perusahaan dan lainnya.
"Jangan takut untuk berkomunikasi dengan wartawan. Karena kami bekerja profesional dengan memegang teguh kaidah jurnalistik," ucapnya.
Apabila ragu-ragu terhadap kinerja wartawan, lanjut Diana, bisa melakukan cek ricek melalui website Dewan Pers tentang wartawan yang sudah lulus uji kompetensi wartawan (UKW). Sebab wartawan profesional terdata di website milik Dewan Pers tersebut.
"Harus open dengan wartawan. Karena kami bekerja profesional, terhindar dari penulisan berita yang di luar kode etik," katanya.
PT Perkebunan Nusantara XI memiliki 13 Unit Usaha Pabrik Gula aktif dan tiga unit usaha non gula, diantaranya PG Soedhono Ngawi, PG Poerwodadie Magetan, PG Redjosarie Magetan, PG Pagottan, PG Kedawoeng Pasuruan, PG Wonolangan Probolinggo, PG Gending Probolinggo, PG Wringinanom Situbondo, PG Pandjie Situbondo, PG Assembagoes Situbondo, PG Pradjekan Bondowoso, PG Semboro Jember, PG Djatiroto Lumajang, PASA Djatiroto, Unit Usaha Strategis dan Pabrik Karung Rosella Baru.
Mendukung program swasembada pangan nasional, PTPN XI menyiapkan lahan di Lumajang seluas 10 hektar untuk program program penanaman tumpang sari antara tebu dengan tanaman kedelai atau disebut BULE.
" Kami suport program PTPN Group yakni BULE dengan menyiapkan 10 hektar lahan demoplot di Lumajang, kita akan evaluasi untuk penyempurnaan dan keberlanjutannya terlebih ada pendampingan dari UGM dalam aplikasinya " terang R Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI seusai penanaman Perdana Bule Selasa (26/07) di Lumajang.
Menurutnya program ini memiliki manfaat selain bisa menambah jenis produksi tanaman tebu dan kedelai juga memperkaya penyediaan Nitrogen bagi tebu di lahan tersebut.
" Untuk lahan demoplot kami siapkan Afdeling Genitri Lor 1 kebun Genitrilor Vak 4 seluas total 10 hektar untuk program Bule, dan akan ditanam bertahap hingga akhir Juli ini. Untuk varietas kedelai pihak UGM memilih Varietas Dena 1 karena waktu panen dirasa singkat yakni tiga bulan " , ungkap Agus Setiono Senior Executive Vice President Operation PTPN XI.
PTPN Group melalui anak usahanya bekerja sama dengan perguruan tinggi yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengembangkan dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan tebu sekaligus meningkatkan produksi kedelai melalui pilot project tumpang sari (intercropping) Tebu – Kedelai (BULE), dengan tujuan turut memberikan andil meningkatkan produksi kedelai di Indonesia dan khususnya produksi tebu untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi nasional.
" Pengembangan komoditas kedelai di lahan tumpang sari ini akan terus kami kembangkan, dan potensi tahun depan seluas 15.000 ha di lahan HGU PTPN Group lainnya,” jelas Mahmudi Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III.
" Tunjukkan bahwa anda semua merupakan orang terbaik dan ahli di industri gula sehingga bisa wujudkan cita cita kita swasembada gula di tahun 2024. Berkompetisi lah secara fair. Tunjukkan bahwa insan PTPN XI memiliki jiwa petarung dan siap berubah ", harap R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI dalam peringatan hari jadi PTPN XI di Surabaya Jumat (11/03). Kegiatan tersebut dilakukan secara hybrid dihadiri seluruh karyawan PTPN XI.
Tulus menyampaikan transformasi yang saat ini sedang berlangsung di lingkup PTPN gula, yakni berdirinya PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebagai entitas baru dalam PTPN Group. Ini merupakan langkah restrukturisasi bisnis gula yang dilakukan holding perkebunan.
" PT SGN didirikan oleh PTPN III (Persero) dan PTPN XI, bagian dari program restrukturisasi Bisnis Gula holding Perkebunan. Yakni menggabungkan pabrik gula yang eksisting saat ini dalam satu entitas baru sugar co bernama PT SGN. Efek perubahan ini akan kita alami di tahun ini. Ini adalah masa depan yang menjanjikan untuk industri gula, semoga berjalan lancar. Saya berpesan ketika anda semua berjuang atau berkompetisi di luar PTPN XI, untuk menjaga semangat dan tidak lupa bahwa anda pernah dibesarkan di PTPN XI ", ujarnya kemudian
Sementara itu dalam kegiatan peringatan PTPN Group yang digelar Holding Perkebunan di hari yang sama, PTPN XI kembali meraih kriteria pabrik dengan peningkatan kinerja operasional off farm terbaik rangking pertama PG Djatiroto dan rangking kedua PG Pradjekan serta predikat kinerja PTPN Gula terbaik dalam Liga PTPN Awards 2022.
" Ini tahun ketiga secara berturut-turut PTPN XI meraih predikat PTPN Gula dengan kinerja terbaik. Membuktikan bahwa kompetensi insan PTPN XI unggul. Bukan hanya di bidang produksi saja, tuk penerapan IT misalnya, kami juga yang pertama dan satu-satunya di PTPN group aplikasikan tanda tangan elektronik tersertifikasi Badan Sertifikasi Elektronik di aplikasi terintegrasi Nusantara Sebelas System, sistem aplikasi terintegrasi produksi manajemen pabrik gula hingga yang terkahir sistem digital Monitoring E-Taskforce di pabrik gula. Semoga upaya ini memberikan kontribusi positif dalam upaya pencapaian swasembada gula nasional ," pungkas Tulus.
PT Perkebunan Nusantara XI terus berupaya genjot capaian pendapatan potensi diluar core business gula, diantaranya dengan pendayagunaan aset.
" Hari ini kami menyerahkan dokumen kerjasama skema Bangun Guna Serah dengan pihak mitra di dua aset PTPN XI di Situbondo " terang Titik W.P. Kepala Bagian Perencanaan dan Sustainibility PTPN XI saat menyerahkan kelengkapan dokumen kerjasama yang telah ditandatangani kedua belah pihak di Pasuruan Kamis (10/03).
Titik menambahkan pihaknya memiliki beberapa program untuk mendayagunakan aset dimiliki yang tersebar di wilayah kerja PTPN XI.
" Kami berupaya untuk mengoptimalkan setiap peluang pendapatan non core business, termasuk pendayagunaan aset. PTPN XI memiliki aset yang sangat memungkinkan bagi berbagai pihak untuk dilakukan kerja sama. Sesuai dengan permen BUMN pendayagunaan aset tetap dapat dilakukan berupa bangun guna serah, bangun serah guna, kerjasama operasi, kerjasama usaha, hingga sewa", ungkap R Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Terpisah Osmar Tanjung Komisaris Utama PTPN XI, menegaskan transformasi bisnis yang tengah dilakukan PTPN group memungkinkan untuk dilakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka optimalisasi aset perusahaan.
" Dewan Komisaris mendukung langkah manajemen melakukan optimalisasi aset. Transformasi bisnis yang tengah berjalan dalam PTPN Group memungkinkan anak perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak lain, sepanjang sesuai dengan GCG Good Coorporare Governance dan ketentuan yang ada, termasuk harus memperhatikan asas transparansi, kemandirian, akuntabilitas dan pertanggungjawaban. Hal yang harus dicatat bahwa optimalisasi aset ini, tidak mengganggu kegiatan usaha utama korporasi ", terang Osmar Tanjung.
Dalam kesempatan tersebut Osmar menyampaikan ucapan hari jadi ke 26 untuk PTPN XI dan PTPN group, dirinya berharap ke depan, PTPN bisa ikut andil dalam mengembangkan ekonomi global dan tetap berdikari dalam mengembangkan bisnisnya
Bagian dari program tanggungjawab sosial serta memperingati hari jadi PTPN XI ke-26, beberapa unit usaha PTPN XI salurkan paket sembako ke panti asuhan.
Salah satunya Pabrik Gula Soedhono, Kamis (10/03) lakukan kunjungan ke tiga panti asuhan di Ngawi yakni PA Al Munawaroh, PA As Siffa, dan PA Bina Insani.
" Merupakan wujud kepedulian dan tanggungjawab sosial, meringankan beban saudara kita, semoga bermanfaat bagi saudara-saudara. Ini juga merupakan rangkaian memperingati hari jadi PTPN XI serta PTPN group ke-26, semoga mendapat berkah dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa " , harap Ries Budiyanto General Manager PG Soedhono.
Pihaknya menambahkan PG Soedhono saat ini sedang proses mempersiapkan pabrik gula baik info farm hingga off farm termasuk performance pabrik guna meningkatkan kinerja giling tahun 2022.
Tingkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses produksi, PT Perkebunan Nusantara XI Pabrik Gula Djatiroto Lumajang luncurkan aplikasi Digital Monitoring E-Taskforce Senin (07/03).
“E-Taskforce merupakan bagian dari transformasi digital yang sedang dilakukan oleh PTPN XI. Aplikasi ini dapat memudahkan memonitor aktivitas di pabrik serta mengantisipasi dan mendeteksi terjadinya kerusakan sehingga meminimalisir downtime atau pemberhentian operasional mesin dalam giling tahun 2022 nanti. Dan membanggakan kami bahwa aplikasi ini dibangun insan PTPN XI sendiri,” ujar Gampil Dwi Susanto GM PG Djatiroto.
Sementara itu Direktur PTPN XI Tulus Panduwidjaja berharap pengembangan aplikasi ini tidak hanya digunakan oleh PTPN XI tetapi juga seluruh PTPN sehingga mempermudah kegiatan dan monitoring giling di tiap pabrik gula.
" Saat ini jamannya digitalisasi pekerjaan, untuk itu kita gunakan berbagai platform aplikasi digital dalam aktivitas perkebunan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta related dengan peningkatan performa kinerja. Selain itu, di lingkup adminstrasi kami juga telah aplikasikan tanda tangan elektronik yang tersertifikasi oleh balai sertifikasi elektronik dan pertama di PTPN group ", ungkap Tulus.
Pihaknya merencanakan untuk menggunakan aplikasi E-Taskforce tersebut secara bertahap ke seluruh pabrik gula PTPN XI. Terlebih saat ini masing-masing pabrik gula tengah mempersiapkan giling tahun 2022 baik on farm dikebun hingga kesiapan off farm pabrik gula. Launching aplikasi digital tersebut dilakukan secara hybrid dan diikuti oleh jajaran manajemen dan karyawan PTPN XI.
Menindaklanjuti Raker Forum Humas BUMN yang digelar selama dua hari Jumat (4/2) dan Sabtu (5/2) pekan lalu di Bali dengan tema Next Level Starts Here, Humas PTPN XI menyiapkan program kehumasan terutama dalam meningkatkan kompetensi.
“ Sebagaimana salah satu quick wins Forum Humas BUMN yakni meningkatkan kompetensi kehumasan, kami telah menyiapan program kerja untuk peningkatan kompetensi kehumasan, terutama bagi tim yang menjalankan fungsi kehumasan di unit usaha. Meski baru terbentuk tahun lalu aktivitas kehumasan sudah ada peningkatan, dan melalui program pengembangan kompetensi kedepan kami harapkan lebih optimal dalam pelaksanaan kehumasan dan kami siap untuk naik level selanjutnya, “ ungkap Brilliant Johan Anugrah Kasubag Humas PTPN XI di Surabaya Selasa (08/02).
Brilliant melanjutkan para personel humas harus mempersiapkan diri dalam meningkatkan level dan kompetensinya, karena humas sejatinya merupakan profesi sebagai mana profesi pekerjaan sektor lainnya.
Sebelumnya Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto memberikan arahan dalam Rakor FHBUMN agar Humas BUMN memperkuat transparansi informasi, komunikasi, dan brand positioning di lingkungan BUMN serta meningkatkan kualitas keterbukaan informasi di BUMN.
Rapat Kerja FHBUMN dihadiri oleh Sekretaris Kementerian BUMN, Staf Khusus III Menteri BUMN, Tenaga Ahli Bidang Komunikasi Menteri BUMN, Kepala Biro Humas dan Fasilitasi Dukungan Strategis serta praktisi humas di BUMN dan Perusahaan dengan Kepemilikan Negara Minoritas termasuk humas PTPN XI dan PTPN Group.
Mengawali tahun 2022 manajemen PTPN XI rombak beberapa pejabat puncak diantaranya Kepala Satuan Pengawas Internal, Sekretaris Perusahaan, Kepala Bagian dan General Manager pabrik gula Rabu (12/01) di Kantor Pusat Surabaya.
" Bagian dari konsolidasi internal serta hasil evaluasi performa dan tour of duty, maka per awal tahun ini dilakukan rotasi beberapa pos pejabat puncak. Harapannya menghadapi tantangan bisnis 2022 tim PTPN XI makin solid, kompak dan siap hadapi tantangan yang tentunya semakin besar. Penyediaan bahan baku giling sejumlah 5,2 juta ton tebu yang berkualitas masih menjadi fokus utama kami, selain itu optimalisasi pemanfaatan aset juga dilakukan ", terang R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Tulus menambahkan pelaksanaan operational excellent, transformasi EBITDA dan peningkatan kualitas SDM serta internalisasi budaya Planters sebagai upaya menjadikan PTPN XI sebagai bagian dari ekosistem industri gula yang kuat dalam pencapaian swasembada gula nasional.
" Kami mendukung langkah manajemen sepanjang sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik, rotasi sebagai bagian konsolidasi internal untuk membuat tim yang solid dan handal. Harapan kami kedepan para pejabat puncak menjadi role model bagi insan PTPN XI yang memiliki karakter jujur, fokus pada target dan tujuan serta loyal. Selanjutnya untuk dilakukan evaluasi, bila tidak perform segera dilakukan penyesuaian kembali. Untuk persiapan giling tahun ini, fokus pada target, sinergi dengan berbagai pihak untuk penyiapan bahan baku tebu giling ", harap Osmar Tanjung komisaris Utama PTPN XI dalam arahannya.
Berikut perubahan pejabat puncak PTPN XI; Fajar Lazuardi sebelumnya GM PG Semboro menjadi PJS Kepala Satuan Pengawasan Intern & MR, Yunianta sebelumnya Manajer AKU PG Semboro menjadi Sekretaris Perusahaan, Tanoeki Darma Bekti sebelumnya GM PG Gending dan Padjarakan menjadi Kepala Bagian Quality Assurance, Nuril Huda sebelumnya GM PG Soedhono menjadi Kepala Bagian Tanaman, Ris Budiantoro sebelumnya Manajer Tanaman PG Pagottan menjadi GM Pabrik Gula Soedhono, Danang Krisworo sebelumnya Kepala Bagian Quality Assurance menjadi GM Pabrik Gula Redjosarie, Moch. Sholeh Kusuma sebelumnya Sekretaris Perusahaan menjadi GM Pabrik Gula Wonolangan, Sri Pratomo sebelumnya GM PG Soedhono menjadi GM Pabrik Gula Gending, Noor Dradjat Rachman sebelumnya GM PG Wonolangan menjadi GM Pabrik Gula Semboro, sedangkan Eko Wahyoe Poernomo sebelumnya kepala Satuan Pengawasan Internal saat ini memasuki masa bebas tugas.
Kegiatan tersebut dihadiri jajaran Dewan Komisaris dan Board Of Management, para pejabat puncak dengan penerapan prokes ketat.
Tim humas ketiga PTPN di Jawa Timur menggelar koordinasi pra Rakor tahun 2022, Rabu (05/01) di Surabaya. Selain memutuskan rumusan bersama agenda kehumasan, kegiatan tersebut juga membahas permasalahan teknis yang muncul dalam menjalankan fungsi kehumasan.
" Menyamakan persepsi dan juga visi kedepan kehumasan PTPN di Jatim,untuk lebih bisa berdaya. Kali ini kami akan mengajukan kegiatan pengenalan produk perusahaan ke masyarakat, ini bagian dari fungsi branding oleh kehumasan ", terang I Dewa Gede Indra Kusuma Suntaka Kasubag Humas PTPN X.
Sementara itu Adhi Priyo Utomo Kasubag Komunikasi Perusahaan & PKBL PTPN XII menegaskan pentingnya koordinasi dan harmonisasi meskipun menjalankan fungsi di masing-masing institusi.
" Kita jalin hubungan harmonis antara Humas, meski masing-masing juga dituntut menjalankan fungsi kehumasan di institusinya. Selain masih dalam bagian PTPN Group, fungsi kehumasan sifatnya fleksibel terutama dalam era digital saat ini, koordinasi menjadi penting ", ungkap Adhi.
Performa humas dituntut selalu prima dalam menjalankan fungsinya, sehingga pengembangan kemampuan personal menjadi fokus bagi praktisi humas.
" Praktisi humas dituntut selalu update kompetensi diri, bisa mengikuti perkembangan dan tuntutan isu yang dihadapi. Untuk itu perlu diagendakan sertifikasi kehumasan secara berkala, karena humas merupakan profesi ", harap Brilliant Johan Anugrah Humas PTPN XI.
Memastikan persiapan giling tahun 2022, Direktur Utama Holding Perkebunan Kunjungi PTPN Jawa Timur Senin (03/01) di Kantor Pusat PTPN XI Surabaya. Koordinasi tersebut dihadiri Direktur PT Sinergi Gula Nusantara, Board of Management serta para Kepala Bagian PTPN X, XI, XII dan Riset Perkebunan Nusantara P3GI.
" Tugas utama kita adalah memakmurkan petani sehingga mampu untuk meningkatkan produktivitas dan masyarakat bisa menikmati hasilnya secara berkeadilan. Maka dari itu, mari kita raih kebanggaan serta mewujudkan harapan yang telah direncanakan,” ungkap Muhammad Abdul Ghani Direktur Utama Holding Perkebunan.
Selain berkoordinasi dengan manajemen PTPN di Jawa Timur Abdul Ghani juga mengunjungi Pabrik Gula Kedawoeng salah satu unit usaha PTPN XI di Pasuruan. Atas capaian di tahun giling 2021, dirinya menyampaikan apresiasi kepada PTPN XI dan berharap untuk kesuksesan di tahun ini.
" Terimakasih atas segala jerih payah dan kerja keras saudara sekalian sehingga kita bisa melewati tahun 2021 dengan kepala tegak dan bisa membuktikan bahwa apa yang menjadi sasaran dan apa yang telah kita rencanakan sudah banyak yang berhasil. Saudara sekalian ditantang untuk membuktikan bahwa insan gula PTPN XI akan mampu mengembalikan kebanggaan yang seharusnya menjadi milik kita, kebanggaan yang turut menjadi hak kita ", terangnya lebih lanjut.
PTPN XI lampaui target giling tebu pada musim Giling 2021 dengan capaian tebu digiling sebesar 4,1 juta ton, sedangkan target 3,8 juta ton dan realisasi tahun 2020 sebelumnya sebesar 3,7juta ton. Gula produksi sebesar 297ribu ton naik dibanding realisasi tahun 2020 sebesar 290ribu ton.
" Merupakan kebanggaan bagi kami semua, support langsung Dirut Holding. Kedepan untuk menuju swasembada gula, diperlukan kerjasama serta kerja keras yang besar. Kami menyiapkan sumber daya yang dimiliki, dengan target kualitas gula akan meningkat kedepannya. Target tebu tahun ini sebesar 5,2 juta ton. Harapan nya kami mampu untuk menjadikan PTPN XI menjadi salah satu industri gula terkuat tahun 2022,” harap R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Sebagai upaya pencapaian target tahun 2022 pihaknya terus mengawal budidaya tebu dan operational exellent, mensukseskan transformasi EBITDA, dan implementasi budaya Planters ke seluruh karyawan.
Manajemen PG Poerwodadi PTPN XI menyampaikan apresiasi atas suport mitra petani tebu sehingga target capaian tebu Giling 2021 terlampaui, hal ini disampaikan General Manager PG Poerwodadi dalam kegiatan pembinaan petani tebu rakyat Senin (27/12) di Prigen Jawa Timur.
" Giling tahun 2021 target tebu PG Poerwodadi tercapai, ini efek dari
Militansi mitra petani yang luar biasa, juga suport kebutuhan bahan baku tebu Poerwodadi, kami salut dan bangga, kami sampaikan terimakasih atas keberhasilan tersebut " , ungkap Djarot Rudy Wardoyo GM PG Poerwodadi.
Selanjutnya Djarot berharap kedepan militansi dan sense of belonging mitra petani tebu terhadap PG Poerwodadi bisa ditingkatkan untuk mensukseskan giling 2022.
Selama tahun 2021 PG Poerwodadi telah menggiling tebu sebesar 213ribu ton atau 9% diatas target dan 8% diatas realisasi tahun 2020, sedangkan gula produksi sebesar 14ribu ton atau 96% dari target dan 13% diatas realisasi tahun 2020.
" Kemitraan akan bermanfaat bagi kedua belah pihak, bagi kami industri gula akan terpenuhinya bahan baku tebu dan bagi petani tebu dapat tergiling dengan potensi optimal yang berbanding dengan penghasilan dan tingkat kesejahteraan. Untuk itulah PTPN XI bersinergi dengan BUMN lain, dalam kesempatan ini dengan Perum Peruri, menggelar pelatihan dan gathering dengan petani tebu mitra. Kami berharap program pendampingan dan pembinaan ini dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan petani dalam budidaya tebu ", terang Moch. Sholeh Kusuma Sekretaris Perusahaan sekaligus penanggung jawab program TJSL (Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan) PTPN XI.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari dan diikuti 30 petani tebu mitra PG Poerwodadi dengan penerapan prokes ketat.
PT Perkebunan Nusantara XI kembali memperoleh sertifikat ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dengan nomor sertifikat 824 316 180 21014.
Lembaga sertifikasi independen TUV Rheinland kembali merekomendasikan PTPN XI untuk memperoleh sertifikat ISO 37001: 2016 pada closing meeting . Sebelumnya dilakukan audit terhadap sistem manajemen yang dimiliki PTPN XI.
Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001 merupakan sebuah standar yang dirilis sejak 2016 dan berlaku internasional serta berupaya membangun konteks bisnis global yang berintegritas yang didasari oleh nilai-nilai etika dan tata kelola yang luhur.
Hali ini merupakan wujud komitmen manajemen PTPN XI untuk merapkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
Terlaksananya budidaya tebu yang baik oleh petani masih menjadi fokus PT Perkebunan Nusantara XI sebagai bagian dari pola kemitraan, diharapkan kualitas bahan baku tebu giling tersebut memiliki potensi kualitas dan rendemen Optimal.
Salah satu upaya untuk pelaksanaan budidaya tebu yang baik, PTPN XI bersinergi dengan ASKRINDO memberikan pinjaman modal kerja total sebesar Rp5,8 Milyar kepada 29 petani mitra Pabrik Gula Redjosarie Jumat (17/12) di Magetan Jawa Timur.
" Saat ini pekerjaan sudah tahap pemeliharaan kebun tebu, sehingga diperlukan perlakuan sesuai standar budidaya oleh mitra petani. Untuk itu kami PTPN XI bersinergi dengan ASKRINDO, memberikan pinjaman modal kerja kepada mitra petani untuk pemeliharaan kebun. Diharapkan bahan baku tebu giling petani tahun depan bisa memiliki kualitas serta produktivitas yang optimal ", terang R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Peningkatan produktivitas karena perawatan sesuai budidaya baku tebu juga menjadi harapan petani tebu mitra, sebagaimana yang disampaikan Rahmat Widyamoko salah satu petani penerima pinjaman modal kerja.
" Program ini sangat membantu sekali, utamanya untuk pupuk. Target yg ingin dicapaitentunya ada, produktifitas tebu menjadi meningkat dari yang sebelumnya 900 menjadi 1000. Semoga adanya bantuan ini semua petani terbantu sehingga produksi tebu mereka juga meningkat ", ungkap Rahmat.
Pihak ASKRINDO berharap kerjasama dapat berjalan dengan baik dan petani mitra bisa menggunakannya dengan baik untuk peningkatan produktivitas tebu masing-masing.
" Kami sudah 5 tahun kerjasama dan selalu dikembalikan tepat waktu. Semoga kedepannya tidak hanya memberi bantuan kepada petani juga kepada sektor lainnya ", kata Nur Aini Kepala TJSL ASKRINDO.
PTPN XI beserta PTPN Group salurkan bantuan bagi korban terdampak erupsi gunung Semeru melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Lumajang Ahad (5/12).
" Kami bersama seluruh masyarakat merasakan empati kepada saudara kita yang dilanda musibah erupsi gunung Semeru di Lumajang. PTPN XI salurkan paket sembako dan air minum, semoga dapat membantu ringankan beban dan semoga diberi kemudahan dan ketabahan dalam cobaan kali ini. Selain PTPN XI beberapa rekan PTPN yang tergabung dalam PTPN Group juga menyalurkan bantuan kemanusiaan ", terang Moch. Sholeh Kusuma Sekretaris Perusahaan sekaligus penanggungjawab program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) PTPN XI.
Selain bantuan dari manajemen PTPN XI, pihaknya juga menyalurkan bantuan dari karyawan dan petani tebu mitra.
" Bencana ini mengetuk empati semua pihak, terhimpun juga dari karyawan dan petani tebu mitra, akan segera kami salurkan tahap selanjutnya ", lanjutnya.
Anak perusahaan Holding Perkebunan PT Perkebunan Nusantara XI raih penghargaan rendemen terbaik Pabrik Gula BUMN dalam event National Sugar Summit (NSS) 2021 yang digelar secara hybrid Rabu (1/12) di Jakarta dan dihadiri langsung Menteri BUMN Erick Thohir.
" Terimakasih kepada NSS yang telah memberikan apresiasi berupa penghargaan rendemen terbaik PG BUMN, kebanggaan ini bukan hanya bagi PG Pradjekan saja tetapi merupakan motivasi kepada seluruh insan PTPN XI untuk selalu memberikan kinerja yang terbaik. Selama tahun 2021 jumlah tebu yang digiling maupun produksi gula melebihi pencapaian tahun lalu dan target 2021, termasuk capaian rendemen dan gula produksi diatas tahun lalu ", jelas R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI sesaat setelah menerima penghargaan dari Menteri BUMN Erick Thohir.
Kinerja produksi PTPN XI tahun giling 2021 sejumlah 4,1 juta ton tebu telah tergiling, naik sebesar 109% dari tahun 2020 dan 108% dari target awal. Sedangkan untuk rendemen dan gula produksi masing-masing sebesar 7,20 dan 297ribu ton, naik bila dibanding tahun lalu yakni 6,98 rendemen tahun 2020 dan jumlah produksi gula sebesar 290ribu ton di tahun 2020.
" Kendala utama masih stok bahan baku tebu. Meskipun demikian kami telah menyiapkan strategi untuk giling tahun 2022, diantaranya kerjasama dengan Perhutani baik agroforestri untuk kami kelola menjadi lahan tebu hingga agroforestri tebu mandiri. Kemitraan dengan petani tetap menjadi pola utama hubungan dengan petani tebu. Sehingga kami berupaya untuk tahun 2022 menggiling 5,2 juta ton tebu ", jelas Tulus selanjutnya.
Terkait dengan Komisi Pemberantasan Korupsi yang telah menetapkan tersangka atas dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaan dan pemasangan six roll mill di Pabrik Gula Djatiroto PT Perkebunan Nusantara XI periode tahun 2015-2016, Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja menghormati dan menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku serta selalu mendukung upaya-upaya pemberantasan korupsi.
" Kami (manajemen) menghormati dan menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku dan mendukung upaya-upaya pemberantasan korupsi. Kami merasakan keprihatinan yang mendalam meski terjadi tahun 2015 lalu. saat ini PTPN XI tengah gencar melakukan penguatan internal dan perbaikan kinerja Perseroan dengan mengedepankan profesionalisme dan good corporate governance di segala bidang serta praktik manajemen yang bebas dari segala konflik kepentingan. Kami juga memastikan bahwa proses hukum yang sedang berlangsung ini tidak menganggu operasional dan program kerja di lingkup PTPN XI. Tidak ada satupun kebijakan Perusahaan yang mendukung adanya praktek-praktek yang tidak sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik ", ungkap Tulus.
Secara korporasi PTPN XI telah melakukan asesmen atas pelaksanaan Good Corporate Government (GCG) dengan melibatkan BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai asesor dan selama dua tahun terkahir PTPN XI telah berpredikat "Sangat Baik". Sebagai informasi saat ini telah diterapkan Aplikasi GCG memudahkan monitoring ketaatan penerapan GCG secara menyeluruh. PTPN XI juga memiliki sistem mencegah fraud, ISO 37001: 2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Penerapan sistem ini sebagai upaya perusahaan mengeliminasi setiap tindakan yang mengarah pada bentuk-bentuk penyuapan salah satunya melalui penyediaan berbagai mekanisme pengendalian seperti pengelolaan gratifikasi, Wistle Blowing System (WBS) hingga potensi benturan kepentingan.
PTPN XI mengajak seluruh stakeholders termasuk masyarakat berpartisipasi dalam upaya pencegahan fraud di PTPN XI melalui media pelaporan WBS melalui telepon dinomor 0882-3032-0878 (whatsapp, sms dan telepon) dan email : wbs@ptpn11.co.id atau surat yang ditujukan kepada Komite Integritas Karyawan, Bagian SPI & Manajemen Risiko PTPN XI, Jl. Merak 1 Surabaya.
Meneguhkan komitmen anti penyuapan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (GCG), PTPN XI gelar Kick off sekaligus sosialisasi & pembekalan audit internal ISO 37001 SMAP Kamis (25/11) di Kantor Pusat PTPN XI Surabaya.
" SMAP sudah diterapkan PTPN XI mulai 2020, setiap tahun harus re-sertifikasi. Setelah pelatihan akan dilanjutkan dengn audit internal sedangkan audit eksternal akan dilakukan oleh auditor profesional dari eksternal ", jelas Titik W.P. Kepala Bagian Perencanaan dan Suistanibility PTPN XI
Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001 merupakan sebuah standar yang dirilis sejak 2016 dan berlaku internasional serta berupaya membangun konteks bisnis global yang berintegritas yang didasari oleh nilai-nilai etika dan tata kelola yang luhur.
" Kami terus berbenah jalankan perusahaan sesuai tata kelola yang baik atau GCG, salah satunya menerapkan SMAP ISO 37001. Dengan komitmen ini kami juga mengajak semua pihak stakeholder yang berhubungan dengan kami untuk menjalankan komitmen serupa sehingga atmosfer bisnis akan terbangun ke arah yang lebih bertanggung jawab ", ungkap Moch. Sholeh Kusuma Sekretaris Perusahaan PTPN XI.
Menurut Sholeh manajemen telah menjadi role model bagi seluruh karyawan dalam menjalankan kebijakan tersebut.
" Karena semangat yang diusung adalah tone from the top, saat ini seluruh manajemen telah menunjukkan komitmen sekaligus menjadi role model bagi Karyawan dalam menjalankan sistem anti penyuapan ini. Mekanisme anti suap bukan tindakan yang instan, sehingga kami aktif melakukan sosialisasi internal melalui berbagai media komunikasi diantaranya wesbsite perusahaan dan NOS yang selalu diakses karyawan. Sedangkan untuk perangkat pelaporan terhadap tindakan fraud yang dilakukan karyawan ada saluran Wistle Blowing System ", jelas Sholeh lebih lanjut.
Efektivitas pelaksanaan kebijakan selalu dievaluasi melalui beberapa parameter untuk menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan Suistan berkelanjutan. Dijadwalkan resertifikasi tersebut selesai sebelum akhir bulan Desember.
Salah satu bentuk komitmen transformasi digital PTPN XI diwujudkan melalui penandatanganan kerjasama pemanfaatan sertifikat elektronik pada sistem elektronik dengan Balai Sertifikasi Elektronik Badan Siber dan Sandi Negara di Kantor Pusat PTPN XI Surabaya Rabu (24/11).
" Kami sedang melakukan transformasi digital diantaranya migrasi ke ERP SAP tahun 2016 hingga penerapan aplikasi Nusantara Online Sistem. Kedepan dengan konsep paperless kami harapkan keamanan data, dan untuk menjamin keamanan Sistem Elektronik tersebut diperlukan layanan keamanan dengan menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik Badan Siber dan Sandi Negara. PTPN XI menjadi Pioneer penerapan sertifikat elektronik dilingkungan PTPN Group ", terang R Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Hal tersebut mendapat dukungan dari Komisaris Utama PTPN XI Osmar Tanjung. Menurut Osmar sudah saatnya PTPN XI melakukan tranformasi digital di era saat ini dan mengambil langkah untuk menjamin keamanan sistem elektronik.
" Dewan Komisaris memberikan apresiasi terhadap langkah besar manajemen yang menggandeng BSSN. Transformasi digital saat ini bukan lagi pilihan tetapi sudah menjadi kebutuhan korporasi. Disisi lain penerapan sistem elektronik yang aman di lingkungan PTPN XI dalam mewujudkan penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik juga menjadi prioritas utama ", ungkap Osmar Tanjung.
Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan sertifikasi elektronik, pengelolaan sistem sertifikasi elektronik, dan pemenuhan teknis sistem sertifikasi elektronik.
" Kami menyambut baik atas inisiasi PTPN XI melakukan transformasi digital, artinya gayung bersambut dengan program BSSN. Kami berharap semoga penerapan sertifikat elektronik ini membantu kinerja PTPN XI dalam transformasi digital. Pelaksanaan sertifikat elektronik efektifitas nya tergantung pimpinan, dan bila sudah menjadi budaya maka akan secara masif digunakan seluruh jajaran ", terang Kepala Biro Hukum & Komunikasi Publik BSSN Christyanto Noviantoro.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI dan Jonathan Gerhard Tarigan Kepala Balai Sertifikasi Elektronik BSrE.
Sinergi BUMN yakni PTPN XI dan Biofarma gelar training petani tebu sebagai bagian dari program pembinaan petani mitra Kamis (17/11) di Magetan.
" PTPN XI bagian dari Group Perkebunan Nusantara bersinergi dengan Biofarma memberikan training kepada petani tebu PG Semboro sebagai bagian dari pembinaan petani mitra. Jadi tidak hanya bantuan modal melainkan pendampingan dan pembinaan ", ungkap Agus Setiono Senior Executive Vice President Operation PTPN XI dalam kegiatan tersebut.
Menurut Agus pihaknya tetap menjalankan pola kemitraan dengan para petani tebu meski saat ini tengah terjadi pergeseran menjadi pola transaksional.
" Hubungan antara industri gula dengan petani tebu pada dasarnya kemitraan, saling mendukung. Inilah yang perlu dijaga bersama, sebagai upaya pencapaian kedaulatan dan swasembada gula nasional ", jelasnya lebih lanjut.
Sementara itu Sekretaris Perusahaan sekaligus penanggungjawab program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Moch. Sholeh Kusuma berharap program pendampingan dan pembinaan tersebut dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan petani dalam budidaya tebu.
" Kami berharap, pendampingan yang dilakukan meningkatkan motivasi dan kemampuan petani dalam berbudidaya tebu, target produktivitas meningkat sehingga mendukung kinerja dan keberhasilan giling tahun mendatang ", jelas Sholeh.
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari dan diikuti oleh 50 petani mitra PG Semboro. Dalam kesempatan tersebut PTPN XI juga memberikan pelatihan pemupukan organik berbasis blotong, selain mengembalikan unsur hara tanah sekaligus efektif dalam mengatasi permasalahan pupuk dipasaran.
Tim humas PTPN XI kunjungi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Rabu (17/11) sebagai bagian dari program komunikasi dunia industri dengan perguruan tinggi dan Benchmark kehumasan.
" Melanjutkan program Humas Goes to Campus, di bulan Pahlawan ini kami mengunjungi kampus merah putih, sebutan untuk Universitas 17 Agustus Surabaya. Selain menjalin komunikasi dengan perguruan tinggi kami juga melakukan benchmark kehumasan ", terang Brilliant Johan Anugrah Humas PTPN XI.
Menurutnya konsep kolaborasi antara dunia industri dan perguruan tinggi diperlukan dalam masa sekarang, selain sebagai upaya pengembangan keilmuan dan teknologi diharapkan juga berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia masing-masing pihak. Senada Kepala Humas Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Karolin Rista menyambut baik program yang digulirkan humas PTPN XI tersebut.
"Terimakasih PTPN XI, kami sangat mengapresiasi teman-teman BUMN dengan kunjungan ke kampus-kampus. Pentingnya relasi yang baik antara dunia usaha dengan kampus sehingga jalinan pembelajaran tidak hanya berbicara mengenai teori tapi teman-teman juga sudah mulai berbicara mengenai praktek langsung di lapangan ini akan mendukung dari program Kemendikbud, yaitu Merdeka Belajar. Untuk kehumasan Kami berharap dan menunggu terus perkembangan karya dari humas PTPN XI selain Nusa N Tara sehingga produk bangsa semakin dikenal ", jelas Karolin.
Lebih lanjut Karolin mengatakan program kehumasan Untag memiliki sifat mengedukasi tidak hanya bagi warga untag, tetapi juga masyarakat secara luas sehingga.
Terpisah Sekretaris Perusahaan PTPN XI Mochammad Sholeh Kusuma menyebut pihaknya mendukung prioritas program nasional pemerintah terutama mengembangkan kualitas sumber daya manusia diantaranya menjalin komunikasi dengan perguruan tinggi.
" Perguruan Tinggi dan industri tidak dapat berjalan sendiri – sendiri dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul, terdapat beberapa aspek pendukung lainnya yang biasa di sebut dengan pentahelix yakni pemerintah, media, komunitas, bisnis, dan akademisi. Kami PTPN XI bagian dari PTPN Group telah menjalin sinergi dengan perguruan tinggi, baik melalui program magang mahasiswa hingga penelitian untuk mewujudkan hal itu " , jelasnya.
PTPN XI Puslit Sukosari gelar kampanye Kenyang & Sehat dengan Nasi Pisang selama 10 minggu kedepan untuk memperkenalkan potensi pangan lokal berbahan dasar pisang sebagai alternatif pangan sumber karbohidrat serta meningkatkan kualitas pola konsumsi pangan masyarakat mengurangi tingkat konsumsi beras. Sesi pertama diadakan Sabtu (30/10) di Saung Puslit Sukosari Lumajang.
“Untuk lebih mengenalkan beras pisang kepada masyarakat, Puslit akan meluncurkan kampanye selama 10 minggu kedepan. Setiap hari Sabtu selama periode tersebut, kami akan membagikan 1 voucher gratis berlaku 5 orang untuk dapat menikmati makan siang menggunakan beras pisang lengkap dengan sayur, lauk pauk, snack, ice cream dengan cita rasa khas buah pisang. Untuk lebih lanjut bisa diikuti melalui akun medsos kami di IG @puslit.sukosari. Selain promosi kami juga akan mendemonstrasikan cara memasak beras pisang sehingga rasanya lebih enak “, jelas Nanik Tri Ismadi Manajer Penelitian Puslit Sukosari Lumajang.
Nanik menambahkan animo masyarakat terhadap beras pisang tinggi, terlihat dari pesanan order beras pisang yang diterimanya sejak diperkenalkan ke publik September lalu. Rerata pihaknya menjual beras pisang hingga 35 pack atau 17,5 kilogram setiap bulannya.
“ Sejak dikenalkan publik September lalu kami menerima kurang lebih 5 kilo pesanan Beras Pisang per bulan. Selain Puslit sendiri yang memproduksi dan menjual, mitra UKM binaan Puslit sudah ada yang produksi dan memasarkan sendiri via online. Ini patut kami syukuri, salah satu tujuan kami tercapai, bisa meningkatkan kesejahteraan UKM binaan “, ujarnya.
Untuk lebih mengetahui kandungan gizi yang ada dalam beras pisang Nanik telah mengirimkan sampel ke laboratorium milik salah satu Universitas di Jember, tentunya hal ini berguna bagi para calon konsumen.
“ Ada salah satu konsumen kami yang setiap hari sudah menkonsumsi beras pisang, dan menurutnya kadar gula dalam darah menjadi terkontrol. Tentunya setelah hasil pemeriksanaan laboratorium keluar konsumen akan mengetahui manfaat secara ilmiah. Kami telah mengirimkan sampel untuk mengetahui kandungan vitamin, gula dan karbohidrat beras pisang “, pungkasnya.
Beras pisang adalah bahan olahan berbahan baku pisang temuan dari PTPN XI Puslit Sukosari sebagai alternatif pengganti makan pokok selain nasi.
Gubernur Jawa Timur apresiasi olahan pisang yang dilakukan oleh PTPN XI bahkan memborong tiwul pisang saat berkunjung di acara Pramuka Produktif melalui Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Taruna Bhumi Jember Jumat (05/11)
" Apresiasi yang diberikan Bu Gubernur saat meninjau stand PTPN XI semakin membuat kami bersemangat tuk melanjutkan pengembangan pisang pasca panen. Beliau cukup kaget menyaksikan pisang bisa menjadi pengganti nasi atau makanan pokok. Bahkan memborong tiwul pisangnya ", ujar Nanik Ismadi, Manager Puslit Sukosari PTPN XI.
Nanik menyebutkan pihaknya masih menunggu hasil analisa kandungan gizi dari beras pisang. Analisa awal laboratorium dari salah satu Universitas di Jemebr menyebutkan tingkat kandungan serta yang dimiliki beras pisang empat kali beras padi. Selain beras pisang PUSLIT Sukosari juga mengembangkan tiwul pisang, tepung pisang dan minuman sari pisang.
" Saat ini kami menunggu hasil analisa kandungan gizi, kadar karbo, dan kalori. Hasil analisa awal menyebut kandungan serat besar pisang lebih besar empat kali dari beras padi. Besar harapan kami beras pisang ini semakin meluas yang menkonsumsi sehingga inovasi ini akan mendukung ketahanan pangan nasional sebagai suplai alternatif makanan pokok. Selain itu mendukung kearifan lokal terutama wilayah jember dan Lumajang yang terkenal sebagai daerah penghasil pisang serta meningkatkan kesejahteraan petani pisang ", lanjut Nanik.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak milenial untuk masuk di sektor pertanian, terutama di hortikultura. Khofifah menyebut banyak format memungkinkan menjadi ruang bagi milenial di sektor pertanian.
" Sektor pertanian dan perikanan tetap surplus meski di tengah pandemi yang hampir 2 tahun ini, padahal sektor lainnya sudah banyak yang mati di tengah pandemi, tapi pertanian dan perikanan tetap berjaya, ini kesempatan untuk para milenial memilih pertanian sebagai pekerjaan,” jelas Khofifah.
PT Perkebunan Nusantara XI jalin sinergi dengan Perum Perhutani untuk penuhi kebutuhan benih tebu Agroforestri Tebu Mandiri (ATM) dan tebu giling, hal ini tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani antara keduabelah pihak Selasa (9/11) di kantor pusat PTPN XI Surabaya.
“ PTPN XI bagian dari PTPN Group bersinergi dengan Perhutani, penuhi kebutuhan benih tebu berkualitas program agroforestri tebu mandiri KPH Ngawi kurang lebih untuk 50 hektar tertanam atau 7,5 hektar benih serta stok bahan baku tebu giling untuk tahun 2022 nanti. Hal ini wujud kesertaan BUMN mendukung program pemerintah pencapaian program swasembada gula nasional “, terang R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Pihaknya mentargetkan bahan baku tebu untuk digiling pada tahun 2022 sebesar 5,2 juta ton tebu dengan salah satu diantaranya berasal dari program agroforestri Perhutani.
“ PTPN XI mentargetkan 5,2 juta ton tebu untuk digiling di musim giling 2022, hal ini akan dipenuhi dari kebun sendiri, kemitraan dengan petani dan sinergi program agroforestri Perhutani. Salah satu tantangan tahun ini adalah kelangkaan pupuk, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kualitas tebu. Untuk mengatasi hal tersebut PTPN XI telah aplikasikan pupuk berbahan dasar vinase untuk memperbaiki kesuburan tanah “ ujarnya lebih lanjut.
Meski komoditas tebu merupakan hal baru, Natalas Anis Harjanto Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Perum Perhutani menegaskan bentuk dukungannya terhadap program ketahanan pangan serta swasembada gula nasional melalui perhutanan sosial.
“ Tentunya dengan bersinergi ini kita akan berbagi informasi supaya bisa menekan HPP (Ket:harga pokok produksi) supaya nanti bisa lebih rasional. Hal semacam ini lah yang mungkin nanti menjadi pembelajaran kita Bersama, terutama kami dari perhutani karena kami masih baru memulai. Kami butuh persiapan yang lebih matang. Tapi kami tetap berusaha untuk all out agar meminimalkan risiko dan melaksanakan budidaya tebu secara benar “ , ungkapnya.
Sebagai informasi kerjasama agroforestri antara PTPN XI dengan Perum Perhutani sudah dikembangkan sejak tahun 2017 di wilayah Madiun dan Ngawi. Pemenuhan kebutuhan benih berkualias tersebut dipenuhi dari kebun bibit datar (KBD) yang dikelola PG Pagottan Madiun dan PG Soedhono Ngawi.
Humas PT. Perkebunan Nusantara XI kunjungi Laboratorium Cyber Public Relation Program Studi Ilmu Komunikasi UPN ‘Veteran’ Jawa Timur (UPNVJT) Senin (08/11). Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan memperkenalkan industri gula kepada dunia akademik serta benchmark kehumasan.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat belajar banyak tentang pengelolaan serta membandingkan pelaksanaan fungsi kehumasan dari sisi praktisi dan keilmuan akademis terutama di era digital public relation 5.0. Komunikasi antara praktisi dengan dunia akademis diperlukan, untuk menjembatani dan mengembangkan keilmuan serta aplikasinya oleh insan humas,” kata Brilliant Johan humas PTPN XI.
Dalam kegiatan tersebut, team cyber PR UPN memaparkan secara singkat bagaimana positioning PTPN XI di social media melalui analisis big data. Big data dapat menjadi sebuah metode audit digital yang dapat membantu seorang humas untuk melakukan riset program public relations sebelum menentukan strategi komunikasi selanjutnya.
“Saat ini, seorang humas tidak dapat mengendalikan informasi, karena publik lah yang menjadi produsen masif informasi tersebut. Humas sudah harus mengubah mindset bahwa kita hidup di era digital. Sayangnya, banyak yang mengaku hidup di era digital tetapi masih terpaku pada indikator-indikator kinerja humas lainnya seperti bagaimana cara membuat release yang apik,” ungkap Yuli Candrasari Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi UPNVJT dalam penjelasannya.
Lab Cyber PR Progdi Ilmu Komunikasi UPNVJT merupakan laboratorium Perguruan Tinggi pertama berbasis analisis big data di Indonesia. Humas PTPN XI menyebut Analisa berbasis big data ini dibutuhkan dalam menjalankan fungsi kehumasan di era digital 5.0 saat ini.
PTPN XI terus berupaya untuk mengembalikan kesuburan tanah kebun tebu, salah satunya melalui aplikasi Pupuk Hayati Majemuk Cair (PHMC) produksi Unit Usaha PASA Djatiroto.
“ Terlihat hasil memuaskan setelah aplikasi di kebun PG Djatiroto seluas lebih dari seribu hektar selama dua tahun ini, kami membuat pilot project kebun di PG Semboro seluas duapuluh hektar di kebun Tutul dan Kencong. Kami evaluasi setiap periodik yakni umur tanaman 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan saat tebang nanti “, terang Titik W.P. Kepala Bagian Perencanaan dan Sustainibility PTPN XI disela-sela kegiatan monitoring kebun tebu percobaan Kamis (4/11).
Titik berharap aplikasi pupuk hayati majemuk cair merk “Vinkro” tersebut bisa memperbaiki kesuburan biologi, fisika dan kimia tanah, sehingga terjadi peningkatan efisiensi pemupukan. Karena pupuk hayati ini mengandung mikrobia pembenah tanah.
“ Hingga saat ini kondisi kebun dan tebu masih terpantau cukup bagus, meski agak terkendala hujan yang belum merata. Sasaran kami kesuburan tanah kebun dan produktivitas meningkat. yang patut dibanggakan kami memproduksi sendiri biostater pupuk hayati ini dan menggunakan bahan dasar vinase yang merupakan produk samping ethanol, sehingga ramah lingkungan “, ungkap Nanik Ismadi, Manager Puslit Sukosari PTPN XI sekaligus tim Pilot Project Aplikasi Pupuk Hayati Majemuk Cair di PG Semboro.
Membekali kemampuan mahasiswa magang, Humas PTPN XI gelar workshop terbatas membuat karya sinematografi Kamis (4/11) di Kantor Pusat PTPN XI Surabaya. Peserta merupakan mahasiswa program mahasiswa magang bersertifikat (PMMB) di bagian Humas PTPN XI.
" Bagian dari proses magang, kami bekali mahasiswa magang PMMB dengan pelatihan, menyampaikan pesan komunikasi publik juga bisa melalui karya sinematografi ", terang Brilliant Johan Anugrah Humas PTPN XI.
Sinematografi adalah istilah yang diambil dari bahasa Yunani, diartikan sebagai ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap gambar sekaligus menggabungkan gambar sehingga menjadi rangkaian gambar yang memiliki kemampuan menyampaikan ide dan cerita
" Belajar edit video dengan konsep sinematografi dengan perlengkapan seadanya cukuplah mudah. Smartphone dapat digunakan sebagai kamera utama dalam pengambilan video yaitu dengan teknik long shot atau menggunakan landscape mode. Untuk mengurangi guncangan saat pengambilan video, proses editing sangatlah penting - yaitu dengan mengurangi speed pada video yang telah diambil. Proses color grading pun menjadi point yang penting dalam konsep sinematografi. Penggunaan lumetri colors atau Luts dirias sedemikian rupa agar menyamai color grading yang muncul dalam sinema atau film. Pada intinya, sinematografi memunculkan editing yang minimalis namun juga sophisticated " jelas Aulia Qonita Amini staf bagian Sekretariat Perusahaan PTPN XI yang menjadi tentor dalam kegiatan tersebut.
Selain workshop masing-masing peserta mendapat Chalenge untuk membuat karya sinematografi.
Economic Hybrid 2021 “Creative Idea & Business Competition PUEM (Pelaku Usaha Ekonomi Masyarakat)” telah digelar Jumat (22/10) lalu di Gedung Dyandra Surabaya, diikuti 159 pelaku usaha ekonomi kreatif seluruh Jawa Timur termasuk “Sandalku Handmade” UMK (Usaha Mikro dan Kecil) mitra binaan PTPN XI. Kegiatan ini bertujuan memotivasi dan memberikan apresiasi kepada pelaku ekonomi masyarakat di masa pemulihan pandemi.
Dalam kesempatan tersebut, Erna Mufida, owner “Sandalku Handmade” raih peringkat II sebagai usaha bidang kriya kreatif yang mampu bertahan selama pandemi. Tidak hanya gelar juara, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun memborong semua sandal kreasi Erna
“Senang sekali bisa berpartisipasi dalam kompetisi ini dan mendapatkan kejuaraan yang tidak disangka. Speechless juga, nggak nyangka Bu Khofifah bakal memborong sandal dagangan kami sebanyak itu,” ungkapnya.
“Sandalku Handmade” merupakan UMK kerajinan tangan dengan produk utama sandal hias ramah lingkungan dan limited edition yakni 1 desain untuk 1 produk.
Erna mengaku sempat alami penurunan omset hingga tidak ada pendapatan ketika awal pandemi. Meskipun demikian, ia terus berupaya agar dapat melanjutkan usaha. Salah satunya dengan bergabung menjadi mitra binaan PTPN XI untuk menambah modal usaha dan jaringan pemasaran.
“Saya bersyukur PTPN XI tidak hanya memberikan bantuan modal untuk dana usaha tetapi juga membantu untuk menjualkan produk kepada karyawan PTPN XI. Waktu itu saya juga diberi keringanan, angsuran saya sempat berhenti beberapa bulan. Harapan saya untuk seluruh UMK agar terus semangat dalam berkarya dan jangan berhenti berinovasi agar mampu bertahan dalam persaingan bisnis dari waktu ke waktu.” pungkas Bu Erna.
Sebelumnya awal Oktober lalu PTPN XI mengikutsertakan “Sandalku Handmade” dan beberapa UMK binaan dalam pameran Jatim Fair, pertama kali pasca diturunkan Level PPKM Kota Surabaya menjadi level 1.
" Selamat atas diraihnya penghargaan sebagai usaha bidang kriya kreatif yang mampu bertahan selama pandemi kepada Sandalku Handmade UMK Binaan PTPN XI, ini bukti bahwa UMK akan terus berkembang dengan dukungan semua pihak, PTPN XI akan selalu suport melalui program TJSL ", terang Moch. Sholeh Kusuma Sekretaris Perusahaan sekaligus penanggungjawab program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PTPN XI.
PTPN XI PG Pagottan kembali bersinergi dengan PT Jasa Marga (Persero) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja petani tebu di Madiun, hal ini disampaikan Ris Budiyanto Manajer Tanaman PG Pagottan saat melakukan survey bersama lahan tebu Kamis (28/10).
" Sekarang menginjak tahun keempat kami bersinergi dengan Jasa Marga dalam membantu memenuhi kebutuhan modal kerja petani tebu PG Pagottan. Kebutuhan saat ini untuk perawatan tebu sehingga produktivitas petani tebu bisa meningkat. Rencana penyaluran sebesar 15 milyar rupiah untuk 98 petani tebu", ungkap Ris Budiyanto saat mendampingi tim survey lahan.
Jasa marga menilai keberlanjutan sinergi tersebut tidak terlepas dari track record positif petani tebu terutama tingkat pengembalian program pendanaan TJSL sebesar seratus persen dan berharap petani menjadi lebih maju dan tangguh.
" (Ini) dalam rangka sinergi BUMN yang sudah terjalin sejak 2017, harapannya para petani yang dibina PTPN XI lebih maju dalam menjalankan usahanya sehingga kedepan menjadi petani yang tangguh ", harapJatmiko Subandi Partnership Program Section Head Jasa Marga.
Pogram tersebut dirasakan manfaatnya oleh petani tebu penerima program, sebagaimana disampaikan Mujiono dalam survey kebun yang dilakukan tim TJSL kedua BUMN.
" Kami merasakan manfaat bantuan program sebelumnya, dengan bantuan tersebut menambah penghasilan dan luasan lahan dan berharap bantuan berlanjut agar petani Madiun bisa melanjutkan kegiatannya, lahan bisa bertambah, PG Pagottan tidak kekurangan tebu dan mendukung swasembada gula " kata Mujiono salah satu petani tebu mitra PG Pagottan.
Direncanakan dalam waktu dekat bisa direalisasikan penyaluran program TJSL tersebut setelah dilakukan survey dan verifikasi data calon penerima. Hingga saat ini PTPN XI telah menyalurkan total Rp16,2 Milyar untuk petani tebu di tahun 2021 Masa Tanam 2020/2021.
" Komitmen BUMN untuk bersinergi mendorong program pemerintah yakni mencapai ketahanan pangan dan swasembada gula nasional, PTPN XI bagian dari PTPN Group aktif dalam memberikan Kemitraan sinergi berupa pinjaman modal kerja bagi petani tebu. Harapannya tebu petani terawat dengan baik sehingga produktivitas nya naik, selain akan mendukung kinerja pabrik gula akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani juga ,", jelas Moch. Sholeh Kusuma Sekretaris Perusahaan sekaligus penanggungjawab program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan PTPN XI.
Selasa (26/10) PTPN XI kembali salurkan dana TJSL (Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan) sebesar Rp4,3M untuk pembiayaan modal kerja 38 petani tebu mitra PG Kedawoeng Pasuruan untuk Masa Tanam 2021/2022 di Pasuruan.
" Ini kesekian kali kami PTPN XI bagian dari PTPN Group, salurkan modal kerja kepada petani tebu. Sebagaimana arahan dari Direktur Holding dan Menteri BUMN dalam berbagai kesempatan untuk lebih melibatkan petani dalam pencapaian ketahanan dan swasembada gula nasional. Salah satu kebutuhan petani saat ini adalah modal kerja untuk perawatan tebu " , terang R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Penanggung jawab program TJSL PTPN XI Moch. Sholeh Kusuma menambahkan program tersebut adalah kelanjutan program tahun sebelumnya, yang dinilai berjalan lancar dan layak untuk diteruskan.
" Masa Tanam 2020/2021 sebelumnya telah disalurkan program serupa kepada sejumlah 31 petani mitra PG Kedawoeng total 2,3 Milyar rupiah, dan pengembalian kami nilai baik sehingga tahun ini kita salurkan kembali. Kali ini menggunakan program TJSL PTPN XI sendiri, hingga saat ini total telah disalurkan sejumlah 16,2 milyar rupiah untuk petani tebu di tahun 2021 ", jelas Sholeh
Riyantono salah satu petani mitra PG Kedawoeng mengungkapkan pendanaan tersebut akan digunakan untuk perbaikan dan perawatan tebu
" Terimakasih atas bantuannya dari tim PG Kedawoeng PTPN XI dana ini bermanfaat bagi kami petani tebu untuk memperbaiki, merawat tebu kami ", ungkapnya.
Pihak PG Kedawoeng berharap penyaluran pendanaan modal untuk petani tersebut menjadi momentum mempererat pola kemitraan yang telah berlangsung.
" Ini menjadi komitmen kita bersama mensuport modal kerja petani, pasokan bahan baku tahun depan terjaga, sehingga kinerja PG Kedawoeng menjadi optimal serta kelangsungan kemitraan dijaga bersama " , ujar Nanang Praono Manajer Akuntansi Keuangan dan Umum PG Kedawoeng.
PG Kedawoeng menyelesaikan giling tahun 2021 akhir bulan September lalu dengan capaian 209ribu ton tebu yang digiling dan gula produksi sebesar 13,9ribu ton dengan kualitas SNI.
Sejumlah 48 Petani tebu mitra PTPN XI Pabrik Gula Soedhono mendapat bantuan modal kerja Masa Tanam 2021/2022 total sebesar Rp3 Milyar Jumat (22/10). Kegiatan yang merupakan bentuk sinergi program pendanaan UMK (Usaha Mikro & Kecil) PTPN XI dan Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) merupakan kali keempat, sebelumnya penyaluran dilakukan di PG Wonolangan sebesar Rp4 Milyar, PG Semboro & PG Poerwodadi masing-masing sebesar Rp2 Milyar dan Rp4,5 Milyar.
" Salah satu dukungan BUMN untuk membantu petani tebu dalam upaya pencapaian swasembada gula, melalui sinergi sebagaimana saat ini dilakukan. PTPN XI bersama Perum Peruri salurkan program Pendanaan UMK untuk petani tebu. Saat ini pekerjaan dikebun tebu sudah tahap pemeliharaan, dengan demikian diharapkan output bahan baku tebu petani tahun depan bisa optimal baik kualitas dan produktivitas nya ", terang R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
General Manager PG Soedhono Sri Pratomo menjelaskan meski secara teknis Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk tahun 2022 masih dalam pembahasan, pihaknya dengan dukungan kemitraan petani tebu mentargetkan produktivitas tebu sebesar 71 ton/Ha naik dari realisasi tahun 2021.
" Kami memiliki ancang-ancang target produktivitas 71 ton/Ha naik 5% dari tahun sebelumnya. Realisasi tebu tergiling tahun ini sebesar 220 ribu ton dan gula sebesar 14,5ribu ton. Melalui sinergi penyaluran program TJSL ini kami berharap para mitra petani berkomitmen untuk mendukung proses giling khususnya dengan mengirim tebu ke PG Soedhono. Mereka inilah petani inti di tengah persaingan bahan baku ketat di wilayah barat. Basis hubungan kita adalah kemitraan, kinerja pabrik gula didukung pasokan tebu petani dan dengan realisasi modal kerja lebih awal ini akan sangat mendukung proses budi daya tebu petani sehingga memberikan produktivitas yang lebih baik dan secara langsung memberikan efek perbaikan kesejahteraan untuk petani ", jelasnya lebih lanjut.
Moch. Sholeh Kusuma Sekretaris Perusahaan PTPN XI penanggung jawab program TJSL (Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan) dalam kesempatan tersebut berharap kuatnya komitmen bersama seiring dengan konsep kemitraan antara pabrik gula dan petani tebu.
" Kami PTPN XI bagian dari PTPN Group berharap konsep kemitraan yang telah kita jalin bersama sejak dulu dan ditambah dengan program penyaluran pendanaan UMK, memunculkan Komitmen yang kuat dari mitra petani dalam hal ini mendukung pemenuhan bahan baku tebu bagi PG yang bersangkutan ", harap Sholeh.
Suwarti salah satu petani tebu mitra PG Soedhono menjelaskan rencana penggunaan bantuan pendanaan untuk perawatan diantaranya pupuk termasuk pekerja kebun.
" Ini buat rabuk (pupuk) dan orang kerja, terimakasih kepada PTPN XI dan Peruri yang membantu kami untuk modal kerja ini ", ujar Suwarti.
PTPN Group Kamis (14/10) melangsungkan pembahasan teknis RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) tahun 2022. Kegiatan tersebut dilakukan secara hybrid melalui zoom dan tatap muka di kantor pusat PTPN XI Surabaya dengan penerapan prokes ketat.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Rachman Ferry Isfianto, jajaran direktur Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero), direktur masing-masing PTPN beserta jajaran.
"Peluang yang terlihat dari industri gula PTPN tentu menjadi hal yang positif bagi kita sehingga harapannya bisa mengoptimalisasi peluang ini," harap Moh. Abdul Ghani Direktur utama Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam sambutannya.
Mencermati situasi dan kondisi untuk tahun 2022 harga komoditi sawit dan gula diprediksi akan tetap tinggi walaupun tidak sekuat saat ini.
" PTPN XI bagian dari PTPN Group telah mempersiapkan strategi bisnis, diantaranya fokus pada produktivitas komoditas tebu. Bahkan di beberapa kebun HGU milik PTPN XI tercatat produktivitas tebu mencapai hingga 180 ton per hektar ", terang R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Pihaknya menambahkan, beberapa diversifikasi produk yang ada juga dimungkinkan akan dikembangkan sebagai bagian dari transformasi bisnis, mengingat pabrik gula yang dimiliki PTPN XI akan dialihkan pada sugar co yang telah dibentuk Agustus lalu.
Komisaris Utama PTPN XI Osman Tanjung Kunjungi Kebun HGU PG Djatiroto Sabtu (03/10), sebagai bagian dari fungsi pengawasan dewan komisaris.
" Bahan baku tebu untuk giling tahun depan mesti disiapkan mulai sekarang, dari lahan yang kami kunjungi optimis untuk lebih baik. Beberapa kebun protas ada yang mencapai 200ton per hektar. Harapan kami ini menjadi acuan bagi kebun lainnya, termasuk juga penyediaan benih unggul baik untuk kebun sendiri maupun untuk petani ", ungkap Osman Tanjung.
PTPN XI sebagai bagian dari PTPN Group mendukung permintaan pemenuhan benih tebu untuk petani oleh menteri BUMN dengan sosialisasi keunggulan dan penataan varietas tebu melalui warung tebu serta pembangunan Kebun Bibit Datar (KBD).
" Kita siapkan konsep warung tebu, yakni semacam display, kebun tebu yang ditanami dengan beberapa varietas dengan tujuan mengenalkan kepada petani, sehingga mereka bisa melihat sendiri keunggulan dan kesesuaian kebutuhan benih. Dengan demikian penataan varietas sebagai upaya perbaikan produktivitas dapat berjalan. Kami juga membantu permintaan benih tebu berkualitas melalui Puslit PTPN XI dan pembangunan kebun KBD. Varietas yang kami tawarkan diantaranya varietas N XI 1-3 dan N XI 4T yang merupakan produk benih PTPN XI ", jelas Agus Setiono Senior Executive Vice President Operation PTPN XI.
Kegiatan tersebut diikuti oleh SEVP Operation, SEVP Bussines Support, General Manager PG Djatiroto dan jajaran. PG Djatiroto terletak di kabupaten Lumajang Jawa Timur merupakan salah satu Unit Usaha yang dimiliki PTPN XI.
PT Petrokimia Gresik tandatangani nota kesepahaman dengan PT Perkebunan Nusantara XI agroindustri gula untuk program Agro Solution Rabu (02/06) di Kantor Pusat PTPN XI Surabaya.
“ Kemitraan Program Agro Solution yang dilaksanakan oleh kedua perusahaan bertujuan untuk menciptakan ekosistem pertanian berkelanjutan dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai stakeholders terkait di bidang usaha pertanian yang saat ini masih berjalan sendiri-sendiri. Selain itu, program agro solution juga bertujuan untuk mendukung program pemerintah untuk membantu peningkatan pendapatan dan kesejehtaraan petani tebu serta mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan nasional dan khususnya gula “, jelas Dwi Satriyo Annurogo Direktur Utama PT Petrokimia Gresik.
Dalam pelaksanaan kerjasama pelaksanaan agro solution PT Petrokimia Gresik akan memberikan dukungan berupa pendampingan intensif kepada petani dalam kegiatan budidaya tanaman tebu, serta jaminan pasokan sarana produksi yaitu pupuk non subsidi dan pestisida berkualitas. Sedangkan PTPN XI akan berperan dalam memfasilitasi permodalan petani tebu melalui kredit perbankan serta menampung hasil hasil panen tebu petani melalui skema kemitraan di masing-masing pabrik gula (PG).
“PTPN XI, mendorong upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mitra petani tebu melalui peningkatan produktivitas usaha tani dengan praktek budidaya pertanian unggul atau best practice. Karena salah satu penyebab menurunnya minat petani untuk menanam tebu adalah nilai ekonomis komoditas tebu. Salah satu upayanya adalah bersinergi dengan PT Petrokimia Gresik sebagai agroindustri pupuk untuk bersama sama meningkatkan produktivitas melalui beberapa fasilitas yang disediakan melalui program agro solution “, terang R. Tulus Panduwijaja Direktur PTPN XI seusai penandatanganan nota kesepahaman tersebut.
PTPN XI memiliki mitra petani tebu yang dalam aktivitasnya menggunakan pupuk untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas. Saat ini PTPN XI telah memulai aktivitas giling tahun 2021, diantaranya Pabrik Gula Poerwodadie, PG Redjosarie, PG Pagottan, PG Kedawoeng, PG Wonolangan, PG Djatiroto, PG Semboro, PG Wringinanom, dan PG Pradjekan. Sedangkan target gula yang diproduksi tahun ini sebesar 304 ribu ton, realisasi produksi tahun 2020 sebesar 290 ribu ton
Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan Nusantara Mohammad Abdul Ghani kunjungi kebun tebu Afdeling Nogosari Pabrik Gula Djatiroto Rabu (19/05). Kunjungan ini sebagai bagian upaya monitoring dan evaluasi persiapan Giling 2021. Disela-sela kunjungan, Abdul Ghani menitipkan pesan kepada seluruh karyawan khususnya milineal untuk mewujudkan kembali kejayaan industri gula di Nusantara. “kita buktikan sebagai generasi penerus untuk mengembalikan kejayaan masa lalu industri gula di Pulau Jawa, tentu kami dari holding akan mensupport segala syarat dan ketentuan harus kita penuhi” ujarnya. Menghadapi giling tahun 2021, pihaknya meminta agar dipersiapkan dengan baik sehingga membawa hasil yang lebih baik dari tahun lalu. " Persiapkan dengan sebaik-baiknya, bekerja secara terukur, menggunakan prinsip kehati-hatian sehingga proses giling di PTPN XI dan seluruh PG di lingkungan PTPN Nusantara Group akan berjalan dengan normal & lebih baik dari tahun lalu” tuturnya lebih lanjut. #SiapSukseskanGiling2021 #pabrikgula #jatiroto #lumajang #bumnuntukindonesia
Hari ini, Selasa 19 Mei 2021 PTPN XI Menyelenggarakan Acara Halal bi Halal Ramadhan 1442 H yang dihadiri oleh segenap Keluarga Besar PTPN 11, Baik yang berada di Kantor Pusat ataupun yang berada di Pabrik Gula. Pandemi Covid 19 yang belum juga usai membuat Acara Halal bi halal ini tidak dapat dilaksanakan secara Offline melainkan harus melalui media virtual. Walaupun begitu, Lebarnya hati dan Banyaknya cinta tetap terbuka untuk saling memaafkan diri dari kekhilafan. “Memaafkan adalah kemenangan terbaik.” – Ali bin Abi Thalib Semangat Juang Keluarga Besar PTPN 11 juga tidak pernah luntur walaupun badai, rintangan datang. PTPN 11 Semangat Giling! ????Mohon Maaf Lahir dan Batin dari Kami Keluarga Besar PTPN XI. ????????
Sebagai upaya monitoring dan evaluasi persiapan giling tahun 2021 dan tindak lanjut penerapan strategi operational excellence, Direktur Produksi & Pengembangan dan Tim Holding Perkebunan PTPN III (Persero) melakukan kunjungan kerja ke PTPN XI PG Soedhono Ngawi Jumat (16/04). Sebelumnya Direktur Produksi & Pengembangan dan Tim Holding Perkebunan mengunjungai PG Wonolangan dan PG Kedawoeng pada hari Kamis (15/04). Pertemuan diikuti oleh Direktur dan SEVP Operational, para General Manager pabrik gula dan manajemen. Kegiatan ini dillakukan selama dua hari pada tanggal 14-15 April.
Humas PT Perkebunan Nusantara XI hadir dalam Munas FHBUMN 2021 yang diadakan Sabtu (17/04) secara hybrid, yakni peserta hadir secara online dan sebagian lagi akan hadir offline. Acara yang memiliki tema “PR Warriors Facing The Wave” ini diikuti sekitar 200 orang Public Relations BUMN dan Kementerian BUMN. Selain memilih ketua periode 2021-2023 dilakukan launching portal Kabar BUMN serta Leaders Talks dengan pembicara Arya Sinulingga staf khusus menteri BUMN. Selamat kepada Bpk. Aestika Oryza Gunarto ketua Umum terpilih Forum Humas BUMN Periode 2021-2023. @forumhumasbumn @kementerianbumn @pohan.imelda @holdingperkebunan #forumhumasbumn #humas #BUMNUntukIndonesia
Corporate Social Responsibility berupa sembako dan bahan makanan ke posko BPBD di desa Kaliuling Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang Jawa Timur Sabtu (17/04). Gempa bumi yang terjadi Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB berkekuatan magnitudo 6,1 dan berpusat di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 kilometer memiliki dampak hebat, menyebabkan ribuan rumah rusak ringan hingga berat. PTPN XI sebagai bagian dari Satgas Tanggap Bencana BUMN Jatim berkoordinasi dengan BPBD terkait kebutuhan yang diperlukan dan menyalurkan bantuan ke Desa Kaliuling berupa sembako, beras, mie instan, minyak goreng, sarden, AMDK dan gula pasir. Desa ini merupakan yang paling terdampak di Kabupaten Lumajang. Sebelumnya BUMN di Jatim yang tergabung dalam Satgas Tanggap Bencana BUMN Jatim menyalurkan bantuan untuk meringankan korban gempa bumi dengan menetapkan tiga titik lokasi prioritas yakni, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Blitar. @ptpnxi_pgjatiroto #csr #tjsl #lumajang #BUMNUntukIndonesia
Menanggapi pernyataan Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri Kamis (21/1) terkait Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tengah mengusut kasus dugaan korupsi terkait pengadaan mesin penggiling di Pabrik Gula Djatiroto PT Perkebunan Nusantara XI periode tahun 2015-2016, maka dijelaskan sebagai mana berikut:
1. PTPN XI adalah agroindustri gula yang memiliki unit usaha pabrik gula, termasuk PG Djatiroto Lumajang; 2. Hasil produksi berupa gula kristal putih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, karung plastik, serta ethanol sebagai bahan dasar industri dan beberapa bisnis lainnya yang sesuai dengan anggaran dasar perusahaan; 3. Dalam operasionalnya PG selalu dilakukan maintenance untuk menjaga performa giling; 4. Aktivitas PTPN XI berdasarkan SOP dan peraturan yang berlaku serta tata kelola yang baik:
Untuk itu PTPN XI menghormati proses hukum yang berjalan dengan tetap mengedepankan praduga tak bersalah, Manajemen siap memberikan keterangan dengan transparan guna memastikan apakah pengelolaan investasi telah dijalankan sesuai tata kelola yang ditetapkan sebagai wujud komitmen manajemen untuk profesional dan pelaksanaan tata kelola yang baik.
Selanjutnya disampaikan bahwa untuk mendukung komitmen tersebut, PTPN XI telah membangun sistem anti fraud melalui WBS, Sistem Pelaporan Gratifikasi serta mengikuti sertifikasi Anti Bribery Management System ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Untuk memastikan dalam koridor kepatuhan, maka kerja sama dengan berbagai instansi dilakukan sehingga didapat bimbingan hukum, legal opinion maupun legal audit atas aktivitas operasionalnya.
Demikian, ditegaskan sekali lagi bahwa PTPN XI mematuhi dan menyerahkan pada proses hukum yang berjalan untuk kebaikan bersama serta komitmen untuk menjalankan tata kelola yang baik.
Sebagai jaminan Operational Excellent, para General Manager PTPN XI menandatangani Pakta Integritas Senin (05/04) di Surabaya. “Untuk lebih mengoptimalkan kinerja melalui tujuan yang jelas perjanjian integritas ditandatangani di hari ini, yang mencakup kontrak manajemen semua manajer umum pabrik gula dan pabrik non-gula serta target kinerja untuk tahun 2021, kami berkomiten untuk menjalankan tata kelola perusahan yang berjalan dengan baik, dan selalu mengedepankan kepentingan korporasi” terang Direktur PTPN X Tulus Panduwidjaja.
Menurutnya, meski ada dua pabrik gula PTPN XI yang dinilai sebagai pabrik gula terbaik kinerja tahun 2020,masih ada potensi besar untuk ditingkatkan, sehingga setidaknya ada tiga PG di tahun 2021, diharapkan unit bisnis pabrik gula menunjukan kerja yang baik agar bertahan.
Kegiatan tersebut diikuti oleh jajaran manajemen dan seluruh pejabat puncak PTPN XI dengan menerapakan protokol kesehatan.
Senin (05/04) Manajemen PTPN XI menyerahkan langsung SK Pensiun kepada Christanto Martono di Surabaya. Tulus Panduwidjaja menjelaskan. “sekalipun dengan keterbatasan tim PG Djatiroto, manajemen kami bersyukur atas pengabdian Cristianto. Mereka mampu meraih juara II PG terbaik di Group PTPN XI. Dan menghantarkan PTPN XI sebagai komoditas gula terbaik”
Cristanto Martono telah bekerja di PTPN XI selama 35 tahun dan terakhir menjabat sebagai General Manager pabrik gula Djatiroto yang diambil ahli oleh Gampil Dwi Susanto. " Terimakasih kepada manajemen yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berkarya selama ini, meskipun telah purna Saya bersedia diskusi sharing apabila dibutuhkan " Pungkas Christanto.
PTPN XI dan BUMN Jawa Timur berpartisipasi dalam Sentra Vaksinisasi Bersama Rabu (31/03) yang diprakarsai oleh Kementrian BUMN di Surabaya. Sebanyak 615 karyawan PTPN XI mengikuti acar teresbut.
Direktur PTPN XI Tulus Panduwidjaja mengatakan dalam kunjungan ke Sentra Vaksinasi Bersama Surabaya. “PTPN XI dan BUMN di Jawa Timur berkomitmen untuk mendukung dan mencapai keberhasilan vaksinasi di Indonesia. Saya berharap pandemi ini segera berakhir.” Tutur beliau.
PTPN XI akan mempersiapkan kegiatan siap Giling 2021 untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. Termasuk upaya untuk menjaga kekebalan dan mencegah penyebaran virus Corona. Salah satunya dengan mengikuti Vaksinasi dan berharap terciptanya kekebalan komunitas (herd community), sebagai upaya Indonesia mengatasi pandemi.
" Selain karyawan yang diposisi layanan publik, kami mengikutkan purnawirawan yang tergolong lansia sebagai bagian masyarakat yang rentan terpapar Covid, untuk melindungi mereka. Untuk tahap ini total kurang lebih enam ratusan orang yang mengikuti vaksinasi sehingga diharapkan memiliki kekebalan lebih. Ini juga merupakan bagian persiapan untuk musim giling tahun ini, meskipun pasca imunisasi kami tetap harus menerapkan protokol kesehatan baik di kebun, pabrik dan kantor" jelasnya lebih lanjut.
Terkait pelaksanaan kegiatan vaksinasi, Subagyo Senior Vice President Business Support PTPN XI mengatakan, dengan dukungan panitia dan rencana yang jelas, pelaksaannya sudah cukup baik, meski peserta menghadiri rapat, panitia pun tak segan untuk mempeingati ketika ada yang bergerombol dan tidak mematuhi protokol kesehatan.
Manajemen dan Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara XI hadir dalam Kick-Off Meeting Pelaksanaan Self Assesment GCG di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Anak Perusahaan yang digelar serentak Selasa (09/03) melalui video conference dengan memprioritaskan perbaikan Area Opportunity For Improvement (OFI).
“ Kami harapkan pendampingan yang lebih baik disemua lini, komisaris dan manajemen serta seluruh insan PTPN group mendukung pelaksanaan GCG secara menyeluruh. Kami berharap BPKP sebagai stakeholder untuk berkonsultasi, memberikan guidence nasehat dalam hal tertentu pelaksanaan asesmen asesor internal. Karena demikian banyak indikator dan parameter, sehingga kami berharap proses audit internal mendekati best pratis “ harap Seger Budiarjo Direktur PTPN III (Persero) dalam arahannya.
Pihaknya akan memprioritaskan Area Of Improvement untuk dilakukan perbaikan sehingga diharapkan kinerja korporasi juga berubah menjadi lebih baik.
“ Sebagaimana diketahui GCG review secara berkala bisa dilaksanakan dengan pihak ketiga dan selanjutnya dilakukan self asesment. Ini ada filosofinya, harapannya ada transfer knowloedge dan ada proses perusahaan akan menjadi kuat karena proses telah dilakukan sendiri. Kami akan melakukan transfer knowledge kepada tim asesor PTPN , tetapi tidak bisa turut dalam proses asesmen yang dilakukan oleh internal “ terang Heli Restiati Direktur Pengawasan Badan Usaha Agrobisnis, Infrastruktur, dan Perdagangan BPKP Pusat
Menindaklanjuti pertemuan tersebut manajemen PTPN XI menegaskan untuk menuntaskan area yang harus diperbaiki atau Area Of Improvement (OFI). Kick off Pelaksanaan Self Assesment GCG di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Anak Perusahaan diikuti oleh seluruh direktur, dewan komisaris dan manajemen PTPN Group, Direksi Holding Perkebunan serta Tim BPKP Pusat dan Perwakilan Masing-masing Provinsi.
“ Kami akan memprioritaskan OFI dan menegaskan kepada insan PTPN XI bahwa asesmen tersebut bukan semata-mata tujuan skoring saja melainkan juga memastikan infrastruktur dan terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik di setiap aktivitas korporasi “ tegas R. Tulus Panduwidjaja dalam kegiatan tersebut.
Hasil asesmen penerapan GCG tahun sebelumnya yakni sebesar 87,12 dengan rincian penilaian aspek Komitmen terhadap penerapan GCG secara berkelanjutan sebesar 6,89 , Aspek Pemegang Saham dan RUPS sebesar 7,92, Aspek Dewan Komsiaris sebesar 31,22, aspek Direksi sebesar 31,67, Aspek pengungkaan Informasi dan Transparansi sebesar 7,55 dan aspek lainnya 1,87.
Kesesuaian dengan kompetensi yang dimiliki serta kesempatan tuk memberikan konstribusi kepada negeri menjadi alasan bagi Sony Dwi Wijaya memutuskan berkarir di PT Perkebunan Nusantara XI.
" Menurut saya waktu itu PTPN XI adalah salah satu perusahaan agribisnis yang bagus di Jawa Timur, dengan kompetensi yang saya miliki akhirnya saya ingin bergabung dan berkembang bersama PTPN XI, dan saya tidak salah, banyak potensi yang ada di sini " terang Sony yang saat ini menduduki posisi sebagai Kasie Teknik St. Pemurnian dan Penguapan PG Assembagoes.
Milineal asli Semboro- Jember ini sudah tiga kali bertugas di pabrik gula yang berbeda, yakni PG Semboro, PG Rejosarie dan saat ini PG Assembagoes. Menurutnya pengalaman yang paling menarik ketika beraktivitas di PG Assembagoes.
" Selama bertugas di pabrik gula PTPN XI, sama-sama memberikan kesan dan pengalaman yang unik. Tetapi karena ditugaskan d PG Assembagoes pada saat proyek revitalisasi yaitu modernisasi dan pengembangan kapasitas, maka banyak ilmu baru yang saya dapatkan disini, knowledge tentang teknologi hingga bagaimana kita bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan hasil terbaik " ujarnya kemudian.
Menyongsong hari lahir PTPN XI bulan Maret ini, Sony Memiliki harapan besar untuk PTPN XI.
" Semoga PTPN XI dapat kembali meraih kejayaan dan terus bertransformasi sesuai era serta selalu memberikan kesempatan bagi yang muda untuk memberikan ide-ide yang fresh untuk tetap survive menyesuaikan perkembangan jaman yang berubah begitu cepat . Dengan kondisi PTPN XI saat ini yang menghadapi tantangan besar, semoga seluruh insan PTPN XI tetap solid dan mempunyai tekad yang sama untuk raih kejayaan PTPN XI " pungkasnya..
Transformasi organisasi masih berlanjut di lingkungan PT Perkebunan Nusantara XI, agroindustri berbasis tebu di Jawa Timur. Senin (01/03) di Kantor Pusat Surabaya manajemen menggelar serah terima jabatan general manajer Pabrik Gula Olean dan Pabrik Gula Pandjie.
" Kami mengucapkan terimakasih atas pengabdian saudara Aziz dan atas kinerja selama menjadi GM PG Pandjie dan PG Olean. Kepada penggantinya diminta untuk segera beradaptasi, belajar banyak dari GM yang senior. Setiap kepemimpinan pasti memiliki karakter sendiri, yang penting adalah rangkul resource yang ada untuk bersama meraih target. Situbondo adalah lumbung tebu Jawa Timur, optimalkan giling terutama tebu milik petani " ungkap Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI dalam arahannya.
Abdul Aziz digantikan oleh Mahindan Andawijaya sebagai General Manager PG Pandjie dan PG Olean per bulan Maret 2021 karena memasuki masa pensiun.
Selanjutnya Tulus menegaskan agar semua manajemen di unit usaha untuk bersiap menyambut perubahan besar. Program Operation excellent salah satunya restrukturisasi keuangan akan membawa dampak besar apabila tidak dikelola dengan baik.
" Restrukturisasi akan berdampak terhadap cash flow, untuk itu harus dikelola dengan benar. Overall cost leadership menjadi strategi untuk mengatur finansial, mana yang prioritas dan berdampak mana yang bisa dialihkan termasuk diantaranya pengaturan biaya produksi " jelasnya kemudian.
Sementara itu pejabat baru Mahindan Andawijaya akan berupaya untuk mempersiapkan giling tahun 2021 ini. Pihaknya akan mengoptimalkan resource yang ada termasuk karyawan dari PG Olean untuk pabrik gula yang ada di Situbondo.
PG Pandjie suport menggiling tebu petani Situbondo, ditarget kan menggiling tebu sebanyak 172 ribu ton sedikit dibawah realisasi tahun lalu yakni 174ribu ton dengan target rendemen 8.10 diatas realisasi tahun lalu 7.07 dengan target gula produksi 14 ribu ton atau naik dari tahun lalu sebanyak 12 ribu ton.
Kali ini #Gulapedia akan bahas tentang Evaporator.
Elevenia akan sering jumpai istilah ini di pabrik gula
Nah elevenia, Evaporator adalah bejana pemanas yang berguna untuk menguapkan air dalam nira dengan prinsip kerja perbedaan tekanan dan temperature
Simak episode selanjut nya yak..
#Evaporator #pabrikgula #bumnuntukindonesia
" Saya ingin menjadi bagian dari perusahaan ini dan berharap PTPN XI memberikan ruang berkarya secara signifikan kepada karyawannya " ungkap Sandro atas pilihannya masuk ke perusahaan perkebunan berbasis tebu terbesar di Jawa Timur di awal karirnya dulu.
Bagi milineal asal Lumajang ini, kesempatan untuk berkarya terbuka lebar tinggal effort masing-masing individu. Termasuk penghargaan bukanlah tujuan dari seseorang untuk berprestasi dan berkarya, karena hal itu merupakan ekspresi jiwa seorang manusia yang merdeka.
" Bahkan ketika berkarya kita tidak perlu pengakuan tetapi bangga bila hasil karya itu di gunakan dan berguna untuk orang lain. Tak perlu tunggu hebat untuk menjadi yang terbaik. Saya pun percaya bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil, apa yang kita tuai itu yang akan kita tanam. Hindari judge terhadap seseorang, belajar dari pengalaman hal inilah yang mematikan karakter seseorang, padahal dia adalah Hero dan berpotensi banget. Setiap orang punya cerita dan masa lalu, sekaligus juga berpotensi berubah, never be the same lah " lanjut angler Nusantara Fishing.
Memasuki bulan kelahiran PTPN XI yakni bulan Maret, dirinya memiliki harapan besar akan tumbuhkembang dan keberlanjutan perusahaan ini.
" Semoga PTPN XI semakin Jaya serta memberi manfaat khususnya bagi karyawan pada juga kehadiran PTPN XI memberikan Nilai kepada masyarakat dan Negara, menjadi benteng ketahanan pangan negeri ini " pungkasnya.
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Rabu (06/01)) ditutup naik yakni Rp12.281,- dari sebelumnya Rp12.273,-
Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Bojonegoro Rp13.250,- dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,-
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Ahad (06/12) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.224,- turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp12.254,-
Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Bojonegoro Rp13.000,- dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,-
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Rabu (18/11) ditutup naik.
Harga rata-rata mencapai Rp12.239,- naik bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp12.226,-
Harga rata-rata tertinggi di Kota Malang, Kabupaten Bojonegoro Rp13.000,- dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,-
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Ahad (15/11) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.220,- naik bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp12.228,-
Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Sampang, Kabupaten Bojonegoro Rp13.000,- dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,-
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Kamis (11/06) ditutup naik.
Harga rata-rata mencapai Rp12.205,- naik bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp12.193,-
Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Sampang Rp13.000,- dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,-
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
PTPN XI mengikuti upacara peringatan hari pahlawan melalui virtual, Selasa (10/11). Kegiatan tersebut diikuti oleh karyawan di ruang kerja masing-masing, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kami insan PTPN XI bertekad untuk mengukir sejarah kebangkitan perkebunan Nusantara, mewarisi tekad semangat juang para pahlawan, khususnya semangat arek-arek Suroboyo, sesuai dengan core value kami, Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dalam memberikan komitmen tertinggi tercapainya cita-cita," ujar R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Pihaknya melanjutkan, bahwa selama ini PTPN XI terus berupaya melakukan perbaikan performa di setiap tahunnya dengan harapan kinerja korporasi meningkat dan berkesinambungan.
"PTPN grup sedang melakukan transformasi yang holistik. Tidak hanya perubahan nomenklatur dan direksi saja, tetapi arah dan bentuk bisnis anak PTPN juga mengalami penyesuaian, dan ini yang membuat kami terus menerus melakukan upaya perbaikan agar korporasi tetap memiliki performa terbaik. Penentu keberhasilan adalah sangat dan etos karyawan seluruh insan PTPN XI. Tidak ada peluang untuk main-main, bagi oknum yang masih terlena kami sudah menyiapkan sistemnya, baik WBS dan Pengendalian Gratifikasi hingga persiapan penerapan sistem manajemen anti penyuapan," terangnya lebih lanjut.
Terkait permasalahan yang mungkin terjadi, Tulus mengatakan, PTPN XI memiliki perangkat dan aturan sehingga semua akan diproses sesuai prosedur.
"Bila ada sesuatu yang berpeluang menjadi risiko, maka kami memiliki perangkat dan sistem. Sistem itu akan berjalan memproses hal tersebut. Kami juga menjalin kerja sama dengan beberapa institusi hukum untuk saran dan legal opinion, sehingga langkah yang diambil perusahaan benar dan tidak menyalahi aturan," imbuhnya.
Langkah manajemen tersebut didukung oleh Dewan Komisaris sebagaimana disampaikan Dedy Mawardi Komisaris Utama PTPN XI.
"Komunikasi manajemen dengan Komisaris cukup baik, sehingga kami pun tahu bila ada kendala di lapangan. Komisaris mendukung upaya penyelesaian masalah termasuk diantaranya meminta legal opinion kepada institusi hukum. Yang penting dalam pencapaian target korporasi tidak ada penyimpangan baik prosedur maupun teknis," ungkap Dedy Mawardi.
Sebagai informasi, PTPN XI dalam musim giling 2020 telah menyelesaikan giling dengan total tebu digiling sebesar 3,8 juta ton dengan gula yang dihasilkan sebesar 263 ribu ton. Kendala dalam giling adalah menurunnya kuanta bahan baku yang disebabkan oleh berkurangnya lahan tebu dan persaingan bahan baku tebu rakyat dengan industri gula lainnya.
Sumber:
PTPN XI mengikuti upacara peringatan hari pahlawan melalui virtual, Selasa (10/11). Kegiatan tersebut diikuti oleh karyawan di ruang kerja masing-masing, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kami insan PTPN XI bertekad untuk mengukir sejarah kebangkitan perkebunan Nusantara, mewarisi tekad semangat juang para pahlawan, khususnya semangat arek-arek Suroboyo, sesuai dengan core value kami, Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dalam memberikan komitmen tertinggi tercapainya cita-cita," ujar R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI.
Pihaknya melanjutkan, bahwa selama ini PTPN XI terus berupaya melakukan perbaikan performa di setiap tahunnya dengan harapan kinerja korporasi meningkat dan berkesinambungan.
"PTPN grup sedang melakukan transformasi yang holistik. Tidak hanya perubahan nomenklatur dan direksi saja, tetapi arah dan bentuk bisnis anak PTPN juga mengalami penyesuaian, dan ini yang membuat kami terus menerus melakukan upaya perbaikan agar korporasi tetap memiliki performa terbaik. Penentu keberhasilan adalah sangat dan etos karyawan seluruh insan PTPN XI. Tidak ada peluang untuk main-main, bagi oknum yang masih terlena kami sudah menyiapkan sistemnya, baik WBS dan Pengendalian Gratifikasi hingga persiapan penerapan sistem manajemen anti penyuapan," terangnya lebih lanjut.
Terkait permasalahan yang mungkin terjadi, Tulus mengatakan, PTPN XI memiliki perangkat dan aturan sehingga semua akan diproses sesuai prosedur.
"Bila ada sesuatu yang berpeluang menjadi risiko, maka kami memiliki perangkat dan sistem. Sistem itu akan berjalan memproses hal tersebut. Kami juga menjalin kerja sama dengan beberapa institusi hukum untuk saran dan legal opinion, sehingga langkah yang diambil perusahaan benar dan tidak menyalahi aturan," imbuhnya.
Langkah manajemen tersebut didukung oleh Dewan Komisaris sebagaimana disampaikan Dedy Mawardi Komisaris Utama PTPN XI.
"Komunikasi manajemen dengan Komisaris cukup baik, sehingga kami pun tahu bila ada kendala di lapangan. Komisaris mendukung upaya penyelesaian masalah termasuk diantaranya meminta legal opinion kepada institusi hukum. Yang penting dalam pencapaian target korporasi tidak ada penyimpangan baik prosedur maupun teknis," ungkap Dedy Mawardi.
Sebagai informasi, PTPN XI dalam musim giling 2020 telah menyelesaikan giling dengan total tebu digiling sebesar 3,8 juta ton dengan gula yang dihasilkan sebesar 263 ribu ton. Kendala dalam giling adalah menurunnya kuanta bahan baku yang disebabkan oleh berkurangnya lahan tebu dan persaingan bahan baku tebu rakyat dengan industri gula lainnya.
https://bangsaonline.com/berita/83089/ptpn-xl-lakukan-upacara-pahlawan-secara-virtual#.X6sNhT-akiA.whatsapp
Sumber:
https://bangsaonline.com/berita/83089/ptpn-xl-lakukan-upacara-pahlawan-secara-virtual#.X6sNhT-akiA.whatsapp
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Rabu (10/06) ditutup naik.
Harga rata-rata mencapai Rp12.193 naik bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp12.189.
Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Sampang, Kabupaten Bojonegoro Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
RSD part 2
Sobat @ptpn11, #didyouknow bagaimana sih cara paling ampuh untuk mengendalikan penyakit RSD pada tebu? yuk simak ulasannya..
Penyakit RSD ini dapat diketahui dari gejala yang terlihat sob, diantaranya pertumbuhan pada tanaman akan terhambat terutama pada keprasan kedua. yang paling mencolok adalah bila batang dibelah, maka bekas pembuluh akan terlihat berwarna jingga kemerahan.
Tapi Jangan Kawatir, Penyakit ini masih bisa dikendalikan sob, yakni yang pertama ialah menggunakan bibit sehat bebeas RSD seperti pada kultur jaringan. yang kedua ialah merawat bibit dengan air panas 50 drajat Celsius selama 2-3 jam. bibit yang dipanasi tersebut akan menjadi lemah. hal ini berfungsi untuk mencegah jamur patogen tanah yang fungisida (menghambat pertumbuhan). ketiga yakni mendesifeksi alat yang digunakan untuk menebang tanaman dengan lisol 20%. yangterakhir ialah, membinasakan tebu liar sisa musim tanam sebelumnya.
itu tadi adalah penyakit-penyakit yang sering menyerang tanaman tebu sob. menurut kamu, penyakit mana yang paling berbahaya? share pendapatmu ya. Ikuti terus di serial yang lebih menarik lagi, hanya di @ptpn11
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Selasa (27/10) ditutup naik.
Harga rata-rata mencapai Rp12.144,00 per kilogram naik jika dibandingkan dengan hari sebelumnya (26/10) yakni Rp12.136,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
RSD (Ratoon Stunting Disease) Part 1
Hai Sobat @ptpn11, penyakit tanaman tebu yang gak kalah penting yakni RSD atau Ratoon Stunting Disease. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Queensland, Australia pada tahun 1944 pada tebu keprasan. Sedangnya di Indonesia, penyakit ini pertama ditemukan pada tahun 1960 di pabrik gula Purwodadie, Madiun, Sob.
Penyakit yang sudah terkenal di beberapa negara ini dulunya diduga infeksi sebuah virus sob. tetapi setelah dilakukan penelitian, ternyata penyekit ini bisebabkan oleh bakteri Clavibacter xyli (Leifsonia xyli subsp.xyli) yang masuk golongan Coryneform, Gram positif, tak bergerak, bersifat aerob, dan membentuk endospora. patogen ini sulit sekali untuk diisolasi sob, karena tiap 2-3 minggu sekali, koloni baru akan tumbuh dan membutuhkan media baru. waaah, nakal sekali ya.
Penyebab penularan dari bakteri ini lagi-lagi oleh bakteri pada alat pemotong tanaman sob. selain itu juga bibit yang sakit juga menjadi media yang paling disukai oleh bakteri ini. berbeda dengan blendok, bakteri pada penyekit ini dapat bertahan di dalam tanah dan bisa saja menginfeksi Kembali tanaman inangnya. ck ck ck, emang nakal banget nih bakterinya.
Seperti penyakit lainnya, RSD juga bisa d kendalikan loh Sob, mau tau cara pengendalian penyakit yang satu ini? ikuti terus Gulapedia yaaa.. hanya di @ptpn11
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Senin (26/10) ditutup naik.
Harga rata-rata mencapai Rp12.136,00 per kilogram naik jika dibandingkan dengan hari sebelumnya (25/10) yakni Rp12.127,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
Penyakit Mosaik
Sobat @ptpn11, kalau sebelumnya penyakit itu terlihat gejala yang langsung menyerang batang tebu, tetapi penyakit kali ini lebih suka menyerang daun pada tanaman tebu sob.
Penyakit ini dikenal dengan nama latin marmor sacchari holmes atau virus mosaik. selain tebu, penyakit ini juga menyerang tanaman dengan daun besar dan panjang seperti jagung, sorgum, hingga gelagah.
Penyakit ini ditularkan melalui bibit (setek) dan kutu daun jagung. Jika tanaman tebu tertular penyakit ini, maka akan terlihat bercak bulat hingga Panjang berwarna kuning hingga putih pucat pada daun tanaman. Jika penyakit ini terus berkembang, maka warna pada daun tanaman akan berubah menjadi kuning pucat.
tapi tenang aja, penyakit ini bisa dikendalikan kok. caranya dengan merawat bibit dengan air panas 52 drajat Celsius selaama 20 menit pada hari pertama, dan 57 drajat Celsius selamat 20 menit pada hari ke 2 dan 3. Selain itu, juga perlu dilakukan pemantauan kebun bibit. jika ada bibit yang sakit, maka langsung dibinasakan. selain itu, tebu liar sisa tanam sebelumnya, harus dibinasakan agar tidak menularkan penyakit pada tanaman selanjutnya.
ada yang pernah nemuin jenis penyakit ini pada tanaman tebu disekitar rumahmu? yuk sharing di kolom komentar. Jangan lupa ikuti terus #gulapedia hanya di @ptpn11
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Kamis (19/10) ditutup Naik.
Harga rata-rata mencapai Rp12.117,00 per kilogram naik jika dibandingkan dengan hari sebelumnya (18/10) yakni Rp12.102,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Minggu (04/10) ditutup Menetap mencapai Rp12.031,00.
Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Rabu (23/09) ditutup Menetap
Harga rata-rata mencapai Rp12.072,00 per kilogram menetap dengan hari sebelumnya (22/09) yakni Rp12.072,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Gula Menutup Dengan Keuntungan Sedang Setelah Minyak Mentah Meningkat Ke Tertinggi 2 Minggu
Informasi Harga Gula Dunia Jumat (18/08) NY # 11 Oktober (SBV20) ditutup naik +0.15 (+ 1.19%). dan Gula London Desember # 5 (SWZ20) ditutup naik +3,30 (+ 0,90%).
Analis Rich Asplund menyatakan Harga gula pada hari Jumat menguat untuk hari keempat dengan gula NY di level tertinggi 2-1 / 2 minggu dan gula London di level tertinggi 3 minggu. Reli awal minyak mentah pada hari Jumat mendukung kenaikan gula. Minyak mentah naik ke level tertinggi 2 minggu pada hari Jumat, yang menguntungkan harga etanol dan dapat mendorong pabrik gula Brasil untuk mengalihkan lebih banyak peremukan tebu ke produksi etanol daripada produksi gula, sehingga membatasi pasokan gula.
Harga gula pada hari Senin jatuh ke level terendah dalam 7 minggu di tengah prospek produksi gula global yang melimpah. Departemen Meteorologi India Jumat lalu mengatakan hujan monsun India sepanjang tahun ini + 7% di atas normal pada 6 September, yang akan menguntungkan hasil tebu India. Selain itu, Czarnikow Group memperkirakan bahwa produksi gula India 2020/21 akan naik + 20% y / y menjadi 32,5 MMT. India adalah produsen gula terbesar kedua di dunia. Kementerian Pertanian India pada hari Jumat mengatakan para petani India telah meningkatkan areal tanaman tebu mereka menjadi 5,27 juta hektar pada 18 September, dibandingkan 5,18 juta hektar yang ditanam pada waktu yang sama tahun lalu.
Prospek produksi gula Brasil yang kuat juga membebani harga gula. Data Kamis lalu dari Unica menunjukkan bahwa produksi gula Tengah-Selatan Brasil pada paruh kedua Agustus melonjak + 16% y / y menjadi 2,933 MMT, dengan persentase tebu yang digunakan untuk gula naik menjadi 46,8% pada 2020/21 dari 36,5% pada 2019/20. Selain itu, permintaan untuk etanol Brasil telah anjlok, yang dapat mendorong pabrik gula Brasil untuk mengalihkan lebih banyak pengolahan tebu ke produksi gula daripada produksi etanol dan meningkatkan pasokan gula setelah total penjualan etanol Brasil pada paruh pertama Agustus anjlok -18% y / y menjadi 1,2 miliar liter.
Faktor bearish lain untuk gula adalah perkiraan Kamis lalu dari Czarnikow untuk produksi gula global 2020/21 naik sebesar + 8,8% y / y menjadi 176,7 MMT dengan surplus gula global 2020/21 sebesar +5,0 MMT.
Harga gula mendapat dukungan karena kekhawatiran pola cuaca La Nina dapat menyebabkan kekeringan yang berlebihan di Brasil yang memotong hasil tebu. Pusat Prediksi Iklim A.S. pada hari Kamis mengatakan pola cuaca La Nina telah muncul di Samudra Pasifik, yang dapat menyebabkan curah hujan di bawah rata-rata di Brasil pada Q4, menurut Maxar.
Organisasi Gula Internasional (ISO) pada tanggal 1 September meningkatkan perkiraan produksi gula global tahun 2020/21 dan meningkatkan perkiraan defisit gula global tahun 2020/21. ISO memproyeksikan bahwa produksi gula global 2020/21 akan meningkat + 2,3% y / y menjadi 173,5 MMT. ISO juga mengatakan defisit gula global 2020/21 akan melebar menjadi -72.000 MT dari -14.000 MT pada 2019/20.
Conab, badan prakiraan tanaman nasional Brasil, meningkatkan perkiraannya pada 20 Agustus untuk produksi gula Brasil tahun 2020-21 (Apr / Mar) sebesar + 11% menjadi 39,3 juta metrik ton dari perkiraan bulan Mei sebesar 35,3 juta MT dan produksi 2019-20 sebesar 29,8 juta MT . Conab menaikkan perkiraan untuk produksi gula Tengah-Selatan 2020-21 Brasil menjadi 35,7 juta MT dari 31,8 juta MT di bulan Mei. Pabrik gula Brasil diperkirakan mengalihkan 46,4% tebu ke produksi rafinasi, naik dari 34,9% pada 2019-20 karena melemahnya harga dan permintaan etanol.
Produksi gula Thailand diperkirakan akan terpengaruh oleh kondisi kekeringan, meskipun hujan baru-baru ini telah mengurangi sebagian kondisi kekeringan. Thai Sugar Millers Co. mengatakan beberapa wilayah di Thailand telah menerima curah hujan sebanyak 20% lebih banyak sepanjang tahun ini dibandingkan tahun lalu. Selain itu, Departemen Meteorologi Thailand telah memperkirakan hujan di atas rata-rata Thailand untuk Agustus dan September.
Gambaran Besar Faktor Pasar Gula: Produksi gula dunia pada 2020/21 (Apr / Mar) diperkirakan akan naik + 2,3% y / y menjadi 173,5 MMT setelah turun -8,4% pada 2019/20 menjadi 169,6 MMT (ISO). Neraca gula dunia pada tahun 2020/21 diperkirakan akan melebar menjadi -72.000 MT dari defisit -14.000 MT pada tahun 2019/20 (ISO). Produksi gula oleh Brasil, produsen gula terbesar di dunia, pada 2020/21 (Apr / Mar) akan naik sebesar + 32% y / y menjadi 39,3 MMT dari 29,8 MMT pada 2019/20, karena pabrik mengalihkan 46,4% sari tebu untuk diproduksi gula (naik dari 34,9% pada 2019/20) karena prospek harga dan permintaan etanol yang lemah (Conab). Produksi gula oleh India, produsen gula terbesar kedua di dunia, pada 2019/20 akan turun -15% y / y ke level terendah 3 tahun 28 MT karena kekeringan dan musim hujan yang tertunda (Federasi Pabrik Gula Koperasi Nasional India Ltd).
TK Kuncup Harapan
hai sobat @ptpn11 #didyouknow, Pabrik Gula Pradjekan, Bondowoso mengelolah Sekolah anak usia dini sejak tahun 1966 loh.
TK yang terletak di Jalan Raya Situbondo no 27, Desa Prajekan Kidul, Kabupaten Bondowoso ini berdiri tepat saat tahun baru sob, yakni 1 Januari 1966. Sejak itu TK Kuncup Harapan semakin berkembang dan kini mendirikan Kelompok Bermain yang sudah terdaftar Dinas Pendidikan Kab. Bondowoso pada hari kasih sayang 14 Februari 2009. waaww..
TK ini pertama kali digagas oleh ibu-ibu karyawan PG Pradjekan sob. Dengan pengelolaan yang baik, tahun 2019, TK Kuncup Harapan memperoleh akreditasi A. Keren banget tuh.
Saat Ini TK memiliki peserta didik sejumlah 39 siswa Taman Kanak-Kanak dan 5 siswa pada Kelompok Bermain. Selain belajar baca tulis, di TK Kuncup Harapan ini kreatifitas siswa juga diasah loh. hal tersebut ditunjang dengan adanya fasilitas alat main peran, drumband dan angklung . wah wah wah..
Hal itu terbukti dengan segudang prestasi yang sudah diraih, diantaranya Juara Favorit lomba kolase biji-bijian tingkat Kecamatan Pradjekan dan juara 1 lomba mewarnai tingkat Kabupaten Bondowoso. waaah keren banget nih
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Rabu (20/09) ditutup naik
Harga rata-rata mencapai Rp12.101,00 per kilogram naik jika dibandingkan dengan hari sebelumnya (19/09) yakni Rp12.097,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
"Team works make dreams works", setuju banget gak sih sama quote yang satu ini. Kerjasama tim memang banyak di butuhkan dimanapun. Karena banyak orang lebih efektif darupada satu orang dalam menyelesaikan pekerjaan. Apalagi di dunia kerja, team work menjadi hal penting sampai-sampai digunakan dapat perekrutan pegawai dalam sebuah perusahaan.
Semakin bertambahnya waktu, adakalanya seseorang merasa jenuh dalam pekerjaannya yang akhirnya berdampak pada kinerja kelompok. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi pekerjaan tim dalam perusahaan.
"Saat kita merasa jenuh, ada baiknya kita sesekali merenggangkan otot sejenak dengan meluangkan waktu kerja dengan sarapan bersama teman sejawat sambil ngobrol ringan bersama mereka. Kegiatan ini efektif banget bisa meluluhkan hati dan pikiran yang sedang kaku". Tutur Rizky, Asisten Majager AKU PG Pradjekan.
Dalam memacu kinerja kelompok, selain dukungan antar anggota, motivasi diri juga menjadi langkah lain dalam meningkatkan semangat dalam diri untuk tetap bekerja dari hati untuk kesuksesan perusahaan.
"Agar tetap semangat kita harus selalu ingat bahwa tujuan kita bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kita semata tapi diniatkan juga ibadah karena Allah, karena perusahaan tempat kita bekerja ini menjadi tumpuan dan harapan stakeholder (karyawan dan batih, petani, vendor) serta bertujuan untuk memenuhi 1 dari 9 kebutuhan pokok masyarakat sehingga harus tetap semangat bekerja dan bertekat kuat bagaimana caranya agar perusahaan dapat terus tumbuh dan berkembang melewati berbagai tantangan sampai generasi berikutnya" lanjutnya.
"Intinya adalah Kesuksesan Perusahaan dalam segala aspek tidak akan diraih tanpa didukung oleh team work yang solid dan kepedulian yang tinggi dari setiap insan pada tujuan perusahaan serta yang terakhir adalah doa yg senantiasa dipanjatkan untuk keberlangsungan perusahaan." Pungkasnya.
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Kamis (17/09) ditutup turun kembali.
Harga rata-rata mencapai Rp12.105,00 per kilogram turun jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yakni Rp12.106,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
TK Dian Sacharin
Hai Sobat @ptpn11, #didyouknow akibat dampak kondisi Pergulaan yang kurang bagus, ada Pabrik Gula yang dikelola PT Perkebunan Nusantara mengalami keterpurukan hingga gulung tikar. salah satunya yakni Pabrik Gula Demaas, Situbondo.
Walaupun Pabrik Gula yang sudah tidak beroprasi sejak tahun 2000-an, tetapi kenangan dan warisan pabrik gula masih terus berkembang sob, salah satunya yakni TK Dian Sacharin. Yuk kita simak ulasan TK yang bersejarah ini.
TK ini berdiri sejak 2 Agustus 1963 di Jl PG De Maas Desa kalimas, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Dulunya TK ini bernama TK PG Demaas sob, barulah di tahun 1986 berganti nama menjadi TK Dian Sacharin. Karena Dampak krismon yang mengakibatkan PG Demaas tidak beroprasi, maka TK ini berada di bawah pembinaan PG Pandjie-Situbondo hingga saat ini.
TK Dian Sacharin ini memiliki 5 tenaga pendidik beserta 2 tenaga kependidikan (Kepsek dan penjaga sekolah) dan 4 guru ekstrakurikuler. Semua tenaga pendidik tersebut siap mencerdaskan siswanya yang berjumlah sekitar 81 siswa sob.
Bukan hanya siswanya, Di TK Dian Scaharin ini, Orang tua siswa mendapatkan kegiatan parenting yang berguna banget untuk pendidikan anak di rumah bersama orangtua mereka sob. Yang gak kalah keren lagi, di TK ini siswa tidak hanya diajarkan berhitung dan membaca saja sob, tetapi juga kreatifitas siswa seperti drumband, bermain pasar-pasaran, membuat jus dan makanan ringan. gimana.. sudah mulai bernostalgia dengan dunia Taman Kanak-Kanak belum?
itu dia ulasan singkat dari TK yang bersejarah ini. Hayo siapa nih lulusan dari TK Dian Sacharine? cerita-cerita dong ...
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Rabu (16/09) ditutup naik tipis.
Harga rata-rata mencapai Rp12.106,00 per kilogram naik jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yakni Rp12.095,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
Sob, kita lanjut yuk penjenjangan benih tebu. Setelah menjalani penjenjangan di KBI, benih tebu masuk ke tahap pejenjangan terakhir nih, yakni KBD
KBD yang merupakan singkatan dari Kebun Bibit Datar ini merupakan perbanyakan pertama dari benih pokok KBI Sob. Mangkanya, benih yang dibudidayakan di KBD ini juga biasa dikenal dengan Benih sebar yang akan digunakan sebagai bahan tanam di KTG (kebun tebu giling).
Karena digunakan sebagai bahan tanam KTG, maka lokasi KBI harus diupayakan dekat dengan lahan tebu giling Sob. Hal ini dikarenakan hasil dari KBD akan di produksi dalam skala besar sehingga posisi KBD yang dekat dengan KGT dapat memudahkan pengembangan benih nantinya Sob.
masa tanam KBD dimulai bulan Oktober-Januari dengan luas lahan sekitar 12,5% dari luas Kebun Tebu Giling, dengan seting komposisi ideal yakni masak awal : masak tengah : masak lambat sekitar 30% : 40% :30%.
Naah, itu dia informasi terakhir tentang Penjenjangan benih tebu Sob. Gimana nih, menarik kan? #Gulapedia masih menyimpan episode lain yang lebih menarik nih Sob.
Sooo ikuti terus Gulapedia hanya di @ptpn11
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Selasa (15/09) ditutup menetap.
Harga rata-rata mencapai Rp12.095,00 per kilogram menetap dengan hari sebelumnya yakni Rp12.095,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
Okt NY gula dunia # 11 (SBV20) pada hari Senin ditutup turun -0,16 (-1,34%). Okt London gula putih # 5 (SWV20) ditutup -7,40 (-2,07%).
Harga gula pada hari Senin turun ke level terendah 7 minggu di tengah prospek produksi gula global yang melimpah. Departemen Meteorologi India Jumat lalu mengatakan hujan monsun India sepanjang tahun ini + 7% di atas normal pada 6 September, yang akan menguntungkan hasil tebu India. Selain itu, Czarnikow Group memperkirakan bahwa produksi gula India 2020/21 akan naik + 20% y / y menjadi 32,5 MMT. India adalah produsen gula terbesar kedua di dunia.
Prospek produksi gula Brasil yang kuat juga membebani harga gula. Data Kamis lalu dari Unica menunjukkan bahwa produksi gula Tengah-Selatan Brasil pada paruh kedua Agustus melonjak + 16% y / y menjadi 2,933 MMT, dengan persentase tebu yang digunakan untuk gula naik menjadi 46,8% pada 2020/21 dari 36,5% pada 2019/20. Selain itu, permintaan untuk etanol Brasil telah anjlok, yang dapat mendorong pabrik gula Brasil untuk mengalihkan lebih banyak peremukan tebu ke produksi gula daripada produksi etanol dan meningkatkan pasokan gula setelah total penjualan etanol Brasil pada paruh pertama Agustus anjlok -18% y / y menjadi 1,2 miliar liter.
Faktor penurunan gula lainnya adalah perkiraan Kamis lalu dari Czarnikow untuk produksi gula global 2020/21 naik + 8,8% y / y menjadi 176,7 MMT dengan surplus gula global 2020/21 sebesar +5,0 MMT.
Harga gula mendapat dukungan karena kekhawatiran pola cuaca La Nina dapat menyebabkan kekeringan yang berlebihan di Brasil yang memotong hasil tebu. Pusat Prediksi Iklim A.S. pada hari Kamis mengatakan pola cuaca La Nina telah muncul di Samudra Pasifik, yang dapat menyebabkan curah hujan di bawah rata-rata di Brasil pada Q4, menurut Maxar.
Organisasi Gula Internasional (ISO) pada tanggal 1 September meningkatkan perkiraan produksi gula global tahun 2020/21 dan meningkatkan perkiraan defisit gula global tahun 2020/21. ISO memproyeksikan bahwa produksi gula global 2020/21 akan meningkat + 2,3% y / y menjadi 173,5 MMT. ISO juga mengatakan defisit gula global 2020/21 akan melebar menjadi -72.000 MT dari -14.000 MT pada 2019/20.
Conab, badan prakiraan tanaman nasional Brasil, meningkatkan perkiraannya pada 20 Agustus untuk produksi gula Brasil tahun 2020-21 (Apr / Mar) sebesar + 11% menjadi 39,3 juta metrik ton dari perkiraan bulan Mei sebesar 35,3 juta MT dan produksi 2019-20 sebesar 29,8 juta MT . Conab menaikkan perkiraan untuk produksi gula Tengah-Selatan 2020-21 Brasil menjadi 35,7 juta MT dari 31,8 juta MT di bulan Mei. Pabrik gula Brasil diperkirakan mengalihkan 46,4% tebu ke produksi rafinasi, naik dari 34,9% pada 2019-20 karena melemahnya harga dan permintaan etanol.
Produksi gula Thailand diperkirakan akan terpengaruh oleh kondisi kekeringan, meskipun hujan baru-baru ini telah mengurangi sebagian kondisi kekeringan. Thai Sugar Millers Co. mengatakan beberapa wilayah di Thailand telah menerima curah hujan sebanyak 20% lebih banyak sepanjang tahun ini dibandingkan tahun lalu. Selain itu, Departemen Meteorologi Thailand telah memperkirakan hujan di atas rata-rata Thailand untuk Agustus dan September.
Hai sobat @ptpn11, Setelah melalui proses penjenjangan KBP, benih tebu kemudian masuk ke penjenjangan seanjutnya, yakni KBI.
Kebun Benih Induk yang di singkat KBI ini disebut juga benih pokok yang merupakan perbanyakan pertama dari benih dasar (KBN) sob. Pada penjenjangan ini, benih yang dikembangkan harus menggambarkan komposisi varietas yang akan ditanam pada periode giling tebu mendatang sob.
Di PT Perkebunan Nusantara XI KBI dilakukan di seluruh lahan tanam pabrik gula dengan sumber benih yang didapat dari KBN di Puslit Sukosari, sob. Penjenjangan benih tebu tahap ini melalui seleksi yang ketat sob. hal ini dimaksud agar benih dapat tahan hama penyakit sehingga benih yang ditanam nantinya akan sesuai yang diharapkan.
Hasil dari penjenjangan pada KBI ini akan ditanam pada penjenjangan berikutnya, yakni KBD (Kebun Bibit Datar). Masa tanam benih ini pada kisaran bulan Maret hingga Juni dengan luas Kebun Benih Induk sekitar 15% dari KBD.
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Senin (14/09) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.095,00 per kilogram turun dibandingkan dengan hari sebelumnya yakni Rp12.113,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Sampang dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.566,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya.
Hai sobat @ptpn11, siang hari yang super panas kayak gini, emang paling enak kalo minum es tebu pinggir jalan gak sih? hmm... rasanya legaa.. ngomong-ngomong tentang es tebu, kali ini mimin bakal bahas tentang varietas tebu yang sekilas mirip dengan tebu yang biasa dipakai penjual es tebu pinggir jalan. hmm varietas apakah itu?? yuk simak ulasan menariknya.
Varietas ini dikenal dengan varietas PS 862. Varietas jenis ini biasa tumbuh di lahan dengan sifat tanah aluvial, atau tanah endapan yang dibentuk dari lumpur dan pasir halus yang mengalami erosi tanah dengan tingkat kesuburan sedang-tinggi, sob.
PS 862 ini memiliki ciri batang yang lurus dengan warna ruas hijau kekuningan, loh sob. terdengar mirip dengan tebu yang biasa diperas untuk es tebu yah. Tapi nyatanya, tebu yang biasa di konsumsi airnya secacara langsung tersebut, merupakan jenis tebu buah sob. hihi
Uniknya lagi, varietas PS 862 ini toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk dan batang, loh. Selain itu juga tahan terhadap penyakit tanaman seperti mosail dan bledok.
Ikuti terus informasi menarik tentang Varietas tebu hanya di #gulapedia @ptpn11
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Selasa (11/08) ditutup naik tipis.
Harga rata-rata mencapai Rp12.294,00 per kilogram naik dari hari sebelumnya yakni Rp12.281,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Bojonegoro dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Situbondo Rp11.666,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi Harga Gula dunia Oktober (03/08) NY # 11 (SBV20) ditutup naik +0,08 (+ 0,63%), dan gula London # 5 (SWV20) ditutup turun -6,40 (-1,68%).
Analis CmdtyNewswires menyatakan, Harga gula diselesaikan dicampur dengan harga gula NY pada tinggi baru 4-3 / 4 bulan. Rally + 2% dalam minyak mentah pada hari Senin mendorong harga etanol dan bullish untuk gula karena dapat mendorong pabrik gula Brasil mengalihkan lebih banyak tebu ke arah produksi etanol daripada produksi gula, sehingga membatasi pasokan gula.
Harga gula melihat tekanan pada hari Senin di tengah kekhawatiran bahwa produksi yang cukup di Brasil dan India, produsen gula dua terbesar di dunia, akan membuat pasokan gula berlimpah.
Harga gula mendapat dukungan mendasar dari kekhawatiran tanaman gula di Thailand, yakni eksportir gula terbesar kedua di dunia. hal tersebut disampaikan Czarnikow Group, pada 26 Juli, yang mengatakan bahwa ia memproyeksikan bahwa produksi gula 2020/21 Thailand dapat turun lebih dari -10% y / y ke level terendah 11-tahun 7,4 MMT, jauh di bawah perkiraan USDA dari 12,9 MMT, karena yang terburuk kekeringan dalam empat dekade.
Harga gula pada hari Senin dilemahkan oleh kelemahan kurs Real Brasil, yang jatuh -1,77% ke level terendah 2 minggu terhadap dolar. Pelemahan nyata mendorong penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil.
Dalam faktor bullish, Komisi Eropa melaporkan Kamis lalu bahwa ekspor gula UE Okt-Jul merosot -54% y / y ke level terendah 3 tahun di 600.000 MT, menunjukkan berkurangnya ketersediaan pasokan dari UE.
Dalam faktor bearish, Unica melaporkan 24 Juli bahwa produksi gula Center-South Brasil pada paruh pertama Juli naik + 55,6% y / y menjadi 3,022 MMT, dengan persentase tebu yang digunakan untuk pendakian gula menjadi 47,94% pada 2020/21 dari 35,99% pada 2019/20. Selain itu, permintaan etanol lemah setelah Unica juga melaporkan bahwa total penjualan etanol oleh pabrik Brazil Center-South pada paruh pertama Juli turun -19% y / y menjadi 741,4 juta liter, yang menunjukkan tekanan untuk produksi etanol yang lebih sedikit dan produksi gula yang lebih banyak.
Asosiasi Pabrik Gula India (ISMA) pada 25 Juni mengatakan bahwa produksi gula India 2020/21 akan naik + 17,7% y / y menjadi 32,01 MMT karena areal gula meningkat + 8,1% menjadi 5,23 juta hektar. ISMA juga memproyeksikan bahwa ekspor gula India 2020/21 akan melonjak menjadi 7 MMT, naik + 25,7% dari 5,2 MMT pada 2019/20.
Kekhawatiran permintaan yang sedang berlangsung adalah bearish untuk harga gula. Perusahaan konsultan Datagro mengatakan pada 15 Juli bahwa sekitar 5 MMT konsumsi gula global akan hilang antara Maret 2020 dan Februari 2021 karena efek pandemi. Czarnikow Group memproyeksikan bahwa dengan penutupan restoran, arena olahraga, dan bioskop di seluruh dunia karena Covid lockdown, permintaan gula global akan turun tahun ini untuk pertama kalinya dalam empat dekade.
Harga gula mendapat dukungan karena kekhawatiran bahwa pandemi Covid yang melonjak di India dapat mengganggu panen dan ekspor gula. Infeksi covid di India, produsen gula terbesar kedua di dunia, telah meningkat di atas 1 juta, yang terbesar ketiga di dunia di belakang AS dan Brasil.
hai sobat @ptpn11, Apa yang kalian pikirkan tentang gambar diatas? Sebuah gambar tebu biasa yaaa?? Bandingkan dengan tanaman tebu yang pernah kalian lihat secara langsung. Apakah terlihat sama?
Karna nyatanya sob, tanaman tebu memiliki banyak jenis sesuai dengan varietasnya looohh.. Apa sih varietas itu?
Menurut KBBI varietas berarti kelompok tanaman dalam jenis atau spesies tertentu yang dapat dibedakan dari kelompok lain berdasarkan suatu sifat tertentu. Nah loo bingung ya?
Intinya, varietas itu sebutan untuk sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies tanaman yang memiliki karakteristi tertentu seperti bentuk, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, dan biji yang berbeda dengan spesies lain.
Perbedaan varietas ternyata juga dimiliki oleh tanaman Tebu loh sob. pengen tau apa aja sih varietas tebu itu? ikuti terus Gulapedia dalam serial #varietasTebu, hanya di @ptpn11
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Senin (03/08) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.294,00 per kilogram turun dari hari sebelumnya yakni Rp12.302,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kota Kediri,dengan Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Jember Rp11.500,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi Harga Gula dunia Oktober Kami s (23/07) NY # 11 (SBV20) ditutup turun -0,09 (-0,76%), dan gula london # 5 (SWV20) ditutup turun -2,00 (-0,56%).
Analis CmdtyNewswires menyatakan, Harga gula turun kembali karena pelemahan dalam harga minyak mentah dan penurunan di real Brasil. Harga minyak mentah pada Kamis turun lebih dari -1%, yang memotong harga etanol dan bearish untuk gula. Selain itu, real Brasil jatuh -1,54% terhadap dolar. Real yang lebih lemah mendorong penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil.
Kekhawatiran permintaan yang sedang berlangsung adalah bearish untuk harga gula. Perusahaan konsultan Datagro mengatakan pada hari Rabu lalu bahwa sekitar 5 MMT konsumsi gula global akan hilang antara Maret 2020 dan Februari 2021 karena efek pandemi. Hal ini juga disampaikan oleh Czarnikow Group yang memproyeksikan bahwa dengan penutupan restoran, arena olahraga, dan bioskop di seluruh dunia karena Covid lockdown, permintaan gula global akan turun tahun ini untuk pertama kalinya dalam empat dekade.
Persediaan etanol Brasil yang kuat adalah negatif untuk harga etanol dan gula karena lonjakan persediaan dan dapat memaksa pabrik gula Brasil untuk mengurangi output etanol dan meningkatkan produksi gula. Perusahaan serveyor, StoneX, mengatakan bahwa persediaan etanol Center-South Brasil melonjak + 47,5% y / y menjadi 5,9 miliar liter karena permintaan etanol dalam dan luar negeri telah membuntuti output etanol Brasil. Pasokan gula cukup banyak setelah Unica melaporkan pada 9 Juli bahwa produksi gula Center-South Brazil pada paruh kedua Juni naik + 23,3% y / y menjadi 2,728 MMT, dengan persentase tebu yang digunakan untuk pendakian gula menjadi 47,42% pada 2020/21 dari 37,06% pada 2019/20. Di sisi bullish untuk gula, bagaimanapun, Unica juga melaporkan bahwa total ekspor etanol oleh pabrik Brazil bagian Tengah-Selatan pada bulan Juni naik + 44% y / y menjadi 267 juta liter, yang menunjukkan tekanan untuk produksi gula lebih sedikit dan produksi etanol lebih banyak.
Harga gula juga mendapat dukungan karena kekhawatiran bahwa pandemi Covid yang melonjak di India dapat mengganggu panen dan ekspor gula. Infeksi covid di India, produsen gula terbesar kedua di dunia, telah meningkat di atas 1 juta, yang terbesar ketiga di dunia di belakang AS dan Brasil. Hal tersebut disampaikan oleh Asosiasi Pabrik Gula India (ISMA) pada 25 Juni yang mengatakan bahwa produksi gula India 2020/21 akan naik + 17,7% y / y menjadi 32,01 MMT karena areal gula meningkat + 8,1% menjadi 5,23 juta hektar. ISMA juga memproyeksikan bahwa ekspor gula India 2020/21 akan melonjak menjadi 7 MMT, naik + 25,7% dari 5,2 MMT pada 2019/20.
#KitaKata
Berpisah dengan keluarga terdekat adalah hal yang paling sulit dilakukan. itulah yang dialami oleh Hanum, mahasiswa Universitas Malikussaleh, Aceh, peserta magang bersertifikat PT Perkebunan Nusantara XI.
Jauh dari kampung halaman, kadang membuat sebagian orang takut dan pasif terhadap lingkungan kerja yang baru. Walau begitu bagi Hanum, hal itu bisa diimbangi dengan menanamkan pada diri sendiri untuk turut menciptakan lingkungan kerja yang baik.
"Lingkungan kerja yang baik membuat hasil kerja kita lebih baik pula. Lingkungan kerja itu kita yang menciptakan, bukan kita yang hanya mengikuti arus" kata wanita kelahiran Medan tersebut.
" Kenyamanan dalam tim itu kita yang menciptakan, kita bangun pendekatan baik dengan bawahan maupun pimpinan, sehingga semuanya saling bekerja sama. Ini yang Saya amati dari interaksi magang disini", imbuhnya.
Wanita yang magang di PG Kedawoeng di bagian tanaman ini merasa sistem budaya kekeluargaan adalah kunci untuk membangun kebersaman dan kerjasama.
" Lingkungan kerja dengan sistem kekeluargaan membuat kita nyaman juga menjadi motivasi bagi kita untuksemangat bekerja. seperti di PG Kedawoeng ini. Kalau saya bekerja nanti, saya akan membangun lingkungan kerja seperti di PG Kedawoeng ini", pungkasnya
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Kamis (23/07) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.247,00 per kilogram naik dari hari sebelumnya yakni Rp12.266,00. Harga rata-rata tertinggi masih dipegang oleh Kabupaten Sampang,dengan Rp12.750,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Blitar Rp11.500,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Gula Jagung
Hai Sobat @ptpn11, selain tebu ternyata jagung juga mengandung zat manis yang tinggi loh Sob. Wah kira-kira apa yaa informasi menarik didalamnya? yuk langsung aja kita lihat ulasannya.
Jagung biasanya identik sebagai pakan ternak, tepung hingga makanan ringan. tetapi, dalam industri pangan, jagung juga dapat diolah patinya menjadi gula Sob.
Gula ini diperoleh melalui proses yang sangat panjang. Jagung yang sudah dibersihkan akan melalui tahap perendaman dalam air, determinasi (pelepasan lembaga dan kulit), penggilingan halus, hingga penyaringan. barulah didapatkan pati jagung. nah, dari pati itulah, jagung diolah menjadi tepung lalu di olah kembali menjadi gula cair atau sirup gula.
Dalam industri pangan, sirup jagung yang mengandung fruktosa yang tinggi, digunakan sebagai pemanis makanan atau minuman pengganti gula tebu.
Di Amerika, Gula Jagung sangat populer untuk digunakan sebagai tambahan pemanis di makanan kemasan maupun minuman bersoda. Nah, sedangkan di Indonesia, gula jagung digunakan sebagai pemais engganti gula tebu sebagai pengontrol gula darah. Apapun penggunaannya, mimin ingetin untuk tetap mengkonsumsi gula sesuai kebutuhan tubuh yaa, yakni kurang lebih 10% dari asupan kalori dalam sehari. okee
Gulapedia masih menyimpan informasi menarik tentang zat pemanis selain gula. wah kira-kira apa ya? ikuti trus gulapedia minggu depan yaa..
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Selasa (21/07) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.261,00 per kilogram turun dari hari sebelumnya yakni Rp12.274,00. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Sampang, Rp12.750,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Blitar Rp11.500,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Kamis (12/07) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.226,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp12.234,00. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Bojonegoro Rp13.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Blitar Rp11.500,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Kamis (02/07) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.336,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp12.360,00. Harga rata-rata tertinggi di Kota Mojokerto Rp13.500,00 dan harga rata-rata terendah di Kota Madiun Rp11.666,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Hai sobat @ptpn11, #didyouknow selain sebagai lembaga penelitian yang dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara, Puslit sukosari juga memiliki wisata edukasi Agrowisata, loh. kali ini #didyouknow bakal ajak sobat @ptpn11 keliling agrowisata milik puslit sukosari.
Agrowisata di Puslit Sukosari ini, sudah ada sejak tahun 2016, sob. Didalamnya, banyak banget kegiatan yang bakal kalian temui, mulai dari pengenalan varietas, cara budidaya tanaman, teknik pembibitan, kultur jaringan, dan masih banyak lagi.
Selain tanaman, kalian juga bakal dikenalkan dengan agen hayati yang ada pada tanaman, dan diperlihatkan produksi pupuk kompos organik yang lagi viral nih, yakni Bunga Tanah. Tuh, edukatif sekali kan
Ditambah lagi nih, sejak tahun 2019 lalu, terdapat musium pisang Jawa Timur yang didalamnya terdapat sekitar 38 varietas pisang diseluruh daerah Indonesia. wuuaaahh.. bagi pecinta pisang, wajib kesini yaa. hihi
Kalau kalian berkunjung kesini, kalian juga bakal diservis dengan minuman sari tebu yang digiling langsung di Puslit Sukosari. waahh asik banget kan.
Agrowisata Puslit Sukosari menerima pengunjung mulai dari lembaga pendidikan seperti Field Trip untuk Taman kanak-kanak, Pelajar SMP dan SMA, hingga pelatihan pertanian bagi petani tebu. Ditambah lagi, disini memiliki fasilitas homestay dengan kapasitas 4 org / kmr, loh sob. Tuh, keren banget kan?
Selain Agrowosata yang ada di puslit sukosari, PT Perkebunan Nuantara XI masih memiliki banyak spot wisata lainnya looh. Soo ikuti episodenya di serial #SpotWisata PTPNXI yaa.
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Kamis (01/07) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.360,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp12.406,00. Harga rata-rata tertinggi di Kota Mojokerto Rp13.500,00 dan harga rata-rata terendah di Kota Madiun Rp11.666,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Rabu (24/06) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp12.961,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp13.028,00. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Kediri Rp14.333,00 dan harga rata-rata terendah di Kota Madiun Rp11.833,00.
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
#GulaCoklat #Brown sugar
Hai sobat @ptpn11, Mimin masih membahas tentang gula kristal, nih. Kalau kemarin sudah mengulas tentang gula kristal putih dan gula rafinasi, kali ini mimin punya ulasan menarik tentang gula coklat. heemm.. kira-kira apa yaa penjelasan menariknya? yuk, simak ulasannya.
Gula coklat atau Brown Sugar sebenarnya merupakan golongan gula kristal putih sob. tetapi dalam prosesnya gula coklat diberikan tambahan #molassess atau tetes tebu, sehingga warna gula menjadi kecoklatan.
Pembuatan gula ini cukup singkat sob, karena hanya melewati proses penyulingan atau rafinasi satu kali, sehingga komponen dari perasan tebunya masih tertinggal. untuk menambah rasa manis, ditambahkan molasses atau tetesan tebu, sehingga warna gula menjadi coklat karamel. kecoklatan warna pada gula ini memiliki kisaran tingkat ICUMSA 600 IU.
Bukan hanya warnanya yang coklat, aroma yang tercium dari gula ini sangat wangi sob, mirip-mirip seperti aroma karamel. Tapi jangan salah, walaupun aroma dan warnanya yang dapat meningkatkan selera makan, gula ini ternyata masih kalah manis dari GKP.
Karena aroma dan warnanya menarik, gula coklat lebih sering digunakan untuk pembuatan kue atau permen. hmm jadi pengen makan makanan manis nih hari ini.
#Gulapedia masih menyimpan banyak informasi menarik tentang gula, soo ikuti terus serialnya yaaaa
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur minggu (23/06) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp13.028,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp13.171,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Kediri Rp14.333,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Tuban Rp12.000,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
#GulaRafinasi
Halo sobat @ptpn11, selain gula kristal, ada jenis gula lain yang sekilas mirip dengan gula kristal pada umumnya,loh. Namanya gula #Rafinasi. lalu apa yaa yang membedakan antara gula kristal putih (GKP) dengan gula Rafinasi? yuk, simak ulasan singkatnya di #gulapedia
Kalau kalian suka mengkonsumsi jajanan supermarket, maka kalian akan menemukan kandungan gula rafinasi didalamnya. Yup, hampir semua makanan yang ada di rak-rak supermarket mengandung gula rafinasi.
Gula ini adalah gula yang berasal dari gula bit dan gula tebu yang sudah diolah menjadi gula kristal mentah (GKM). Kerennya lagi, kemurnian gula rafinasi hingga mencapai tingkat kemurnian ICUMSA 45 IU, loh sob.
Kemurnian ini di dapatkan dari proses pemurnian bertahap. Dimulai dari afinasi, remeling, klarifikasi, dekoloring, sampai kristalisasi.
Karena tingkat kemurnian yang tinggi, gula rafinasi lebih banyak dipergunakan oleh industri makanan dan minuman karena tidak merusak warna jika dicampurkan dengan bahan pangan lainnya, sob.
Regulasi pemerintah mengatur gula rafinasi tidak untuk konsumsi rumah tangga langsung, melainkan hanya untuk industri makanan dan minuman.
Yuk perbanyak informasi edukatif tentang dunia gula, hanya di @ptpn11
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur minggu (22/06) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp13.171,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp13.271,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Kediri Rp14.333,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Tuban Rp12.000,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
Informasi harga gula dunia Jumat (19/06) NY # 11 (SBN20) Juli ditutup naik +0,16 (+ 1,35%), dan London # 5 (SWQ20) Agustus ditutup turun -2.90 (-0,78%).
Analis CmdtyNewswires melaporkan, Harga gula ditutup bervariasi karena gula London turun ke level terendah 2-1 / 2 minggu. Sedangkan gula NY naik karena minyak mentah menguat ke level tertinggi 1-1 / 2 minggu dan juga kenaikan Real Brasil terhadap dolar. Harga gula dipangkas oleh prospek untuk produksi gula yang lebih tinggi di Thailand (mengingat Thailand adalah eksportir terbesar kedua didunia) yang didukung dengan pernyataan Marex Spectron memperkirakan produksi gula Thailand 2020/21 akan naik + 2,4% y / y menjadi 8,5 MMT.
Minyak mentah WTI menguat lebih dari + 2% ke level tinggi 1-1 / 2 minggu, yang menguntungkan harga etanol dan dapat mendorong pabrik gula Brasil untuk mengalihkan lebih banyak tebu ke arah produksi etanol daripada produksi gula.
Begitu pula dengan real Brasil yang naik + 1,33% terhadap dolar, pulih dari terendah 2-1 / 2 minggu Kamis. Semakin kuat nyata menghambat penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil.
Pasokan gula berlimpah setelah Unica melaporkan bahwa produksi gula Brasil bagian Tengah-Selatan pada paruh kedua Mei naik + 36,2% y / y menjadi 2,548 MMT, dengan persentase tebu yang digunakan untuk pendakian gula menjadi 47,35% pada 2020/21 dari 35,28% pada 2019/20.
Layanan Pertanian Asing USDA (FAS) menambahkan faktor negatif pada harga gula, yakni bahwa produksi gula India 2020/21 akan naik + 17% y / y menjadi 33,705 MMT. FAS juga memproyeksikan bahwa persediaan gula akhir India 2020/21 akan naik + 8,8% y / y menjadi 17,419 MMT, Mengingat India adalah produsen gula terbesar kedua di dunia. Produksi gula India diperkirakan akan pulih pada 2020/21 setelah penurunan pada 2019/20.
Proyeksi dari Layanan Pertanian Asing (FAS) USDA juga meramalkan bahwa produksi gula global 2020/21 akan naik + 13,2% y / y ke 188,1 MMT dan bahwa stok akhir global akan turun hanya -2,0 % y / y menjadi 43,55 MMT.
Gambaran permintaan gula secara keseluruhan adalah bearish untuk harga gula. Hal ini didukung oleh Czarnikow Group yang memproyeksikan dengan penutupan restoran, arena olahraga, dan bioskop di seluruh dunia karena penguncian coronavirus, permintaan gula global akan turun tahun ini untuk pertama kalinya dalam empat dekade.
Faktor negatif lain untuk harga gula juga ditambahkan oleh Conab, agen perkiraan resmi pemerintah Brasil, bahwa produksi gula 2020/21 Brasil akan naik + 18,5% y / y menjadi 35,3 MMT karena pabrik pengalengan lebih banyak jus tebu untuk menghasilkan gula karena permintaan etanol telah dihancurkan oleh pandemi. Conab memproyeksikan pabrik Brasil akan mengalihkan 42,4% jus tebu untuk menghasilkan gula pada 2020/21, naik dari 34,9% pada 2019/20.
Gambaran Besar Faktor Pasar Gula Selama Sepekan: Produksi gula dunia pada 2019/20 (Apr / Mar) turun -4,8% y / y menjadi 166,7 MMT, setelah kenaikan + 0,6% y / y ke rekor 185,2 MMT pada 2018/19 (ISO) . Neraca gula dunia pada 2019/20 diperketat menjadi defisit -9,3 MMT, defisit terbesar dalam 11 tahun, dari surplus +1,7 MMT yang terlihat pada 2018/19 (ISO). Produksi gula oleh Brasil, produsen gula terbesar di dunia, pada 2020/21 akan naik + 18,5% y / y menjadi 35,3 MMT, karena pabrik pengalengan lebih banyak jus tebu untuk menghasilkan gula karena prospek etanol telah dihancurkan oleh penurunan konsumsi dan harga (Conab). Produksi gula oleh India, produsen gula terbesar kedua di dunia, pada 2019/20 akan turun -15% y / y ke level terendah 3-tahun dari 28 MT karena kekeringan dan musim hujan yang tertunda (Federasi Nasional India untuk Pabrik-Pabrik Gula Koperasi Ltd).
Hai sobat @ptpn11, #didyouknow, terdapat sebuah teknik pembenihan tebu baru di Indonesia, loh? namanya SBP atau Single Bud Planting. Apa sih SBP itu? yuk simak ulasan menariknya. cekidot.
Single Bud Planting (SBP) yang dalam bahasa indonesia berarti penanaman tunas tunggal adalah sebuah teknik pembenihan yang di adaptasi dari Kolombia, sob.
Teknis pembuatan benih ini yakni tebu dengan ruas berjumlah 8 buah (dihitung daru ruas paling atas) dipotong per mata ruas dengan ukuran 2- 2,5 cm. Hasil potongan dengan mata 1 dimasukkan dalam hot water treatmens dulu sob, agar tidak mudah terserang penyakit. Selanjutnya bibit disemaikan di bedengan dengan jarak 2 x 2 dgn mata tebu menghadap ke atas. Setelah 15 hari, benih dipindahkan pada potray.
teknik pembenihan yang terbilang baru di Indonesia ini, memiliki keunggulan kemurnian tanaman yang tinggi, daya tumbuh seragam serta jumlah anakan yang dihasilkan lebih banyak dibanding sistem pembenihan konvnensional. Untuk menggunakan teknik ini, memerlukan biaya yang tidak sedikit yaa sob. tapi sebanding doong dengan hasilnya hihi.
Sebelum dipindahkan ke lahan tanam, benih menjalani proses selama 90 hari sob. Karna dirasa efektif, teknik pembenihan ini semakin diteliti lebih dalam untuk mendapatkan hasil dengan waktu pembenihan lebih singkat lagi.
Menariknya lagi, Pembenihan dengan teknik SBP juga sedang dikembangkan di Puslit Sukosari.
Usut punya usut nih, Puslit Sukosari sudah menggunakan teknik pembenihan ini sejak tahun 2012 loh, hasil dari pembenihan ini sudah di aplikasikan ke unit kerja PT Perkebunan Nusantara XI.
#Didyouknow masih punya segudang bahasan menarik tentang puslit sukosari. soo.. ikuti terus episode selanjutnya yaaa..
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur minggu (21/06) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp13.271,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp13.287,00. Harga rata-rata tertinggi berada di Kabupaten Bondowoso Rp14.375,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Tuban Rp12.000,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
" Dunia saat ini sedang menghadapi fenomena disruption, situasi dimana pergerakan dunia industri atau persaingan kerja tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru " ungkap Fitri Chandra Kuspita perawat RS Lavalette Malang.
Karyawati yang menjabat Ketua Komite Keperawatan ini menyikapi kondisi yang terjadi saat ini.
"Kondisi ini menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif dan disrupsi. Cakupan perubahannya luas mulai dari dunia bisnis, kesehatan, perbankan, transportasi, sosial masyarakat, hingga pendidikan. Era ini akan menuntut kita untuk berubah atau punah. Maka perlu upaya yang harus kita lakukan untuk membangun kemampuan memimpin sebagai change agent " lanjutnya.
Dirinya berpendapat bahwa untuk survive maka ada beberapa kaidah yang diterapkan.
" Agar tidak punah dan tetap survive, mulai dari menata diri sendiri sehingga layak menjadi panutan, membangun core value pada diri sendiri dan menjadikan core value sebagai mindset, mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif dan sebagai negosiator yang efektif " jelas Alumni S-2 Universitas Airlangga Manajemen Keperawatan ini.
Sedangkan untuk tetap exist dan menjadi bagian dari proses perubahan tersebut Chandra mengutip akronim SAFE, yakni Stop denial of change, Authentically be yourself, Find youself in the moment/proactive dan Elicit unconditional love.
" Jadi kita bisa lakukan adalah memahami lingkungan, memiliki keunggulan, eksklusif, maindset terbuka, antusias terhadap hal baru, dan memiliki daya tahan saya percaya kita akan meraih sukses " pungkasnya.
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Kamis (18/06) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp13.436,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp13.627,00. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Pacitan Rp14.666,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Tuban Rp12.333,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
#Benih #KulturJaringan
Hai sobat @ptpn11, kalau sebelumnya mimin udah bahas tentang laboratorium Kultur Jaringan dengan aktifitas yang ada di dalamnya, sekarang mimin akan bahas tentang benih kultur jaringan. hmmm kira-kira apaaa yaa yang menarik dari benih #kuljar ini? yuk simak ulasannya.
Jika kita melihat dari informasi sebelumnya, Kultur Jaringan itu ialah Teknik memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, maupun akar pada sebuah media.
Cara kerjanya gimana, sih? Jadi pada metode pembenihan ini, pucuk dari tanaman tebu yang sudah berumur 4-5 tahun di ambil dan kemudian di letakkan pada media yang merupakan botol kaca. Botol Kaca digunakan karena lebih transparan, sehingga mudah untuk melihat perkembangan dari benih tebu tersebut. Menggunakan botol kaca juga berfungsi agar cahaya dapat masuk ke dalam botol dan membantu proses perkembangan benih, sob.
Dalam media juga ditambahkan banyak unsur hara mikro dan makro yang dibutuhkan oleh benih seperti layaknya unsur yang ada di tanah.
Pertumbuan benih kultur jaringan diawali dari pengambilan pucuk tebu, kemudian dilakukan aklimatisasi 1 (planlet dari dalam laboratorium ditanam di sebuah bedengan), kemudian lanjut pada tahap aklimatisasi 2 (dari aklimatisasi 1 di pindah ke polybag). Meskipun terdengar mudah, proses ini ternyata membutuhkan waktu sebanyak 9 bulan, sob. waahh ..
Bagaimana tertarik dengan informasi ini? kalian bisa melihat kegiatan dari Puslit Sukosari melalui website https://puslitsukosariptpn11.com , yaaa. Selanjutnya masih ada satu metode pembenihan yang gak kalah menarik loohh..
kira-kira apa yaa?? ikuti #didyouknow episode selanjutnya ya.
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Rabu (17/06) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp13.627,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp13.713,00. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Pacitan Rp15.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Tuban Rp12.333,00.
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
#hargagula #jatim #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
#KitaKata #pahlawanmedis
Salah satu dampak ditengah pandemi covid-19 masyarakat menjadi khawatir hingga phobia untuk mendatangi rumah sakit, bahkan sekedar untuk memeriksakan kesehatan diri.
" Rumah Sakit tempat yang paling terdampak, walau demikian tidak perlu kawatir untuk datang memeriksa kesehatan anda pada RS, karena kami sudah menerapkan protokol kesehatan semaksimal mungkin. Semua itu tak lepas dari harapan agar semua dapat lekas sembuh " terang drg. Frida Yuni Erlianti Kepala Rumah Sakit Elizabeth Situbondo.
Terlebih menyongsong era kenormalan baru (new era), beberapa protokol kesehatan telah disiapkan.
" Kami meningkatkan layanan kesehatan seperti menyediakan tempat untuk mencuci tangan di pintu masuk RS, menambah penggunaan alat pelindung diri berupa pelindung muka (red:face shield) bagi tenaga medis dan karyawan rumah sakit serta mewajibkan pasien dan pengunjung untuk menggunakan masker. Intinya, pencegahan infeksi dari dokter ke pasien atau antar pasien selama masa kunjungan " terang Frida lebih lanjut.
Pihaknya memastikan rumah sakit Elizabeth Situbondo siap menghadapi era kenormalan baru dengan menerapkan pembatasan berlapis di mulai dari awal sebelum masuk rumah sakit, di pintu rumah sakit hingga di dalam rumah sakit.
" Rumah sakit juga membutuhkan perlindungan dari penularan COVID-19 untuk itu kami sudah menerapkan rumah sakit bersih dan aman untuk mencegah penularan penyakit infeksi. Sehingga kami siap melayani kebutuhan kesehatan masyarakat saat ini dan era kenormalan baru mendatang " pungkasnya
#bumnuntukindonesia #bumnsavedcorona #newnormal
Informasi harga untuk komoditas Gula Pasir Dalam Negri/Kg di Provinsi Jawa Timur Kamis (04/06) ditutup turun.
Harga rata-rata mencapai Rp14.891,00 per kilogram turun bila dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp15.003,00. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Sumenep Rp16.000,00 dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Lamongan Rp13.750,00
Kunjungi Official akun dan website PTPN XI di @ptpn11 dan https://ptpn11.co.id untuk informasi harga gula dan perkembangannya. .
Silaturahim antara mitra petani tebu dengan PTPN XI Rabu (03/06) lalu berlangsung ganyeng.
Pertemuan yang dilakukan di kantor pusat tersebut dihadiri oleh mitra petani masing-masing wilayah kerja pabrik gula PTPN XI dan Direksi serta SEVP Operation membicarakan persiapan giling tebu sebagai upaya pemenuhan kebutuhan gula nasional.
Direncanakan pabrik gula PTPN XI memulai giling dalam Minggu pertama bulan Juni ini. Ini sesuai dengan kesepakatan bersama Industri Gula Jawa Timur yang difasilitasi oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur beberapa waktu lalu. Selain itu kemasakan tebu dan kesiapan pabrik menjadi faktor penentu dilaksanakan giling Minggu awal Juni.
PTPN XI memastikan kesehatan karyawan sebelum memulai era kenormalan baru (New Normal) dengan melakukan rapid test serentak di Kantor Pusat Surabaya Selasa (02)06) lalu.
Langkah ini bagian dari upaya pencegahan dan penularan covid-19 di lingkungan PTPN XI bagian dari mewujudkan lingkungan kerja yang sehat dan kondusif.
#kenormalanbaru #newnormal #k3 #safetywork #pabrikgula #bumnuntukindonesia #bumnsavedcorona #bumnatasicorona #kementerianbumn #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3
Hai sobat @ptpn11, setelah dilakukan #IndividualTest, mesin pabrik gula akan kembali dilakukan tes untuk mengecek apakah mesin sudah benar-benar berjalan dengan baik. Tes ini dikenal dengan #SteamTest.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, Steam Test berarti tes uap. Cara kerja pada tes ini, tidak seperti tes Individual yang menyalakan mesin dan membiarkan mesin bekerja tanpa ada beban didalamnya, ya sob. Tetapi pada tes ini, mesin sudah di beri beban berupa air. Iyaa, Air. Penasarankan Cara kerjanya?
Jadi gini, Proses dimulai dengan mengoprasikan boiler sebagai penggerak turbin maupun mesin uap. Nah, daya yang dihasilkan dari boiler digunakan untuk elektro motor penggerak peralatan. Uap yang dihasilkan dari mesin uap tersebut digunakan sebagai pemanas bejana yang sebelumnya sudah diisi air.
Dengan adanya tes ini, diharapkan operasional pabrik saat giling bisa maksimal.
Nah, itu dia ulasan singkat tentang Steam Test, ada pertanyaa?? silahkan isi kolom komentar ya, hihi.
#pabrikgula #bukagiling #ptpn11 #bumnuntukindonesia #swasembadagula
Hai Sobat @ptpn11, Sebelum giling, pabrik gula perlu mengecek kinerja mesin untuk menghindari hambatan kerja saat proses giling sob. Proses pengecekan mesin, ada dua tahapan yakni Individual Test dan Steam Test. yuk kita bahas satu-satu.
Individual Test adalah uji coba peralatan tanpa beban ataupun dengan beban air. Untuk bejana tekan dilakukan uji tekan ataupun uji vacuum. Masing-masing mesin pabrik yang sudah dilakukan maintenance rutin, dinyalakan dan dalam posisi on, tujuannya melihat apakah mesin pada setiap stasiun bekerja dengan baik atau tidak.
Individual Test dilakukan disetiap stasiun mulai stasiun Gilingan, Ketel, pembangkit tenaga listrik, hingga Stasiun pabrik tengah. Semua Stasiun pada mesin penggilingan di lakukan individual test beberapa kali menjelang musim giling sob. Sehingga, mesin giling akan selalu siap dalam menyongsong musim giling.
Setelah proses individual test, akan dilanjutkan pada tahap steam test. Penasaran apa itu steam test? ikuti episode gulapedia selanjutnya yaaa..
Harga gula dunia NY # 11 (SBN20) Juli Rabu (27/05) ditutup turun -0,25 (-2,26%), dan gula putih London # 5 (SWQ20) Agustus ditutup turun -12,40 (-3,29%).
Analis cmdtyNewswires menyebut harga gula pada hari Rabu jatuh kembali ditengah melemahnya harga minyak mentah dan prospek kenaikan produksi gula India. Minyak mentah WTI pada hari Rabu turun lebih dari -4%, yang menurunkan harga etanol dan dapat mendorong pabrik gula Brasil mengalihkan lebih banyak giling tebu menjadi produksi gula daripada produksi etanol, sehingga meningkatkan pasokan gula.
Kehilangan gula dipercepat setelah Layanan Pertanian Asing (FAS) USDA pada hari Rabu memproyeksikan bahwa produksi gula India 2020/21 akan naik + 17% y / y menjadi 33,705 MMT. FAS juga memproyeksikan bahwa persediaan gula akhir India 2020/21 akan naik + 8,8% y / y menjadi 17,419 MMT. India adalah produsen gula terbesar kedua di dunia. Produksi gula India diperkirakan akan pulih pada 2020/21 setelah penurunan pada 2019/20. Asosiasi Pabrik Gula India (ISMA) melaporkan Senin lalu bahwa produksi gula India 2019/20 Oktober-Mei 15 turun -19% y / y menjadi 26,47 MMT.
Menguatnya kurs Real Brasil pada hari Rabu positif untuk harga gula. Real naik + 1,05% dan membukukan posisi tinggi 1-1 / 4 bulan terhadap dolar, dan mencegah penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil.
Permintaan etanol yang lemah di Brasil adalah bearish untuk harga gula karena pandemi corona merusak perekonomian negara itu. Unica melaporkan Selasa bahwa total penjualan etanol Brasil di wilayah Tengah-Selatan turun -22% y / y menjadi 1,055 miliar liter pada paruh pertama Mei. Brasil adalah hotspot baru untuk coronavirus dan hanya mengikuti Rusia dan AS dalam infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi. Pasar mengurangi permintaan etanol akan mendorong pabrik-pabrik Brasil untuk menghasilkan lebih sedikit etanol dan lebih banyak gula.
Kamis lalu dari Layanan Pertanian Asing (FAS) USDA mengeluarkan proyeksi negatif untuk harga gula, bahwa produksi gula global 2020/21 akan naik + 13,2% y / y ke 188,1 MMT dan bahwa stok akhir global akan turun hanya -2,0% y / y hingga 43,55 MMT.
Dalam faktor bearish, Unica pada hari Selasa melaporkan bahwa kenaikan tajam tebu Tengah-Selatan Brasil pada paruh pertama Mei naik + 8,76% y / y menjadi 42,46 MMT, di atas ekspektasi 41,7 MMT. Produksi gula paruh pertama Mei melonjak +55,8 y / y menjadi 2,5 MT, dengan persentase tebu yang digunakan untuk peningkatan gula menjadi 47,23% pada 2020/21 dari 36,02% pada 2019/20.
Faktor negatif lain untuk harga gula adalah perkiraan 5 Mei dari Conab, agen perkiraan resmi pemerintah Brasil, bahwa produksi gula 2020/21 Brasil akan naik + 18,5% y / y menjadi 35,3 MMT karena pabrik pengalihan lebih banyak jus tebu untuk menghasilkan gula sejak prospek untuk etanol telah dihancurkan oleh penurunan konsumsi dan harga. Conab memproyeksikan pabrik Brasil akan mengalihkan 42,4% jus tebu untuk menghasilkan gula pada 2020/21, naik dari 34,9% pada 2019/20.
Harga gula terus dipangkas oleh kekhawatiran tentang melemahnya permintaan gula karena pandemi corona virus. Peneliti Czarnikow pada 14 Mei memproyeksikan bahwa konsumsi gula global akan turun -1% musim ini, penurunan pertama dalam 40 tahun, karena kuncian pandemi. Marex Spectron pada 12 Mei mengatakan pihaknya memperkirakan konsumsi gula global 2020/21 turun 2-5 MMT (1% -3%) karena efek negatif Covid-19.
Sejarah
Hai sobat @ptpn11, #didyouknow, terdapat sebuah Pusat Penelitian yang bertugas dalam penelitian ilmiah tentang tebu yang berdedikasi untuk PTPN XI sudah berdiri sejak tahun 1990-an loh?
Puslit Sukosari atau Pusat Penelitian Sukosari, dulunya ialah sebuah pusat penelitian yang berada di wilayah pabrik gula Jatiroto dengan nama Kantor Urusan Percobaan (KUP). tetapi, sejak tahun 2000-an, KUP dilebur dengan nama Litbang PG Jatiroto. Kemudian, tahun 2010, Litbang mengkoordinir Litbang PT Perkebunan Nusantara XI. Nah, mulai dari situlah tahun 2012 Libang menempati kantor di Sukosari dan berubah nama menjadi Puslit Sukosari.
Puslit Sukosari yang di kepalai oleh Ibu Nanik Tri Ismiadi ini, memiliki misi mengkombinasikan pola pikir bisnis dan pola pikir ilmiah untuk menghasilkan perbaikan metode, teknologi dan menciptakan inovasi baru yang aplikatif sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan, sob. Maka dari itu, tahun 2015 hingga sekarang, Puslit Sukosari menjadi bagian sendiri dibawah Divisi Perencanaan, dan pengembangan Bisnis.
Jadi, intinya Puslit Sukosari ini memiliki peran penting dalam penelitian jaringan kultur tanaman tebu yang ada di PTPN XI demi memajukan bisnis perusahaan. waah, keren gak tuh?
Itulah penjelasan singkat terkait sejarah berdirinya Puslit Sukosari. Penasaran kan apa saja yang dilakukan di Puslit Sukosari?? yuk ikuti terus #didyouknow setiap Senin - Kamis hanya di @ptpn11.
#PetikTebuManten
Hai sobat @ptpn11, Siapa sih yang gak seneng kalo diajak ke kondangan, kita bisa makan-makan sepuasnya hihi. Tapi apa jadinya kalau yang jadi manten (baca:pengantin) adalah sepasang batang tebu? lah kok bisa ya? yuk ikuti ulasannya dalam #gulapedia serial #BukaGiling
Tradisi ini dikenal dengan 'Petik Tebu Manten', yakni salah satu ritual dalam menyambut musim panen tebu sob. Bener aja, dalam tradisi ini, dua batang tebu akan 'dinikahkan' sebelum masuk ke penggilingan. Uniknya lagi, suasana pada Tebu Manten tidak kalah meriah dengan sebuah pernikahan pada umumnya loh sob.
Pasangan Tebu tersebut diikuti dengan sepasang pengantin pada umumnya, mereka diarak bersamaan memutari lokasi pabrik dan diakhiri dengan penyerahan tebu secara simbolis pada pejabat Pabrik Gula.
Ritual ini dilakukan sebagai representasi ungkapan rasa syukur akan dilaksanakannya penggilingan gula. Sedangkan, arti dari 'Manten' sendiri yakni sebagai simbol 'perkawinan' antara Pabrik Gula dan Petani agar tetap berhubungan dengan baik sehingga menghasilkan keberkahan panen yang bisa dinikmati bersama-sama.
Gimana nih, Sobat @ptpn11 sudah siap nikah tahun ini? eh, maksudnya sudah siap untuk menyaksikan 'Petik Tebu Manten'?? Kira-kira setelah Tebu Manten akan ada prosesi apa lagi ya sebelum giling dimulai? ikuti terus #Gulapedia dalam #Serialbukagiling hanya di @ptpn11
#ptpn11 #ptpnxi #ptpn3 #bumnuntukindonesia
#gulapedia Serial #BukaGiling
Hai sobat @ ptpn11, saat yang ditunggu-tunggu telah tiba sob, Yaitu Proses Giling Tebu. Yup, musim panen tebu dilakukan dalam waktu dekat ini sob. Bagi kalian yang tinggal di daerah berdirinya pabrik gula, pasti mengenal istilah 'Buka Giling' Pabrik Gula yang identik dengan pesta rakyat yang sangaaat meriaah.
Eits, tapi jangan salah, walaupun disebut 'Buka Giling' bukan berarti proses produksi sebuah pabrik gula mulai berjalan esoknya ya. Buka giling berarti sebuah 'ritual' atau seremoni yang umum dilakukan oleh sebuah Pabrik Gula sebelum produksi dimulai.
Usut punya usut, kegiatan ini sudah dilakukan sejak zaman Belanda, loh sob. Dan sampai saat ini, masih dilakukan, sob. Selain sebagai penanda bahwa musim giling akan dimulai, tradisi ini juga dimaksud agar dalam proses giling nantinya bisa selamat, lancar dan sukses sehingga target produksi dapat tercapai. Yuhuuu..
Rangkaian kegiatan ditandai dengan pesta rakyat ini diisi dengan berbagai kegiatan yang menghibur seperti pagelaran seni tradisional sampai kegiatan sosial. Buka Giling biasanya akan dilakukan sebulan penuh sebelum produksi dimulai, loh sob. Selain pesta rakyat, masih ada prosesi lainnya yang dilakukan sebelum giling dimulai, penasaran apa saja prosesi? yuk, ikuti Gulapedia dalam serial #bukagiling hanya di #gulapedia @ptpn11
#pestarakyat #ptpn11 #ptpnxi #bumnuntukindonesia
Kepada Anda yang bersabar untuk #tidakmudik lebaran tahun ini,
Teruntuk rekan-rekan yang tetap #dirumahsaja.
Terima kasih kami sampaikan.
Karena Anda menjadi #Pahlawan, memutus rantai penyebaran Covid-19.
Bersabar untuk menjaga orang-orang tercinta kita.
#SafeCovidBUMN #bumnuntukIndonesia #ptpn11 #ptpnxi #ptpn3
" Pada dasarnya sama dengan merawat pasien non Covid-19, pembedanya agak sedikit unik terkait persiapan kita dalam pemakaian APD (red- Alat Pengaman Diri) yang memang dirasa sangatlah tidak nyaman karena gerah, panas dan bisa sampai mandi keringat. Tapi kami menyadari pentingnya APD sebagai senjata kami perang melawan wabah ini " terang dr. Dyah Ayu Retno Palupi Kepala Rumah Sakit RS Djatiroto Lumajang.
Kekuatiran juga menghinggapi tenaga medis dalam menunaikan tugasnya meski keikhlasan masih mampu menutupinya.
" Ada perasaan takut, khawatir, cemas saat hendak pulang kerumah bertemu keluarga,takut sebagai carier saat bertemu orang tersayang. Terlebih bila mendengar ada sejawat kami terinfeksi oleh Covid-19 atau bahkan meregang nyawa pasti menambah rasa takut, cemas dan khawatir apabila hal tersebut juga menimpa kami, meski kami sadar ini adalah tugas kemanusiaan tapi ada sisi manusiawi kami, bagaimana keluarga, orang tua serta anak kami, belum lagi stigma negatif masyarakat teruntuk kami para petugas medis " terangnya lebih lanjut.
Pihaknya berharap kepada masyarakat yang sebenarnya merupakan garda terdepan dalam melawan covid-19, yakni untuk senantiasa mematuhi anjuran pemerintah dan berperilaku hidup bersih dan sehat.
" Harapan kami masyarakat tetap patuh pada aturan pemerintah, misal tidak mudik, tetap menjalankan protokol yangg ditentukan menjauhi kerumunan dan tetap dirumah saja. Semoga cepat berlalu, tetapi tidak akan bisa terwujud jika semua lapisan masyarakat tidak turut andil dalam porsinya masing-masing dalam menyikapi pandemi ini. Tetap optimis, tidak putus asa dan bersedih, karena Allah akan mengubah keadaan hambanya bilamana kita mau dan berusaha bersama mengubah keadaan diri kita sendiri. InsyaAllah," pungkasnya
Ketika WHO menetapkan Covid-19 sebagai Pandemi Global, Pemerintah Negara Indonesiapun menetapkan Corona Virus Dieases 2019 (Covid-19) sebagai bencana nasional. Sebagai salah satu rumah sakit besar di Kota Malang Rumah Sakit Lavalette ditetapkan Gubernur Jawa Timur sebagai salah satu rumah sakit Rujukan untuk Kota Malang.
“ Pada saat awal penetapan sempat kebingungan dan kegalauan melanda apa yang harus dilakukan. Disisi lain bagaimana dengan keselamatan karyawan yang nantinya saat harus melakukan penanganan dan perawatan terhadap pasien? Di tengah-tengah situasi yang belum jelas musuh yang tak tampak di mata harus dihadapi, kami tetapkan hati untuk menjalani demi kemanusiaan, inilah pengabdian itu “ terang dr. Titin Amrih Wilujeng Kepala Rumah Sakit Lavalette Malang.
Rasa ‘berat hati’ harus saat membagi tugas tenaga kesehatan maupun non kesehatan untuk bertugas di ruang isolasi khusus pasien Covid-19.
“ Mereka merelakan untuk mengambil risiko paparan penularan, mereka harus bekerja dengan memakai perlengkapan alat pelindung diri yang tentunya membuat rasa amat tidak nyaman dalam waktu berjam-jam, bahkan ibadahpun terpaksa dilakukan dengan memakainya. Tetapi mereka ikhlas terus menjalani hari-hari yang melelahkan ini, tidak kenal menyerah dan bertaruh nyawa semoga Tuhan membalas jerih payah yang tidak ternilai harganya dan membalas dengan kebaikan yang berlipat-lipat teruntuk para pahlawan pandemic Covid-19 “ jelasnya.
Pihaknya juga menyampaikan terimakasih kepada semua masyarakat yang memberikan support dan doa untuk tim medis dalam menjalankan baktinya dan berharap negeri ini kembali aman kembali.
#KitaKata #CovidSafeBumn #BUMNatasiCorona #ptpn11 #ptpnxi #kementerianbumn #bumnuntukindonesia
Sahabat @ptpn11, tubuh kita membutuhkan 'senjata' untuk meningkatkan daya tahan tubuh melawan penyakit terlebih ditengah musim pancaroba dan wabah virus corona seperti saat ini.
Senjata tersebut adalah vitamin, Vitamin dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh lho Sob.
Simak yuk vitamin apa saja :
1. Vitamin C, salah satu pendorong sistem kekebalan tubuh terbesar. Kekurangan vitamin C berisiko membuat tubuh lebih rentan sakit. Makanan yang kaya vitamin C termasuk jeruk, jeruk bali, jeruk keprok, stroberi, paprika, bayam, kangkung, dan brokoli;
2. Vitamin B6, mendukung reaksi biokimia dalam sistem kekebalan tubuh. Makanan kaya vitamin B6, termasuk ayam dan ikan, seperti salmon dan tuna. Selain itu, vitamin B6 juga ditemukan dalam sayuran hijau seperti buncis;
3. Vitamin E, adalah antioksidan kuat membantu tubuh melawan infeksi. Makanan yang kaya vitamin E termasuk kacang-kacangan, biji-bijian, dan bayam.
Eits, tapi ingat ya Sob, tetap terapkan Pola Hidup Bersih & Sehat, jaga jarak dengan yang lain, memakai masker dan sering-sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
. .
SITUBONDO (23/04/2018) - Penyelesaian program revitalisasi PG Assembagoes dan PG Djatiroto menjadi harapan berbagai pihak, salah satunya Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara XI.
Sabtu (21/04) Dewan Komisaris mengunjungi proyek revitalisasi PG Assembagoes Situbondo. "Awalnya kami pesimis, karena beberapa waktu lalu kunjungan ke sini progress belum sebesar ini. Sekarang kami optimis PG Assembagoes giling bulan Juli nanti ", terang Dedy Mawardi Komisaris Utama PTPN XI. Pihaknya menegaskan komitmen bersama untuk penyelesaian proyek revitalisasi pabrik gula merupakan kunci keberhasilan sebagai salah satu upaya pencapaian target swasembada gula nasional. " Kami sampaikan terima kasih kepada konsorsium, yang mensuport penuh untuk menyelesaikan proyek sesuai target. Ini bukan semata proyek PTPN XI saja, melainkan proyek bersama dan menjadi prototipe yang bisa dicopy paste ke proyek BUMN lainnya. Terutama saat ini pembangunan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah " ungkapnya lebih lanjut. Sebagaimana diketahui revitalisasi pabrik gula Assembagoes dikerjakan oleh konsorsium WIKA-BARATA-MULTINAS dan merupakan bentuk sinergi BUMN. Kegiatan kunjungan kerja selain dihadiri Dewan Komisaris Dedy Mawardi dan HJG Winachyu, turut pula Direksi PT Barata Indonesia, Direksi PT Multinas Indonesia, dan Manajemen Pabrik Gula Assembagoes.(jo)
Sahabat PTPN XI, saksikanlah Pekan Budaya Wisata SAE yang merupakan bagian dari kegiatan Selamatan Giling Pabrik Gula Purwodadi tahun 2018. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini kami mengundang anda sekalian untuk menjadi bagian dalam peristiwa kultural dan sejarah perjalanan dunia pangan dan perkebunan di Nusantara.
Info lebih lanjut klik : http://www.sae-pgpurwodadi.com/2018/04/pekan-budaya-wisata-sae-2018.html?m=1
SURABAYA (21/04/2018) Selama tiga hari Selasa (17/04) hingga Kamis (19/04) kemarin digelar Musyawarah Pusat Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) PTPN XI di Trawas.
" Sesuai ADART kegiatan untuk memilih kepengurusan periode 2017-2023, dan merumuskan kebijakan organisasi. Diikuti oleh 20 SPBUN perwakilan unit " ungkap Muchammad Rofi Sekretaris Jenderal SPBUN PTPN XI. Kedepan pihaknya berharap agar PTPN XI mampu meningkatkan produktivitas produksinya sehingga akan berpengaruh terhadap kesejahteraan karyawan. " Kami mendukung manajemen dalam meningkatkan produktivitas produksi, dan menjaga iklim kondusif perusahaan. Dengan peningkatan kinerja secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan karyawan juga " jelasnya lebih lanjut Dalam perjalanan kedepannya Roffi berharap kekompakan seluruh serikat pekerja dan karyawan dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. " Jangan sampai ada fiksi atau perpecahan, semuanya diharapkan tetap menjaga kesolidan organisasi. Karena tantangan dimasa depan semakin sulit dan membutuhkan kekompakan dan kerjasama " harapnya. Sedangkan terhadap manajemen dirinya berharap agar manajemen meningkatkan empati dan lebih peka terhadap kondisi yang dihadapi karyawan.(jo)
Sahabat PTPN XI, jangan lupa hari ini Sabtu (21/04) jam 09.00-10.00 wib, dengerin Radio METRO FeMale 88,5 FM ya? Ada Ibu Flora Puji Lestari Direktur Komersial PT Perkebunan Nusantara XI dalam Live Talkshow Sosok Inspiratif Kartini Masa Kini... Selamat Hari Kartini untuk Perempuan Hebat Indonesia
MALANG (17/04/2018) – Menempati area seluas 2,7 hektar di kota Malang membuat manajemen Rumah Sakit Lavalette memiliki komitmen untuk turut menjaga kelestarian dan keasrian lingkungan hidup. Hal ini membuat RS Lavalette menyabet beberapa penghargaan dari berbagai pihak. Setelah akhir tahun lalu mendapat penghargaan dari Pemkot Malang karena komitmen terhadap green hospital, akhir bulan Maret kemarin RS Lavalette dinobatkan sebagai sebagai " The Best Hospital " oleh salah satu harian terbesar di Malang.
“ Kami memiliki area yang cukup luas di kota Malang, dan beberapa lokasi dipertahankan ada ruang terbuka asri dengan pohon dan taman. Kami coba terapkan konsep green hospital, selain agar customer merasa nyaman ini juga bagian dari komitmen kami untuk turut menjaga kelestarian lingkungan. Mungkin ini yang membuat berbagai pihak mendukung dan memberikan penghargaan kepada kami “ terang dr Abdul Rokhim, AR., MARS. Kepala Rumah Sakit Lavalette Malang.
Selain hal tersebut, rumah Sakit yang masuk dalam Heritage Kota Malang tersebut didukung 87 dokter spesialis terbaik di Malang. “Kenyamanan dan kepuasan customer menjadi prioritas kami dalam pelayanan kesehatan, untuk itu kami didukung oleh 87 dokter spesialis yang merupakan dokter spesialis senior “, terangnya lebih lanjut.
Rumah sakit tersebut dilengkapi dengan instalasi pengolahan limbah yang sesuai prosedur dan peraturan serta perijinan yang berlaku, sehingga aman dan ramah lingkungan. “ RS Lavalette memiliki instalasi pengolahan limbah, baik padat dan cair. Intalasi tersebut secara periodik dievaluasi dan telah sesuai dengan peraturan yang ada. Sehingga dipastikan aman dan ramah lingkungan “ jelasnya.
Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan terbaik, kedepan akan terus dilakukan pengembangan rumah sakit diantaranya Centra Radioterapi, Cath Lab untuk pemasangan ring jantung, Extra Shock Wave Laser metode pemecahan batu ginjal tanpa operasi hingga transplantasi ginjal.
RS Lavalette adalah salah satu rumah sakit yang dimiliki oleh PT Nusantara Sebelas Medika (nusamed healthcare), anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara XI yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan. (Jo)
SURABAYA (11/04/2018) PT Perkebunan Nusantara XI menggandeng tiga perusahaan, dua di antaranya dari perbankan nasional untuk mempercepat program revitalisasi pabrik gula yang dimiliki perusahaan tersebut. Plt Direktur Utama PTPN XI, Daniyanto di Surabaya, Senin mengatakan, tiga perusahaan itu masing-masing PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Sarana Muti Infrastruktur (SMI). "Kerja sama tiga perusahaan ini sebagai wujud komitmen kami untuk merealisasikan revitalisasi pabrik gula, sebagai upaya pencapaian swasembada gula nasional," kata Daniyanto, dalam keterangan persnya. Ia mengatakan, perusahaan itu turut andil dalam program mempercepat revitalisasi dan fokus pada pendanaan dan pembiayaan beberapa proyek pabrik gula. "Total Investasi bersama tersebut sebesar Rp945 miliar dan akan digunakan untuk merampungkan revitalisasi Pabik Gula (PG) Djatiroto dan PG Assembagoes," katanya. Sebelumnya, pembiayaan program kedua pabrik gula itu dibiayai dari Penambahan Modal Negara sebesar total Rp650 miliar, dari total pembiayaan proyek membutuhkan anggaran sebesar Rp1,4 triliun. "Kerja sama investasi tersebut sebagai tambahan, setelah sebelumnya ada dana PMN senilai Rp650 miliar yang telah terserap habis," katanya. Ia berharap, dengan adanya tambahan investasi tersebut bisa mendukung revitalisasi yang sedang berjalan, sehingga cepat selesai dan bisa melayani tebu petani pada musim giling tahun 2018. "Kami harapkan tahun ini sudah on, dan musim giling 2018 sudah bisa beroperasi," katanya. Sementara itu, untuk sasaran program revitalisasi PG Assembagoes adalah meningkatkan kapasitas giling menjadi 6.000 tcd dari semula hanya 3.000 tcd, sedangkan untuk PG Djatiroto kapasitas naik menjadi 10.000 tcd dari 7.500 tcd.
SURABAYA (09/04/2018) - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X, XI dan XII menggandeng Polda Jatim untuk mengamankan sejumlah aset negara milik perusahaan itu, seperti proses produksi giling tebu. Plt Direktur Utama PTPN XI Daniyanto di Surabaya, Rabu mengatakan kerja sama dengan Polda Jatim dilakukan dengan penandatanganan perjanjian, dan merupakan kerja sama lanjutan dari tahun 2017.
"Kami berharap melalui MoU ini pihak kepolisian turut menjaga dan mengamankan aset PTPN, termasuk PTPN XI yang notabene adalah aset negara," kata Daniyanto, usai penandatanganan MoU kerja sama di Mapolda Jawa Timur. Ia mengatakan kerja sama itu diharapkan berlanjut hingga tingkat daerah seperti Polresta dengan unit Pabrik Gula (PG) di daerah.
"Ini merupakan upaya antisipasi perlindungan proses produksi dari tindak kejahatan perusakan, pencurian tebu hingga kebakaran," tuturnya. Sementara itu, dalam kerja sama itu kepolisian akan menempatkan perwira keamanan di setiap PTPN, dan akan menjembatani serta melakukan upaya preventif bila ada masalah yang berkaitan dengan aset negara.
Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengaku akan memerintahkan jajaran di setiap wilayah kota/kabupaten untuk menjaga proses produksi PTPN di Jawa Timur sesuai MoU. "Kami mendukung penuh produktivitas PTPN yang ada di Jatim, termasuk melindungi aset negara juga sudah menjadi kewajiban kami," ujarnya. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (06/04/2018) Sebagai wujud keseriusan dukungan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas on farm, PTPN XI menggelar Pertemuan Teknis Sosialisasi Hasil Penelitian tahun 2018 di PG Djatiroto kemarin.
Plt Direktur Utama PTPN XI Daniyanto menegaskan dukungan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan serta berharap Puslit berperan optimal sesuai dalam transformasi industri gula saat ini.
"Peran Litbang atau research and development sangat penting sebagai ujung tombak perubahan dan mendukung percepatan pencapaian sasaran produksi. Litbang harus bisa menghasilkan tanaman tebu dengan hablur yang tinggi, dan tahan terhadap anomali cuaca. Tanaman tebu dengan kandungan fiber tinggi akan memberikab nilai kalor ampas yang tinggi dan sangat menguntungkan untuk sebagai bahan baku listrik cogeneration ", ungkap Daniyanto dalam siaran pers yang diterima kabarbisnis.com, Surabaya, Rabu (28/3/2018) petang.
Selain itu pihaknya berharap agar Puslit-Puslit yang melakukan penelitian terkait tebu bisa saling berkolaborasi dan bersinergi. " Puslit-Puslit yang melakukan penelitian terkait tebu bisa saling tukar menukar informasi, jangan sampai kita melakukan redundant dalam artian penelitian yang sama dilakukan oleh hampir semua puslit sehingga tidak efektif dan efisien " jelasnya.
Khusus kepada Puslit PTPN XI Daniyanto berharap agar Puslit dibawah PTPN XI mulai menjadi profit center dengan memanfaatkan peluang dan fokus dalam penyediaan bibit di PTPN XI dan yang kedua memberikan pendampingan dalam peningkatan kesuburan tanah di wilayah kerja PTPN XI serta menemukan formulasi varietas yang tepat untuk tanah-tanah di wilayah kerja PTPN XI.
Selain pameran hasil riset, kegiatan tersebut diisi diskusi panel dengan narasumber yang terdiri dari praktisi dan akademisi diantaranya; Nanik Tri Ismadi, SP. Kepala Puslit Sukosari PTPN XI, Purnomo Aji, SP. dari Puslit Jengkol PTPN X, Niken Puspitasari, SP. staf ahli Puslit Koka Jember, Prof Bambang Sugiharto dosen Universitas Jember, Eka Sugiyarta, MS. Staf ahli On Farm PTPN X, Retno Wulandari staf BMKG Malang, serta tim dari BALITAS Malang.
Dalam kegiatan tersebut PTPN XI menginisiasi terbentuknya komitmen bersama untuk membentuk Forum Komunikasi Peneliti Antar Industri Gula, Lembaga Penelitian dan Lembaga Pendidikan dalam rangka mendukung perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang agro industri gula.
Puslit Sukosari Lumajang merupakan Puslit dibawah PTPN XI dan mempunyai laboratorium bioteknologi di Surabaya serta Quality Control (QC) di masing-masing pabrik gula wilayah kerja PTPN XI. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (27/03/2018) Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III akan memperbaiki pabrik gula. Tujuannya, mengatasi kerugian yang sebelumnya terjadi.
"Ada beberapa PTPN gula yang mengalami kerugian," ujar Wakil Direktur Utama (Wadirut) Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Dolly P Pulungan, Senin (26/3). Perbaikan ini akan dilakukan tahun ini.
"Tahun ini, kami akan membuat dua pabrik gula baru dan memperbaiki dua pabrik," terang Dolly.
Pabrik tersebut menyebabkan hasil gilingan tebu turun kualitasnya dan pekerjaan tidak efisien. Ujungnya, pabrik merugi.
Dua pabrik tersebut terletak di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Nantinya, pabrik tersebut akan dikelola oleh PTPN IX, PTPN X, dan PTPN XII.
Dengan tambahan pabrik baru dan perbaikan pabrik, PTPN akan mengalami kenaikan kapasitas produksi. "Tambahan kapasitas untuk tahun 2018 sebesar 12.000 Ton Cane Day (TCD)," jelasnya.
Sementara itu, produksi gula tahun 2018 diperkirakan mencapai 700.000 ton. Gula tersebut dihasilkan oleh PTPN penghasil gula yaitu PTPN II, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, dan PTPN XII. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA – Senin (19/03) PT Perkebunan Nusantara XI dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) selaku Holding BUMN Perkebunan menggelar rapat koordinasi untuk mengawal penyelesaian program revitalisasi Pabrik Gula Assembagoes.
“ Kami apresiasi upaya ini, merubah presepsi pesimis dan akan menjadi role model bagi program lainnya “, jelas Moch. Cholidi Direktur Tanaman Semusim PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Direncanakan proyek revitalisasi Pabrik Gula Assembagoes tersebut selesai bulan Juli tahun ini.
Sebagaimana diketahui PT Perkebunan Nusantara XI tengah menggarap dua proyek revitalisasi Pabrik Gula yakni PG Djatiroto dan PG Assembagoes. Peningkatan kapasitas PG Djatiroto dan Assembagoes masing-masing menjadi sebesar 10.000 TCD dan 6.000 TCD, perbaikan mutu produksi memenuhi kualitas SNI dan pengembangan Co Generation 10 MW.
Selain Direksi PTPN III (Persero) rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Plt Direktur Utama PTPN XI, PMC dan Direksi masing-masing anggota KSO WIKA-BARATA-MULTINAS serta Tim PMN PTPN XI. (Jo)
SURABAYA (19/03/2018) Selama 12 bulan terakhir rerata harga gula kristal putih (GKP) di Jawa Timur menurun. Ahad (18/03) kemarin rata-rata harga GKP di Jawa Timur ditutup mencapai Rp11.119,- perkilogramnya. Harga turun Rp38,- dari harga sehari sebelumnya yakni Sabtu (17/03) sebesar Rp11.157,-per kilogram.
Bila dibandingkan dengan harga pada bulan Februari lalu, harga GKP masih sebesar Rp11.145, dan bila dibandingkan bulan Maret tahun 2017 lalu harga GKP masih sebesar Rp12.462,-.
Tercatat persediaan GKP di Jawa Timur hingga Oktober tahun lalu sebesar 10,2 juta ton, diperkirakan masih cukup untuk memenuhi konsumsi masyarakat Jawa Timur hingga musim panen tebu mendatang yang diperkirakan mulai bulan Mei depan.
Harga tersebut diatas adalah harga rupiah per kilo rerata pasar di wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara XI. Data diolah dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur yang diakses pada tanggal 19 Maret 2018. (Jo)
SURABAYA (20/02/2018) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengangkat Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara VII, Dolly S Pulungan sebagai Wakil Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara yang bertanggung jawab pada bidang pengembangan dan teknologi informasi.
Pengangkatan tersebut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan PTPN III No. SK-37/MBU/02/2018. Surat tersebut juga memberhentikan Erwan Pelawi sebagai Direktur perusahaan serta mengalihkan tugas Dasuki Amsir dan IGN. Suharta Wijaya ke perusahaan BUMN lainnya.
Sekretaris Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Furqan Tanzala bilang pergantian jajaran direksi dan perubahan nomenklatur jabatan yang dilakukan untuk peningkatan kinerja perusahaan. Selain itu perubahan tersebut juga akan menjadi penyegaran organisasi serta memperkuat efektivitas perusahaan.
Furqan juga menyampaikan terima kasih atas kepemimpinan direksi sebelumnya. “Kami mengucapkan terima kasih atas segala perubahan positif dalam proses transformasi holding,” kata Furqan dalam siaran pers, Senin (12/2).
Ia juga optimistis Direksi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang baru dapat terus melanjutkan program transformasi untuk meningkatkan kinerja usaha. Perubahan struktur juga terjadi pada sejumlah direksi.
Nurhidayat yang sebelumnya Direktur Pelaksana Holding Perkebunan Nusantara PTPN III menjadi Direktur Tanaman Tahunan. Sementara Direktur Utama PTPN XI, M Cholidi menjabat sebagai Direktur Tanaman Semusim.
Selain itu I Kadek Kertha Laksana, General Manager (GM) Pemasaran & Logistik Petrokimia Gresik diangkat menjadi Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III. Direktur Strategi Korporasi & Keuangan PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC/Persero) menjadi Direktur Keuangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III.
Selain perubahan posisi, perubahan nomenklatur juga merubah nama satu direksi. Direktur Human Capital Management (HCM) dan Umum berubah nama menjadi Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum, tetapi jabatan tersebut masih diisi oleh Seger Budiarjo. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA - PTPN XI meminta dukungan kebijakan pemerintah adanya ketersediaan lahan tebu di Jatim termasuk regulasi yang mendukung pengembangan industri gula dan komoditas beserta program teknis lainnya, ini dimaksudkan sebagai upaya pemenuhan kapasitas pabrik gula BUMN.
Mengingat saat ini makin menyusutnya lahan pertanian terutama lahan tebu di Indonesia. Akibatnya membuat produksi gula nasional pun menurun. Berbagai upaya telah dilakukan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI untuk meningkatkan produksi gula maupun tebu, baik melalui pengadaan lahan-lahan baru maupun melakukan revitalisasi pabrik-pabrik gula agar menjadi lebih efisien dan mampu menghasilkan gula lebih banyak.
Menurut PTPN XI untuk mewujudkan hal tersebut, perlu ada kebijakan dari pemerintah daerah yang mendorong pertumbuhan lahan-lahan tebu agar berdampak pada produksi gula.
Hal ini terungkap dalam diskusi bersama Ruang Ide bertajuk Revitalisasi Agroindustri Menuju Industri Mandiri yang di gelar PTPN XII bersama Jawa Pos Group pada Senin (29/01/2018) di Graha Pena Surabaya.
Direktur Utama PTPN XI M. Cholidi mengatakan, saat ini perseroan telah berupaya penuh untuk meningkatkan kapasitas pabrik gula (PG) agar pencapaian swasembada gula nasional dapat terpenuhi.
“Saat ini yang sudah masuk revitalisasi adalah PG Djatiroto di Lumajang yang akan ditingkatkan menjadi 10.000 TCD dan PG Assembagoes di Situbondo akan ditingkatkan menjadi 6.000 TCD,” jelasnya.
Sedangkan jangka panjang PTPN XI akan memodernisasi 5 PG masing-masing menjadi 4.000 TCD, dan berencana membangun PG baru di Kabupaten Situbondo dengan kapasitas giling 6.000 TCD.
“Dengan peningkatan kapasitas produksi pabrik kita ini juga mengarah pada kemandirian energi yang menghasilkan energi baru terbarukan yakni exces power, biofuel,” jelas Cholidi.
Sementara jangka pendek yang sudah dilakukan PTPN XI memperluas lahan tebu dan pemenuhan bahan baku gula melalui proyek Agro Forestry kerjasama dengan Perum Perhutani seluas 374,9 ha untuk budidaya tanaman tebu di lahan Perum Perhutani Wilayah Padangan, Bojonegoro, Ngawi, dan Saradan pada Maret 2017, serta pemanfaatan lahan Pemkab Jember seluas 25 ha untuk budidaya tanaman tebu.
“Kita juga investasi pengadaan lahan 367 ha untuk budidaya tanaman tebu dan agrowisata di daerah Baluran Situbondo,” urainya seraya menambahkan turunnya produksi tebu tahun lalu dipengaruhi oleh konsolidasi lahan dan petani yang belum optimal, serta tumpang tindih tata guna lahan dengan komoditas pangan lain dan alihfungsi lahan tebu. Termasuk penyediaan sarpras dan kredit petani tidak tepat waktu.
“Dari sisi biaya produksi juga meningkat tapi HPP belum kompetitif dengan harga gula dunia,” imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo justru mendorong industri gula dari segi produksi di pabrik. Tahun ini akan membeli 1 unit mesin penggiling tebu dari India senilai Rp60 miliar yang akan diujicobakan di Jawa Timur.
“Saya beli mesin dengan kapasitas 500 TCD atau bisa untuk merasionalitas proses produksi gula, mesinnya bisa di uji coba untuk tebu dari lahan 700 ha. Jatim pernah bawa tebu kita ke India bisa sampai 9% rendemennya, di sini rata-rata hanya 7,6%,” kata Pakde panggilan akrabnya.
Dengan mesin tersebut membuat ongkos produksi menjadi lebih murah yakni Rp5.000/kg, sehingga jika dijual di pasaran dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp12.500 maka diharapkan keuntungan petani akan lebih banyak.
Rencananya, Pakde Karwo akan ke India pada 2 Februari mendatang untuk melakukan checking mesin.(Jo/Sumber:disini)
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI meminta sejumlah pemerintah daerah di Jawa Timur untuk mendorong pertumbuhan lahan tebu di masing-masing daerah, karena bisa berdampak pada produksi gula nasional.
Direktur Utama PTPN XI M Cholidi di Surabaya, Senin mengatakan, saat ini perseroan juga sedang berupaya untuk meningkatkan kapasitas pabrik gula (PG) yang ada, tujuannya untuk pencapaian swasembada gula nasional agar dapat terpenuhi.
Cholidi dalam acara diskusi bertajuk Revitalisasi Agroindustri Menuju Industri Mandiri di Surabaya mengakui, semakin menyusutnya lahan pertanian terutama lahan tebu di Indonesia membuat produksi gula nasional menurun.
Oleh karena itu, kata dia, perlu ada kebijakan dari pemerintah daerah yang mendorong pertumbuhan lahan-lahan tebu agar berdampak pada produksi gula.
"Kami meminta dukungan kebijakan ketersediaan lahan tebu di Jatim termasuk regulasi yang mendukung pengembangan industri gula dan komoditas, beserta program teknis lainnya sebagai upaya pemenuhan kapasitas pabrik gula BUMN," katanya.
Ia menjelaskan, PTPN XI saat ini sedang melakukan upaya revitalisasi beberapa pabrik gula (PG), salah satunya PG Djatiroto di Lumajang yang akan ditingkatkan menjadi 10.000 Ton Cane Day (TCD) dan PG Assembagoes di Situbondo yang akan ditingkatkan menjadi 6.000 TCD. Bahkan, kata dia, dalam jangka panjang PTPN XI akan memodernisasi 5 PG masing-masing menjadi 4.000 TCD, termasuk berencana membangun PG baru di Kabupaten Situbondo dengan kapasitas giling 6.000 TCD.
"Di samping itu dengan peningkatan kapasitas produksi pabrik, kami juga mengarah pada kemandirian energi dengan menghasilkan energi baru terbarukan yakni exces power, biofuel dan bioethanol," katanya.
Dalam jangka pendek, kata Cholidi, yang sudah dilakukan PTPN XI untuk memperluas lahan tebu dan pemenuhan bahan baku gula adalah melalui proyek Agro Forestry yang bekerja sama dengan Perum Perhutani dengan memanfaatkan lahan seluas 374,9 Ha, dan budi daya tanaman tebu di lahan Perum Perhutani Wilayah Padangan, Bojonegoro, Ngawi, dan Saradan pada Maret 2017, serta pemanfaatan lahan Pemkab Jember seluas 25 Ha untuk budi daya tanaman tebu.
"Kami juga investasi pengadaan lahan seluas 367 Ha untuk budi daya tanaman tebu dan agrowisata di daerah Baluran Situbondo," katanya.
Ia berharap, upaya itu ke depan akan mendorong produksi gula nasional, sebab turunnya produksi tebu tahun lalu dipengaruhi konsolidasi lahan dan petani yang belum optimal.
"Selain itu, juga karena tumpang tindih tata guna lahan dengan komoditas pangan lain dan alih fungsi lahan tebu, termasuk penyediaan sarana prasarana dan kredit petani tidak tepat waktu," kata dia.(Jo/Sumber:disini)
SURABAYA - Kepala Divisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan serta Corporate Social Responsibility PTPN XI Sugiarti mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan bisa bermitra dengan sedikitnya 20 UKM. Sebelumnya, pada 2017, ada 20 pelaku usaha yang menjadi mitra.
”Secara umum, trennya tiap tahun meningkat. Pada tahun-tahun sebelumnya, hanya 10 UKM yang bergabung jadi mitra,” jelasnya seperti dikutip Jawa Pos, Rabu (24/1).
Secara akumulasi, PTPN XI memiliki mitra sebanyak 200 UKM. Di antaranya, bergerak di bidang kuliner, fashion, dan kerajinan. Untuk menggaet lebih banyak mitra, pihaknya gencar melakukan sosialisasi di seluruh wilayah kerja yang tersebar di Jatim.
”Kami maksimalkan unit-unit yang ada. Di antaranya, pabrik gula, pabrik spiritus dan alkohol, serta pabrik karung plastik,” tutur Sugiarti.
UKM yang bisa bergabung menjadi mitra terutama yang belum layak mendapatkan pembiayaan dari perbankan (bankable). ”Makanya, ketika jadi mitra, kami dorong mereka untuk mengembangkan usahanya. Supaya naik kelas dan bisa mengakses KUR maupun kredit komersial dari bank,” jelasnya.
Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui pelatihan. UKM didorong untuk menempuh strategi pemasaran baru dengan berjualan melalui e-commerce. ”Ada sebagian yang sudah jualan online, tapi paling banter melalui media sosial. Belum banyak yang masuk ke marketplace,” paparnya.
Beberapa persyaratan untuk mendaftar menjadi mitra, antara lain, memiliki omzet maksimal Rp 2,5 miliar per tahun dengan lama usaha minimal enam bulan. ”Sebagian besar mitra kami mengajukan pinjaman Rp 10 juta–Rp 50 juta meski dalam SK menteri pertanian bisa membiayai hingga Rp 200 juta,” jelasnya. Tenor atau masa pengembalian maksimal tiga tahun.
Selain UKM, sebagian besar mitra binaan berasal dari sektor pertanian. Yakni, petani tebu yang jumlahnya mencapai 3.000 orang. Juga ada sektor usaha lain seperti perikanan. (Jo/Sumber :disini)
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara XI atau PTPN XI (Persero) berkomitmen untuk meningkatkan kinerja sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain memberikan kemudahan kredit lunak dengan bunga 3 persen, BUMN pergulaan tersebut juga melakukan pendampingan dengan memberikan berbagai macam patihan yang dibutuhkan.
Kali ini, PTPN XI mengajak UKM yang telah menjadi binaannya untuk menempuh strategi pemasaran baru dengan berjualan melalui e-commerce. Langkah ini dinilai strategis untuk promosi atau penjualan produk karena sangat mudah dan bisa menjangkau pasar yang lebih besar.
''Sebagian ada yang sudah jualan online, tapi paling banter melalui media sosial, belum banyak yang masuk ke market place,'' ujar Kepala Divisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan serta Corporate Social Responsibility PTPN XI Sugiarti di sela pelatihan, Surabaya, Selasq (23/1/2018).
Melalui kegiatan yang diikuti sebanyak 40 UKM ini ia berharap setengan dari peaerta yang ikut tersebut bisa segera berjualan melalui toko online, Ke depan, pihaknya akan menyiapkan pelatihan dengan keahlian berbeda. ''Arahnya untuk mendorong UKM tersebut supaya inovatif dan kreatif,'' tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pihaknya pada tahun ini menargetkan bisa bermitra dengan 20 UKM. Sebelumnya pada 2017 lalu, sudah ada 20 pelaku usaha yang menjadi mitra.
''Secara umum, trennya tiap tahun meningkat. Karena pada tahun-tahun sebelumnya hanya 10 UKM yang bergabung jadi mitra,'' jelasnya. Sementara secara akumulasi, PTPN XI sudah memiliki mitra sebanyak 200 UKM. Di antaranya bergerak di bidang kuliner, fashion dan kerajinan.
Untuk menggaet lebih banyak mitra pada tahun ini, pihaknya akan gencar melakukan sosialisasi di seluruh wilayah kerja yang tersebar di Jatim. Mulai dari wilayah barat seperti Madiun, Magetan hingga wilayah timur sampai ke Situbondo. ''Kami maksimalkan unit-unit yang ada, di antaranya pabrik gula, pabrik spiritus dan alkohol serta pabrik karung plastik,'' tutur Sugiarti.
UKM yang bisa bergabung menjadi mitra terutama yang tidak bankable atau belum layak mendapatkan pembiayaan dari perbankan. ''Makanya ketika jadi mitra, kami dorong mereka untuk mengembangkan usahanya. Supaya naik kelas, bisa mengakses KUR maupun kredit komersial dari bank,'' pungkasnya. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (17/01/2018) Perseroan terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) XI pada 2018 menargetkan peningkatan produksi hingga lima juta tebu Ton Cane Day (TCD), atau naik dari realisasi tahun 2017 sebesar 4,2 juta TCD. Direktur Operasional PTPN XI, Daniyanto mengatakan target peningkatan pada 2018 itu sangat realistis, berdasarkan kinerja yang ada pada 2017. "Pada 2017 produksi tebu di PTPN XI mencapai 4,2 juta TCD. Dengan presentasi 85 persen dari tebu rakyat dan 15 persen tebu sendiri. Dengan capaian itu kami optimistis target 2018 tercapai," katanya. Selain itu, kata dia, pada 2018 PTPN XI juga akan melakukan intensifikasi di lahan milik sendiri yang mencapai 12 ribu hektare, seperti di Pabrik Gula Jatiroto yang mencapai 5 ribu hektare. "Beberapa langkah juga kami lakukan dalam intensifikasi lahan tebu, di antaranya penggantian varietas tebu, perbaikan kultur budidaya tebu, ketepatan pemberian pupuk, dan penyusuaian masa tanam," kata dia. Daniyanto juga mendorong perbaikan budi daya tanam tebu petani, tujuannya agar petani kembali bergairah menanam tebu, dengan cara memberikan bantuan bibit, kompos dan juga melakukan diversifikasi produk. "Kami juga melakukan diversifikasi produk, di antaranya menghasilkan energi listrik dengan kerja sama dengan PLN untuk menyiapkan pabrik gula (PG) Asembagus di Kabupaten Situbondo untuk menghasilkan energi terbarukan berupa bioetanol dan tenaga listrik Cogeneration yang merupakan listrik yang dihasilkan oleh mesin uap mesin giling di pabrik gula," katanya. Sebelumnya, PTPN XI juga meluncurkan aplikasi GO Tani atau layanan berbasis gawai untuk mempermudah dan mendukung produktivitas di bidang pertanian. Aplikasi itu sebagai upaya membangun nawacita kedaulatan pangan Nasional dan mengikuti tren zaman sekarang, dengan menggunakan fasilitas sekali "klik", tujuannya untuk mendukung pelayanan dalam industri pertanian. (Jo/Sumber : Disini)
SURABAYA (17/01/2018) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI berencana membidik perluasan lahan tebu pada 2018. Perusahaan mendeteksi sejumlah potensi lahan yang ada di Jawa Timur hingga Provinsi Bali. Direktur Utama PTPN XI M Cholidi mengatakan perluasan lahan dilakukan dengan menyiapkan bahan baku tebu untuk memenuhi kebutuhan giling pabrik yang semakin ditingkatkan. Ia mengatakan, pengembangan lahan di wilayah Bali, tepatnya di Kabupaten Buleleng telah tersedia sekitar 5 ribu hektare dan bisa dikembangkan hingga 12 ribu hektare. "Kalau layak dan tidak ada masalah dengan lahan itu, tentu Bali tidak salah kalau punya pabrik gula sendiri," kata Cholidi saat evaluasi giling 2017 dan persiapan tanam 2018 di Surabaya, Selasa (16/1). Ia mengatakan, rencana tersebut juga telah disetujui bupati, camat dan lurah di Buleleng, karena merupakan program pemerintah untuk mencapai swasembada gula nasional. "Yang penting keinginan dasar petani di Bali ada, maka kami dukung dan tanah secara agrokultur cocok dan kesuburan oke, tanah relatif datar, maka tidak ada masalah," katanya. Untuk wilayah Jawa, kata dia, PTPN XI juga telah melakukan pengembangan lahan di wilayah Asembagus dengan potensi 367 hektare, dan sisanya di Pasuruan, Jawa Timur. "Kami juga dorong petani melakuan ekspansi lahan. Karena pengembangan area tebu oleh rakyat itu lebih mudah daripada PTPN karena harus investasi lahan," katanya. Direktur Operasional PTPN XI, Daniyanto mengatakan pengembangan lahan merupakan target 2018, dan di setiap klaster pabrik gula PTPN XI harus ada pengembangan lahan, baik lahan sendiri maupun dari petaninya. Untuk penambahan, kata Daniyanto, di wilayah barat ditarget ada penambahan lahan 4.000 Ha, dan di kawasan Pabrik Gula Semboro ditarget minimal pengembangan lahan 2.500 Ha, serta di wilayah timur pengembangan lahan hingga 3.000 Ha. Penambahan lahan ini, kata dia, sejalan dengan target perseroan yang menginginkan bisa menggiling tebu hingga 5 juta ton dan mampu memproduksi gula hingga 410.838 ton dengan target rendemen 8,05 persen. Sementara itu, tahun 2017 produk gula PTPN XI hanya mampu mencapai 306.277 ton dengan rendemen 7,23 persen, di tahun 2018 diharapkan akan terjadi peningkatan. (Jo/Sumber: Disini)
SURABAYA (17/01/2018) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI sedang membidik sejumlah potensi perluasan lahan tanaman tebu di area Jawa Timur hingga Bali untuk lebih memaksimalkan bahan baku. Upaya itu bertujuan memenuhi peningkatan kebutuhan giling pabrik.
Direktur Operasional PTPN XI Daniyanto menyatakan, harus ada pengembangan lahan dalam setiap klaster pabrik gula PTPN XI.
Perluasan bisa berasal dari lahan sendiri ataupun dari petani. Untuk wilayah barat, ditargetkan ada penambahan lahan seluas empat ribu hektare.
Salah satunya di kawasan PG Semboro, Jember, yang ditarget minimal pengembangan lahan seluas 2.500 hektare.
Kemudian, di wilayah timur, lahan bakal dikembangkan hingga tiga ribu hektare untuk memenuhi kebutuhan PG Wringinanom, Situbondo.
”Pengembangan lahan tanam akan menjadi langkah yang tepat saat produksi tebu berkurang. Hal itu juga mendukung peningkatan kapasitas pabrik,” ujarnya setelah Rapat Evaluasi Giling 2017 dan Persiapan Giling 2018 di Surabaya, Senin (15/1).
Perluasan lahan tebu tersebut sejalan dengan target perseroan yang bakal menggiling tebu hingga lima juta ton tahun ini.
Produksi gula ditargetkan 410.838 ton dengan proyeksi rendemen (kadar gula dalam tebu) 8,05 persen. Tahun lalu produk gula PTPN XI mencapai 306.277 ton dengan rendemen 7,23 persen.
Direktur Utama PTPN XI M. Cholidi menyampaikan, selain di Jatim, wilayah Bali, terutama di daerah Buleleng, cukup potensial untuk pengembangan lahan tebu. Di daerah tersebut, terdapat 12 ribu hektare lahan yang bisa ditanami tebu. ”Saat ini di sana masih dalam tahap kelayakan studi,” katanya. (Jo/Sumber: Disini)
SURABAYA (17/01/2018) PT Perkebunan Nusantara XI dan Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur sepakat mengembangkan potensi pariwisata dalam rangka menyambut Tahun Kunjungan Wisata 2019. " Penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) antara Pemkab Situbondo dan PT Perkebunan Nusantara XI ini sudah sejalan dengan keinginan pemerintah daerah untuk mengembangkan dan membagun pariwisata," kata Bupati Situbondo Dadang Wigiarto usai acara MoU Pengembangan Pariwisata dan Agroindustri di Kantor Pemkab Situbondo, Senin. Pihak PTPN XI, kata dia, menegaskan bahwa aset-aset perusahaan perkebunan yang ada di Situbondo yang berpotensi dikembangkan jadi tujuan wisata akan dibangun guna membantu pemerintah daerah menghadapi tahun kunjungan wisata tahun depan (2019). Dengan terlaksananya MoU kedua belah pihak, katanya, diharapkan bisa segera dimulai dan penandatanganan nota kesepahaman itu tidak hanya menjadi acara seremonial saja. "Alhamdulillah pihak PTPN XI tadi juga menyampaikan bahwa tahun ini sudah membangun rumah tinggal di sekitar objek wisata Taman Nasional Baluran, Kecamatan Banyuputih. Selain itu katanya juga akan membangun hotel bintang empat di depan PG Panji," paparnya. Sementara Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XI Moch Cholidi mengatakan beberapa Pabrik Gula PTPN XI sudah dikenal warisan, sehingga sering dikunjungi wisatawan baik mancanegara maupun domestik. "Mulai tahun 2017 sudah dimulai beberapa project untuk mengoptimalkan potensi wisata, salah satunya Agrowisata dan Wisata Edukasi PG Olean Situbondo," katanya. Menurutnya, Agrowisata PG Olean yang telah beroperasional sejak tahun 2017 mengisi kebutuhan Situbondo akan tempat wisata keluarga. Selama ini Situbondo hanya memiliki destinasi wisata yang berupa wisata alam seperti pantai, air terjun, Hutan Baluran. Nilai historis dari Pabrik Gula Olean yang dibangun tahun 1846 dengan teknologi manual dalam proses produksinya serta lokomotif yang dijalankan menggunakan mesin uap dan masih bisa beroperasional menjadikan daya tarik tersendiri. (Jo/Sumber: disini )
SURABAYA (17/01/2018) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI sebagai perusahaan yang memiliki basis usaha gula tidak bisa lepas dari hubungan dengan para petani tebu. Meski sedang merencanakan regrouping atau penataan kembali pabrik-pabrik gula yang sudah tidak efisien, PTPN XI tidak begitu saja menutup pabriknya apalagi tidak mempekerjakan karyawannya. Dalam acara penandatanganan MoU pengembangan agrowisata dan industri gula PTPN XI dengan Pemerintah Kabupaten Situbondo pada Senin 8 Januari 2018, Direktur Utama PTPN XI M. Cholidi menegaskan tidak ada pemutusan hubungan kerja para karyawan di PG yang diregrouping, dan tebu-tebu petani yang biasanya disetor ke PG tersebut akan tetap diserap oleh PG lain yang sedang dalam tahap peningkatan kapasitas. “Saat ini kami sedang meningkatkan kapasitas pabrik Aseembagoes menjadi 6.000 Ton Cane per Day (TCD), dan PG Djatiroto menjadi 10.000 TCD. Jadi tebu petani di PG Olean nanti akan diserap Assembagoes, begitu pula tebu petani di kawasan PG Pandji akan diserap oleh PG Wringinanom yang nanti akan ditingkatkan jadi 6.000 TCD,” jelasnya. Cholidi mengatakan rencana regrouping iti dilakukan secara bertahap dan seiring dengan peningkatan kapasitas produksi pabrik lainnya. Saat ini pabrik yang sudah diregrouping yakni PG Kanigoro yang telah dijadikan house of maintenance. Sedangkan PG lainnya yang akan diregrouping yakni PG Olean dijadikan wisata heritage, PG Pandji, PG Gending, PG Padjarakan, dan PG Purwodadi. Sementara pabrik gula lainnya yang akan ditingkatkan agar tetap bisa menyerap tebu-tebu rakyat yakni PG Rejosari, PG Sudhono, PG Pagottan, PG Kedawung, PG Wonolangan, PG Pradjekan dan PG Wringinanom. “Dan pabrik yang sudah dalam tahap pembangunan adalah PG Djatoroto Lumajang yang akan ditingkatkan menjadi 10.000 TCD, serta PG Assembagoes yang akan jadi 6.000 TCD. Diharapkan tahun ini keduanya sudah bisa beroperasi,” tutupnya. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (17/01/2018) Rencana regrouping atau penataan kembali pabrik-pabrik gula yang sudah tidak efisien menimbulkan kekhawatiran di kalangan karyawan pabril gula. Menanggapi hal tersebut, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI sebagai perusahaan yang memiliki basis usaha gula menegaskan tidak begitu saja menutup pabriknya apalagi tidak mempekerjakan karyawannya.
Direktur Utama PTPN XI M. Cholidi menegaskan tidak ada pemutusan hubungan kerja para karyawan di PG yang diregrouping. Tebu-tebu petani yang biasanya disetor ke PG tersebut akan tetap diserap oleh PG lain milik PTPN XI yang sedang dalam tahap peningkatan kapasitas.
”Saat ini kami sedang meningkatkan kapasitas pabrik Aseembagoes menjadi 6.000 Ton Cane per Day (TCD), dan PG Djatiroto menjadi 10.000 TCD. Jadi tebu petani di PG Olean nanti akan diserap Assembagoes, begitu pula tebu petani di kawasan PG Pandji akan diserap oleh PG Wringinanom yang nanti akan ditingkatkan jadi 6.000 TCD,” jelasnya, Senin (8/1/2018).
Cholidi mengatakan rencana regrouping dilakukan secara bertahap dan seiring dengan peningkatan kapasitas produksi pabrik lainnya. Saat ini pabrik yang sudah diregrouping yakni PG Kanigoro yang telah dijadikan house of maintenance.
Sedangkan PG lainnya yang akan diregrouping yakni PG Olean dijadikan wisata heritage, PG Pandji, PG Gending, PG Padjarakan, dan PG Purwodadi.
Sementara pabrik gula lainnya yang akan ditingkatkan agar tetap bisa menyerap tebu-tebu rakyat yakni PG Rejosari, PG Sudhono, PG Pagottan, PG Kedawung, PG Wonolangan, PG Pradjekan dan PG Wringinanom.
”Dan pabrik yang sudah dalam tahap pembangunan adalah PG Djatiroto Lumajang yang akan ditingkatkan menjadi 10.000 TCD, serta PG Assembagoes yang akan jadi 6.000 TCD. Diharapkan tahun ini keduanya sudah bisa beroperasi,” jelasnya. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI merencanakan untuk melakukan regrouping atau penataan kembali Pabrik Gula (PG) yang sudah tidak efisien. Rencana itu sempat memunculkan keresahan petani dan karyawan PG untuk tidak lagi diserap maupun dipekerjakan oleh PTPN XI.
Direktur Utama PTPN XI, M Cholidi, menegaskam pihaknya tidak akan begitu saja menutup PG yang kurang efisiensi dan PHK para karyawan di PG yang diregrouping, dan tebu-tebu petani yang biasanya disetor ke PG tersebut akan tetap diserap oleh PG lain yang sedang dalam tahap peningkatan kapasitas.
"Saat ini kami sedang meningkatkan kapasitas pabrik Aseembagoes menjadi 6.000 Ton Cane per Day (TCD), dan PG Djatiroto menjadi 10.000 TCD. Jadi tebu petani di PG Olean nanti akan diserap Assembagoes, begitu pula tebu petani di kawasan PG Pandji akan diserap oleh PG Wringinanom yang nanti akan ditingkatkan jadi 6.000 TCD," jelas Cholidi, Selasa (9/1/2018).
Langkah regrouping akan dilakukan secara bertahap dan seiring dengan peningkatan kapasitas produksi pabrik lainnya. Saat ini pabrik yang sudah diregrouping yakni PG Kanigoro yang telah dijadikan house of maintenance. Sedangkan PG lainnya yang akan diregrouping yakni PG Olean dijadikan wisata heritage. Kemudian PG Pandji, PG Gending, PG Padjarakan, dan PG Purwodadi.
"Dan pabrik yang sudah dalam tahap pembangunan adalah PG Djatiroto Lumajang yang akan ditingkatkan menjadi 10.000 TCD, serta PG Assembagoes yang akan jadi 6.000 TCD. Diharapkan tahun ini keduanya sudah bisa beroperasi," jelas Cholidi.
Sumber : disini
Sementara pabrik gula lainnya yang akan ditingkatkan agar tetap bisa menyerap tebu-tebu rakyat yakni PG Rejosari, PG Sudhono, PG Pagottan, PG Kedawung, PG Wonolangan, PG Pradjekan dan PG Wringinanom.
"Dan pabrik yang sudah dalam tahap pembangunan adalah PG Djatiroto Lumajang yang akan ditingkatkan menjadi 10.000 TCD, serta PG Assembagoes yang akan jadi 6.000 TCD. Diharapkan tahun ini keduanya sudah bisa beroperasi," jelas Cholidi.
SITUBONDO - Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XI memberikan apresiasi terhadap animo petani tebu di Situbondo yang tetap bertahan untuk menanam komoditi tebu. " Kami memberikan apresiasi atas loyalitas temen-temen petani untuk terus menanam komoditas tebu " ungkapnya dalam acara Kunjungan Kerja bersama petani tebu cluster wilayah timur Senin (8/1) di Pabrik Gula Pandjie. " Oleh karena itu kami akan sempurnakan pelayanan dengan memperbesar kapasitas " terangnya lebih lanjut dalam acara yang dihadiri petani tebu dan jajaran manajemen pabrik gula di Situbondo. Terkait rencana regruping pihaknya menegaskan akan mengalihfungsikan pabrik dengan didahului menaikkan kapasitas pabrik lainnya sehingga tidak mengganggu pelayanan kepada tebu petani.
SITUBONDO- PT Perkebunan Nusantara XI bersama Pemerintah Kabupaten Situbondo menandatangani nota kesepahaman untuk kerja sama pengembangan wisata dan industri gula di Situbondo Senin (8/1) di Situbondo. Direncanakan PTPN XI turut berkontribusi dalam pengembangan wisata di kawasan sekitar Taman Nasional Baluran Situbondo, rehabilitasi eks pasar asembagus, dan wisata heritage PG Olean. Kerjasama ini sejalan dengan program pemkab situbondo yg sedang menggalakkan dan menyiapkan tahun kunjungan wisata tahun 2019. Sebagai langkah untuk meningkatkan pelayanan kepada petani tebu, PTPN XI meningkatkan kapasitas pabrik gula di Situbondo. " Saat ini kami meningkatkan PG Asembagoes menjadi 6.000 tcd, kedepan PG Wringinanom juga akan ditingkatkan. Ini untuk meningkatkan pelayanan kepada petani agar tebu mereka terserap sehingga tidak antri atau tidak tergiling " terang Moch. Cholidi direktur utama PTPN XI. " Kami mendukung perekonomian dan pariwisata di Situbondo ", tutupnya. Sementara itu Dadang Wigianto Bupati Situbondo berharap untuk segera ditindaklanjuti. " Kami berharap kerja sama ini untuk segera ditindaklanjuti. Beberapa titik sudah disiapkan (PTPN XI) untuk tujuan wisata " ujarnya lebih lanjut.(jo/yns)
Surabaya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI membidik produksi hingga lima juta tebu Ton Cane Day (TCD) pada 2018 atau meningkat dari realisasi sebesar 4,2 juta TCD pada 2017.
Direktur Operasional PTPN XI, Daniyanto, menilai target tersebut cukup realistis bisa dicapai pada 2018 jika berkaca melihat kinerja yang diraih tahun 2017.
"Pada 2017 produksi tebu di PTPN XI mencapai 4,2 juta TCD. Dengan presentasi 85 persen dari tebu rakyat dan 15 persen tebu sendiri. Dengan capaian itu kami optimistis target 2018 tercapai," katanya di Surabaya, Selasa. Selain itu, lanjut Daniyanto, pada 2018 PTPN XI juga akan melakukan intensifikasi di lahan milik sendiri yang mencapai 12 ribu hektare, termasuk sekira 5 hektare di antaranya di Pabrik Gula Jatiroto, Lumajang, Jawa Timur. "Beberapa langkah juga kami lakukan dalam intensifikasi lahan tebu, di antaranya penggantian varietas tebu, perbaikan kultur budidaya tebu, ketepatan pemberian pupuk, dan penyusuaian masa tanam," tuturnya. Daniyanto juga mendorong perbaikan budi daya tanam tebu petani, tujuannya agar petani kembali bergairah menanam tebu, dengan cara memberikan bantuan bibit, kompos dan juga melakukan diversifikasi produk. "Kami juga melakukan diversifikasi produk, di antaranya menghasilkan energi listrik dengan kerja sama dengan PLN untuk menyiapkan pabrik gula (PG) Asembagus di Kabupaten Situbondo untuk menghasilkan energi terbarukan berupa bioetanol dan tenaga listrik Cogeneration yang merupakan listrik yang dihasilkan oleh mesin uap mesin giling di pabrik gula," katanya. Sebelumnya, PTPN XI juga meluncurkan aplikasi GO Tani atau layanan berbasis gawai untuk mempermudah dan mendukung produktivitas di bidang pertanian. Aplikasi itu sebagai upaya membangun nawacita kedaulatan pangan Nasional dan mengikuti tren zaman sekarang, dengan menggunakan fasilitas sekali ketuk, tujuannya untuk mendukung pelayanan dalam industri pertanian.
Sumber : disini
PASURUAN - Ide gagasan selalu muncul sebagai wujud kreatifitas dan sering tidak terduga datangnya. Berawal dari keinginan pelaksanaan in house keeping di emplasement Pabrik Gula Kedawoeng, muncul ide untuk membagi tanggungjawab perawatan kebersihan kepada seluruh karyawan melalui pembagian area emplasement pabrik gula menjadi 18 kapling. " Pada saat ide itu disampaikan ternyata yang muncul justru antusiasme karyawan, tidak hanya membersihkan emplasemen tetapi membuat taman dengan swadaya bahkan swadana. Selepas jam kerja kantor karyawan berinisiatif melakukan kerja bakti. Masing-masing karyawan membawa satu jenis bunga dan mengumpulkan dana secara pribadi untuk kelengkapannya " terang Agus Harimawan Manajer Aku PG Kedawung. Alhasil taman-taman indah berwarna-warni tercipta dari kreasi karyawan tersebut sehingga terbentuk gagasan dibuka untuk umum dengan julukan Kedawung Agro Selfie. " Kabupaten Pasuruan kini mempunyai tempat yang cocok sebagai destinasi wisata agribisnis "jaman now" yakni Pabrik Gula Kedawung. Selain wisata sejarah, banyak tersedia spot cantik terutama untuk berfoto ria atau membuat videografi yang kaya dengan warna-warni. Ini wujud dari transformasi bisnis pabrik gula " pungkasnya.
Harapannya Kedawoeng Agro Selfie (KAS) bisa diandalkan sebagai destinasi wisata Pasuruan terlebih untuk mengisi liburan sekolah saat ini. KAS merupakan jujugan rekreasi agribisnis "zaman now" baru yang patut untuk dikunjungi. "Silahkan mengeksplorasi emplasement PG Kedawung, kami memanjakan bagi pencinta fotografi dengan berbagai angel dan spot yang menarik untuk berkarya " terang Agus Harimawan Manajer Aku PG Kedawung. Pengunjung cukup membayar 2.500 rupiah per orang, harga yang cukup terjangkau bagi destinasi wisata.
Selain itu, guna menarik minat pengunjung, manajemen PG Kedawung membuat lomba foto "selfie" dengan berlatar belakang KAS. Antusias masyarakat sekitar pun terlihat dari jumlah foto yang telah ditandai pada akun instagram milik PG Kedawung. (Jo /Yns)
SURABAYA - "Hingga akhir tahun tingkat inflasi Jawa Timur diperiksa terkendali direntang 3,8 - 4,0%, terutama disebabkan oleh meredanya tekanan inflasi volatile food dan stabil nya inflasi inti" ungkap Difi Ahmad Johansyah Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017 dan Outlook Perekonomian Tahun 2018 yang bertajuk Memperkuat Momentum Perekonomian Jawa Timur yang digelar Kamis (13/12) lalu di Surabaya. Sedangkan Soekarwo Gubernur Jawa Timur dalam sambutannya menyebut ada tiga sektor dominan di Jawa Timur yakni industri 28,79%, perdagangan 18,25%, pertanian 13,55%. Sedangkan sektor lainnya sebesar 39,41% . Pertumbuhan Sektor Pertanian melambat 1,65% pada tahun 2017 bila di banding tahun sebelumnya. Menyikapi hal ini Agus Priambodo Corporate Secretary PT Perkebunan Nusantara XI yang turut hadir dalam acara tersebut berharap kedepan ada kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemda terkait. "Pemprov dan pemkab harus mempunyai komitmen kuat untuk meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian, diantaranya regulasi tata ruang untuk menjaga keberadaan lahan pertanian" terangnya. Lebih lanjut pihaknya menyoroti menurunnya lahan pertanian karena beralih fungsi. "Banyak daerah giat melakukan pembangunan, tetapi kami berharap lahan pertanian yang sudah ada jangan dikurangi dengan alasan pengembangan perumahan bahkan industri" harapnya lebih lanjut. Dengan adanya regulasi penataan lahan pertanian dan komitmen bersama yang kuat, jaminan keberadaan lahan pertanian dan perkebunan serta upaya para pelaku agribisnis dan agroindustri serta petani untuk meningkatkan produktivitas maka potensi pertumbuhan sektor pertanian besar terwujud dan mendukung keberadaan Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional, terutama gula. Acara tersebut diikuti oleh pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, serta para pelaku ekonomi dan bisnis Jawa Timur.(Jo/Yns)
SURABAYA - Bertempat di Ruang Rapat Utama pada Selasa (12/12) siang dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah 8 pejabat puncak PTPN XI. Ini merupakan bagian dari prosesi penyegaran dan pemantapan formasi pejabat puncak di PTPN XI. " Refreshment jabatan merupakan pengayakan kapasitas atas tantangan-tantangan baru. Untuk itu kami berharap pada semua jajaran pejabat puncak untuk tetap solid dan berjalan searah demi mencapai tujuan bersama " terang Moh Cholidi Direktur Utama PTPN XI 8 pejabat puncak tersebut yaitu : - Agoes Nurwidodo sebagai GM PG Jatiroto - Rahadi Kuncoro sebagai GM PG Rejosari dan Purwodadi - Probo Wahyono sebagai GM PG Kanigoro - Subagio sebagai Pjs GM PG Pagottan - Jarot Rudi W sebagai Pjs Kadiv Pengolahan - Gampil Dwisusanto sebagai Pjs Kadiv Penelitian dan Quality Control - Christanto Martono sebagai Kadiv Budidaya Tanaman - Titik W.P sebagai Pjs Kadiv Umum dan Pemberdayaan Aset Selain itu Direksi juga mengangkat 2 orang Staf Khusus Direksi yakni Imam Cipto S dan Sugondo. Dengan formasi baru tersebut diharapkan jelang akhir tahun ini masing-masing direktorat dan unit usaha solid dan siap menjalankan strategi bisnis sebagai bagian dari pencapaian target korporasi. (Yns/Jo)
SURABAYA - PT Nusantara Sebelas Medika anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara XI, targetkan meraih laba sebesar 60,4 Milyar rupiah ditahun 2018. Hal ini dinyatakan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2018. " Kami menargetkan laba sebesar 60,4 milyar di tahun 2018 " terang Arif Wijanto Direktur Utama PT Nusantara Sebelas Medika. Dalam arahan pemegang saham, Moc. Cholidi Direktur Utama PTPN XI mengatakan agar PT NSM dalam menjalankan dua fungsi sebagai korporasi jasa kesehatan dengan tetap memperhatikan perolehan revenue. " Diharapkan NSM mampu menjalankan dua fungsi yakni sosial dan bisnis, dengan tetap memperhatikan perolehan revenue " lanjutnya. Kegiatan tersebut diikuti oleh direksi PTPN XI beserta jajaran serta ketua koperasi RS Lavalette selaku pemegang saham, dan Komisaris dan direksi PT NSM beserta jajaran. PT NSM mempunyai empat rumah sakit yakni RS Lavalette Malang, RS Elizabeth Situbondo, RS Wonolangan Probolinggo dan RS Djatiroto Lumajang. Klinik kesehatan yang dimiliki antara lain Klinik Welas Asih Medika Surabaya dan Klinik Argosari Madiun. (Jo/Yns)
SURABAYA (17/11/2017) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mengembangkan diversifikasi bisnis edamame dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama PT Mitra Tani Dua Tujuh untuk mengembangkan bisnis edamame yang disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.
"Nota kesepahaman tentang penanaman dan pengolahan edamame itu wujud saling bersinergi antara PTPN XI dengan anak perusahaan PTPN X sesuai dengan kompetensi masing-masing dengan mengoptimalkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki kedua belah pihak," kata Direktur Utama PTPN XI Moch. Cholidi di Jember.
Menurutnya kerja sama tersebut dalam bentuk pengolahan dan pemasaran produk edamame atau kedelai jepang, agar memberi nilai tambah bagi kedua belah pihak baik PTPN XI maupun PT Mitra Tani Dua Tujuh.
"Kami memiliki lahan yang luas untuk ditanami edamame, sedangkan pihak Mitratani memberikan pelatihan dan pendampingan serta transfer teknologi kegiatan budi daya edamame dari mulai tanam, panen, penanganan pascapanen sampai dengan pengolahan produk edamame hingga dalam kemasan kualitas ekspor," tuturnya.
Tahun 2017 diproyeksikan ada sekitar 500 hektare lahan yang dibongkar dan sebagian lahan tersebut digunakan untuk pembibitan edamame, sedangkan sisanya dimanfaatkan untuk penanaman kedelai. Namun, mengingat besarnya potensi pasar edamame, ke depan seluruh lahan dapat digunakan untuk penanaman edamame dan produk edamame premium dipilih karena potensi pasar masih terbuka.
Ke depan, lanjut dia, dipertimbangkan untuk pembangunan pabrik pengolahan edamame dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan bahan baku olahan serta pangsa pasar.
"Pengembangan edamame akan dikerjakan di sekitar Pabrik Gula Jatiroto Lumajang karena edamame membutuhkan 'cold storage' yang konsumsi listriknya besar dan tahun depan PG Jatiroto siap memproduksi listrik," ujarnya, menambahkan.
PT Perkebunan Nusantara XI memiliki 16 unit pabrik gula, 1 unit pabrik karung Rosella Baru dan 1 unit pabrik alkohol dan spiritus dengan wilayah kerja Jawa Timur. (Jo/Sumber :disini)
SURABAYA (17/11/2017) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menjamin pembayaran pupuk petani tebu karena keberadaan pupuk merupakan hal yang vital bagi petani untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu.
"Kami menjembatani pemenuhan kebutuhan pupuk bagi petani tebu rakyat dengan membentuk distributor pupuk non subsidi di Jawa Timur yang terdiri dari enam kelompok petani tebu rakyat (KPTR) dan dua nonKPTR," kata Direktur Utama PTPN XI M. Cholidi saat menghadiri pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.
Selain itu, lanjut dia, pabrik gula dibawah manajemen PTPN XI juga menjamin kontrak pembayaran untuk penebusan pupuk yang dibayar dimuka, agar petani rakyat lebih mudah mengakses pupuk tanpa perlu membayar lebih dulu.
Langkah lainnya yang dilakukan PTPN XI yakni membantu pemenuhan modal bagi petani tebu rakyat dan PTPN XI bertindak sebagai "off taker" atas kredit komersial dari perbankan karena PTPN XI memiliki 16 unit pabrik gula, 1 unit pabrik karung Rosella baru dan 1 unit pabrik alkohol dan spiritus dengan wilayah kerja Jawa Timur.
"Ikatan itu dikuatkan dengan kontrak giling antara petani dengan pabrik gula dan sebagai jaminannya tebu yang dibiayai oleh perbankan dibantu pelunasannya melalui pemotongan pendapatan untuk mengangsur kredit," katanya.
Ia mengatakan proses tanam merupakan kunci keberhasilan produktivitas tebu karena dari lahan (on farm) potensi rendemen itu terbentuk, sehingga dalam rangka pengawasan tanam PTPN XI membuat sistem berbasis aplikasi.
"Kami menambahkan program paket layanan mekanisasi sebagai solusi percepatan pemupukan maupun penanaman yang tepat waktu dan tidak tergantung cairnya kredit, yakni dengan aplikasi go-traktor yg sedang diuji coba," tuturnya.
Sementara Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto mengatakan ada delapan distributor yang akan menyalurkan pupuk nonsubsidi untuk petani tebu di Jawa Timur dengan persediaan pupuk yang tidak terbatas.
"Bu Menteri BUMN sudah menyampaikan tidak ada kuota untuk pupuk nonsubsidi, sehingga berapapun permintaan petani tebu akan dipenuhi. Teknisnya kebutuhan pupuk petani akan dikomunikasikan dengan pabrik gula, sehingga distributor akan menyalurkan pupuk nonsubsidi tersebut di masing-masing wilayahnya," katanya.(Jo/Sumber : disini)
SURABAYA (17/11/2017) Ketua Umum Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau Aptri HM Arum Sabil mengatakan sinergi perbankan dan produsen pupuk di bawah naungan BUMN dengan petani tebu yang dilakukan di Kabupaten Jember akan menjadi percontohan nasional.
"Alhamdulillah Menteri BUMN Ibu Rini Soemarno menyambut baik sinergi BUMN dengan petani untuk pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu yang diawali di Jember, sehingga nantinya pola tersebut akan diterapkan di seluruh Indonesia," kata Arum Sabil di Jember, Kamis (16/11/2017).
Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan kunjungan kerja dalam rangka pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu dengan tema ‘Sinergi BUMN Untuk Mewujudkan Swasembada Gula yang Berdaya Saing’ di Kabupaten Jember, Rabu (15/11).
"Dengan melakukan sinergi BUMN dengan petani diharapkan para petani tebu yang memiliki luas lahan lebih dari 2 hektare tidak lagi kesulitan mendapatkan modal karena terdapat kredit komersial tanpa jaminan dengan sistem avalis dan pupuk nonsubsidi mudah didapatkan dengan dibentuk distributor pupuk nonsubsidi di Jatim," tuturnya.
Ia menjelaskan persoalan pupuk dan modal usaha petani tebu yang tidak tepat waktu dan jumlahnya dapat berdampak pada penurunan produktivitas tanaman tebu secara drastis, sehingga hal tersebut dapat mengancam terwujudnya swasembada gula secara nasional.
"Kami targetkan produktivitas tanaman tebu yang ditanam perdana oleh Ibu Rini di depan Bandara Notohadinegoro itu bisa mencapai 150 ton per hektare, sehingga tahun depan produksi gula di Indonesia bisa meningkat," katanya.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno mengapresiasi pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu yang diinisiasi petani dengan pihak perbankan dan produsen pupuk di bawah naungan BUMN di Kabupaten Jember.
"Di sini malah sudah dimulai adanya kredit komersial untuk petani tebu dan sudah ditunjuk distributor baru untuk penyaluran pupuk nonsubsidi, sehingga sinergi tersebut akan diterapkan dan menjadi percontohan bagi daerah lain untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu," tuturnya.
Pemerintah telah menetapkan tahun 2019 sebagai tahun swasembada gula konsumsi dimana produksi gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi lokal ditargetkan sebesar 3,3 juta ton pada 2019 atau naik jika dibandingkan target 2018 sebesar 2,8 juta ton dan prognosa tahun 2017 sebesar 2,5 juta ton.
Untuk mendorong tercapainya swasembada gula konsumsi, pemerintah terus mendorong peningkatan produktivitas tebu yang dapat dilakukan dengan berbagai upaya antara lain pemantapan areal, rehabilitasi tanaman, penyediaan agro input berupa pupuk dan benih unggul, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan produktivitas lahan melalui penerapan standar teknis budi daya dan manajemen Tebang Muat dan Angkut (TMA), antisipasi perubahan iklim dan penetapan harga.
Lahan perkebunan tebu di Jatim saat ini tercatat seluas 203.566 ha, terdiri dari perkebunan tebu rakyat 184.211 ha, perkebunan negara 18.950 ha dan perkebunan swasta 656 ha. Perkebunan tebu di Jatim merupakan yang terluas di Indonesia atau tercatat sebesar 44% dari total perkebunan tebu nasional.(Jo/Sumber : disini)
SURABAYA- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI akan menggenjot diversifikasi produk, namun tetap produk gula sebagai produk inti untuk meningkatkan pendapatan pada 2018. Direktur Utama PTPN XI Moh Cholidi di Jember, Jawa Timur, Sabtu (11/11/2017), mengatakan ada beberapa rencana diversifikasi yang akan dilakukan PTPN XI guna meningkatkan pendapatan di antaranya menghasilkan energi listrik, penanaman edamame sebagai tanaman sela di lahan hak guna usaha (HGU) PTPN XI dan mengalihkan fungsi pabrik gula untuk workshop.
"Kami melakukan kerja sama dengan PLN untuk menyiapkan pabrik gula (PG) Asembagus di Kabupaten Situbondo untuk menghasilkan energi terbarukan berupa bioetanol dan tenaga listrik Cogeneration yang merupakan listrik yang dihasilkan oleh mesin uap mesin giling di pabrik gula," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya akan membuat nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan PT Mitra Tani Dua Tujuh untuk melakukan penananam edamame sebagai tanaman sela di kebun HGU PTPN XI seluas 500 hektare per tahun.
"Hal itu dilakukan untuk merotasi tanah, agar tanah tersebut menjadi subur dengan menanam tanaman sela dan menghijaukan kebun atau peremajaan tanah sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas tanaman tebu nantinya," katanya.
Ia mengatakan PTPN XI juga akan memanfaatkan PG Kanigoro untuk dialihfungsikan menjadi pusat layanan workshop perbengkelan pabrik gula pada 2018. Namun, tidak terbatas dengan hal itu karena PG Kanigoro bisa menyuplai industri yang lain.
"Kami juga melakukan penjajakan dengan Direksi PT INKA yang berminat untuk membuat workshop perakitan kereta di lahan PG Kanigoro yang memiliki lahan seluas 16 hektare sehingga seluruh yang berpotensi menghasilkan pendapatan akan dimulai pada 2018," ujarnya, menambahkan.
Cholidi menjelaskan peningkatan produk intinya tetap tebu karena komoditas tanaman tersebut merupakan bagian sumber pendapatan dari diversifikasi sehingga berbagai hal diversifikasi yang dilakukan juga bertujuan untuk meningkatkan produksi gula. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara XI berencana meningkatkan kapasitas enam pabrik gula di lingkungannya pada 2018, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Dengan peningkatan kapasitas pabrik, ke depan produksi gula kita bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Harapannya pada tahun 2020 nanti produksi gula kita bisa mencapai 634.654 ton," kata Direktur Utama PTPN XI Moh Cholidi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, kemarin.
Dia mengatakan, peningkatan kapasitas produksi enam pabrik tersebut masuk pada bagian rencana strategis perusahaan tahun ke depan. Sebelumnya, pada 2017 PTPN XI telah melakukan upaya peningkatan kapasitas produksi gula di tiga Pabrik Gula (PG), yakni PG Djatiroto menuju 10.000 TCD (ton tebu per hari), PG Assembagoes 6.000 TCD, dan PG Semboro 7.500 TCD secara bertahap.
Sedangkan enam pabrik yang akan ditingkatkan pada 2018, Cholidi menyebutkan masing-masing PG Rejosari, PG Sudhono, PG Pagottan, PG Kedawung, PG Wonolangan, dan PG Pradjekan, dengan peningkatan menjadi 4.000 TCD. "Peningkatan kapasitas pabrik itu kami lakukan secara bertahap hingga 2019," tuturnya seperti dilansir Antara.
Selain itu, rencana strategis lainnya adalah melakukan alih fungsi pabrik gula yang tidak efisien, di antaranya seperti PG Olean, PG Gending, PG Padjarakan, dan PG Wringinanom. Alih fungsi dilakukan ketika kapasitas PG Assembagoes sudah ditingkatkan, sehingga tidak mengurangi pelayanan kepada petani dan kemampuan giling pasokan tebu yang ada.
"Saat ini yang sudah dilakukan alih fungsi adalah PG Kanigoro. Meski dilakukan alih fungsi, tapi produksi gula kami tetap ditingkatkan karena adanya revitalisasi pabrik PG Djatiroto dan PG Assembagoes melalui program Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 650 miliar, juga enam PG lain," jelasnya.
Cholidi mengatakan, PTPN XI juga akan memperdulikan sumber daya manusia dengan memindahkan karyawan PG yang tidak aktif ke PG yang masih aktif serta melakukan seleksi bagi karyawan nontetap. "Penataan formasi SDM termasuk penataan kompetensi karyawan juga akan dilakukan guna meningkatkan efisiensi kerja," katanya.
Di sisi lain, PTPN XI juga berencana menggenjot diversifikasi produk, namun tetap produk gula sebagai produk inti untuk meningkatkan pendapatan 2018. Direktur Utama PTPN XI Moh Cholidi di Jember, Jawa Timur, mengatakan, ada beberapa rencana diversifikasi yang akan dilakukan PTPN XI guna meningkatkan pendapatan di antaranya menghasilkan energi listrik, penanaman edamame sebagai tanaman sela di lahan hak guna usaha (HGU) PTPN XI, dan mengalihkan fungsi pabrik gula untuk workshop. (Jo/Sumber: disini)
JAKARTA- 23rd Asia International Sugar Conference yang digelar di Jakarta selama tiga hari dari tanggal 31 Oktober hingga 2 Nopember 2017diikuti pelaku industri gula, industri pendukung hingga investor.
PT Perkebunan Nusantara XI mengambil bagian sebagai panelis dalam even bertaraf internasional tersebut. Optimisme Industri Gula di Indonesia menjadi isu yang diangkat Daniyanto Direktur Operasional dalam kegiatan tersebut. Isu lain yang diangkat oleh PTPN XI adalah produk turunan dari Industri Gula yang cukup menjanjikan yakni ethanol hingga co generation yang merupakan energi terbaharukan.
Sementara itu lembaga riset tertua di dunia P3GI atau ISTI menegaskan siap mendukung pengembangan industri gula di Indonesia. Hal ini dikatakan oleh Dr. Triantarti Senior Researcher Indonesia Sugar Research Institute dalam paparannya di depan peserta 23rd Asia International Sugar Conference. Dukungan tersebut berupa bibit unggul tebu hingga instruktur untuk pelatihan teknis budi daya tebu.
Selain PTPN XI beberapa pakar dan pelaku industri gula turut memberikan gagasan dalam forum tersebut diantaranya, Agung P. Murdanoto Director of Business Development & Investment PT RNI, Dr. Triantarti Senior Researcher Indonesia Sugar Research Institute, Dr. Agus Wahyudi Director Ministry Of Agriculture of Indonesia, Satrya Kuangga Director Jawamanis Rafinasi - Wilmar Sugar Group, Sudhansu Pran Kaul General Manager Sugar Trader PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Olam Indonesia dan beberapa lainnya. (Jo)
LUMAJANG - Kualitas bahan baku tebu atau sering disebut dengan BBT menjadi salah satu faktor utama keberhasilan giling, mulai dari kualitas tanam, perawatan hingga kegiatan tebang muat angkut ketika musim panen. Karena dari aktivitas di kebun (on farm) inilah potensi rendemen tercipta.
Pemahaman seperti ini yang harus dimiliki oleh praktisi industri tebu khususnya yang menangani tanaman tebu. Niko Daniar Atmaja salah satunya, Kepala Kebun Wilayah Afd. Sukosari Barat Pabrik Gula Djatiroto ini bertekad mengoptimalkan pembentukan potensi tebu di lahan.
KKW yang mengelola lahan Tebu Giling seluas 221,243 ha ini menjelaskan proses tanam yang sudah berjalan. " Tanam sudah dilakukan sejak bulan April lalu di kebun eks. Berro serta tutup tanam di bulan 10A dengan menggunakan bibit Varietas NXI 1-3 dan PS 862 untuk masak Awal serta HW Merah untuk masak Tengah. Di wilayah Sukosari barat jenis HW merah untuk masak tengah cocok serta mempunyai potensi rendemen tinggi " jelasnya. Terkait asal bibit dirinya menyebutkan bibit yang digunakan mandiri berasal dari kebun KBD 17/18 Sukosari Barat.
" Kegiatan tanam meliputi potong dan sortir bibit untuk memilih bibit yang bagus dan memisahkan bagian pucuk, tengah, bawah, kemudian dilanjutkan Ecer bibit yakni bibit diecer ke dalam kebun sebelum ditanam, dilakukan pupuk 1 secara manual kemudian aktivitas tanam. Setelah bibit bagal ditanam, dicek kelengkapan tanam kemudian ditutup ", ungkapnya lebih lanjut.
Kegiatan selanjutnya adalah pengairan untuk memenuhi kebutuhan tanaman dan pemberian herbisida serta dilanjut penggemburan tanah dengan rotary hand tractor.
" Target kami produktivitas mencapai 105 ton/ha ", jelasnya dengan optimis. Bersama dengan jajarannya beberapa upaya yang dilakukan untuk merealisasikan target antara lain: Tanam lengkap dengan pengawasan yang ekstra, Pengairan cukup dengan memanfaatkan sumber air dan pompa yang ada karena lokasi lahan termasuk tanah tegalan, Pekerjaan dilakukan secara tepat waktu (herbisida, kultivasi mekanisasi, serta pemeliharaan lainnya), menjaga keamanan kebun dari kerbau atau pengganggu, hingga kegiatan TMA yang sesuai waktu dan LOT nya.
Dirinya berharap BBT yang dimiliki PTPN XI berkualitas dan mampu memenuhi kapasitas pabrik yang ada sehingga giling tahun depan meraih kesuksesan.
Sekilas Tentang Varietas HW Merah
Terkait dengan banyaknya varitas HW Merah yang ditanam baik oleh pabrik gula maupun petani tebu rakyat, Nanik Tri Ismadi Kepala Urusan Penelitian PTPN XI menjelaskan karakter varietas tersebut yang cocok untuk lahan wilayah kerja PTPN XI.
" Varietas ini termasuk masak tengah dengan kesesuaian lahan lebih luas cocok di barat, tengah dan timur. Proses klentek mudah, batang tegak, diameter sedang hingga besar " terangnya. Dari data produktivitas yang dimiliki, Nanik menyebut produktivitas HW Merah di wilayah barat mencapai 98 ton/ha sedangkan di Jatiroto Lumajang produktivitas mencapai 112 ton/ha. Selanjutnya pihaknya menyebutkan karateristik varietas tersebut dari hasil analisa gilingan kecil, rendemen plant cane mencapai 8,5% dan rendemen ratoon mencapai 8,6% ditebang hingga usia 11-12 bulan.
" Keunggulan yang lain adalah pada bulan Mei brix mencapai lebih dari 17. Artinya kalau dipaksa untuk tebang awal, meski tidak optimal tapi masih bisa dibanding dengan varietas lain seperti BL" pungkasnya. (Jo)
SURABAYA (19/10/2017) Sebagai upaya untuk memacu on farm, PG Sudhono gelar Pelatihan petugas bagian Tanaman Selasa (17/10) kemarin. Acara yang bertajuk In House Training dan Sosialisasi Bagian Tanaman PG Soedhono ini bertujuan untuk merefresh dan membekali petugas tanaman dengan tehnis on farm serta pembekalan dari bagian lain, diharapkan optimal dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu dalam forum tersebut disampaikan juga evaluasi kinerja 2017 serta dilakukan sosialisasi program dan sasaran kerja tahun 2018 agar target yang dicanangkan dipahami oleh setiap level karyawan.
General Manager PG Soedhono Nuril Huda, dalam sambutannya menyampaikan terkait situasi pergulaan nasional dan peningkatan pelayanan terhadap petani. " Dalam situasi pergulaan saat ini, kita harus survive dengan peningkatan produksi dan menjaga kualitas" terangnya lebih lanjut. Selanjutnya Nuril menekankan peningkatan layanan untuk petani mitra.
Dalam pelatihan ini selain tehnis tanaman, peserta juga dibekali pemahaman tentang keuangan dan proses pengolahan. " Pelatihan ini juga memberikan pemahaman peserta tentang keuangan dan proses pengolahan, agar integral " terang Ari Suprih Adi Kepala Bagian Tanaman PG Soedhono.
"Kami bekali para petugas tanaman agar mampu bertugas optimal, karena saat ini adalah memasuki golden period, dimana perbaikan tanaman tebu sekarang mampu memberikan peningkatan produktivitas di tahun giling nanti ", terang Ninit Hartatik Manager Quality Control PG Soedhono.
Pihaknya berharap pelatihan tersebut juga menjadi media transfer knowledge antar peserta sehingga pemahaman antar peserta merata.
Acara ini diikuti oleh seluruh petugas bagian tanaman mulai dari Kepala Kebun Wilayah (KKW) hingga mandor kebun. PG Soedhono dalam musim giling tahun 2017 ini telah menggiling sebanyak 208.608,7ton tebu dan menghasilkan 15.220 ton gula.(jo/yns)
SURABAYA (19/10/2017) Sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja perusahaan khususnya dalam program Corporate Turn Around, Holding Perkebunan Nusantara memberikan penghargaan yang bertajuk Holding Perkebunan Nusantara (HPN) Award 2017 Rabu (18/10) kemarin di Jakarta.
Berikut penerima penghargaan sesuai klasifikasinya:
1. Productivity Improvement:
a. Juara 1 PTPN III
b. Juara 2 PTPN IV
c. Juara 3 PTPN IX
2. Cost Improvement:
a. Juara 1 PTPN XII
b. Juara 2 PTPN VIII
c. Juara 3 PTPN V
3. Financial Restructuring:
a. Juara 1 PTPN III
b. Juara 2 PTPN IV
c. Juara 3 PTPN XII
4. Organization dan Human Resources Restructuring:
a. Juara 1 PTPN III
b. Juara 2 PTPN V
c. Juara 3 PTPN IV
5. System and Procedure Development:
a. Juara 1 PTPN III
b. Juara 2 PTPN XI
c. Juara 3 PTPN VI
Sebagai Juara Umum diraih oleh PTPN III
Acara tersebut dihadiri oleh direktur utama dan komisaris utama masing2 PTPN. Holding Perkebunan Nusantara adalah BUMN Perkebunan yang membawahi PTPN I hingga XIV dengan wilayah kerja hampir seluruh Indonesia. (Jo/yns)
SURABAYA (18/10/2017) Pemerintah selaku pemegang saham Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) telah melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris yang dimaksudkan untuk memperkuat fungsi pengawasan perusahaan, dengan memberhentikan Joefly J. Bahroeny sebagai Komisaris Utama dan Dilza Vierson sebagai Anggota Komisaris. Sebagai anggota Komisaris yang baru, telah diangkat Muhammad Syakir yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Susunan Komisaris sebelum dan setelah dilakukan perubahan adalah:
Sebelumnya Komisaris Utama : Joefly J. Bahroeny Komisaris : Dilza Vierson Komisaris : Deddy Fauzi Elhakim Komisaris : Dahlan Harahap Komisaris : Deddy Yefri Hanteru Sitorus Saat ini Plt. Komisaris Utama : Deddy Fauzi Elhakim Komisaris : Dahlan Harahap Komisaris : Deddy Yefri Hanteru Sitorus Komisaris : Muhammad Syakir Acara penyerahan keputusan Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berlangsung di Kantor Kementerian BUMN yang dihadiri Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro dan dihadiri Direksi dan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) serta pejabat di lingkungan Kementerian BUMN. Wahyu mengatakan pergantian komisaris Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan hal biasa dan sebagai bentuk penyegaran di tubuh organisasi. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada komisaris yang lama atas segala sumbangan pemikiran dan tenaganya untuk Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang saat ini menuju arah yang Lebih baik. Berdasarkan SK tersebut, terjadi pengalihan penugasan Dahlan Harahap dan Deddy Yefri Hanteru Sitorus yang masing-masing diangkat berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-383/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 dan Nomor SK-164/MBU/07/2016 tanggal 28 Juli 2016, semula sebagai Komisaris menjadi Komisaris Independen. Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Dasuki Amsir juga menyampaikan pergantian jajaran komisaris menitikberatkan pada peningkatan kinerja perusahaan dan penyegaran organisasi serta memperkuat efektivitas perusahaan. "Kami juga mengucapkan terima kasih atas segala sumbangan dan pengabdian baik tenaga maupun pikiran selama memangku jabatan yang membawa perubahan positif dalam proses transformasi holding," kata Dasuki dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10/2017). Dasuki optimistis Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang baru dapat terus melanjutkan program transformasi untuk meningkatkan kinerja usaha dan perubahan budaya kerja yang berbasis jujur, tulus, dan ikhlas. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA - (16/10/2017) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember menjalin kerja sama untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan seluas 25 hektare (ha) untuk budidaya tanaman tebu.
Dirut PTPN XI, M Cholidi mengatakan, kerja sama ini berdurasi tiga tahun dan berpeluang ditambah bila menguntungkan. Sebetulnya, lanjut dia, lahan yang dibutuhkan PTPN XI lebih besar dari kemampuan yang disediakan oleh pihak Pemkab Jember.
"Kami siap berapapun lahan di Jember. Bahkan, 300 ha hingga 400 ha," kata Cholidi usai penandatanganan kerja sama dengan Pemkab Jember di Jember, Rabu (11/10).
Menurut Cholidi, pihaknya akan mengelola lahan milik Pemkab untuk lahan pangan, yaitu komoditas gula. Hal serupa telah dilakukan di beberapa tempat tahun lalu di Situbondo dan tahun ini sudah menghasilkan tanaman yang cukup baik dan memberikan manfaat.
"Kami tidak hanya memanfaatkan untuk tanaman tebu untuk menghasilkan kemandirian pangan tapi desain kami kedepan juga untuk kemandirian energi berbasis organik," ungkapnya.
Terkait energi berbasis organik, Cholidi menerangkan, tahun depan ada 2 pabrik gula yang selain menghasilkan energi untuk manusia, yakni gula, tapi juga untuk menciptakan energi listrik dan bahan bakar bioetanol. "Pada saatnya, kita harus masuk kesana. Kapasitas yang kita tingkatkan baru di PG Djatiroto dan PG Assembagoes," kata Cholidi.
Sementara itu, Bupati Jember, Faida menyatakan, pihaknya kini terus melakukan pemetaan terhadap lahan-lahan yang tidak digunakan, baik milik Pemkab maupun perusahaan swasta. Ditaksir lahan yang nganggur sekarang seluas 100 ha.
"Kita masih akan mapping terus untuk memastikan lahan-lahan yang menganggur. Secara regulasi, kita juga akan kita siapkan agar lahan-lahan itu bisa dimanfaatkan untuk tanaman pangan," katanya.
Menurutnya, lahan-lahan yang tidak digunakan terutama milik Pemkab tentu akan bisa dikerjasamakan dengan PTPN XI. Sehingga luas yang dimanfaatkan juga akan lebih banyak.
"Kalau PTPN XI menantang kita agar menyediakan 400 ha boleh saja. Tapi saya gengsi kalau nanti gagal. Sekarang kita uji coba 25 ha. Kita sedang bicarakan dengan legislatif tentang lahan lainnya," terang Faida. (Jo/sumber:disini)
SURABAYA - (16/10/2017) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) menyalurkan dana kemitraan BUMN senilai Rp 110 miliar untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu sebagai bahan baku utama produk gula. Dana tersebut, disalurkan kepada 3.500 petani.
Direktur Utama PTPN XI, M Cholidi mengatakan, dana kemitraan digunakan untuk pembiayaan atau permodalan usaha pertanian tebu bagi petani dengan bunga cukup ringan, yakni 3 persen. Bunga tersebut lebih rendah dari bunga yang disalurkan untuk dana serupa sebelumnya, yakni 6 persen.
"Dengan bunga 6 persen saja tingkat pengembalian modal petani ini cukup bagus. Apalagi dengan bunga 3 persen, tentunya diharapkan semakin memudahkan petani dalam mendapatkan modal untuk menanam tebu," kata Cholidi usai penandatanganan MoU Penyaluran Dana Program Kemitraan di PG Djatiroto Lumajang, Rabu (11/10).
Menurutnya, dana tersebut dapat memenuhi kebutuhan permodalan petani tebu hingga 3.500 petani, dengan perhitungan paket peminjaman modal Rp 75 juta, bergantung besar kecilnya lahan dan jumlah kelompok.
"Masa pinjaman itu untuk berlaku selama 1 tahun. Bila akhir tahun ini sudah masuk masa tanam tebu, dan tahun depan sudah panen untuk giling tebu, sehingga tahun depan masa pengembaliannya. Pemberian pinjaman ini bertujuan agar petani mau menanam tebu dengan baik," katanya. (Jo/Sumber:disini dan disini)
SURABAYA (28/09/2017) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) berharap penyerapan gula petani oleh Perum Bulog dapat dilakukan mulai pekan ini.
Harapan ini menyusul uji mutu gula oleh Sucofindo yang dijadwalkan selesai pekan ini.
Bendahara APTRI Sunardi Edi Sukamto menyampaikan jumlah penyerapan berdasarkan gula petani yang tersedia di gudang. Data yang telah masuk ke APTRI diantaranya sebesar 37.000 ton gula petani di PTPN XI.
"Total memang ada sekitar 300.000 ton gula petani. Namun, penyerapan sesuai pengajuan setiap wilayah PTPN maupun RNI dengan melihat gula yang siap di gudang," kata dia dihubungi Senin (25/9).
Petani harus menunggu hasil uji mutu gula selama lima hari setelah sampel diambil. Mereka memperoleh informasi bahwa uji mutu gula oleh Sucofindo akan selesai pekan ini. Setelah itu, Bulog mulai melakukan penyerapan gula petani.
"Ada ketentuan SNI mengenai Icumsa yakni dari 80-120 dan 120-300. Jika lebih dari itu, maka Bulog tidak membeli," imbuhnya.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh meyampaikan Bulog segera menyerap gula petani sebesar 25.000 ton di wilayah Jawa Timur setelah kontrak kerjasama dengan APTRI. Penyerapan berikutnya segera dilakukan di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.
Penyerapan sebesar 25.000 ton berdasarkan jumlah gula petani yang tersedia di gudang. Angka ini masih dimungkinkan bertambah.
Bulog juga masih menunggu informasi dari APTRI mengenai jumlah gula petani yang tersedia di gudang guna penyerapan gula petani di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
"Ini baru kontrak dan masih menunggu hasil cek kualitas," kata dia, Senin (25/9).
Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol menyebut Bulog akan menyerap sekitar 1,2 juta ton - 1,4 juta ton gula milik petani dan PTPN hingga akhir tahun. Penyerapan ini akan menambah stok gula konsumsi di gudang Bulog sebesar 400.000 ton.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas mengenai kebijakan gula pada 15 Agustus 2017, Bulog ditugaskan menyerap gula petani dan pabrik gula BUMN yang memenuhi standar SNI dengan harga Rp9.700 per kg tanpa dikenakan PPN.
Rakortas juga memutuskan penjualan gula curah hanya dapat dilakukan oleh Bulog. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menginvestasikan Rp116 miliar untuk membeli lahan tebu sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi tebu sendiri (TS) sejalan dengan meningkatnya kapasitas pabrik gula di Lumajang dan Situbondo.
Direktur Utama PTPN XI, M. Cholidi mengatakan dalam membeli lahan di kawasan Situbondo yang berbatasan dengan Taman Nasional Baluran, perseroan menggandeng Bank Mualamat untuk pembiayaan pembelian lahan.
"Dari total investasi tersebut, sebesar Rp25 miliar dari internal kami, dan kekurangannya mendapat pembiayaan dari Bank Muamalat," katanya Senin (25/9/2017).
Dia menjelaskan total lahan yang telah dibeli tersebut seluas 267 ha. Lahan yang merupakan bekas tanaman pohon kapuk tersebut dipilih lantaran dinilai potensil untuk ditanami tebu. Apalagi, di depan kawasan lahan itu terdapat bendungan atau waduk Bajulmati yang bisa dimanfaatkan untuk sistem irigasi atau pengairan sawah.
"Selain itu di kawasan Situbondo memiliki panjang penyinaran yang kuat karena dekat dengan pantai dan air yang sedikit asin sehingga protas bisa tinggi dan rendemen target kami bisa 9%," jelasnya.
Cholidi menambahkan, pembelian lahan baru kali merupakan hal yang sangat spesial karena setelah sekian lama perseroan tidak pernah melakukan pengadaan lahan. Justru lahan tebu semakin hari semakin menyusut.
"Sejak kami bekerja, untuk pengadaan lahan baru ini cukup langka. Sekarang ini lahan sudah siap dan sudaj dibuka jalur irigasi parelelnya," imbuhnya.
Adapun total lahan TS seluas 8.500 ha dengan tambahan 367 ha. Namun secara total kepemilikan terdapat 10.000 ha, sebanyak 1.500 ha dipergunakan untuk pengembangan bibit dan lainnya. Sedangkan total luas area tanam tebu baik milik perseroa maupun milik petani yakni mencapai 471.000 ha.
Cholidi mengatakan perlunya mendongkrak produksi tebu dengan menambah lahan tanam karena tahun depan PG Assembagoes dan PG Djatiroto sangat membutuhkan bahan baku tebu untuk digiling setelah revitalisasi/peningkatan kapasitas produksi pabrik rampung.
Kedua PG tersebut merupakan pabrik yang mendapat dukungan revitalisasi dari Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp650 miliar (PG Djatiroto Rp400 miliar, PG Assembagoes Rp250 miliar).
Kapasitas giling PG Assembagoes ditingkatkan dari 3.000 Ton Cane per Day (TCD) menjadi 6.000 TCD dan PG Djatiroto dari 7.500 TCD menjadi 10.000 TCD. Dengan peningkatan kapasitas giling itu kedua pabrik diperkirakan mampu menghasilkan kelebihan energi dari dioperasikannya Boiler dan Turbine Generator.
"Masing-masing PG akan menghasilkan excess power atau kelebihan energi listrik10 MW. Jadi 20 MW excess power ini siap dijual kepada PLN Jatim," imbuh Cholidi.
Sejalan dengan beroperasinya kapasitas baru kedua pabrik juga meningkatkan kapasitas pabrik alkohol dan spiritus dari 15 Kilo Liter per Day (KLD) dengan produk Food Grade menjadi 150 KLD dengan spesifikasi produk Fuel Grade (Bioetanol) sebagai bahan bakar campuran premium. (Jo/Yns). (Sumber : disini)
JAKARTA - Ada yang istimewa dalam Rapat Gabungan antara Jajaran Direksi dengan Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara XI Senin (25/09) di Jakarta kemarin. Sesuai amanat pemegang saham melalui SK nomor SK-190/MBU/09/2017 dan nomor 3.06/SKPTS/R/101/2017 tanggal 11 September 2017 tentang Pemberhentian, Pengalih Tugas dan Pengangkatan Anggota-anggota Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara XI, terjadi pergantian susunan dewan komisaris perusahaan berbasis tebu ini. Jabatan Komisaris utama semula dijabat oleh M. Fadhil Hasan diganti oleh Dedy Mawardi. Sebelumnya Dedy Mawardi menjabat sebagai komisaris PTPN XI mulai tahun 2015. Perubahan juga pada posisi Komisaris Independen yang semula dipegang oleh M. Fadhil Hasan dilimpahkan kepada HJG Winachyu. Karyanto Suprih masuk sebagai jajaran dewan komisaris PTPN XI, hingga saat ini Karyanto masih aktif menjabat sebagai Sekjen Kementrian Perdagangan RI. Sedangkan M. Fadhil Hasan keluar dari susunan dewan komisaris PTPN XI. Dalam sambutannya M. Fadhil Hasan berpesan untuk tetap menjaga performance perusahaan. " Kita harus berupaya how to produce dan menjaga cost efisiensi, ini inti dari peran bod dan boc sehingga kita tidak tergantung pd biaya" terang Fadhil yang juga Anggota Pengawas BI ini. Selanjutnya ia mengingatkan terkait cash flow dan keberadaan stok akhir tahun yg cukup. "Kedepan PTPN XI hrs pnya stok yg cukup, harus perhatian khusus ke arah cash flow " pungkasnya. Sementara itu Karyanto Suprih siap untuk berkonstribusi dengan PTPN XI. " ini unik kita berperan sebagai profit making sekaligus fungsi sosial. Dari potensial yang ada, bnyak hal yg bs dilakukan dan saya siap mmberikan dukungan untuk perusahaan " ujarnya. Sementara itu Dedy Mawardi berharap dengan perubahan susunan komisaris mampu memberikan konstribusi positif terutama performance PTPN XI. Dalam pertemuan tersebut dewan komisaris menandatangani pakta integritas sebagai wujud komitmen dan tata kelola perusahaan yang baik.
JEMBER - Setelah meninjau Pabrik Gula Semboro Dewan Ketahanan Nasional melakukan audiensi dengan manajemen dan petani tebu mitra PTPN XI di padepokan H. Arum Sabil di Jember Rabu (20/09) kemarin. Direktur utama Moh. Cholidi dan direktur produksi Dani Yanto turut mendampingi kegiatan tersebut. Dalam dialog tersebut petani diberi kesempatan memaparkan harapan dan kondisi yang dihadapi terkait masalah pergulaan.
" Mohon disampaikan kepada pemerintah HET ditinjau kembali " ujar H. Taufik ketua APTRI Pabrik Gula Olean dalam pertemuan tersebut. Selanjutnya pihaknya memaparkan kondisi pasar yang adem ayem padahal gula milik petani belum keluar ke pasar. " Kondisi pasar sekarang adem ayem padahal kami tidak bisa menjual gula, gula darimana yang ada di pasar saat ini? kami berharap pemerintah menjalankan perannya sebagai protektor petani tebu ", ungkapnya lebih lanjut.
Harga pokok produksi, harga eceran tertinggi, gula rafinasi hingga peran pemerintah sebagai protektor menjadi fokus pertemuan tersebut.(jo/sys)
JEMBER - PT Perkebunan Nusantara XI berupaya mengoptimalkan peranan tehnologi informasi dalam operasional produksi gula. Pengembangan Packaging Monitoring System (PMS) salah satu diantara aplikasi IT dalam pabrik gula. " Diharapkan dengan pengembangan PMS ini dapat mempercepat pengambilan kebijakan manajemen selain untuk mempermudah pengawasan terhadap hasil produk " terang Agus Priambodo Sekretaris Perusahaan PTPN XI disela-sela kunjungannya ke PG Semboro bersama tim IT PTPN XI rabu (20/09) malam kemarin. Direncanakan PMS akan dipasang diseluruh pabrik gula yang berada di wilayah kerja PTPN XI. PMS adalah sistem yang bisa memberikan informasi terkait produksi gula yang akurat dan cepat (on time).(jo/sys)
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menggandeng PT Surveyor Indonesia (PT SI) untuk melakukan pengawasan mutu gula sejalan dengan upaya perseroan menuju kualitas produksi gula GKP 1.
Direktur Utama PTPN XI M. Cholidi mengatakan target untum memproduksi kualitas Gula Krista Putih (GKP) 1 yakni tahun depan seiring dengan permintaan pasar yang semakin modern dan berkembang.
BACA JUGA : Dua Cara Tingkatkan Produksi Susu Nasional Oktober, Xpander Mulai Didistribusikan Inikah Penyebab Perceraian Nafa Urbach dan Zack Lee?"Ke depan kita tidak bisa menghindari permintaan pasar. Bahkan sebetulnya kita juga tidak bisa meninggalkan produksi gula yang berwarna kecoklatan. Intinya kami akan menyediakan produk gula sesuai selera pasar," katanya seusai penandatanganan MoU PTPN XI dengan PT SI, Rabu (20/9/2017).
Cholidi mengatakan perseroan bakal memeprkaya varian-varian produk gula baik white sugar, brown sugar dan gula cair yang biasanya sangat dibutuhkan sektor hotwl restoran dan kafe (horeka).
"Kami sudah mulai investasi bertahap. Bentar lagi kami akan promosikan Cube Sigar atau gula kubus," katanya.
Dia menambahkan meski PTPN XI sudah memiliki divisi quality control untuk pengendalian mutu gula, tetapi perseroan membutuhkan PT SI untuk membangun sistem pengendalian mutu yang lebih memenuhi kebutuhan pasar.
Direktur Utama SI, M. Arif Zainuddin mengatakan saat ini pihaknya dengan PTPN XI masih dalam tahap MoU dan belum memasuki kontrak kerja. Namun setelah ini, pihaknya akan menyusun draft mulai dari sistem pembangunan budaya kerja dan mutu.
"Draftnya kami buat dulu sebelum kami ajukan kontraknya, nah apakah nanti dibuat kontrak jangka panjang atau pendek nanti belum tahu," imbuhnya. (Sumber : disini)
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII dan PT PLN (Persero) Tbk Kantor Distribusi Jatim melakukan penandatangan kerjasama (Memorandum of Understanding), di Surabaya, Rabu (20/9/2017).
PT PLN (Persero) memastikan membeli listrik dari kelebihan listrik (excess power) dari Pabrik Gula (PG) Djatiroto dan PG Assembagoes, dua PG ini di bawah pengelolaan PT PN XI.
Direktur Utama PT PN XI, M Cholidi, mengatakan, dari masing-masing PG itu mampu menghasilkan energi listrik kurang lebih 20 Mega Watt (MW).
"Dari jumlah itu, kami manfaatkan untuk internal PG, ada sisa atau excess power yang mencapai 10 MW," jelas Cholidi, usai penandatangan MoU, di kantor PTPN XI, Surabaya.
Listrik dari dua PG itu merupakan hasil dari pemanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dari pengembangan Cogeneration di luar masa giling dengan mengoperasikan Boiler dan Turbine Generator yang dapat menghasilkan listrik.
"Hal ini juga merupakan kerjasama bisnis yang saling menguntungkan dan bentuk sinergi BUMN untuk membangun kemandirian energi berbasis sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan secara bersama sama," tambah Cholidi.
Sedang Dwi Kusnanto, General Manager PT PLN (Persero) Kantor Distribusi Jatim, menambahkan dalam kerjasama ini, PLN siap membeli listrik yang dialokasikan untuk dibeli. "Nantinya dari PG-PG itu, langsung masuk ke jaringan distribusi Jawa dan Bali. Dengan adanya sumber listrik dari EBT PG, bisa mengurangi sumber listrik yang memanfaatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau bahan bakar dari fosil," jelas Dwi Kusnanto.
Soal harga, baik Dwi maupun Cholidi, belum bisa menyebutkan harga.
Menurut keduanya, MoU ini masih sekitar kesepakatan untuk kerjasama.
"Soal harga nanti akan ada pembahasan lagi. Sementara target pelaksanaannya masih akan di tahun 2018," jelas Dwi.
Sedang pengembangan Cogeneration diluar masa giling dengan mengoperasikan Boiler dan Turbine Generator yang dapat menghasilkan listrik itu didapat setelah PT PN XI mendapatkan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas dan produksi gula PTPN XI.
Dana PMN diatas merupakan bagian dari rencana investasi di kedua PG, yang secara keseluruhan dalam kurun 2015-2019 memerlukan dana Rp 1,6 triliun. (Sumber : disini)
SURABAYA(20/09/2017)
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menginvestasikan Rp116 miliar untuk membeli lahan tebu sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi tebu sendiri (TS) sejalan dengan meningkatnya kapasitas pabrik gula di Lumajang dan Situbondo.
Direktur Utama PTPN XI, M. Cholidi mengatakan dalam membeli lahan di kawasan Situbondo yang berbatasan dengan Taman Nasional Baluran, perseroan menggandeng Bank Mualamat untuk pembiayaan pembelian lahan.
"Dari total investasi tersebut, sebesar Rp25 miliar dari internal kami, dan kekurangannya mendapat pembiayaan dari Bank Muamalat," katanya Senin (25/9/2017).
Dia menjelaskan total lahan yang telah dibeli tersebut seluas 267 ha. Lahan yang merupakan bekas tanaman pohon kapuk tersebut dipilih lantaran dinilai potensil untuk ditanami tebu. Apalagi, di depan kawasan lahan itu terdapat bendungan atau waduk Bajulmati yang bisa dimanfaatkan untuk sistem irigasi atau pengairan sawah.
"Selain itu di kawasan Situbondo memiliki panjang penyinaran yang kuat karena dekat dengan pantai dan air yang sedikit asin sehingga protas bisa tinggi dan rendemen target kami bisa 9%," jelasnya.
Cholidi menambahkan, pembelian lahan baru kali merupakan hal yang sangat spesial karena setelah sekian lama perseroan tidak pernah melakukan pengadaan lahan. Justru lahan tebu semakin hari semakin menyusut.
"Sejak kami bekerja, untuk pengadaan lahan baru ini cukup langka. Sekarang ini lahan sudah siap dan sudaj dibuka jalur irigasi parelelnya," imbuhnya.
Adapun total lahan TS seluas 8.500 ha dengan tambahan 367 ha. Namun secara total kepemilikan terdapat 10.000 ha, sebanyak 1.500 ha dipergunakan untuk pengembangan bibit dan lainnya. Sedangkan total luas area tanam tebu baik milik perseroa maupun milik petani yakni mencapai 471.000 ha.
Cholidi mengatakan perlunya mendongkrak produksi tebu dengan menambah lahan tanam karena tahun depan PG Assembagoes dan PG Djatiroto sangat membutuhkan bahan baku tebu untuk digiling setelah revitalisasi/peningkatan kapasitas produksi pabrik rampung.
Kedua PG tersebut merupakan pabrik yang mendapat dukungan revitalisasi dari Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp650 miliar (PG Djatiroto Rp400 miliar, PG Assembagoes Rp250 miliar).
Kapasitas giling PG Assembagoes ditingkatkan dari 3.000 Ton Cane per Day (TCD) menjadi 6.000 TCD dan PG Djatiroto dari 7.500 TCD menjadi 10.000 TCD. Dengan peningkatan kapasitas giling itu kedua pabrik diperkirakan mampu menghasilkan kelebihan energi dari dioperasikannya Boiler dan Turbine Generator.
"Masing-masing PG akan menghasilkan excess power atau kelebihan energi listrik10 MW. Jadi 20 MW excess power ini siap dijual kepada PLN Jatim," imbuh Cholidi.
Sejalan dengan beroperasinya kapasitas baru kedua pabrik juga meningkatkan kapasitas pabrik alkohol dan spiritus dari 15 Kilo Liter per Day (KLD) dengan produk Food Grade menjadi 150 KLD dengan spesifikasi produk Fuel Grade (Bioetanol) sebagai bahan bakar campuran premium.
(Jo/Sumber: disini )
SURABAYA (18/09/2017) Politeknik Perkebunan LPP Yogyakarta pada Kamis (14/9/2017) menggelar pembukaan tahun akademik 2017/2018 dan Program Pengenalan Kampus 2017 di Auditorium LPP Yogyakarta yang beralamat di Jl Urip Sumoharjo No. 100 Yogyakarta. Acara dihadiri oleh segenap mahasiswa baru besera orang tua atau walinya.
Pun juga turut dihadir Ketua Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Jawa Timur, mitra perusahaan perkebunan pemberi beasiswa yakni PTPN IV, PTPN XI, PT Sukses Mantap Sejahtera, PT Wadah Karya, PT GMM-BULOG, PT Bumi Maju Sawit, PT Triputra Agro Persada dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).
Seremonial pembukaan dilangsungkan dengan pemukulan gong oleh Ketua Yayasan Pendidikan Perkebunan Yogyakarta Aries Budiwidodo SE MBA. Setelahnya dilakukan penyematan selempang secara simbolis kepada perwakilan mahasiswa oleh Direktur Politeknik LPP, Ari Wibowo ST MEng.
Dalam kesempatan tersebut, Ari menjelaskan bahwa sebanyak 128 atau 40 persen dari 332 mahasiswa baru merupakan penerima beasiswa, baik itu dari mitra perusahaan perkebunan maupun melalui Badan Layanan Umum BPDP-KS.
Direktur Penghimpun Dana BPDPKS Herdrajat Natawidjadja mengatakan, saat ini produk komoditas di Indonesia, khususnya kelapa sawit sangat penting bagi perekonomian Indonesia walau dengan berbagai tantangannya. Saat ini, tantangan utamanya adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
"Oleh karena itu, pemerintah melalui BLU BPDP-KS secara khusus menyediakan dana pendidikan berupa beasiswa untuk program D3 bagi anak petani kelapa sawit di Indonesia," ujar Herdrajat pada Kamis (14/9/2017) saat memberikan kuliah perdana bertajuk “Peran BPDP-KS dalam Mendukung Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia.” (Jo/Sumber :disini)
SURABAYA (14/09/2017) Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khasron menginformasikan Badan Pangan Nasional dalam waktu dekat segera didirikan, sembari menunggu diterbitkannya peraturan presiden.
"Informasi terakhir presiden sudah menyetujui pendirian, begitu juga Menpan tinggal melakukan satu lagi rapat terbatas dengan kementerian terkait untuk segera memutuskan jadi peraturan presiden," kata Herman usai lokakarya dan seminar nasional Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Badan Litbang Pertanian, Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Herman mengatakan pembentukan Badan Pangan Nasional sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012. Diharapkan presiden segera "mendeclear" pendirian Badan Pangan Nasional. Menurutnya tantangan pangan ke depan semakin besar dan tidak bisa ditangani oleh sebuah institusi yang menangani semua. Seperti Kementerian Perdagangan menangani semua komoditas perdagangan, di sisi lain ada penanganan spesifik untuk berbagai komoditas, karena menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
"Jika Badan Pangan Nasional segera didirikan, tentu ini sebagai salah satu jalan keluar atas kerisauan kita terhadap masa depan pangan kita," katanya.
Terkait konsepnya, Herman menjelaskan Badan Pangan Nasional menjalankan tugas sesuai dengan apa yang digariskan oleh Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 yaitu bagaimana mengawal kedaulatan, kemandirian, ketahanan dan keamanan pangan. Menurutnya jika yang selama ini pangan-pangan segar tidak pernah dikawal oleh badan seperti BPOM, karena lebih terkonsentrasi dengan pangan olahan, obat dan minuman. Maka Badan Pangan Nasional inilah yang akan menarik dari berbagai sisi terkait persoalan keamanan pangan.
Fungsi lainnya adalah bagaimana dengan persoalan "suplai demand", kemudian kebijakan-kebijakan terkait hasil produksi dan pendistribusian, juga terkait dengan persoalan penetapan harga baik pembelian di tingkat petani maupun pembelian di tingkat pasar.
Dengan demikian Kementerian Pertanian akan fokus pada budidaya dengan undang-udang yang baru yang sedang disusun oleh DPR RI tentang sistem budidaya pertanian, akan lebih berkonsentrasi dan menuju pada target-target yang dicanangkan oleh Badan Pangan Nasional.
"Bisa saja badan ini nanti menjadi satu atap di Kementerian Pertanian, artinya kepala badan itu juga adalah menteri pertanian, itu bisa saja. Atau nanti dibuat badan tersendiri, kepala badannya tersendiri," kata politis Partai Demokrat tersebut. (Jo/Sumber :disini)
SURABAYA (14/09/2017) Pemerintah melalui Kementerian koordinator Perekonomian tengah menyiapkan peta jalan (roadmap) pengembangan produk rekayasa genetika atau bioteknologi di dalam negeri. "Akhir tahun ini diharapkan sudah selesai sehingga pada 2018 (roadmap itu) bisa dilaksanakan," kata Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Ignatia Maria Honggowati di Jakarta, Senin (11/9). Menurut dia, peta jalan pengembangan produk rekayasa genetika tersebut sebagai acuan instansi terkait serta pemangku kepentingan dalam pengembangan benih hasil bioteknolegi di dalam negeri. Dengan demikian, lanjutnya, pengembangan benih produk rekayasa genetika tersebut nantinya akan lebih disesuaikan untuk kebutuhan dalam negeri. Saat ini, peta jalan pengembangan produk rekayasa genetika di dalam negeri tersebut masih dalam pembahasan dengan melibatkan kalangan perguruan tinggi maupun pemangku kepentingan terkait. Dalam diskusi bertajuk "Dampak Global Tanaman Biotek: Efek Ekonomi dan Lingkungan 1996-2015", Maria menyatakan, produk rekayasa genetika tidak pernah tidak diizinkan di Tanah Air, asalkan pengembangannya sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. "Saat ini Indonesia harus segera mulai mengembangkan produk rekayasa genetika," ucapnya. Sementara itu ekonom senior Indef Bustanul Arifin menilai adanya keraguan-raguan pemerintah untuk mengembangkan produk rekayasa genetika di dalam negeri, meskipun di sejumlah negara sudah sangat pesat dimanfaatkan. Keraguan tersebut, lanjutnya, karena selama ini penyerapan benih unggul di tingkat petani masih sangat lambat apalagi nantinya dengan adanya benih hasil bioteknologi. "Benih baru yang dihasilkan peneliti (Badan Litbang Pertanian) saja saat ini tidak banyak yang dipakai petani," ujarnya. Padahal, menurut pengajar pada Universitas Lampung itu, dengan penurunan kapasitas sumber daya pertanian saat ini, terutama lahan persawahan sulit meningkatkan produktivitas tanpa penggunaan benih unggul. "Tidak mungkin hanya mengandalkan luas tambah tanam untuk meningkatkan produksi. Dengan bioteknologi akan ada lompatan produktivitas," katanya. Direktur PG Economics Graham Brookes mengungkapkan, penerapan tanaman bioteknologi di sejumlah negara selama 20 tahun terakhir menunjukkan pengurangan penggunaan pestisida sebanyak 619 juta kilogram, atau 8,1 persen secara global. Tanaman biotek, lanjutnya, memungkinkan petani untuk menanam lebih banyak tanpa perlu menggunakan lahan tambahan, karena adanya peningkatan produktivitas tanaman. "Dari tahun 1996-2015 di semua pengguna teknologi ini hasil panen meningkat rata-rata 13,1 persen untuk jagung IR dan 15 persen untuk kapas IR, sedangkan kedelai rata-rata 9,6 persen," tuturnya. Dengan pengendalian hama dan gulma yang lebih baik, menurut Brookes, bioteknologi tanaman membantu meningkatkan hasil panen petani sehingga pendapatan mereka lebih tinggi. Pada 2015 keuntungan bersih di tingkat petani secara global 15,5 miliar dolar AS sama dengan kenaikan rata-rata pendapatan sebesar 90 dolar AS per hektar, atau selama 1996-2015 pendapatan pertanian meningkat 167,7 miliar dolar AS. Direktur Indonesia Biotechnologi Centre (IndoBic) Bambang Purwantara menyatakan optimis dalam waktu yang tidak lama lagi benih produk rekayasa genetika akan dapat dimanfaatkan secara nyata oleh petani di Tanah Air. Apalagi, tambahnya, saat ini sejumlah lembaga telah menghasilkan benih bioteknologi seperti PTPN XI berupa tebu tahan kering, LIPI berupa padi BT dan Balitbangtan bersama dengan Cornel University yakni kentang tanah hawar daun. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (14/09/2017) Penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN) APBN 2015 oleh Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dilakukan secara hati-hati dan sesuai program perbaikan faktor produksi guna meningkatkan kinerja perseroan. Furqan Tanzala, Sekretaris Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara menjelaskan Perkebunan Nusantara III (Persero) memperoleh PMN melalui Peraturan Pemerintah No. 135-140 Tahun 2015 tanggal 28 Desember 2015. Per Agustus 2017, realisasi penyerapan dana PMN sebesar Rp 775,45 miliar atau masih 22,16%. “Kami proyeksikan pada akhir tahun 2017 dana PMN tersebut dapat terserap sebesar Rp 1.446,78 miliar atau 41,34% dari total PMN,” jelas Furqan dalam keterangan kepada pers, di Jakarta, baru-baru ini. Ia optimistis manfaat dari investasi PMN tersebut akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan setelah pembangunan investasi tersebut selesai dan telah dioperasikan. Diharapkan dana program PMN tahun 2015 tersebut terserap dan terealisasi 100% pada tahun 2018 dan dapat memberikan kontribusi positif bagi kinerja perusahaan. Furqan menjelaskan, pemberian PMN merupakan implementasi dukungan atas program kemandirian pangan melalui kebijakan swasembada gula dan program kedaulatan energi melalui pembangunan pabrik gula (PG) dan hilirisasi produk berbasis tebu (co-generation, pabrik pupuk organik, pabrik bioetanol, dan pabrik pakan ternak), dengan alokasi yakni, PTPN VII sebesar Rp175 miliar, PTPN IX sebesar Rp 1 triliun, PTPN X sebesar Rp975 miliar, PTPN XI Rp650 miliar, PTPN XII Rp700 miliar. Furqan mengungkapkan, secara umum penyebab terjadinya kerugian pada beberapa perusahaan penerima PMN tersebut antara lain adanya faktor musim kemarau panjang (El Nino) yang menyebabkan masa tanam tebu menjadi mundur dan pertumbuhan tanaman mengalami stagnasi. “Sedangkan pada 2016 terjadi musim kemarau basah (La Nina) yang mengakibatkan hujan yang berkepanjangan sehingga berdampak pada kemasakan tebu menjadi tidak optimal dan ketatnya persaingan untuk memperebutkan tebu petani dengan pabrik gula swasta,” ujarnya. Oleh karena itu, ia menjelaskan bahwa kinerja keuangan perusahaan-perusahaan penerima PMN selama 2015 dan 2016 pada dasarnya tidak berhubungan secara langsung dengan PMN yang diterimanya karena program-program yang berasal dari dana PMN merupakan kegiatan investasi yang bersifat kompleks. Hal tersebut membutuhkan prinsip kehati-hatian dalam proses perencanaan dan pembangunan yang cukup lama (multiyears) . (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (07/09/2017) Kementerian Pertanian memfokuskan pemberian pupuk bersubsidi dikhususkan kepada petani pangan dan petani tebu karena penghasilan dari subsektor pertanian tersebut lebih rendah dari sektor lainnya.
Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian Muhrizal Sarwani mengatakan dengan prioritas terhadap petani pangan dan tebu, program pupuk bersubsidi akan lebih mudah dikelola dengan baik serta tepat sasaran.
"Kami akan buat simulasi yang arahnya nanti ke petani pangan, petani tebu juga masih perlu kita subsidi karena lebih memerlukan. Tapi petani yang lainnya seperti sawit, perkebunan itu mungkin kita khususkan, pupuknya spesial untuk perkebunan tapi disubsidinya tidak terlalu besar," kata Muhrizal pada diskusi di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan subsidi pupuk memang diperuntukkan bagi warga miskin, dalam hal ini petani pangan dan tebu memiliki penghasilan kedua terendah dari subsektor pertanian lainnya.
Saat ini, pemberian pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian meliputi beberapa sektor, yakni tanaman pangan, hortikultura, tebu dan perkebunan.
Ada pun pemberian pupuk bersubsidi merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan, melindungi petani dari gejolak harga pupuk dan memberi pupuk dengan kualitas terjamin.
Oleh karenanya, yang berhak menerima subsidi adalah petani yang memiliki luas lahan usaha kurang dari 2 hektare (ha) dan petambak dengan luasan lahan kurang dari 1 ha.
Muhrizal memaparkan kebutuhan pupuk bersubsidi yang diusulkan dari pemerintah daerah yakni 21,6 juta ton pada 2017, namun berdasarkan perhitungan teknis sesuai sasaran produksi dan luas tanam, kebutuhan pupuk bersubsidi sekitar 22,1 juta ton. Di sisi lain, serapan tertinggi pada 2016 sebesar 9,1 juta ton.
Pemerintah terus mengakselerasi penyempurnaan efektifitas kebijakan subsidi pupuk melalui penerapan kartu tani dalam penyaluran dan penebusan pupuk subsidi.
Ketersediaan dan penggunaan pupuk secara berimbang dengan tepat oleh petani berhasil mendorong pencapaian produksi dan produktifitas komoditas pangan strategis nasional dalam beberapa tahun terakhir ini Kementerian Pertanian mencatat dalam dua tahun terakhir, produksi beras dan jagung berhasil dicapai dengan tingkat pertumbuhan masing-masing diatas 5 persen dan 18 persen. (Jo / Sumber: disini)
Surabaya (29/08/2017) PTPN XI hadir dan mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar oleh Komisi VI DPR RI Senin (28/08) di gedung DPR MPR RI Jakarta. Selain itu turut hadir dalam rapat tersebut, Direktur Utama PTPN III, VII, IX, X, XI dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bersama ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) serta Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN. Rapat ini diselenggarakan karena berkaitan dengan berkembangnya kabar mengenai ditemukannya gula yang tidak layak konsumsi di 13 pabrik gula BUMN.
Terkait dengan hal tersebut, Moh Cholidi selaku Direktur Utama PTPN XI menerangkan, “ Kami masih menunggu hasil uji lab dari tim Kemendag. Namun untuk antisipasi kami sudah memasang 8 icumsa meter di unit usaha tuk pengawasan mutu produk " terang beliau.
Adapun hasil dari rapat yang berlangsung selama 5 jam tersebut adalah sebagai berikut :
1. Komisi VI DPR RI meminta Kementerian BUMN segera menyelesaikan roadmap revitalisasi pabrik-pabrik gula milik BUMN dan melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dengan mempertimbangkan aspirasi petani tebu di daerah lokasi pabrik gula yang masih tinggi minatnya menanam tebu.
2. Komisi VI DPR RI meminta kementerian BUMN RI untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada PT Perkebunan Nusantara IIi (Persero) beserta anak anak perusahaan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) beserta anak-anak perusahaan dengan segera melakukan perbaikan manajemen dalam pengendalian mutu (quality assurance) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 68/PERMENTAN/OT 14/06/2013 mengenai pemberlakuan SNI 3140.3:2010 dan Amandemen 1.2011 secara wajib. 3. Komisi VI DPR RI meminta Kementerian BUMN RI untuk segera melakukan koordinasi dengan Kementerian dan lembaga terkait untuk dapat membuka segel yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan RI. 4. Komisi VI DPR meminta PT Perkebunan Nusantara III (Persero) beserta anak-anak perusahaannya dan PT Rajawali Nusantara (Persero) berserta anak-anak perusahaannya bertanggung jawab atas biaya proses ulang produksi gula milik petani yang belum terjual.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian BUMN bersama dengan PTPN III (Persero) selaku Holding Perkebunan, PT RNI (Persero) beserta anak perusahaan akan menindaklanjuti hasil rapat tersebut.
SURABAYA (29/08/2017) Komisi VI DPR MPR menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan para Direktur Utama PTPN III, VII, IX, X, XI dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bersama ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) serta Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN.
Dalam rapat yang dimulai sejak 10.30 wib ini, Komisi VI sengaja memanggil beberapa pihak terkait berkembangnya kabar mengenai ditemukannya gula yang tidak layak konsumsi di 13 pabrik gula BUMN. Rapat yang berlangsung selama hampir 5 jam ini, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
Komisi VI DPR RI meminta Kementerian BUMN segera menyelesaikan roadmap revitalisasi pabrik-pabrik gula milik BUMN dan melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dengan mempertimbangkan aspirasi petani tebu di daerah lokasi pabrik gula yang masih tinggi minatnya menanam tebu. Komisi VI DPR RI meminta kementerian BUMN RI untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada PT Perkebunan Nusantara IIi (Persero) beserta anak anak perusahaan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) beserta anak-anak perusahaan dengan segera melakukan perbaikan manajemen dalam pengendalian mutu (quality assurance) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 68/PERMENTAN/OT 14/06/2013 mengenai pemberlakuan SNI 3140.3:2010 dan Amandemen 1.2011 secara wajib. Komisi VI DPR RI meminta Kementerian BUMN RI untuk segera melakukan koordinasi dengan Kementerian dan lembaga terkait untuk dapat membuka segel yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan RI. Komisi VI DPR meminta PT Perkebunan Nusantara III (Persero) beserta anak-anak perusahaannya dan PT Rajawali Nusantara (Persero) berserta anak-anak perusahaannya bertanggung jawab atas biaya proses ulang produksi gula milik petani yang belum terjual."Terima kasih atas kesempatan rapat dengan komisi VI, kami akan tindak lanjuti hasil rapat hari ini," Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro, Senin (28/8/2017) di Gedung DPR MPR, Jakarta. (Jo/Sumer:disini)
Pemenuhan standard mutu gula produk merupakan komitmen manajemen PT Perkebunan Nusantara Xl dalam pemenuhan mutu dan keamanan pangan. PT Perkebunan Nusantara Xl memiliki 16 unit usaha Pabrik Gula di Jawa Timur dengan produk utama adalah gula kristal putih (GKP) grade I dan II. Produk gula PTPN Xl mengacu standard mutu GKP sesual Standar Nasional (SNI). Salah satustandard mutu GKP adalah warna larutan, satuannya dinyatakan dengan IU (ICUMSA Unit), dimana GKP I dengan grade warna 81 — 200 1U dan GKP II dengan range 201 — 300 IU)
Penentuan kualitas produk gula dibawah pengawasan Divisi Quality Control di tiap pabrik gula. Tugas utama quality control adalah memastikan mutu gula yang diproduksi sesuai kriteria SNI. Penurunan mutu gula pasca produksi dapat disebabkan oleh kelembaban udara, suhu selama penyimpanan dan waktu penyimpanan di gudang yang terialu lama. Produk kami sudah tersertifikasi sebagai produk haial dari MUI dan ISO 9001:2008 PG Panjie dalam produksi gula tahun 2016 ada produk gula reject. Gula reject dan gua sisa ini dalam tahapan proses olah ulang di musim giling 2017 ini. Gula inilah yang oleh Tim Kemendag dinyatakan tidak boleh edar karena diduga belum sesuai SNI.
Seperti kita ketahui, Kementerian Perdagangan melakukan pemeriksaan di beberapa gudang Pabrik Gula(PG) milik BUMN termasuk di PG PTPN Xl. Ada 4 PG yang diambil sampleuntuk uji gula produk, yaitu PG Panji, PG Rejosari, PG Purwodadi dan PG.Pagottan. Tim Kemendag mengambil sample gula untuk diperiksa di Sucofindo serta memberikan PPNS Line hanya di tempat yang diambil samplenya saja atau PPNS Line tidak di semua gudang gula milik Pabrik Gula PTPN Xl
Gula produk yang tidak terkena PPNS Line masih boleh edar, sedangkan Gula yang dalam PPNS Line ijin edarnya masih menunggu hasil uji lab tim Kemendag. Junlah gula di PG Panjie yang dalam PPNS Line adalah 3411 ton terdiri dari gula reject dan gula sisa 2016 dan gula produk bulan Juni dan Juli PG Panjie yang dalam uji sampling mutu.Sebagai informasi toal gula produksi PTPN Xl hingga 18 Agustus 2017 adalah 175.665 ton Sedangkan total Gula dari 4 PG yang sedang diperiksa untuk uji mutu dan belum boleh edar adalah 9.101,9 ton (5,18 % dari total jumlah gula)
Selengkapnya disini
SURABAYA (21/07/2017) Terkait berita yang beredar tentang penarikan gula produksi PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) di pasaran, PT Perkebunan Nusantara XI melalui Humasnya memberikan keterangan pers kepada media pada Minggu (19/08/2017).
“Atas berita yang beredar saat ini terkait penarikan gula produksi PT Perkebunan Nusantara XI di pasaran, dapat kami sampaikan hal tersebut tidak terjadi penarikan atas produksi gula PT Perkebunan Nusantara XI.” Kata Humas PTPN XI Brilliant Johan A.
Dalam keterangan persnya Brilliant menerangkan, Tim Kemendag mengambil sample gula untuk diperiksa di Sucofindo serta memberikan PPNS Line hanya di tempat yang diambil samplenya saja atau PPNS Line tidak di semua gudang gula milik Pabrik Gula PTPN XI. Kementerian Perdagangan melakukan pemeriksaan di beberapa gudang Pabrik Gula (PG) milik BUMN termasuk di PG PTPN XI. Ada 4 PG yang diambil sample untuk uji gula produk, yaitu PG Panji, PG Rejosari, PG Purwodadi dan PG Pagottan.
“Seperti kita ketahui, Kementerian Perdagangan melakukan pemeriksaan di beberapa gudang Pabrik Gula (PG) milik BUMN termasuk di PG PTPN XI. Ada 4 PG yang diambil sample untuk uji gula produk, yaitu PG Panji, PG Rejosari, PG Purwodadi dan PG Pagottan. Tim Kemendag mengambil sample gula untuk diperiksa di Sucofindo serta memberikan PPNS Line hanya di tempat yang diambil samplenya saja atau PPNS Line tidak di semua gudang gula milik Pabrik Gula PTPN XI.” Kata Brilliant Johan A.
Menurut Briliant, gula dari 4 PG yang sedang diperiksa untuk uji mutu dan belum boleh edar adalah 9.101,9 ton atau 5,18 % dari total jumlah gula produksi PTPN XI yang tercatat hingga 18 Agustus 2017 adalah 175.665 ton.
Gula produk yang tidak terkena PPNS Line masih boleh edar, sedangkan gula yang dalam PPNS Line ijin edarnya masih menunggu hasil uji lab tim Kemendag. Jumlah gula di PG Panjie yang dalam PPNS Line adalah 3411 ton terdiri dari gula reject dan gula sisa 2016 dan gula produk bulan Juni dan Juli PG Panjie yang dalam uji sampling mutu.
“PG Panjie dalam produksi gula tahun 2016 ada produk gula reject. Gula reject dan gula sisa ini dalam tahapan proses olah ulang di musim giling 2017 ini. Gula inilah yang oleh Tim Kemendag dinyatakan tidak boleh edar karena diduga belum sesuai SNI.” Kata brilliant.
Brilliant juga menerangkan terkait gula yang tidak memenuhi standard SNI, PTPN XI mempunyai kebijakan untuk melakukan pengolahan kembali (reprocress) untuk kemudian dinyatakan siap diedarkan kepada masyarakat (konsumen). PTPN XI memberikan perhatian penuh terhadap Mutu Produk diantaranya mematuhi SNI dan mengaplikasikan ISO 9001:2008 tentang Manajemen Mutu dan Sertifikasi Halal dari MUI untuk pabrik gula di bawah PTPN XI.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut sebagai upaya preventif dan kuratif, PTPN XI melakukan hal sebagai berikut :
a. Melakukan uji parallel ke P3GI sebagai second opinion dan pembanding, mengingat P3GI sebagai institusi penelitian gula Indonesia;
b. Melakukan reprocees atas produk yang mengalami perubahan warna /sifat (penurunan kualitas);
c. Memasang alat ICUMSA meter dalam produksi;
d. Investasi teknologi untuk perbaikan proses dan peralatan utk menjamin produk memenuhi SNI seperti purifikasi, centrifuge dan sugar drier setelah musim giling
e. Jika ada produk yg tidak standar dalam pendistribusian dengan akan digantikan dengan produk yg baru.
Brilliant menegaskan pemenuhan standard mutu gula produk merupakan komitmen manajemen PTPN XI dalam pemenuhan mutu dan keamanan pangan. PTPN XI memiliki 16 unit usaha Pabrik Gula di Jawa Timur dengan produk utama adalah gula kristal putih (GKP) grade I dan II. Produk gula PTPN XI mengacu standard mutu GKP sesuai Standar Nasional (SNI). Salah satu standard mutu GKP adalah warna larutan, satuannya dinyatakan dengan IU (ICUMSA Unit), dimana GKP I dengan grade warna 81 – 200 IU dan GKP II dengan range 201 – 300 IU.
Penentuan kualitas produk gula dibawah pengawasan Divisi Quality Control di tiap pabrik gula. Tugas utama quality control adalah memastikan mutu gula yang diproduksi sesuai kriteria SNI. Penurunan mutu gula pasca produksi dapat disebabkan oleh kelembaban udara, suhu selama penyimpanan dan waktu penyimpanan di gudang yang terlalu lama.
“Produk kami sudah tersertifikasi sebagai produk halal dari MUI dan ISO 9001:2008.” Kata Brilliant.
PT Perkebunan Nusantara XI mendukung penuh dan berkomitmen untuk menjaga mutu gula produksi sesuai dengan SNI sebagai jaminan kualitas gula yang diterima konsumen (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (21/07/2017) Terkait gula yang tak memenuhi standard SNI, PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) melakukan pengolahan kembali (reprocess) untuk siap diedarkan kepada masyarakat (konsumen).
“PTPN XI memperhatikan penuh terhadap Mutu Produk diantaranya mematuhi SNI dan mengaplikasikan ISO 9001:2008 terkait Manajemen Mutu dan sertifikasi Halal dari MUI bagi pabrik gula dibawah PTPN XI,” ujar Brilliant Johan A, Humas PTPN XI dalam keterangan resminya, Sabtu (19/08/2017).
Menindaklanjuti hal tersebut, lanjut Brilliant, sebagai upaya preventif dan kuratif, PTPN XI melakukan uji parallel ke P3GI sebagai second opinion dan pembanding, mengingat P3GI sebagai institusi penelitian gula Indonesia. Selain itu, me-reprocees atas produk yang mengalami perubahan warna /sifat (penurunan kualitas).
“Dengan memasang alat icumsa meter dalam produksi dan investasi teknologi untuk perbaikan proses serta peralatan untuk menjamin produk memenuhi SNI seperti purifikasi, centrifuge dan sugar drier setelah musim giling. Jika ada produk yang tak standar pada pendistribusian dengan senang hati kami akan menggantikan dengan produk yang baru,” tegasnya.
Brilliant menambahkan, PTPN XI juga mendukung penuh dan berkomitmen menjaga mutu gula produksi sesuai SNI sebagai jaminan kualitas gula yang diterima konsumen.
“Terkait berita yang beredar saat ini perihal penarikan gula produksi PT Perkebunan Nusantara XI di pasaran, bisa kami sampaikan hal tersebut tak terjadi penarikan tersebut,” jelas Brilliant.
PTPN XI memiliki 16 unit usaha Pabrik Gula di Jawa Timur dengan produk utama gula kristal putih (GKP) grade I dan II. Produk gula PTPN XI mengacu standard mutu GKP sesuai Standar Nasional (SNI). Salah satu standard mutu GKP merupakan warna larutan, satuannya dinyatakan dengan IU (ICUMSA Unit), dimana GKP I dengan grade warna 81 – 200 IU dan GKP II dengan range 201 – 300 IU)
“Bahkan, Kementerian Perdagangan memeriksa di beberapa gudang Pabrik Gula (PG) milik BUMN termasuk di PG PTPN XI. Ada 4 PG diambil sample untuk uji gula produk, yakni PG Panji, PG Rejosari, PG Purwodadi dan PG.Pagottan,” ucap Brilliant.
Selanjutnya, tim Kemendag mengambil sample gula untuk pemeriksaan di Sucofindo serta memberikan PPNS Line hanya di tempat yang diambil samplenya saja atau PPNS Line tak semua gudang gula milik Pabrik Gula PTPN XI.
“Gula produk yang tak terkena PPNS Line masih boleh edar, sedangkan Gula yang dalam PPNS Line ijin edarnya masih menunggu hasil uji lab tim Kemendag. Jumlah gula di PG Panjie yang dalam PPNS Line adalah 3411 ton terdiri dari gula reject dan gula sisa 2016 dan gula produk bulan Juni dan Juli PG Panjie yang dalam uji sampling mutu,” pungkas Brilliant.
Sebagai informasi, total gula produksi PTPN XI hingga 18 Agustus 2017 mencapai 175.665 ton Sedangkan total Gula dari 4 PG yang sedang diperiksa untuk uji mutu dan belum boleh edar adalah 9.101,9 ton (5,18 % dari total jumlah gula)
(Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (21/08/2017) Kementerian Perdagangan memeriksa dan mengambil sampel gula di beberapa gudang pabrik gula (PG) milik BUMN, termasuk PG di bawah naungan PTPN XI.
"Memang ada 4 pabrik gula yang diambil sampel untuk uji gula produk," kata Humas PTPN XI Brilliant Johan A melalui rilis yang diterima detikcom, Sabtu (19/8/2017).
4 PG yang diambil sampelnya yakni PG Panji, PG Rejosari, PG Purwodadi dan PG Pagottan. Sampel gula yang diambil dari 4 PG tersebut, diuji di Sucofindo. Serta memberikan PPNS (penyidik pegawai negeri sipil) Line hanya di tempat yang diambil sampelnya saja. Atau PPNS Line tidak di semua gudang gula milik PG di PTPN XI.
"Gula produk yang tidak terkena PPNS Line masih boleh edar. Sedangkan gula yang dalam PPNS Line, izin edarnya masih menunggu hasil uji lab tim dari Kementerian Perdagangan," ujarnya. Jumlah gula di PG panji yang dalam PPNS Line sebanyak 3411 ton-terdiri dari gula reject dan gula sisa 2016. Serta gula produk pada bulan Juni dan Juli PG Panji yang dalam uji sampling mutu.
Katanya, total gula dari 4 PG yang sedang diuji mutunya dan belum boleh edar adalah 9.101,9 ton. Atau 5,18 persen dari total gula hingga Agustus 2017 yakni 175.665 ton.
"PTPN XI sangat memberikan perhatian penuh terhadap mutu produk," tuturnya sambil menambahkan, mutu produk dari PG di PTPN XI akan mematuhi SNI dan mengaplikasikan ISO 9001:2008 tentang manajemen mutu dan sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Kami terus berupaya melakukan tindakan preventif dan kuratif," ujarnya.
Upaya tersebut diantaranya, melakukan uji paralel ke Pusat penelitian perkebunan gula Indonesia (P3GI). "Uji pararel ke P3GI ini sebagai second opinion dan pembanding, mengingat P3GI adalah institusi penelitian gula Indonesia," katanya.
PTPN XI juga melakukan reprocees terhadap produk yang mengalami perubahan warna atau sifat (penurunan kualitas). Memasang alat icumsa meter dalam produksi.
Juga melakukan investasi teknologi untuk perbaikan proses dan peralatan dalam menjamin produk memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) seperti purifikasi, centrifuge dan sugar drier setelah musim giling.
"Jika ada produk yang tidak standar dalam pendistribusian, dengan senang hati kami akan menggantikan dengan produk baru," tuturnya.
Ia menegaskan, tidak ada penarikan gula seperti yang beredar kabar dari berbagai media sosial. "Dapat kami sampaikan, hal tersebut tidak terjadi penarikan atas produk gula PTPN XI," jelasnya. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (17/08/2017) Selain memberikan apresiasi PMK, PTPN XI yang beberapa waktu lalu menggelar Lomba Desain Logo PTPN XI memberikan hadiah kepada para pemenang Lomba. Juara satu diraih oleh Hermawan Susanto, Juara II oleh Latiful Muttaqin dan Juara III diraih oleh Ade Anandra. Hadiah yang diberikan berupa uang tunai sebesar Rp30 juta untuk Juara I, Rp10 juta untuk Juara II, dan Juara III sebesar Rp5 juta, serta masing-masing mendapat piagam penghargaan dari PT Perkebunan Nusantara XI.
Dalam sambutannya, Moh. Cholidi Direktur Utama PTPN XI menyebutkan dari Lomba Desain tersebut Logo baru diharapkan mampu mencerminkan visi, misi, budaya dan meaning baru PTPN XI. “ Selain mampu mencerminkan visi, misi baru, logo yang terpilih oleh juri tidak kalah bila dibandingkan dengan perusahaan internasional “, ujarnya. Selanjutnya logo yang terpilih akan mengalami penyempurnaan untuk menjadi logo baru perusahaan agro industri yang sedang mengalami transformasi bisnis ini.
Sementara itu disinggung tentang mundurnya jadwal penetapan pemenang, pihaknya membutuhkan waktu agar maksimal dalam penilaian mengingat besarnya animo terhadap lomba desain logo ini. Tercatat 159 peserta yang mengirimkan karyanya, sedangkan jumlah karya yang masuk sebanyak 189 desain logo. (Jo)
SURABAYA (17/08/2017) Setelah menggelar upacara bendera peringatan hari Kemerdekaan RI yang ke-72 pada hari Kamis (17/08), PT Perkebunan Nusantara XI memberikan apresiasi melalui pemberian Penghargaan Masa Kerja (PMK) kepada 18 karyawan Kantor Pusat berupa uang tunai dan lencana emas.
PMK diberikan kepada karyawan yang telah berkarya selama 20, 25, 30 dan 35 tahun di peusahaan yang mempunyai visi menjadi perusahan agro industri yang unggul di Indonesia. Sebanyak 8 orang yang telah mempunyai masa kerja selama 20 tahun, 7 orang yang mempunyai masa kerja selama 25 tahun, 1 orang memiliki masa kerja 30 tahun dan sebanyak 2 orang yang memiliki masa kerja 35 tahun. (lihat grafis)
Dalam kesempatan tersebut Moh. Cholidi berharap dengan semangat Jujur Tulus Ikhlas karyawan mampu meneladani dan memberikan konstribusi terbaiknya. “ Diharapkan karyawan termotivasi, sehingga lebih baik lagi dalam memberikan konstribusi kepada perusahaan “, terangnya lebih lanjut. (Jo)
SURABAYA (17/08/2017) Pekik "Merdeka" lantang disuarakan oleh ratusan peserta upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-72 menimpali Salam kemerdekaan yang dilontarkan oleh Moh. Cholidi Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XI yang menjadi inspektur upacara. Kegiatan yang diselenggarakan pada Kamis (17/08) pagi di halaman Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara XI ini diikuti oleh karyawan PT Perkebunan Nusantara yang berada di Surabaya yakni PTPN X, PTPN XI, dan PTPN XII.
Kekayaan bangsa menjadi modal besar dalam membangun negara Indonesia ditengah-tengah era globalisasi. “ Kita adalah bangsa yang besar, yang dikarunia segala kekayaan dan keberagaman. Ini potensi yang harus kita jaga dengan sepenuh hati, kita kelola dengan nurani, pikiran dan keragaman Adat dan Budaya tindakan serta etika suci demi berkibarnya panji- panji Ibu Pertiwi diantara negeri-negeri “, terang Moh. Cholidi dalam sambutannya.
Negara harus hadir ketika rakyat membutuhkan solusi, demikian juga dengan peran BUMN melalui program BUMN hadir untuk Negeri. “ Demikian pula kita sebagai anak bangsa yang diamanahi mengelola aset BUMN, BUMN harus hadir ketika yang lemah sedang membutuhkan uluran tangan, bumn harus hadir ketika masyarakat membutuhkan layanan produk yang berkualitas, berdaya saing tinggi dan sehat ”, ujarnya lebih lanjut.
Kegiatan tersebut diakhiri dengan midley lagu-lagu perjuangan yang dinyanyikan oleh tim paduan suara gabungan tiga perusahaan perkebunan tersebut. (Jo)
SURABAYA (14/08/2017) Pabrik Gula (PG) Wonolangan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI tahun ini meningkatkan kapasitas giling tebu menjadi 3 juta ton. Untuk itu pabrik gula yang berlokasi di Probolinggo, Jawa Timur ini telah menginvestasikan Rp20 miliar untuk menambah sejumlah alat atau mesin pabrik.
General Manager PG Wonolangan, Heru Wibowo mengatakan investasi tersebut digunakan untuk membeli planetary senilai Rp12 miliar dan sejumlah peralatan pabrik lainnya.
”Tahun ini kami ingin menargetkan bisa giling tebu hingga 3 juta ton, dengan produksi gula kapasitas ekslusif 18.500 ton hingga 20.500 ton,” katanya, Selasa (8/8/2017).
Selain itu, lanjut Heru, PG Wonolangan juga melakukan investasi Hi Grade untuk meningkatkan kualitas mutu gula dan banyak melakukan efisiensi pabrik guna menekan Harga Pokok Produksi (HPP) dari Rp7.500/kg menjadi Rp6.000/kg.
”Mengingat harga jual hasil gula sebesar Rp9200/kg, maka kapasitas ditingkatkan dan HPP harus ditekan agar ada margin. Tahun ini, kami targetkan perolehan laba bersihsebelum pajak Rp14 miliar, dan laba kotornya Rp34 miliar,” katanya.
Heru menambahkan, kinerja pendapatan tahun ini meningkat dibandingkan capaian tahun lalu yang hanya mampu memperoleh laba bersih Rp2,5 miliar dengan jumlah produksi gula yang hanya mencapai 5.000 ton (gula milik PG).
Begitu pula dengan kinerja rendemen tebu yang diperoleh tahun lalu jauh dari kondisi tahun ini, di mana tahun lalu hanya 6,01 persen dan tahun ini ditarget 8 persen. ”Ini karena kondisi anomali cuaca tahun-tahun sebelumnya ada hujan berkepanjangan,” imbuhnya. (jo/Sumber:disini)
PT Perkebunan Nusantara XI akan mengadakan prakualifikasi dalam rangka Pemilihan Langsung guna Pemberdayaan Aset BUMN sebagai berikut:
Nama Paket Pekerjaan :
Penyedia Teknologi dalam rangka Pembangunan dan Operasional Workshop Kanigoro Madiun Menjadi Mitra dengan pola kerjasama Operasi dalam pembangunan Workshop Kanigoro, Madiun.
Lingkup Perkerjaan :
Workshop Kanigoro Madiun direncanakan memproduksi dan melakukan pemeliharaan peralatan Pabrik Gula pada Stasiun Gilingan dan peralatan lainnya seperti Pompa, Konveyor, Perpipaan, Bejana Bertekanan yang dibutuhkan oleh Pabrik Gula maupun Industri selain Pabrik Gula.
Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran berikut:
pungumuman prakualifikasi
SURABAYA (07/08/2017) Pada hari ini Senin (7/8) pagi berlangsung RUPS Luar Biasa PT Nusantara Sebelas Medika selaku anak perusahaan PTPN XI. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kantor Pusat PTPN XI. Berdasarkan hasil RUPS LB tersebut , mengangkat dr. Arif Wijanto sebagai Direktur Utama PT NSM dan Dadang Hermawan sebagai Direktur Komersial. Sebelumnya Direktur Utama PT NSM dijabat oleh Anang Abdul Qoyyum yang saat ini ditugaskan sebagai Direktur Keuangan PT Garam (Persero).
Moch. Cholidi selaku Direktur Utama PTPN XI yang juga bertindak sebagai pemegang saham mayoritas berharap, dengan perubahan struktur Direksi PT NSM mampu lebih lincah dan bersaing sebagai perusahaan yang membidangi jasa medis di Indonesia. (Jo/Yns)
SURABAYA (19/07/2017) Setelah sempat menjadi polemik, pengenaan pajak pertambahan nilai gula petani menemui titik terang. Setelah dilakukan audiensi dengan beberapa pihak terkait, akhirnya pengenaan pajak tersebut tidak diberlakukan. Hal ini disosialisasikan kepada para pelaku industri gula, mulai petani, pabrik gula, HIPGI dan APGI pada Rabu (20/7) di Surabaya. Direktur Utama PTPN XI, M. Cholidi turut hadir dalam agenda sosialisasi tesebut (Jo/Yns)
SURABAYA (18/07/2017) Pabrik gula di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, belum melakukan pemotongan pajak pertambahan nilai atau PPN sebesar 10 persen dari hasil penjualan gula pasir milik petani tebu. "Sampai dengan hari ini kami belum mendapatkan informasi dari kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara Surabaya apakah pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen yang dibebankan kepada petani tebu sudah berlaku atau tidak dan sudah ada pemotongan pajak atau belum," ujar Direktur PG Asembagus, Kabupaten Situbondo, Achmad Barnas di Situbondo, Kamis (6/7). Ia mengemukakan, tebu petani yang sudah digiling di pabrik gula pada periode pertama pembayaran hasil panen tebunya (DO) masih dibayar menggunakan dana talangan sama dengan tahun sebelumnya atau masih belum ada pemotongan pajak. Hasil panen tebu petani dibayar menggunakan dana talangan oleh pabrik gula itu, katanya, Rp9.100 per kilogram gula pasir dan ketika gula petani sudah terjual (dilelang) kepada pedagang, maka setelah dua hingga satu bulan, petani akan kembali mendapatkan tambahan uang sesuai harga gula yang sudah dibeli. "Jadi, petani tebu baru diketahui sudah terkena pajak PPN sebesar 10 persen itu setelah gula pasir dibeli oleh pedagang dan selanjutnya pabrik gula menerima data harga efektif penjualan hasil lelang dan data itu biasanya tiga minggu hingga satu bulan diterima PG," ucapnya. Barnas mencontohkan, apabila gula pasir petani yang dilelang dan dibeli oleh pedagang Rp10.550 per kilogram petani akan kembali menerima tambahan hasil panen tebunya Rp1.450 per kilogram dari yang diterima sebelumnya Rp9.100 per kilogram dana talangan pabrik gula. "Dari angka Rp1.450 itulah nantinya akan terlihat apakah petani sudah dibebani pajak PPN 10 persen atau tidak. Jika uang tambahan hasil panen tebu Rp1.450 per kilogram tidak berkurang berarti belum ada pemotongan pajak," paparnya. Sebelumnya, salah seorang petani tebu asal Desa/ Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Ratno Hariyadi mengatakan para petani tebu di desanya mulai resah rencana adanya pemotongan pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen hasil penjualan gula pasir dibebankan kepada petani. "Petani di Situbondo sudah banyak yang berencana juga untuk beralih menanam padi dan tanaman lainnya bila pajak PPN 10 persen harus petani yang menanggung bukan pedagang gula (pembeli gula petani)," katanya. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (17/07/2017) Direksi PTPN XI beserta Direksi PTPN X dan PTPN XII mengunjungi Polda Jatim pada Senin (17/7). Pertemuan yang berlangsung di Kantor Polda Jawa Timur di Surabaya bertujuan untuk Silahturahmi dan Koordinasi Bersama sekaligus untuk perkenalan antara Kapolda Jatim yang baru yakni Inspektur Jenderal Polisi Drs. Machfud Arifin, S.H dengan jajaran Direksi PTPN X, XI dan XII yang baru dilantik pada 24 Februari 2017 lalu.
Selain perkenalan pejabat baru, pertemuan tersebut juga membahas terkait pengamanan asset produksi untuk swasembada gula, termasuk pengamanan gula impor dari luar Jawa Timur dengan harga yang lebih murah. (Yns)
BANDUNG (13/07/2017) Direktur Keuangan PT Bio Farma Pramusti Indrascaryo (tengah) bersama Direktur Komersil PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X Muhammad Hanugroho (kedua kiri), dan Direktur Komersil PTPN XI Flora Pudji Lestari (kedua kanan) serta Kepala Subbidang Kebijakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kementerian BUMN Masni Napitupulu (kiri) dan Kepala Divisi CSR dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bio Farma R. Herry saling bergandengan tangan usai penandatanganan perjanjian kerja sama sinergi BUMN program kemitraan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/7). Bio Farma menyalurkan dana kemitraan sinergi senilai Rp11 miliar kepada PTPN X sebesar Rp7 miliar dan PTPN XI sebesar Rp 4 miliar, untuk membantu program pemerintah dalam kemandirian ketahanan pangan khususnya khususnya gula. (Yns/Sumber : disini)
SURABAYA (14/07/2017) Panja Aset Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur Jumat (13/7). Bertempat di Kantor Pusat PTPN XI dihadiri oleh Deputi Bidang Agroindustri dan Farmasi, Wahyu Kuncoro, Direksi PTPN X, XI, dan XII.
Dipaparkan kondisi aset BUMN yg dimiliki oleh ketiga PTPN tersebut, "Aset merupakan hal pnting bagi BUMN, harus dijaga keberadaannya untuk dioptimalkan dalam melakukan aktivitas usahanya. Selain tanah, properti, mesin dan sebagainya, SDM juga merupakan aset yg tidak ternilai" jelas Azam Azman Natawijana, Ketua Tim Kunjungan Kerja Panja Komisi VI DPR RI
“PTPN XI telah melakukan upaya untuk optimalisasi dan keamanan aset yg kami miliki, diantaranya digunakan oleh PT NSM (anak perusahaan PTPN XI) sebagai klinik yg akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit di daerah Ngagel Surabaya”, terang M. Cholidi, Direktur Utama PTPN XI.
Selain paparan dan diskusi, kunjungan kerja tersbeut dilanjutkan dengan mengunjungi aset PTPN XI eks Pabrik Karung Rosella di daerah Ngagel yang kini dimanfaatkan sebagai klinik dan Kantor Pusat PT NSM. (Jo/Yns)
SURABAYA (12/07/2017) Bertempat di Ruang Rapat Utama Kantor Pusat PTPN XI, telah dilakukan penandatanganan kerjasama antara PT Perkebunan Nusantara XI yang diwakili oleh Direktur Utama, Moh. Cholidi dengan PT Bank BNI (Persero) yang diwakili oleh Anton Siregar selaku Pimpinan Divisi Usaha Kecil PT Bank BNI (Persero) pada Rabu 07 Juli 2017.
Dana yang disalurkan PT Bank BNI (Persero) melalui PKBL PTPN XI total sebesar Rp 70.3 Miliar. Direktur Utama PTPN XI, Moh. Cholidi berharap dengan adanya kerjasama ini dapat membantu pendanaan para UKM dan petani binaan PTPN XI yang belum bankable, sehingga bisa membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan mereka.
“Penyaluran (dana) tersebut ditujukan untuk membantu UKM yang belum bankable sehingga bisa visible” ujar Anton Siregar dalam sambutannya
Turut hadir pula dalam acara tersebut, jajaran kepala Divisi, Sekretaris Perusahaan dan Staf Divisi PKBL PTPN XI serta Slamet Jumantoro selaku Pimpinan PT BNI (Persero) wilayah Surabaya dan Haris A Handoko selaku wakil pimpinan Divisi Binsis PT BNI (Persero) wilayah Malang (Jo/Yns)
SURABAYA (10/7/2017) Dewan Komisaris PTPN XI melakukan kunjungan kerja ke Pabrik Gula PTPN XI di wilayah barat. Selain menjalankan fungsi pengawasan sekaligus memberikan support kepada manajemen dan karyawan pabrik gula yang saat ini tengah menjalani musim giling tahun 2017. Kunjunga kerja tersebut dilakukan dua hari yakni pada kamis dan jumat (06-07 Juli 2017). Adapun PG yang dikunjungi antara lain, PG Pagottan, PG Rejosari, PG Purwodadi dan PG Sudono. (Jo/Yns)
SURABAYA (07/07/2017) Sesuai Surat Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 27/M-DAG/PER/5/ 2017 Tentang : PENETEPAN HARGA ACUAN PEMBELIAN DI PETANI DAN HARGA ACUAN PENJUALAN DI KONSUMEN Untuk Gula adalah sebagai berikut :
Harga Dasar Acuan Pembelian Gula Petani Rp 9.100/kg Harga Acuan Penjualan di Konsumen Rp 12.500/kg.Dengan Terbitnya surat Peraturan Menteri Perdagangan No 27 th 2017 tersebut, petani tebu tidak memiliki pilihan lain selain meningkatkan produktifitas serta peningkatan efisiensi pabrik gula. Untuk itu HM Arum Sabil selaku Ketua Dewan Pembina APTRI mengungkapkan bahwa atas isu yang beredar mengenai Pengenaan Pajak PPN Gula Petani, berdasarkan hasil pertemuan antara Ketua Dewan Pembina APTRI HM Arum Sabil dan para pimpinan DPP dan DPP APTRI se – Indonesia dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani pada 31 Mei 2017, Ibu Sri Mulyani Menteri Keuangan menegaskan bahwa petani yang merugi atau pendapatan dari hasil pertanian tebunya di bawah Rp 54 juta pertahun bebas PPN. Untuk itu petani tebu dan pedagang yang membeli gula petani tidak usah risau masalah PPN dan di persilahkan melakukan transaksi seperti biasanya.
Selain itu, sesuai Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor : SE- 10/PJ.51/1999 tentang PPN atas penyerahan Gula Pasir dinyatakan bahwa atas 65% gula pasir bagian petani yang dibeli oleh Perusahaan Gula atas pembelian tersebut tidak terutang PPN, kecuali nyata-nyata Pihak Penjual adalah pengusaha kena pajak (seperti produsen gula yang memiliki Pabrik Gula BUMN maupun Swasta)
Atas 10% Gula Pasir Yang di berikan Kepada Petani dalam Bentuk Natura Tidak Terutang PPN .
PUTUSAN MK Nomor : 39/PUU-X1V/2016 tentang Hasil Uji Materi yang diajukan oleh Dolly Hutari P dan Sutejo.
Mahkamah Konstitusi (MK) Memutuskan Bahwa Kebutuhan Pokok yang tidak di kenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak terbatas pada 11 Jenis barang yang tercantum pada pasal 4A ayat (2) huruf b undang- undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN).
Walupun gula tidak di sebutkan dalam putusan tersebut faktanya secara Dejure dan Defacto gula adalah termasuk kebutuhan pokok utama. Artinya Gula Merupakan Kebutuhan Pokok Utama juga Merupakan yang tidak terpisahkan dari Putusan MK tersebut.
Sehingga putusan MK No: 39/PUU-XIV/2016, Maka PPN kusus Gula Pasir Milik Petani Bisa sejalan dan Lebih Memperkuat Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-10/PJ.51/1999 yang menyatakan Bahwa atas Pembelian Gula Pasir tersebut tidak Terutang PPN, Kecuali bila nyata-nyata Pihak Penjual adalah Pengusaha Kena Pajak (seperti Perusahaan Produsen Gula yg memiliki Pabrik Gula BUMN maupun Swasta.)
SURABAYA (16/06/2017). Momentum Ramadhan adalah saatnya untuk merenung, berserah diri, mengabdi dan membantu mereka yang membutuhkan. Keberadaan BUMN diharapkan memberi konstribusi di tengah masyarakat. Untuk itu program BUMN hadir untuk negeri – BUMN berbagi bingkisan Ramadhan 1438 H digelar serentak di 40 titik tersebar di Semarang dan Surabaya pada hari Jumat tanggal 16 Juni 2017 dengan total bingkisan sejumlah 60.000 paket sembako yang dibagikan kepada masyarakat kurang mampu. Sebagai bentuk kepedulian BUMN untuk membantu mereka yang membutuhkan di saat Ramadhan tahun ini. Pembagian Bingkisan Ramadhan di Semarang akan dilakukan bersama Menteri BUMN sedangkan di Surabaya dilaksanakan oleh 20 BUMN diantaranya : BNI, Jasa Raharja, Angkasa Pura 1, Pelindo 3, Pupuk Indonesia Group, Sucofindo, PGN, Askrindo, TASPEN, ASDP Indonesia Ferry, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, Kimia Farma, KAI, Semen Indonesia, Bulog, BTN, Pertamina dan Pos Indonesia
“ Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen BUMN Hadir untuk Negeri dan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo agar kegiatan “BUMN berbagi” juga dilaksanakan di lokasi lain di luar Jabodetabek “, terang Mohammad Cholidi Direktur Utama PTPN XI disela-sela pembagian paket sembako di Masjid Baitul Falah Ngagel Jaya Tengah Jumat (16/06).
Kegiatan yang akan dilaksanakan ini merupakan hasil kerjasama para pihak BUMN RI sebagai apresiasi terhadap masyarakat Indonesia yang kurang mampu. “ Untuk wilayah Surabaya kami menggelar di 20 lokasi kegiatan dengan total paket sembako sebanyak 30.000 bingkisan. PTPN XI kebagian menyelanggarakan di Masjid Baitul Falah Ngagel Jaya Tengah dengan 1.500 paket sembako yang dibagikan berisi Beras 5 kg, Minyak Goreng 2 Liter, Kecap 1 Botol, dan Gula 1 kg senilai Rp200.000,- ditambah bantuan transport Rp50.000,- “ ujarnya lebih lanjut.
Sementara itu penyaluran dana program kemitraan PTPN XI hingga Mei 2017 mencapai sebesar Rp. 13.021.989.138,-. Sedangkan realisasi penyaluran program Bina Lingkungan sampai dengan bulan Mei tahun 2017 mencapai Rp. 3.178.929.000,- , dengan peruntukan perbaikan atau pembuatan sarana prasarana publik (fasum), bantuan pendidikan dan pelatihan serta bantuan sarana ibadah.
PT Perkebunan Nusantara XI bagian dari BUMN merupakan bagian dari masyarakat Indonesia, diharapkan memiliki kontribusi dalam membangun negeri tanpa kecuali. (Jo)
SURABAYA (14/06/2017) Perusahaan BUMN gula melanjutkan strategi diversifikasi usaha. Seperti PTPN XI yang merintis bisnis edamame dan membidik segmen pasar premium. Rencananya, hasil produksi tersebut dipasarkan ke luar negeri.
Dirut PTPN XI Moch. Cholidi menyatakan, gagasan awal untuk masuk ke bisnis edamame muncul untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan. Selain mendapat pasokan tebu dari lahan-lahan milik petani, PTPN XI memiliki lahan dengan status hak guna usaha (HGU). Pada tahap awal, bisnis edamame dikerjakan di lahan sendiri.
Selama ini, ketika masa rotasi tanaman, lahan hanya diistirahatkan. Nah, sekarang pihaknya berkomitmen menanam kedelai dan edamame. Setelah tanaman tebu dibongkar, lahan bisa dimanfaatkan buat dua kali tanam untuk komoditas lain. ”Jadi, sambil merotasi tanaman, sekaligus menjaga kesuburan tanah,” katanya kemarin (12/6).
Tahun ini, diproyeksikan ada sekitar 500 hektare lahan yang dibongkar. Sebagian lahan tersebut digunakan untuk pembibitan edamame. Sisanya dimanfaatkan untuk penanaman kedelai. Namun, mengingat besarnya potensi pasar edamame, ke depan seluruh lahan dapat digunakan untuk penanaman edamame. Produk edamame premium dipilih karena potensi pasar masih terbuka.
”Kami sedang jajaki kerja sama dengan Taiwan untuk pemasarannya,” ungkapnya. Bila bisnis pada tahap awal sukses, lahan bisa diperluas hingga 700 hektare. Pengembangan edamame akan dikerjakan di sekitar Pabrik Gula Jatiroto, Lumajang. Alasannya, edamame membutuhkan cold storage yang konsumsi listriknya besar. Tahun depan, PG Jatiroto siap memproduksi listrik. (Sumber: DIsini)
SURABAYA (14/06/2017) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mulai tahun ini akan mengembangkan tanaman Edamame. Pengembangan budidaya tanaman tersebut bagian dari program diversifikasi yang tengah digencarkan perusahaan plat merah (badan usaha milik negara ) ini. "Kami punya lahan HGU (Hak Guna Usaha) sekitar 500 hektar. Nanti setelah dari panen tebu, akan ditanam Edamame," kata Direktur Utama PTPN XI M Cholidi kepada wartawan di sela acara buka bersama karyawan PTPN XI dan Anak Yatim Piatu di kantornya, Jalan Merak, Krembangan, Surabaya, Senin (12/6/2017).
Rencana produksi Edamame tersebut, akan dilakukan di kawasan Pabrik Gula Djatiroto, Lumajang. Kata Cholidi, tahun ini masih dilakukan pengkajian dan pembibitan Edamame.
"Setelah dilakukan pembibitan dan pengkajian, tahun depan baru kita lakukan penanaman," tuturnya. Alasan menanam Edamame karena potensi pasar ekspor yang menjanjikan seperti Jepang dan Taiwan. Pasalnya, di dua negara Asia tersebut, kebutuhan Edamame sangat tinggi.
"Di Taiwan kekurangan areal untuk memproduksi Edamame. Kita akan menjajaki potensi dari negara tersebut. Untuk itu, kami ingin memastikan komitmen yang tinggi dari mereka hingga proses administrasi antar negara," tuturnya.
Lahan untuk menanam Edamame sudah ada. Namun, pihaknya masih terus melakukan persiapan dan dukungan sarana prasarana seperti listri hingga cold storage.
"Yang dibutuhkan memang energi listrik yang cukup besar dan cold storage, untuk penyimpanan produk edamame frozen," jelasnya sambil mengembangan produk diversifikasi itu diyakini mampu menyumbang kinerja dan pendapatan perseroan.
PTPN XI juga menggandeng Pupuk Kujang dan MoU yang diteken pada 5 Juni 2017 lalu di Jakarta. Kerja sama tersebut meliputi di bidang penelitian dan pengembangan produk pupuk organik berbasis limbah tebu.
Kata Cholidi, produksi pupuk organik tersebut rencana dilakukan pabrik gula di Madiun dan satu pabrik gula di Probolinggo.
"Rencana ini juga menjadi program alih fungsi aset PG (pabrik gula) yang tidak efisien, dan menjadikan pabrik terintegrasi," tuturnya sambil mencontohkan pabrik terintegrasi seperti PG Djatiroto, Lumajang dan PG Assembagoes yang memproduksi pupuk organik limbah.
"Alih fungsi ini bukan berarti pabrik-pabrik ini beralih fungsi sepenuhnya menjadi pabrik pupuk, tetapi pengeringan blontong bisa menggunakan panas yang dihasilkan dari proses produksi gula," tandasnya.
Cholidi menambahkan, tahun ini perseroan menargetkan meningkatkan produksi gula menjadi 432.327,7 ton dari tebu yang digiling 5.490.006 ton. Target tahun 2017 ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang memproduksi gula kristal putih 319.913,1 ton dari tebu yang digiling 5.106.563 ton tebu dari petani dan lahan HGU.
"Untuk mencapai target tersebut, tentunya kita secara bersama-sama harus bisa mencapai rendemen tebu pada akhir giling yakni 8 persen," pungkas Cholidi.(Sumber: Disini)
SURABAYA (14/06/2017) Sejumlah Pabrik Gula (PG) di lingkungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mulai akhir Mei 2017 lalu telah memasuki musim giling tebu. Berbagai upaya telah dilakukan perseroan untuk mencapai target produksi dan menjadikan Jawa timur sebagai lumbung gula nasional.
PTPN XI mencatat, pada tahun 2016 perseroan telah menggiling tebu petani dan tebu lahan HGU sebanyak 5.106.563 ton tebu dan menghasilkan produksi gula kristal putih (GKP) mencapai 319.913,1 ton gula. Alhasil, capaian produksi gula perseroan ini merupakan produksi terbesar kedua di Jawa, karena berkontrobusi 14,5 % terhadap total produksi gula nasional.
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI M Cholidi mengatakan tahun ini akan meningkatkan produksi gula menjadi 432.327,7 ton dari 5.490.006 ton tebu yang digiling.
“Untuk mencapai target tersebut, tentunya kita secara bersama-sama harus bisa mencapai rendemen tebu pada akhir giling yakni 8% melalui berbagai cara”, Kata M Cholidi saat Media Update Industri Gula dan Buka Bersama PTPN XI, Senin (12/6/2017).
M Cholidi menjelaskan, sejumlah cara akan dilakukan untuk mengejar rendemen tinggi. Diantaranya yakni mengubah pola kerja petani terutama pada sistem tebang, muat dan angkut yang selama ini menjadi momok bagi hasil tebu petani yang seharusnya punya ciri MBS (Manis, Nersih dan Segar).
“Kami bersama dengan seluruh CEO Pabrik Gula di Jawa Timur sudah membuat kesepakatan. Mulai tahun ini semua PG hanya akan menerima tebu yang bersih dan berkualitas bagus untuk digiling di pabrik kami. Ini dilakukan agar petani tidak menebang tebu dengan asal-asalan, masih kotor dan ada yang tingkat kemasakannya belum tepat sudah ditebang”, katanya.
Selain itu strategi yang digunakan di tahun 2017 adalah perbaikan pabrik (off farm) secara kontinyu untuk menjamin mutu gula dan kelancaran giling serta persiapan proyek revitalisasi di PG Djatiroto dan PG Asembagus.
Rencana untuk mengaktifkan kembali PASA ( Pabrik Alkohol dan Spiritus) Djatiroto sebagai industri etahnol, saat ini telah dilakukan persiapan kelengkapan pengolahan dan proses ethanol mengingat lama non aktif. Pembuatan instalasi limbah dan menjajaki pangsa pasar juga tengah dilakukan hingga saat ini dan diharapkan akhir tahun ini sudah running. PASA Djatiroto mempunyai kapasitas 15 kiloliter per hari.
Adapun tehun ini PTPN XI memiliki 4 program di sisi on farm (kebun) yang diyakini dapat meningkatkan pendapatan petani.
Pertama, tahun ini PTPN XI akan membantu mencarikan pendanaan yang cepat dan tepat bagi petani dengan menggunakan skema-skema seerti Kredir Usaha Rakyat (KUR), kredit di Bank Jatim, melalui bank BUMN atas jaminan PTPN XI, maupun melalui program Kementrian dan Bina Lingkungan (PKBL)
Kedua, petugas PTPN XI aka menyediakan layanan mekanisasi untuk petani, di masa satu sinder aan menguasau satu traktor, termasuk alat-alat pemupum dan alat membuka lahan sehingga pekerjaan on farm lebih cepat dan efisen.
Ketiga, PTPN XI berkoordinasi atau kerja sama dengan perusahaan penyedia pupuk agar pemupukan tanaman tebuh petani rakyat dan tebuhsendiri bisa tepat waktu dan tidak terlambat sehingga pertumbuhan tebu pun dipasyikan bisa seragam.
Keempat, PTPN XI akan secara langsung mengatur dan menyiapkan program pemantauan tebu yang siap atau matang untuk ditebang dan digiling. (Sumber : disini)
SURABAYA (14/06/2017) Jelang musim giling tahun 2017, Pabrik Gula (PG) di bawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI ditarget produksi gula sebanyak 432.327,7 ton. Jumlah itu meningkat lebih besar dari tahun 2016 lalu.
"Target produksi gula itu didapat dari tebu yang digiling sebanyak 5.490.006 ton. Untuk mencapainya, kami bersama-sama harus bisa mencapai rendemen tebu pada akhir giling yakni 8 persen melalui berbagai cara," jelas M Cholidi Direktur Utama PTPN XI, Senin (12/6/2017).Cholidi menjelaskan, sejumlah cara akan dilakukan untuk mengejar rendemen tinggi, yakni mengubah pola kerja petani terutama pada sistem tebang, muat dan angkut yang selama ini menjadi momok bagi hasil tebu petani yang seharusnya punya ciri Manis, Bersih dan Segar (MBS).
Musim giling di PTPN XI sudah dimulai sejak akhir Mei 2017. Dari catatan tahun 2016, PG milik perseroan telah menggiling tebu petani dan tebu dari lahan HGU sebanyak 5.106.563 ton, sehingga mampu menghasilkan produksi gula kristal putih (GKP) mencapai 319.912,1 ton.
Alhasil, produksi gula perseroan merupakan terbesar kedua di Jawa, karena telah terkontribusi 14,5 persen dari total produksi nasional.
Selain itu, strategi yang digunakan di tahun 2017, adalah perbaikan pabrik (off farm) secara kontinyu untuk menjamin mutu gula dan kelancaran giling serta persiapan proyek revitalisasi di PG Djatiroto dan PG Assembagoes.
"Kami juga punya empat program diisi on farm (kebun) yang diyakini dapat meningkatkan pendapatan petani. Antara lain, PTPB XI akan membantu mencarikan pendanaan yang cepat dan tepat bagi petani dengan menggunajan skema-skema seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat), Kredit Bank Jatim, melalui bank BUMN atas jaminan PTPN XI, maupun melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL), " jelas Cholidi.
Kedua, petugas PTPN XI menyediakan layanan mekanisasi untuk petani, dimana satu sinder akan menguasai satu traktor, termasuk alat-alat pemupuk dan alat pembuka lahan sehingga pekerjaan on farm lebih cepat dan efisien.
Ketiga, berkoordinasi atau kerjasama dengan perusahaan penyedia pupuk agar pemupukan tanaman tebu rakyat dan tebu sendiri bisa tepat waktu dan tidak terlambat sehingga pertumbuhan tebu dipastikan bisa seragam.
Keempat, PTPN XI secara langsung mengatur dan menyiapkan program pemantauan tebu yang siap atau matang untuk ditebang dan digiling. (Sumber:disini)
SURABAYA (14/06/2017) PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) menargetkan produksi gula tahun ini mencapai 430 ribu ton, atau naik 26% dibanding 2016 yang hanya 340 ribu ton. Kenaikan produksi tersebut dipicu oleh membaiknya produktivitas dan tingkat rendemen tanaman tebu perseroan.
Menurut Direktur Utama PTPN XI M Cholidi, produksi 430 ribu ton gula berasal dari pengolahan 5,5 juta ton tebu. Tahun lalu, PTPN XI hanya mampu mengolah 5,1 juta ton tebu dengan produksi gula 340 ribu ton.
"Musim giling masih berlangsung, kami proyeksikan tahun ini produksi gula PTPN XI mencapai 430 ribu ton seiring produktivitas yang semakin baik dan penambahan areal. Tahun lalu, produksi hanya 340 ribu ton karena musim tidak terlalu bagus," kata dia.
M Cholidi mengatakan hal tersebut usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PTPN XI dengan PT Pupuk Kujang di Jakarta, Senin (5/6). Penandatangan MoU tersebut dilakukan oleh M Cholidi dengan Presiden Direktur PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto, disaksikan Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (PTPN Holding) Dasuki Amsir. Saat ini, PTPN XI menaungi 15 pabrik gula (PG).
Perusahaan, ujar Cholidi, terus melakukan upaya revitalisasi guna menopang peningkatan rendemen melalui proses ekstraksi yang lebih baik. Meski, tingkat rendemen sebenarnya lebih ditentukan oleh tanaman itu sendiri.
"Penentu tingginya rendemen itu banyak faktor, utamanya tanaman itu sendiri. Kalau memang di dalam tebunya tidak banyak gula, mau sehebat apa pun pabrik gulanya, rendemen tetap. Kami sudah buktikan, pabrik sifatnya hanya untuk ekstraksi potensi yang ada. Tidak serta merta pabrik baru, langsung rendemennya melompat," jelas dia.
Faktor lain dalam mendongrak rendemen adalah musim. Musim mempengaruhi fotosintetis, syarat ideal adalah tanaman mendapat penyinaran yang panjang, minimal 10 jam. Lalu, suhu siang dan malam harus berbeda jauh. Persyaratan lainnya adalah nutrisi yang tepat, memilih waktu tebang yang tepat, dan pada saat puncak masak. "Pemberian pupuk yang tepat berdampak pada homogenitas tanaman dan homogenitas menjadi kunci pencapaian rendemen tinggi," kata Cholidi. (Sumber:disini)
SURABAYA (06/06/2017) PTPN XI menggandeng PT Pupuk Kujang mengembangkan pupuk organik berbasis limbah tebu, sebagai diversifikasi produk dari tebu, selain gula.
Pemanfaatan pupuk organik untuk kebun tebu juga dinilai dapat menekan biaya produksi, sehingga petani dapat memperoleh keuntungan signifikan.
Direktur Utama PTPN XI Moh Cholidi menyampaikan selama ini petani tebu selalu menambah pupuk NPK dengan dosis dan biaya tinggi hanya untuk mengejar produktifitas. Sementara, penggunaan pupuk kimia yang berlebih menyebabkan daya ikat tanah terhadap unsur hara dan air semakin menurun.
Akibatnya, kebun tebu membutuhkan air dan pupuk kimia lebih banyak, sehingga biaya budidaya lebih tinggi. Sebaliknya, riset yang dilakukan PT Pupuk Kujang menyebut pemanfataan pupuk organik dari limbah tebu dapat mengurangi konsumsi pupuk hingga 30%.
Konsumsi pupuk kimia dari rata-rata 1.200 kg per ha dapat menurun menjadi 700 kg per ha jika menggunakan pupuk organik.
"Kami berharap harga pokok produksi di petani bisa di bawah Rp8.000 per kg dengan kombinasi pakan dan program mekanisasi. Kalau harga pokok di bawah itu, saya pikir menanam tebu tetap menarik," tuturnya dalam konferensi pers Mou PTPN XI dan PT Pupuk Kujang tentang kerjasama Penelitian dan Pengembangan Pupuk Organik Berbasis Limbah Tebu di Jakarta, Senin (5/6).Yns (Sumber : disini)
Hari ini, kamis, 1 Juni 2017 Segenap jajaran Direksi dan karyawan PT Perkebunan Nusantara X, XI dan XII menghadiri upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila. upacara digelar di Halaman Gedung PT Perkebunan Nusantara XI, Surabaya.
Upacara dimulai pada pukul 07.00 WIB. Direktur PT Perkebunan Nusantara XII, Berlino Mahendra Santosa bertindak sebagai Inspektur Upacara.
"Tahun ini untuk pertama kalinya kita memperingati Hari Lahir Pancasila, sejak ditetapkannya Hari Lahir Pancasila 1 Juni sebagai hari libur nasional oleh Presiden Joko Widodo", jelas Agus Priambodo, Sekretaris Perusahaan. (DYZ)
#PekanPancasila #SayaIndonesia #SayaPancasila
SURABAYA (01/06/2017) Bertempat di halaman Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, diselenggarakan upacara bersama dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila ke 72. Upacara diikuti oleh Jajaran Direksi, Kepala Divisi dan karyawan PTPN X, XI, dan XII. Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Ir Berlino Mahendra Santosa, MM selaku Direktur Utama PTPN XII.
Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan lr. Sukarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945.
Mengutip sambutan Presiden RI Ir Joko Widodo dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila, disamapaikan bahwa, Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal lka, kila bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, lndonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan.
“Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong dan toleran. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menjadikan lndonesia bangsa yang adil, makmur dan bermartabat di mata internasional.”
Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita lndonesia, Kita Pancasila. Semua Anda lndonesia, semua Anda Pancasila. Saya lndonesia, saya Pancasila. (Yns)
Menindaklanjuti kegiatan “Lomba Kreasi Logo PT. Perkebunan Nusantara XI” yang telah diselenggarakan dan dipublikasikan pada bulan November 2016, dengan ini disampaikan hal sebagai berikut :
1. PT Perkebunan Nusantara XI menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas antusiasme seluruh masyarakat dalam mendukung kegiatan “Lomba Kreasi Logo PT. Perkebunan Nusantara XI”
2. Sampai dengan batas waktu pengumpulan tgl. 30 Desember 2016, total kreasi logo yang masuk berjumlah ± 165 desain, baik dari internal maupun eksternal perusahaan
3. Sebagai akibat tingginya antusiasme ini, maka proses seleksi oleh internal PT Perkebunan Nusantara XI membutuhkan waktu ± 6 bulan, mencakup tahapan seleksi :
a. Seleksi Tahap I : Pemenuhan Dokumen Administrasi (bentuk format, identitas peserta)
b. Seleksi Tahap II : Pemenuhan Unsur yang Dipersyaratkan (bebas SARA, pornografi, kebencian, penghinaan Negara/lambang Negara)
c. Seleksi Tahap III : Pemenuhan Orisinalitas Karya
d. Seleksi Tahap IV : Pemenuhan Relevansi dengan Visi, Misi dan Identitas Perusahaan
e. Seleksi Tahap V : Brainstorming dan Seleksi Internal
f. Seleksi Tahan VI : Finalisasi Calon Pemenang
g. Seleksi Tahap VII : Penetapan Pemenang
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka tahap pengumuman penetapan pemenang kegiatan “Lomba Kreasi Logo PT. Perkebunan Nusantara XI” akan dilaksanakan pada bulan Juli 2017.
Segala hal terkait seleksi, Saudara dapat berkoordinasi dan konfirmasi kepada Tim Lomba Kreasi Logo PT. Perkebunan Nusantara XI melalui :
Telpon : +62-31-3524596
Fax : +62-31-3532525
Email : sekretariat@ptpn11.co.id
Official Facebook Account : PT. Perkebunan Nusantara XI
SURABAYA (12/04/2017) PT Perkebunan Nusantara XI memproyeksikan laba 2017 sebesar Rp90 miliar, lebih rendah dari perolehan laba tahun-tahun sebelumnya yakni Rp186 miliar pada 2015 dan Rp194 miliar pada 2016. Pada Januari-Februari 2017, PTPN XI meraih laba Rp3,2 miliar.
Adapun, produksi gula kristal putih diproyeksikan sebesar 449.462 ton dengan rendemen 7,9% dan produksi tebu 5,6 juta ton. Proyeksi produksi ini lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 319.913 ton dengan rendemen 6,25% dan produksi tebu 5,1 juta ton, serta produksi gula 2015 sebesar 406.517 ton dengan rendemen 8,04% dan produksi tebu 5,04 juta ton.
Meski produksi gula tahun lalu turun karena iklim yang cenderung basah, tetapi laba tetap lebih tinggi dari 2015. Perolehan laba tahun tersebut dicapai melalui langkah efisiensi sejumlah pembiayaan yang dilakukan perusahaan, juga ditopang dengan harga gula yang tinggi. Meski demikian, beberapa pembiayaan tidak dapat ditahan seperti biaya energi karena musim hujan.
Direktur Utama PTPN XI Moh Cholidi memasang target konservatif pada perolehan laba tahun ini. Sebab, pada tahun ini PTPN XI melakukan investasi besar senilai Rp1,6 triliun, yang diperoleh dari Penyertaan Modal Negara sebesar Rp650 miliar dan perbankan sebesar Rp900an miliar, untuk modernisasi Pabrik Gula Jatiroto dan Pabrik Gula Asembagus.
Dari angka tersebut, investasi sebesar Rp870 miliar digunakan untuk peningkatan kapasitas giling PG Jatiroto dari 7.000 TCD menjadi 10.000 TCD. Sementara, peningkatan kapasitas giling PG Asembagus dari 3.000 TCD menjadi 6.000 TCD menelan dana Rp720 miliar. Cholidi berharap dua pabrik gula dengan kapasitas baru tersebut dapat beroperasi pada 2018.
"Proyeksi laba kami di RKAP menggunakan angka aman yakni Rp90 miliar. Sebab, tahun ini kami melakukan investasi besar, dimana kami harus memperhitungkan penyusutan dan bunga sebesar Rp320 miliar yang harus diangsur setiap tahun," tuturnya ditemui usai ditemui usai peresmian kantor perwakilan PTPN XI di Jakarta, Minggu (9/4).
Pada tahun berikutnya, PTPN XI melakukan peningkatan kapasitas giling menjadi 4.000 TCD pada empat pabrik gula lainya yakni di Prajekan, Wonolangan, Soedhono, dan Magetan. Dengan investasi tahap awal sebesar Rp500 miliar, harapannya empat pabrik gula dengan kapasitas baru itu dapat beroperasi 2019.
Melalui modernisasi ini harapannya dapat menekan harga pokok produksi gula menjadi Rp6.500 per kg, dari rata-rata pabrik gula Rp9.000 per kg, sehingga keuntungan bisa lebih besar.
Selain itu, Cholidi menyampaikan pabrik gula yang tutup tidak serta merta mati. Namun, pabrik tersebut akan dialih fungsikan pada kegiatan operasional yang mendukung industri gula. Yang sedang dipersiapkan tahun ini adalah Kanigoro sebagai pusat layanan teknis perbaikan mesin pabrik gula dengan investasi sekitar Rp50 miliar.
"Regrouping akan dilakukan bertahap. Tahun ini Kanigoro. Dengan modernisasi Jatiroto, kemungkinan yang terdampak adalah Gending," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama PTPN XI M Fadhil Hasan menyampaikan dalam jangka panjang PTPN XI perlu memperdalam hilirisasi dengan mengembangkan produk selain gula, sebagai sumber pendapatan lain. Dengan demikian, harapannya dapat membagi resiko, dari yang salam ini hanya menggantungkan pada penjualan gula.
"Kami ingin ada stabilisasi laba dengan tren yang terus meningkat. Selama ini, pabrik gula bumn sangat bergantung pada harga. Jika harga baik, maka pendapatan akan baik. Pun sebaliknya, jika harga jelek, maka pendapatan juga jelek," imbuhnya.(Jo/Sumber:disini dan disini)
SURABAYA (27/03/2017) CropLife Asia mendorong pemerintah segera menyusun regulasi tentang benih biotek untuk meningkatkan efisiensi produk pertanian, menekan impor, hingga menstabilkan harga pangan. Croplife Asia merupakan asosiasi industri di bidang perlindungan tanaman dan benih/bioteknologi yang menjembatani petani di Asia agar dapat memanfaatkan teknologi, berupa hibrida maupun benih bioteknologi. Asosiasi yang berdiri 15 tahun lalu itu beranggotakan sejumlah perusahaan multinasional diantaranya, BASF, Bayer CropScience, Dow AgroSciences, DuPont, FMC, Monsanto, Nufarm, dan Syngenta. Direktur Eksekutif CropLife Asia Siang Hee Tan menyebutkan 39 juta petani kecil berada di Indonesia. Secara keseluruhan, sektor pertanian Indonesia menyerap hampir 40% dari total angkatan kerja. Meski memainkan peran penting dalam komposisi total angkatan kerja, kontribusi sektor ini terhadap PDB Indonesia hanya 14%. Perbedaan ini menunjukkan sektor ini belum tergarap maksimal. "Jadi pertanyannya adalah bagaimana kita meningkatkan taraf petani dalam bentuk teknologi. Ini sangat penting karena sektor pertanian menghadapi kekeringan, banjir, dan suhu yang meningkat," katanya ditemui di sela-sela kegiatan Responsible Business Forum pada Rabu (15/3). Sejak 10 tahun lalu, Croplife Asia secara konsisten memperkenalkan teknologi perbenihan yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian ini ke pemerintah maupun petani di Tanah Air. Hal ini dilakukan dengan menggelar seminar maupun workshop yang melibatkan keduanya. Tan menyebut dengan menggunakan luas lahan yang sama, produktivitas jagung dari 3-4 ton per ha dapat meningkat menjadi 10 ton per ha dengan bioteknologi. Diakuinya, ketiadaan regulasi yang mengatur benih biotek berpengaruh pada bisnis anggota Croplife Asia. Terlebih, biaya riset dan pengembangan teknologi perbenihan menelan hingga US$5 miliar atau 10,4% dari penjualan pada 2012. Meski demikian, pengembangan teknologi perbenihan ini dipercaya dapat membantu petani. Tan menyebut benih bioteknologi sudah diterapkan di 28 negara, diantaranya Filipina dengan lahan seluas 770.000 ha ditanam jagung biotek. Sebagai negara pengimpor jagung sebagai pakan ternak, kini Filipina dapat memenuhi kebutuhan domestiknya sendiri. Dia berharap hal ini juga dilakukan Indonesia, dimana kebutuhan jagung untuk pakan ternak terhitung besar. Apalagi perbedaan harga komoditas jagung dunia sebesar US$200 per ton dan Indonesia US$300 per ton, berimbas pada pakan ternak yang jauh lebih mahal dan dibebankan pada konsumen. "Tujuan kami bukan hanya membantu perusahaan, tetapi yang paling penting adalah agar petani dapat melihat manfaat dari benih ini," imbuhnya. Menurutnya, para ilmuwan di Tanah Air perlu mempromosikan hasil temuan bioteknologi mereka. Ini dapat menepis anggapan bahwa teknologi perbenihan ini hanya dimiliki oleh perusahaan asing. Salah satunya PTPN XI yang bekerjasama dengan Universitas Jember yang telah mampu mengembangkan tebu tahan kering. Tan melihat industri benih biotek akan cerah seiring dengan tantangan perubahan iklim. "Perlu suatu teknologi untuk membantu petani mencari solusi," katanya. (Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA (27/03/2017) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meresmikan pembentukan Holding Rumah Sakit BUMN yang menggabungkan pengelolaan 70 rumah sakit milik perusahaan negara.
Peresmian pembentukan Holding RS BUMN atau Indonesia Healtcare Corporation (IHC) dilakukan di Kantor Pusat PT Pertamina, Jakarta, yang disaksikan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, sejumlah direksi BUMN, dan para dirut rumah sakit BUMN.
Ke-70 RS BUMN tersebut merupakan milik atau anak usaha dari PT Aneka Tambang, PT Bukit Asam, PT Pelindo I-III, PT Pelni, PT Pertamina, PT Petrokimia Gresik, PTPN I, PTPN II, PTPN III, PTPN IV, PTPN V, PTPN VIII, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PTPN XIII, rumah sakit milik Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Sriwijaya, PT Sang Hyang Seri, PT Semen Indonesia, dan RS PT Timah.
"Proses pembentukan IHC cukup panjang dan menantang yang memakan waktu sekitar 1,5 tahun. Namun hasilnya seluruh RS BUMN bersinergi memberikan pelayanan dengan standar kualitas yang tinggi," kata Rini, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Kamis 23 Maret 2017.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa dengan demikian jaringan RS BUMN lebih besar dan tangguh dengan pelayanan yang lebih canggih.
"Saya dan Ibu Nila (Menkes) tentu punya mimpi yang sama bagaimana RS BUMN ini memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat luas. Tidak hanya bagi karyawan BUMN tetapi publik di sekitar rumah sakit itu berada," ujar Rini.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengapresiasi Kementerian BUMN yang menggalang pembentukan IHC sebagai jaringan pengelolaan RS BUMN sehingga bisa menjadi operator rumah sakit terbesar di Indonesia.
Nila menjelaskan tingginya warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri karena layanan rumah sakit di Indonesia belum sebagus di negara lain seperti Malaysia dan Singapura. "Tingginya angka medical tourism yang mencapai triliunan rupiah ke luar negeri, dari sebagian segmen menengah atas Indonesia harus kita atasi dengan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit," ujarnya. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (27/03/2017) Komisaris menyambut posisif langkah Direksi PT Perkebunan Nusantara XI yang berencana mengembangkan hilirisasi usaha. Hal ini nampak dari kunjungan kerja Dewan Komisaris ke Pabrik Spiritus dan Alkohol (PASA) Kamis (23/03) lalu.
“ Secara fisik PASA masih baik kondisinya, meski 4 tahun ini tidak beroperasi “, terang Djunaedi General Manager PASA dan Hilirisasi Usaha. Selanjutnya pihaknya sudah menyiapkan beberapa alternatif yang akan diambil dalam rangka optimalisasi PASA.
“ Kami mendukung penuh langkah Direksi untuk optimalkan hilirisasi usaha, selanjutnya dibutuhkan langkah-langkah riil yang akan ditempuh “, terang Dedy Mawardi Komisaris PTPN XI. Terkait pemasaran produk kedepannya pihaknya berharap korporasi bisa masuk dalam berbagai pasar yang masih terbuka lebar. (Jo)
SURABAYA (27/03/2017) Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris PTPN XI melakukan kunjungan kerja Kamis hingga Jumat (23-24 Maret) kemarin. Pabrik gula Djatiroto menjadi tempat pertama yang dikunjungi, setelah itu Pabrik Spiritus dan Alkohol dan Pabrik Gula Assembagoes menjadi tempat terakhir yang dikunjungi.
Selain persiapan giling tahun 2017, perkembangan proyek revitalisasi pabrik menjadi fokus Komisaris. “ Kami kuatir melebihi jadwal karena beberapa komponen belum datang hingga hari ini “, terang Imam Sucipto General Manager PG Djatiroto pada saat mendampingi rombongan. Kapasitas PG Djatiroto direncanakan naik dari 7.000 ton menjadi 10 ribu ton dengan menggunakan investasi dari Penanaman Modal Negara (PMN) dan modal sendiri.
“ Kami harap bisa dikordinasikan terkait masalah tehnis, sehingga tetap pada jadwal yang ada. Dan tentunya proyek tersebut berjalan dengan tidak mengganggu proyek giling yang akan berjalan nantinya “ kata Dedy Mawardi Komisaris PTPN XI. Menanggapi hal tersebut Fajar Lazuardi Kepala Divisi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis dan Inovasi sekaligus sebagai Tim PMN akan mengawal proses tersebut.
Sementara itu kegiatan teknis program revitalisasi Pabrik Gula melakukan aktivitasnya di PG Assembagoes, hal ini dikarenakan proses lelang yang terpaksa harus diulang hingga tiga kali terkait syarat dan prosedur lelang. “ Diharapkan pemenang tersebut langsung berkordinasi dengan PG Assembagoes sehingga jadwal tidak terlalu lama terlampaui “ ungkap Dedy lebih lanjut.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Dedy Mawardi (Komisaris), H.J.G. Winachyu (Komisaris), Abdur Rasyid (komite Audit), Fajar Lazuardi (Kepala Divisi PPBI) dan staf Tanaman serta Teknik Kantor Pusat PTPN XI. (Jo)
SURABAYA (27/03/2017) Dewan Komisaris beserta organ PT Perkebunan Nusantara XI mengikuti acara Sharing Sesion yang digelar oleh Holding BUMN Perkebunan Rabu (22/03) lalu di Jakarta. Kegiatan tersebut diikuti oleh Dewan Komisaris dan Organ seluruh PTPN, serta Direksi Holding BUMN Perkebunan.
“Diharapkan Dewan Komisaris bisa memberikan nasehat yang akan menjadi rambu-rambu bagi Direksi“, harap Direktur HCM dan Umum Holding Perkebunan Seger Budi Budiarjo dalam sambutannya. Selanjutnya Seger mengungkapkan bahwa dengan adanya peraturan yang sedemikian banyak maka Direksi dalam mengambil tindakan korporasi membutuhkan legal opinion, sehingga sangat dibutuhkan hasil tela’ah Dekom untuk membantu kelancaran operasional korporasi. Selanjutnya pihaknya berharap peran dan dukungan dewan komisaris seluruh PTPN dalam kelancaran program E Procurement dan Impelementasi ERP SAP yang telah mulai digulirkan.
Dalam kesempatan tersebut, Fadhil Hasan Komisaris Utama PTPN XI menyampaikan pentingya komunikasi antara Dewan Komisaris anak perusahaan dengan Dewan Komisaris Holding serta Pemegang Saham. “ Hubungan dekom holding dengan dekom anak perusahaan belum dirumuskan dengan baik polanya seperti apa, harus dibuat pola nya sehingga jelas alur komunikasinya” ujarnya.
Begitu juga Pemegang saham lainnya perlu dirumuskan pola komunikasi kepada Dewan Komisaris yang ditunjuk langsung untuk melakukan pengawasan pada masing-masing PTPN sehingga komunikasi dan informasi tidak terputus. “ Terkait perubahan direksi anak perusahaan, paling tidak seharusnya Dekom anak perusahaan dikomunikasikan tentang rencana pergantian direksi tersebut, sehingga paling tidak dekom bisa menjelaskan kepada stakeholder tentang pergantian tersebut “. jelasnya lebih lanjut. Sebelumnya pihaknya memberikan apresiasi terhadap pembentukan holding, karena dengan Holding bisa membuat proses lebih sederhana dan cepat. (Jo)
SURABAYA (23/03/2017) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI pada tahun ini fokus dalam peningkatan efisiensi dan diversifikasi produk dalam rangka menjaga kinerja pendapatan perseroan.
Direktur Utama PTPN XI Moh Cholidi mengatakan dalam peningkatan pendapatan, banyak hal yang bisa dilakukan, terlebih di tengah harga gula yang tengah menurun. Salah satunya melalui pemangkasan biaya operasional.
“Kami masih ada biaya yang dikeluarkan pada tahun lalu, seperti energi dari luar, bahan bakar alternatif, dan biaya untuk listrik. Ini bisa kami turunkan, masih ada celah meskipun harga gula cenderung tertekan,” ujarnya di Surabaya, Senin (13/3).
Tahun lalu, PTPN XI membukukan laba senilai Rp132 miliar dan tahun ini diproyeksikan senilai Rp86 miliar.
Dia menjelaskan tahun ini perseroan tidak memasang target laba terlalu tinggi karena ada beberapa biaya yang harus dialokasikan untuk investasi tahun ini.
Salah satunya adalah peningkatan kapasitas pabrik gula (PG) Djatiroto dan PG Assembagoes dengan nilai total sekitar Rp1,6 triliun. Selain itu, masih ada pula biaya penyusutan dan bunga bank, sehingga proyeksi laba tahun ini tidak dapat terlalu tinggi.
“Walaupun demikian, kami berusaha untuk melampaui target tersebut,” ujarnya.
Direktur Operasional PTPN XI Daniyanto mengatakan pada tahun ini pihaknya mengejar diversifikasi produk tebu selain gula. Hal ini dilakukan sebagai alternatif pendapatan perusahaan karena harga gula dikontrol oleh pemerintah dan di sisi lain harga pokok produksi naik seiring biaya upah tenaga kerja serta bahan baku tebu.
Beberapa produk turunan tebu yang akan diproduksi yaitu fermented pellet bagasse atau fermentasi ampas tebu, dan bio feltilizer. “Kami juga memperbanyak varian produksi gula, seperti brown sugar serta utilisasi aset kami, yaitu membangun housing atau apartemen di lahan kami,” katanya.
Adapun, untuk meningkatkan hasil produksi, PTPN XI tengah berencana untuk memperluas lahan hak guna usaha (HGU) sebesar 1.000 hektar setiap tahunnya. Wilayah yang dibidik antara lain Jember, Bondowoso, dan Situbondo dengan potensi lahan HGU seluas 3.000 hektar hingga 4.000 hektar.
Di sisi lain, mantan Dirut PTPN XI yang baru saja resmi digantikan, Dolly Parlagutan Pulungan, berharap jajaran manajemen baru memiliki strategi yang tepat dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti kondisi ekonomi, cuaca, dan harga gula yang terbatas. Dia menilai PTPN XI memiliki potensi yang baik di tahun ini, terlebih manajemen lama telah menyiapkan pendanaan dan ekuitas yang kuat.
“Saya siapkan untuk pembelian lahan Rp500 miliar dan untuk pengembangan perusahaan kapasitas produksi sekitar Rp2,4 triliun,di mana Rp650 miliar berasal dari penyertaan modal negara dan sisanya dari kami,” ujarnya.
Sumber pembiayaan untuk ekspansi tahun ini juga ada yang berasal dari perbankan, yaitu dari BRI dan BNI dengan nilai pinjaman Rp1,8 triliun.
Sepanjang tahun lalu, total produksi gula PTPN XI tercatat mencapai 142.000 ton, dengan rendemen tertinggi dari PG Assembagoes yakni 7,08%. Tahun ini, ditargetkan total produksi gula sebesar 187.000 ton dengan rendemen tebu bisa mencapai 8,04%. (jo/sumber:disini)
SURABAYA (20/03/2017) PT Perkebunan Nusantara XI mengikuti kunjungan kerja Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI`pada Kamis (16/03) lalu di Surabaya. Tujuan dari Kunjungan Kerja ini adalah untuk mengetahui langsung terkait rencana modernisasi dan rencana penutupan pabrik gula yang mencuat beberapa bulan terakhir. Rencana tersebut dikuatirkan memicu pergolakan dari petani tebu yang khawatir hasil produksi mereka tidak diserap lagi.
“Semangat yang dilakukan bukan menutup pabrik, namun meningkatkan kapasitas PTPN XI secara keseluruhan dalam rangka memenuhi swasembada nasional. Dengan regrouping dipilih beberapa pabrik gula yang memiliki potensi untuk dilakukan modernisasi guna menyesuaikan skala ekonomi agar dapat mengembalikan nilai investasi yang dikeluarkan,” jelas Moch. Cholidi Diretur Utama PT Perkebunan Nusantara XI.
Sebagaimana diketahui PTPN XI saat ini tengah melakukan modernisasi di dua pabrik gula yaitu pabrik gula Djatiroto Lumajang dan pabrik gula Asembagoes Situbondo. PTPN XI mendapatkan kucuran dana PMN sebesar 650 milyar dari total kebutuhan dana 1,7 trilyun. Harapannya modernisasi yang dilakukan bisa segera dirasakan manfaatnya oleh petani (Dyah/Jo)
SURABAYA (10/03/2017) PT Perkebunan Nusantara XI menjajaki jalin kerjasama dengan Korea dalam pengembangan bisnisnya. Hal ini tampak dari kunjungan Korea Trade investment Promotion Agency Jumat (10/03) di Kantor Pusat Surabaya. Hadir dalam kunjungan tersebut Mr. Son Byong Cheol Director General Korea Trade investment Promotion Agency Surabaya (Embassy of the Rupublic of Korea), Ricardo Basnur, Hana R., Direktur Operasional Daniyanto, Sekretaris Perusahaan Agus Priambodo, dan kepala divisi terkait.
Daniyanto menjelaskan kerjasama yang dijajaki mulai operasional hingga penjualan hasil produk. “ Banyak hal yang bisa dilakukan bersama, terlebih saat ini kami sedang menjalankan revitalisasi pabrik gula “, terang Daniyanto merujuk pengembangan kapasitas PG Djatiroto dan PG Assembagoes. Selain itu pihaknya juga menjelaskan diversifikasi produk yang akan dikembangkan kedepannya juga terbuka peluang untuk digarap bersama.
Kerjasama dengan negara luar bukanlah yang pertama dilakukan oleh PT Perkebunan NUsantara XI, sebelumnya juga pernah dilakukan dengan beberapa negara, sebut saja AS terkait tindak lanjut pengembangan program rekayasa genetika.(Jo)
SURABAYA (10/03/2017) Jumat (10/03) pagi PT Perkebunan Nusantara XI menggelar olahraga bersama antara jajaran Direksi dan karyawan Kantor Pusat. Kegiatan ini merupakan kali pertama setelah perubahan struktur direksi yang dilakukan oleh Holding BUMN Perkebunan akhir bulan lalu di Jakarta.
“ Peluang kita masih cukup besar, sumber daya juga cukup banyak dengan kompetensi tinggi. Tinggal bagaimana kita bersama-sama memberikan konstribusi terbaik bagi perusahaan ‘, ujar Moch. Cholidi Direktur Utama dalam arahannya. Selanjutnya pihaknya berharap agar seluruh insan perusahaan menjaga kekompakan dan mewujudkan cita-cita bersama menjadi perusahaan besar pergulaan.
Acara tersebut diawali dengan jalan santai dan senam bersama serta arahan Direktur Utama. Hadir dalam kegiatan tersebut jajaran direksi lengkap yakni Direktur Utama Moch. Cholidi, Diretur Komersial Flora Pudji Lestari, dan Direktur Operasional Daniyanto, sertu seluruh karyawan kantor pusat PTPN XI.(Jo)
SURABAYA (09/03/2017) Setelah dilakukan aanwijzing paket B3 untuk revitalisasi PG Assembagoes pada akhir bulan lalu, Kamis (09/03) PT Perkebunan Nusantara melakukan proses selanjutnya yakni Pembukaan Dokumen Penawaran Paket B. Kegiatan tersebut dihadiri oleh panitia lelang PTPN XI, konsultan PMC, dan rekanan.
“ Dari lima yang kami undang mengikuti lelang, tiga rekanan yang memasukkan dokumen penawaran “, ungkap Bambang Tri Anggono ketua Panitia Lelang. Tiga rekanan tersebut adalah : konsorsium WIKA-BARATA-MULTINAS, ADHI KARYA, dan HK-UTTAM. “ Hasilnya adalah peringkat pertama konsorsium WIKA-BARATA-MULTINAS disusul ADHI KARYA. Sedangkan HK-UTTAM tidak memenuhi syarat sehingga gugur “, terangnya kemudian.
Pihaknya berharap proses selanjutnya dapat berlangsung sesuai jadwal, sehingga revitalisasi pabrik gula dapat segera terlaksana dan bisa mendukung program Pemerintah yakni menekan HPP gula. sebagaimana diketahui rencana revitalisasi PG Assembagoes adalah Peningkatan Kapasitas dari 3.000 TCD menjadi 6.000 TCD, pemenuhan kualitas SNI dengan sasaran Incumsa <100 IU, dan pengembangan Co-Generation 10 MW. Pengembangan tersebut menggunakan dana PMN tahun 2015 dan ditambah investasi PTPN XI. (Jo)
SURABAYA (09/03/2017) PTPN XI akan meningkatkan produksi gula tahun ini dan target profit melalui diversifikasi produk tebu non-gula. “Tahun ini perusahaan akan terus meningkatkan pengembangan industri tebu non-diversifikasi gula." Kata Moch. Cholidi. Ia menggantikan Dolly Parlagutan Pulungan pada awal bulan Maret menjadi Direktur Utama perusahaan PTPN XI. Cholidi mengakui bahwa perusahaan masih banyak tugas yang harus diselesaikan, di mana pabrik gula harus meningkatkan kapasitas produksi, investasi ekuitas dari Negara (PMN).
"Kami akan berusaha untuk mencapai dan menyelesaikan program. Meningkatkan produksi gula adalah tugas yang sulit, dan untuk mempertahankan tingkat keuntungan perusahaan dari tahun 2016 bahkan meningkatkannya ," jelasnya kemudian.
Pada diversifikasi produk, Cholidi mengatakan PTPN XI pada tahun 2018, perusahaan memiliki rencana untuk memperluas ke industri thermoelectric, biofuel dan produk derivatif lainnya, termasuk sebagai kimia partikel bahan baku yang digunakan dalam fermentasi.
Dia mengatakan: "Potensi bisnis perusahaan dapat mengembangkan periode yang luar biasa di masa depan, gula harus diversifikasi, untuk menjadi tulang punggung bisnis gula Namun demikian, industri gula masih merupakan inti utama ".
Pada saat yang sama, direktur operasional perusahaan PTPN XI, Dani Yanto, mengklaim bahwa perusahaan memiliki potensi untuk pengembangan produk diversifikasi yang tersedia sebagai pelet tebu bagasse fermentasi (fermentasi ampas tebu pelet).
Dia mengatakan: "Assembagoes pabrik gula potensi produksi pelet fermentasi ampas tebu dari 100 ton per hari, sedangkan harga 2.000 per kilogram perisai. Fermentasi pelet ampas tebu potensi pasar di Jepang, Taiwan dan Korea Selatan. " jelasnya lebih lanjut.
Produksi gula tahun lalu mencapai 142.000 ton, sedangkan pabrik gula tebu Assembagoes tingkat tertinggi mencapai 7,08 persen. Sesuai target perusahaan, tingkat rendemen tebu tahun ini dapat meningkat menjadi 8,04%. (Jo/Sumber:disini).
SURABAYA (09/03/2017) Suasana riuh menghiasi ruang Audiotorium Magister Manajemen Agribisnis (MMA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pasalnya pada Jumat (03/03) Direktur Operasional PT Perkebunan Nusantara XI, Daniyanto, memberikan kuliah tamu di program studi magister ini.
Kuliah tamu yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen dan manajemen MMA ini berlangsung selama 2,5 jam. Terlihat juga mahasiswa MMA angkatan 34 kelas PTPN yang berasal dari 3 PTPN yakni PTPN X, XI dan XII.
"Apakah perusahaan agribisnis di Indonesia sudah kompetitif? Bagaimana jika dibandingkan dengan perusahaan agribisnis di negara lain?" menjadi pertanyaan pembuka dari Dr. Jamhari, S.P, M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian UGM dalam sambutannya.
Daya saing memang menjadi salah satu poin penting jika sebuah perusahaan ingin tetap mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis. Jika berbicara tentang daya saing dan eksistensi tentu juga akan berhubungan erat dengan strategi bisnis perusahaan tersebut.
Dalam paparannya yang berjudul “Improving Milling OperationTthrough Partnerships, and Investment” Daniyanto menjelaskan, bahwa saat ini, Industri gula nasional menghadapi kondisi yang penuh tantangan. Tantangan yang dihadapi oleh industri gula nasional adalah harga gula dunia yang lebih rendah, biaya pokok produksi yang meningkat, single product gula putih, produktifitas tebu yang belum sesuai, penurunan luas areal tanaman tebu, biaya SDM yang cenderung naik, anomali cuaca, dan tantangan untuk meningatkan kesejahteraan petani. Tantangan ini harus dihadapi industri gula untuk tetap tumbuh menjadi perusahaan gula yang tangguh penuh dengan innovasi dan kreatifitas bisnis.
PTPN XI sebagai salah satu perusahaan berbasis pabrik tebu terbesar di Jawa dengan 16 Pabrik gula dan total kapasitas 42.000 TCD menghadapi tantangan yang sama dengan perusahaan gula lainnya di Indonesia. Langkah inovasi bisnis, investasi dan partnership telah membukukan laba usaha cukup signifikan jika dibanding tahun 2014. Pada tahun 2016, PTPN XI juga masih mencatatkan laba positifnya.
“Langkah innovasi bisnis difokuskan pada pengelolaan keuangan yang tepat berbasis overall cost leaderships, strengthening partnership, dan integrated investment. Langkah integrated investment dilakukan untuk memberikan cost benefit yang member kontribusi langsung terhadap profitability industri gula dan menurunkan biaya pokok produksi dibawah Rp.6.500/kg.” jelas Daniyanto.
Konsep partnership yang dilakukan oleh PTPN XI merupakan bagian dari upaya sustain ability perusahaan dalam rangka community development untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah "Do it with heart and keep learning to make improvement and innovation", pungkasnya. (yns/jo)
SURABAYA (08/03/2017) Mematuhi Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara serta Keputusan Sekretaris Kementrian Badan Usaha Milik Negara nomor SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, PT Perkebunan Nusantara XI melakukan evaluasi atas implementasi Tata Kelola Perusahaan yang baik di tahun 2016.
Asessment tersebut dilaksanakan secara simultan mulai dari proses internal yang dilakukan tim PTPN XI pada tanggal 20 hingga 28 Februari sedangkan pihak eksternal memulai asessment tanggal 6 hingga 31 Maret 2017. “Asessment kali ini sangat istimewa, berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika sebelumnya evaluasi dari pihak eksternal, kali ini juga melibatkan pihak internal perusahaan“, terang Dewa Putu Ngurah Brana Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara 1 dalam acara entry meeting di Kantor Pusat PTPN XI hari Selasa (07/03) kemarin.
Selanjutnya Dewa menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan karena selain jumlah SDM BPKP Provinsi Jawa Timur berkurang dan disisi lain permintaan pendampingan oleh stakeholder semakin banyak, pihaknya menginginkan adanya transfer of knowledge sehingga keahlian dalam penilaian juga dimiliki oleh tim internal perusahaan.
“ Yang terpenting dalam evaluasi GCG adalah sejauh mana implementasi dalam menjalankan keorganisasian perusahaan, untuk skor dan lain-lain pasti akan mengikuti “ , terang Moch. Cholidi Direktur Utama PTPN XI. Selanjutnya dirinya berharap disamping skor meningkat dari tahun sebelumnya, penerapan GCG juga meningkat.
Acara tersebut dihadiri oleh tim asesor dari BPKP Provinsi Jawa Timur, Direktur Utama PTPN XI, kepala divisi dan tim asesor internal sertatim counterpart PTPN XI. Diharapkan evaluasi ini meningkatkan kesadaran insan perusahaan dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik di PTPN XI. (Jo)
SURABAYA (07/03/2017) Dalam rangka mencegah terjadinya abrasi pantai, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan SR PG Padjarakan dan Mangrove Center Paiton melakukan penanaman 5000 pohon mangrove di pesisir pantai Desa Jabungsisir Kecamatan Paiton, Rabu (1/3/2017)
Penanaman mangrove jenis rhizophora apiculata (tinjang) ini melibatkan jajaran anggota Koramil Paiton, siswa dan siswi SDN Krucil 1 Kecamatan Krucil serta masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok Nelayan Berantas Laut.
Kasi Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Probolinggo Sugeng Hariyono mengungkapkan tanaman mangrove mempunyai banyak tugas. Diantaranya ekologi untuk mencegah abrasi pantai, instrusi air laut ke daratan dan penyerap karbon.
“Selain itu biologi untuk tempat perkembangan biota laut dan sumber-suumber makanan bagi spesies di lingkungan sekitarnya. Serta ekonomi untuk tempat rekrasi dan wisata sekaligus pewarna alami batik “, katanya.
Dengan adanya kegiatan ini Sugeng mengharapkan nantinya dapat mengetahui manfaat tentang pentingnya perlindungan ekosistem kawasan pesisir khususnya hutan mangrove, sehingga diharapkan dapat saling menjaga keberadaannya.
“Dengan terpeliharanya kawasan mangrove, tentunya dapat mencegah abrasi pantai yang lebih luas, karena hutan mangrove dapat mencegah serta menahan arus dan gelombang laut yang kuat”, tegasnya.
Sementara Kepala Bidang Pengendalian dan Penataan Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Probolinggo Hendri Priyanto menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk pengendalian dan pelestarian lingkungan.
“Panjang pantai di Kabupaten Probolinggo mencapai 60 km dari Tongas hingga Paiton. Tidak menutup kemungkinan kalau tidak memelihara dengan baik akan menimbulkan dampak kerusakan lingkungan yang merugikan masyarakat “, ungkapnya.
Sedangkan manager pengolahan PG Padjarakan Sastradi Nugroho menegaskan bahwa PG Padjarakan selama ini memang mempunyai komitmen yang tinggi untuk selalu mendukung setiap kegiatan penghijauan. “ Setiap kegaitan yang bertujuan untuk menjaga lingkungan hidup, kami selalu berpartisipasi secara langsung. Semoga kegiatan ini bisa terus kita jaga dengan baik”. Katanya. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (02/03/2013) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI pada Rabu 1 Maret 2017 menggelar upacara serah terima jabatan sejumlah direksi yakni Direktur Utama PTPN XI yang sebelumnya dijabat oleh Dolly Parlagutan Pulungan, kini digantikan oleh M. Cholidi.
Sedangkan dua direksi baru lainnya yakni Direktur Komersial Flora Pudji Lestari, dan Direktur Operasional Dani Yanto.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PTPN XI M. Cholidi mengatakan masih banyak pekerjaan rumah perseroan yang harus dikerjakan ke depan, salah satunya adalah proyek revitalisasi atau peningkatan kapasitas pabrik gula (PG) Assembagoes dan PG Djatiroto yang menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN).
“Program yang sudah kami rancang dengan direksi lama akan kami teruskan. Ini menjadi tugas berat dalam meningkatkan kinerja produksi gula, dan perolehan laba yang diukir tahun lalu harus bisa kami pertahankan dan dikembangkan,” ujarnya, Rabu (1/3/2017).
Cholidi menekankan, tahun ini pula PTPN XI akan memperkuat bisnisnya yakni menghasilkan produk diversifikasi dari tebu, selain gula. Di antaranya seperti energi listrik co-generation yang ditarget bisa dilakukan pada 2018, produk biofuel, hingga produk turunan lainnya seperti fermented pellet sebagai bahan baku kimia.
“PTPN XI ini mempunyai potensi luar biasa yang masih bisa dikembangkan. Ke depan industri usaha gula mutlak harus diversifikasi karena itu jadi andalan dan bisa menghasilkan, walau gulansebagai core bisnis tetap harus dijalankan,” ujarnya.
Selain itu, sebagai direksi yang baru yang akan meneruskan program-program sebelumnya, Cholidi akan meneruskan proyek perluasan lahan tebu HGU di Jember dan Pasuruan seluas 1.100 ha yang diperkirakan menelan investasi hingga Rp1,5 triliun.
Adapun sebelumnya PTPN XI pada 2017 ini telah memproyeksikan kinerja laba bisa mencapai Rp86 miliar berdasarkan penghitungan prognosa September. Pada 2016, perseroan berhasil mencetak laba hingga Rp132 miliar.
Sedangkan total produksi gula PTPN XI pada 2016 tercatat mencapai 142.000 ton dengan rendemen tertinggi dari PG Assembagoes 7,08%. Tahun ini pun ditargetkan rendemen bisa mencapai 8,04%.
Direktur Komersial Flora Pudji Lestari menambahkan ke depan PTPN XI akan berupaya menekan harga pokok gula melalui berbagai efisiensi yakni mencari titik-titik pemborosan biaya produksi agar harga gula tetap bersaing.
“Kami juga akan perbesar aset yakni pembelian lahan tebu HGU, karena ke depan tantangan semakin besar apalagi persaingan memperoleh bahan baku tebu sangat tinggi,” ujarnya.
Direktur Operasional Dani Yanto menambahkan dalam waktu dekat produk diversifikasi yang potensi untuk digarap yakni fermentasi ampas tebu atau fermented bagasse pellet yang digunakan sebagai bahan baku kimia.
“Potensi fermented bagasse pellet dari pabrik gula Assembagoes saja bisa mencapai 100 ton/hari, dan harga fermented bagasse pelletbisa mencapai 2.000/kg, bahkan potensi negara yang butuh produk ini seperti Jepang, Taiwan dan Korea,” papar Dani Yanto. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (02/03/2017) Kapasitas terpasang Pabrik Gula (PG) Jatiroto, Kabupaten Lumajang naik menjadi 10.000 ton tebu per hari dari sebelumnya 6.000 ton tebu per hari.
Peningkatan kapasitas PG milik PTPN XI ini disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno saat berada di Jember, Senin (27/2).
"Kami telah meresmikan untuk peningkatan kapasitas giling PG Jatiroto sampai 10.000 ton tebu per hari. Ini masih akan membangun dua PG lagi, yakni satu di Jawa Timur dan satu di Jawa Tengah," kata Rini usai acara Gerakan Kemandirian Pangan dan Sinergi BUMN di City of Forest and Arum Sabil Farm.
Peningkatan kapasitas giling tebu ini pun ditanggapi oleh petani. Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil mengatakan, pihaknya menyambut dengan suka cita peningkatan kapasitas ini.
"Dengan peningkatan kapasitas giling, maka akan lebih efisien dalam proses penggilingan tebu. Sebelumnya, PG Jatiroto memang selalu kelebihan bahan baku (tebu)," kata Arum.
Dengan kapasitas awal 6.000 ton, banyak tebu dari Kabupaten Lumajang yang telah dipanen tidak bisa digiling. Akhirnya, tebu tersebut dikirim ke PG Semboro Jember untuk digiling disana.
"Jika kapasitas PG naik, maka ini sangat menguntungkan bagi petani tebu Lumajang. Mereka tidak perlu lagi menggiling tebu ke luar Lumajang. Sehingga bisa menghemat biaya produksi," ujarnya.
Berdasarkan data APTRI, jumlah PG di Indonesia sebanyak 62 unit, baik yang di bawah BUMN maupun swasta. Jika pemerintah merencanakan pendirian PG baru, maka jumlah PG bertambah menjadi 64 unit.
"Kami berharap, ke depan pendirian PG baru ini memang fokus memproduksi gula dari tebu milik petani Indonesia. Sehingga, produksi gula Nasional aman untuk mencukupi kebutuhan gula dalam negeri," ucapnya. (Jo/sumber;disini)
SURABAYA (01/03/2017) Dalam rangka penyegaran manajemen anak usaha agar dapat terus meningkatkan kinerja usaha dan melakukan perubahan budaya perusahaan yg berbasis jujur tulus ikhlas. PTPN III (persero) dan Kementerian BUMN selaku pemegang saham perusahaan perkebunan plat merah di Indonesia, Jumat (24/2/2017) lalu mutasi beberapa jabatan Direktur dilingkungan anak perusahaan.
Menurut Kabag Sekper PTPN V Romadka Purba kepada Tribun, Minggu (26/2/2017), penyegaran itu dilaksanakan di beberapa PTPN anak perusahaan holding.
"Untuk PTPN V Direktur Utama (Dirut) Berlino Mahendra Santosa diangkat menjadi Dirut di PTPN XII. Sedangkan posisi Dirut PTPN V digantikan oleh Mohammad Yudayat yang sebelumnya menjabat Direktur Komersil di PTPN V," ujar Romadka..
Selanjutnya jabatan direktur komersil PTPN v yang ditinggalkan Mohammad Yudayat dipercayakan kepada Muhammad Arwin Nasution yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag SPI di PTPN V.
Mutasi Direktur tambah Rimadka juga dilakukan di beberapa PTPN lainnya yakni Dirut PTPN X yang semula dijabat oleh Subiyono digantikan oleh Dwi Satyo Annugroho, Direktur Komersil PTPN VIII yang semula di jabat Suharta Wiaya dipercayakan kepada Ryanto Wisnuardhy.
"Kemudian jabatan Direktur Operasional PTPN VIII yang semula dijabat oleh Tatang Supriatna dipercayakan kepada Jhoni Halilinta Tarigan. Lalu Direktur Operasional PTPN X dijabat oleh Mustaqin menggantikan Tarsisius Sutaryanto ," ucap Romadka.
Selanjutnya Direktur Komersil PTPN XI dijabat oleh Flora Pudji Lestari menggantikan Aris Toharisman. "Direktur Operasional PTPN XI dijabat oleh Daniyanto menggantikan Mohammad Cholidi dan Direktur Operasional PTPN XIV dipercayakan kepada Edi Piter menggantikan Amrullah Haris," ungkap Romadka.(Jo/sumber:disini)
SURABAYA (24/02/2017) Setelah lelang sebelumnya belum menemukan hasil untuk Paket B, PTPN XI kembali menggelar Aanwijzing dalam rangka uapaya revitalisasi Pabrik Gula Assembagoes Situbondo pada hari Jumat (24/02) di Kantor Pusat Surabaya.
Selain dihadiri PMC, proses tersebut dihadiri oleh 5 (lima) konsorsium yakni Hutama – Uttam, PT Adhi Karya – Mech Engineering, PP Ometraco, WIKA – Barata, dan Rekin – SS Engineering. Dalam kegiatan tersebut Bambang Tri Anggorono mempersilahkan kepada masing-masing rekanan untuk mempelajari lebih lanjut teknis proyek yang diajukan. “ Apabila ada kekurangjelasan, dan dibutuhkan ke lapangan kami persilahkan terkait posisi, letak dan sebagainya “, jelasnya lebih lanjut. Selanjutnya tanggal 2 para peserta diharapkan memasukkan dokument untuk proses selanjutnya.
Rencana revitalisasi PG Assembagoes adalah Peningkatan Kapasitas dari 3.000 TCD menjadi 6.000 TCD, pemenuhan kualitas SNI dengan sasaran Incumsa <100 IU, dan pengembangan Co-Generation 10 MW. Pengembangan tersebut menggunakan dana PMN tahun 2015 dan ditambah investasi PTPN XI. (Jo)
Pada Senin, 20 Februari 2017 lalu, Ikatan Istri Keluarga Besar (IIKB) Kantor Pusat PTPN XI melakukan kunjungan wisata edukasi ke PT Indofood yang terletak di Beji, Pasuruan. Di sana ibu-ibu melihat proses pembuatan mie instan yang terdiri dari beberapa proses yaitu:
Proses Mixing, yaitu pencampuran semua keperluan atau bahan yang digunakan Pembentukan Mie. Dalam tahapan ini digunakan Roll Press untuk membentuk adonan, memotong hingga membentuk mie menjadi bergelombang. Steaming, proses pematangan mie. Frying. Pada tahap ini mie dipotong ke dalam cetakan kemudian digoreng pada suhu yang telah ditentukan. Proses Cooling, yaitu proses pendinginan mie yang telah digoreng. Packing. Proses terakhir dalam pembuatan mie instan. Kemasan harus dalam wadah yang rapat sesuai dengan SNI.Selama 2 (dua) jam, ibu-ibu didampingi oleh Pak Sigit selaku tour leader dalam kunjungan tersebut. PT Indofood yang berada di Pasuruan ini merupakan noodle division atau hanya memproduksi mie instan.
Kunjungan ini merupakan salah satu proker (program kerja) IIKB PTPN XI dalam bidang pendidikan. (aq)
SURABAYA (17/02/2017) Tahun 2018 perusahaan holding BUMN Perkebunan siap mengaplikasikan sistem manajemen informasi berbasis teknologi Enterprise Resource Planning (ERP) SAP. Untuk program yang pilot project-nya diaplikasikan di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI dan PTPN V itu, holding menyiapkan investasi Rp 480 miliar.
Direktur Human Capital Management dan Umum, Holding BUMN Perkebunan, Seger Budiharjo, mengatakan setelah dua PTPN itu go live ERP, akan dilanjutkan roll out sistem ERP tahap kedua oleh 4 PTPN
"Yaitu PTPN III, IV, IX dan PTPN VIII yang ditargetkan selesai pada Juni 2017," jelas Seger Budiharjo, saat Launching ERP SAP PTPN XI, Kamis (16/2/2017). Setelah tahap kedua di Juni 2017 selesai, dilanjutkan dengan tahap ketiga proyek ERP untuk diterapkan di PTPN I, VI, XIII, dan XII yang ditargetkan launching pada September 2017.
Kemudian menyusul tahap empat di PTPN II, dan XIV yang ditargetkan rampung pada Desember 2017. "Ditahun 2018, semua sudah rampung dan dengan terintegtasinya seluruh sistem manajemen BUMN Perkebunan bakal terjadi efisiensi," tambah Seger.
Termasuk dengan memiliki data keuangan dari segala bidang, mulai dari data kebun, pabrik hingga data keuangan sehingga memudahkan direksi dalam mengambil keputusan manajemen.Dengan integrasi itu, semua sistem sudah siap digunakan dan semua laporan keuangan yang ada bisa dipantau holding.
ERP merupakan aplikasi yang mengintegrasikan seluruh fungsi di dalam suatu perusahaan secara end to end, mulai dari fungsi pengadaan, produksi, distribusi, penjualan hingga pengelolaan SDM.
Diperkirakan pengguna atau user ERP di BUMN Perkebunan ini mencapai 4.000 an user bahkan lebih karena total seluruh karyawan BUMN Perkebunan sekitar 139.000 orang. Direktur Utama PTPN XI, Dolly Parlagutan Pulungan menambahkan dalam penerapan ERP tersebut dibutuhkan revolusi kebiasaan, hingga perubahan budaya kerja dan konsistensi agar keberhasilan sistem manajemen ERP itu dapat tercapai.
"Dulu sistem manajemen informasi PTPN XI masih manual, di mana pabrik gula memiliki sistem sendiri-sendiri dalam setiap proses bisnis yang berlangsung, tapi sekarang sudah terintegrasi," jelas Dolly.
Executive Vice President, Division Enterprise Service Telkom, Siti Choiriana menambahkan sebagai pihak yang menggarap proyek ERP BUMN Perkebunan pihaknya siap mendampingi dan mengganti teknologi yang baru apalagi terdapat perubahan-perubahan sistem sesuai kebutuhan.
"Teknologi itu sangat cepat, sementara manusia yang investasi harus memikirkan 3 tahun depan ada perubahan apa lagi, tetapi kami sangat capable bila ada perubahan akan kami ganti teknologi baru," jelas Siti Choiriana. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (17/02/2017) Tahun 2018 perusahaan holding BUMN Perkebunan siap mengaplikasikan sistem manajemen informasi berbasis teknologi Enterprise Resource Planning (ERP) SAP. Untuk program yang pilot project-nya diaplikasikan di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI dan PTPN V itu, holding menyiapkan investasi Rp 480 miliar.
Direktur Human Capital Management dan Umum, Holding BUMN Perkebunan, Seger Budiharjo, mengatakan setelah dua PTPN itu go live ERP, akan dilanjutkan roll out sistem ERP tahap kedua oleh 4 PTPN
"Yaitu PTPN III, IV, IX dan PTPN VIII yang ditargetkan selesai pada Juni 2017," jelas Seger Budiharjo, saat Launching ERP SAP PTPN XI, Kamis (16/2/2017).
Setelah tahap kedua di Juni 2017 selesai, dilanjutkan dengan tahap ketiga proyek ERP untuk diterapkan di PTPN I, VI, XIII, dan XII yang ditargetkan launching pada September 2017.
Kemudian menyusul tahap empat di PTPN II, dan XIV yang ditargetkan rampung pada Desember 2017. "Ditahun 2018, semua sudah rampung dan dengan terintegtasinya seluruh sistem manajemen BUMN Perkebunan bakal terjadi efisiensi," tambah Seger.
Termasuk dengan memiliki data keuangan dari segala bidang, mulai dari data kebun, pabrik hingga data keuangan sehingga memudahkan direksi dalam mengambil keputusan manajemen.
Dengan integrasi itu, semua sistem sudah siap digunakan dan semua laporan keuangan yang ada bisa dipantau holding. ERP merupakan aplikasi yang mengintegrasikan seluruh fungsi di dalam suatu perusahaan secara end to end, mulai dari fungsi pengadaan, produksi, distribusi, penjualan hingga pengelolaan SDM.
Diperkirakan pengguna atau user ERP di BUMN Perkebunan ini mencapai 4.000 an user bahkan lebih karena total seluruh karyawan BUMN Perkebunan sekitar 139.000 orang.
Direktur Utama PTPN XI, Dolly Parlagutan Pulungan menambahkan dalam penerapan ERP tersebut dibutuhkan revolusi kebiasaan, hingga perubahan budaya kerja dan konsistensi agar keberhasilan sistem manajemen ERP itu dapat tercapai.
"Dulu sistem manajemen informasi PTPN XI masih manual, di mana pabrik gula memiliki sistem sendiri-sendiri dalam setiap proses bisnis yang berlangsung, tapi sekarang sudah terintegrasi," jelas Dolly.
Executive Vice President, Division Enterprise Service Telkom, Siti Choiriana menambahkan sebagai pihak yang menggarap proyek ERP BUMN Perkebunan pihaknya siap mendampingi dan mengganti teknologi yang baru apalagi terdapat perubahan-perubahan sistem sesuai kebutuhan.
"Teknologi itu sangat cepat, sementara manusia yang investasi harus memikirkan 3 tahun depan ada perubahan apa lagi, tetapi kami sangat capable bila ada perubahan akan kami ganti teknologi baru," jelas Siti Choiriana. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (17/02/2017) Kinerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI dari hasil giling tahun 2016 lalu, berhasil terdongkrak dengan banyaknya inovasi dan kreasi. Baik dari sisi on farm, off farm, maupun keuangan. Salah satu yang mendongkrak kinerja adalah jumlah tebu giling tahun 2016 yang mencapai 5 juta ton dengan rerata produktifitas kebun 79,42 ton per hektar.
"Naik sekitar 126 persen dibanding tahun lalu," jelas Dolly P Pulunganz Direktur Utama PTPN XI, Senin (13/2/2017). Produktivitas kebun yang naik di tengah kondisi anomali iklim sepanjang tahun 2016 dan persaingan perebutan nahan baku tebu yang cukup ketat, tidak memberi pengaruh banyak.
Hasilnya, dengan peningkatan produktifitas kebun, berimbas pada perolehan Gula Kristal Putih (GKP) total tahun 2016 sebanyak 319.913 ton. "Peningkatan produktivitas dan capaian rendeman yang cukup tinggi, turut mendorong tercapainya target jumlah bahan baku tebu 2016," tambah Dolly.
Empat Pabrik Gula (PG) PTPN XI juga disebut Dolly mampu menembus 10 PG dengan rendeman terbaik di Pulau Jawa. Termasuk PG Assembagoes, yang menjadi PG dengan rendeman terbaik dari seluruh PG BUMN. Selain itu dengan adanya cost effectiveness, yang turut memberi kontribusi dalam pencapaian laba bersih unaudited tahun 2016 sebesar Rp 139,6 miliar.
"Hasil ini tidak hanya untuk tahun 2017 saat ini saja, tapi juga akan kami lanjutkan untuk tahun-tahun mendatang. Salah satunya dengan penerapan Financial Engineering yang diterapkan secara tepat," ungkap Dolly.
Penerapan financial enggineering sudah dilakukan dengan peningkatan aset lancar tahun 2016 sebesar 37 persen atau kenaikan total aset mencapai 15 persen dibanding tahun 2015 lalu. Kinerja lain yang ikut mendorong pertumbuhan adalah hasil penunjukan Menteri BUMN kepada PTPN XI untuk turut mendukung ketersediaan gula nasional. Yaitu sebagai salah satu perusahaan pelaksana impor dan pengolah raw sugar menjadi GKP.
Tahun 2016, produksi produksi GKP dengan bahan baku raw sugar sebanyak 38.313 ton. "Impor raw sugar ini bikan dalam bentuk impor gula kristal refinasi ataupun kristal putih. Tujuannya semata-mata untuk mengatasi defisit persediaan gula, serta dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional, " jelas Dolly. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (07/02/2017) Perusahaan perkebunan berupaya mengamankan pasokan tebu tahun ini. Hal itu tak lepas dari ketatnya persaingan mendapatkan tebu di Jawa Timur (Jatim). Pada 2016, PTPN XI kehilangan pasokan hingga satu juta ton tebu karena persaingan dengan sesama perusahaan perkebunan negara maupun produsen gula swasta.
Dirut PTPN XI Dolly Parlagutan Pulungan menjelaskan, anomali cuaca pada tahun lalu mengakibatkan persaingan memperoleh tebu makin ketat. Karena itu, tahun ini pihaknya menyiapkan strategi sehingga produksi bisa maksimal. Salah satunya melakukan perluasan lahan tebu HGU (hak guna usaha).
Saat ini, kepemilikan lahan PTPN XI hanya 35 persen lahan. Sisanya sebanyak 65 persen merupakan milik petani. ’’Kami akan beli 1.100 hektare di Jember, Pasuruan, dan Situbondo. Rencana itu sudah dapat persetujuan dari Kementerian BUMN,’’ katanya, Jumat (27/1). Hingga tiga tahun mendatang, dianggarkan dana Rp 1,5 triliun. Dengan demikian, pada tahun ketiga penguasaan lahan oleh perseroan bisa sampai 60 persen.
Selain itu, PTPN XI akan menjaga komitmen dengan petani. ’’Tiap tahun kami siapkan dana talangan Rp 700 miliar,’’ ujarnya. Kemudian, strategi itu dikombinasikan dengan jaminan tebang angkut bagi petani. Karena itu, dia optimistis pasokan tebu tahun ini aman. Pihaknya juga akan melakukan pemantauan melalui sistem manajemen informasi enterprise resource planning (ERP). ’’Kalau ada tebu yang lari, kami bisa tahu lebih cepat,’’ ungkapnya.
ERP merupakan aplikasi yang mengintegrasikan seluruh fungsi di dalam perusahaan secara end-to-end. Mulai fungsi pengadaan, produksi, distribusi, penjualan, hingga pengelolaan sumber daya manusia (SDM). PTPN XI ditunjuk menjadi percontohan penerapan ERP oleh holding perkebunan yang siap go live pada Februari nanti.
(Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA (07/02/2017) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI ditunjuk oleh holding menjadi proyek percontohan penerapan sistem manajemen informasi Enterprise Resource Planning (ERP) atau aplikasi yang mengintegrasikan seluruh fungsi di dalam suatu perusahaan secara awal hingga akhir.
Direktur Utama PTPN XI, Dolly Parlagutan Pulungan, menjelaskan, ERP merupakan sistem manajemen informasi mulai dari fungsi pengadaan, produksi, distribusi, penjualan hingga pengelolaan sumber daya manusia (SDM).
"Kami siap go live pada 1 Februari 2017, dan dengan menggunakan ERP, diyakini perusahaan akan mampu menghadapi persaingan bisnis," kata Dolly dalam keterangan persnya, di Surabaya, Sabtu (28/1).
Sebab, kata dia, sistem ERP tersebut menyajikan data aktual mengenai kondisi internal perusahaan dan analisis multifungsional sehingga memudahkan top manajemen untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
"Sistem manajemen informasi PTPN sebelumnya masih dilakukan secara manual, dan setiap pabrik gula (PG) memiliki sistem sendiri-sendiri, mulai dari rencana produksi, distribusi, penjualan dan kredit usaha yang dibutuhkan petani di setiap PG masih manual yakni bertemu langsung dengan sinder," katanya.
Dia menjelaskan PTPN XI ditunjuk sebagai proyek percontohan untuk modul tanaman semusim, sedangkan PTPN V ditunjuk sebagai modul untuk tanaman tahunan.
"Selanjutnya, sistem ERP tersebut nantinya secara roll out diteruskan oleh PTPN yang lain secara bertahap sehingga seluruh BUMN perkebunan ini terintegrasi dengan holding," katanya.
Dolly menambahkan, dengan adanya sistem baru tersebut secara langsung akan mengubah budaya kerja karyawan, yang sebelumnya dilakukan secara manual, kini dilakukan secara terintegrasi dan transparan.
"Jadi sistem kerja yang dulu manual kini menjadi tersistem dan menjadi satu kesatuan yang utuh dan serba realtime dan terpantau langsung mulai dari unit kerja di pabrik gula paling barat sampai ke timur. Dengan begitu akan ada pengendalian biaya yang lebih baik," ujarnya.
Dengan begitu, lanjut Dolly, PTPN XI memiliki pijakan untuk melangkah menjadi perusahaan yang go global dan setiap proses manajemen yang tercatat di sistem dapat diterima oleh investor dunia.
"Sistem ini juga merupakan persiapan bagi kami untuk menuju Initial Public Offering (IPO) karena manajemen perusahan mudah dipantau dan dapat dipercaya," katanya.
Secara kesiapan SDM, kata Dolly, perseroan telah melakukan sosialisasi kepada karyawan dan memberikan motivasi serta pelatihan-pelatihan dalam menggunakan sistem ERP tersebut.
Adapun dalam ERP tersebut terdapat sejumlah modul penting yang memiliki fungsi khusus, di antaranya modul Finance yang bertanggung jawab dalam proses transaksi keuangan serta penjualan, modul controlling (C) untuk akutansi dan pengendalian biaya.
Selain itu modul Plant Maintenance (PM) untuk pemeliharaan aset, Project System (PS) untuk pengelolaan proyek dan aktivitas lainnya, Production Planning (PP) untuk perencanaan produksi, dan Quality Management (QM) untuk pengendalian kualitas.
Ada pula modul Sales and Distribution (SD) untuk aktivitas penjualan dan distribusi, Material Management (MM) untuk pengadaan dan pergudangan, serta Human Capital Management (HCM) untuk pengelolaan sumber daya manusia dan penggajian. (Sumber:disini)
SURABAYA (3/1/2017) Salam sejahtera dan selamat menyambut tahun baru 2017 kepada seluruh Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan/ti Perkebunan Nusantara Group baik yang berada di Kantor Direksi dan yang berada di kebun-kebun yang jauh dari hingar bingar perkotaan. Pertama-tama mari kita mengucapkan pujisyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmatNYA lah kita telah berhasil melewati tahun 2016 dengan menorehkan beberapa progress transformasi yang semakin meyakinkan kita semua, bahwa kita sudah berada di jalur yang benar untuk membawa Perkebunan Nusantara Group menjadi Group Usaha yang membanggakan bagi seluruh stakeholders dan bangsa Indonesia.
Pada kurun waktu 7 bulan terakhir di tahun 2016 kita telah berhasil memetakan permasalahan, menyusun program transformasi serta mengimplementasikan program transformasi kita. Program transformasi yang meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, restrukturisasi keuangan, talent pool dan pencanangan implementasi Enterprise Resources Planning-SAP (“ERP-SAP”) telah kita mulai dan jalankan.
Selain itu pula, yang tidak kalah pentingnya adalah dimulainya budaya kerja baru yang berbasis jujur, tulus dan ikhlas sebagai nilai-nilai yang menyatukan hati kita semua untuk berkomitmen menumbuh kembangkan budaya kerja yang lebih bermartabat dan berorientasi pada kepentingan perusahaan. Tahun 2016 adalah tahun yang tidak mudah untuk kita semua di tengah wajah laporan keuangan kita yang tidak menjanjikan prospek usaha bagi lembaga perbankan, dimana rugi berjalan tahun 2015 mencapai Rp. 613,27 miliar dan total hutang kepada perbankan Rp. 33 triliun. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Holding Perkebunan untuk kembali meyakinkan lembaga perbankan bahwa kita semua telah berubah dan siap untuk duduk bernegosiasi dengan lembaga perbankan.
Namun demikian, saya berkeyakinan seiring dengan terlihatnya indikasi-indikasi perubahan yang lebih baik dari aspek operasional dan produksi di beberapa komoditi, khususnya komoditi kelapa sawit. Perubahan-perubahan inilah yang telah kami sampaikan kepada publik dan stakeholders Perkebunan Nusantara Group serta lembaga perbankan untuk terus mendukung kelanjutan restrukturisasi keuangan yang akan dilakukan di tahun 2017.
Kita semua patut berbangga, hasil kerja nyata kita juga terlihat dari performa karet. Bisnis karet yang dalam empat tahun terakhir di PTPN III tidak pernah untung, kini sudah mulai mencatatkan keuntungan sejak September 2016. Dengan perbaikan performa komoditi karet di PTPN III tersebut, kita harapkan di tahun 2017 semua bisnis karet di Perkebunan Nusantara Group bisa mulai mencatatkan keuntungan juga.
Secara konsolidasi, setelah pada 2015 total rugi Rp. 613,27 miliar, tahun ini telah berhasil menurunkan tingkat kerugian yang diestimasikan menjadi Rp. 226 miliar, serta net operating cashflow sebesar Rp. 2,1 triliun di akhir 2016. Ini semua tentunya merupakan prestasi kita bersama, yang saya yakini karena hati dan komitmen kita telah disatukan oleh nilai-nilai jujur, tulus dan ikhlas.
Semua prestasi tersebut kiranya dapat menjadi bukti bahwa hasil pemetaan masalah dan program yang kita susun di bulan April 2016 telah menunjukan kita berada di track yang benar. Tahun 2017 adalah tahun yang juga penuh tantangan bagi kita semua untuk terus konsisten melanjutkan kerja keras yang berbasis jujur, tulus dan ikhlas dan meneruskan program transformasi yang sudah kita canangkan di tahun 2016.
Di tahun 2017, kita akan terus melakukan penguatan pada beberapa aspek yakni restrukturisasi keuangan, implementasi e-procurement, meneruskan program ERP-SAP, strategi pemasaran dan sumber daya manusia. Sebagai penutup, saya mengajak seluruh Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan/ti Perkebunan Nusantara Group untuk terus fokus melanjutkan perubahan budaya kerja dan produktivitas secara konsisten. Kita akan bekerja bersama menyatukan hati kita dan membangun legacy bagi kemajuan Perkebunan Nusantara yang akan menjadi kebanggan kita semua dan bangsa Indonesia.
Semoga Tuhan meridhoi niat baik kita untuk bekerja secara amanah di tahun 2017. God bless Perkebunan Nusantara Group. Salam hangat.
( Sambutan Awal Tahun: Elia Massa Manik Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan)
SURABAYA (22/12/2016) Pengamanan aset dan proses produksi merupakan hal yang vital bagi perusahaan terutama Badan Usaha Milik Negara, karena aset yang dimiliki besar dan merupakan milik negara. PT Perkebunan Nusantara XI merupakan salah satu Holding BUMN Perkebunan, mempunyai wilayah kerja yang membentang di Jawa Timur sehingga aset yang dimilkinya pun tersebar di berbagai wilayah tersebut.
Wujud upaya pengamanan aset adalah dengan dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PTPN X, XI, XII dengan POLDA Jawa Timur pada hari Kamis (22/12) di MAPOLDA Jawa Timur. “ Penandatanganan MoU Ini merupakan upaya PTPN XI bersama PTPN X dan XII untuk mengamankan aset dan proses produksi selama musim giling “, jelas Aris Toharisman Direktur Komersial PTPN XI di sela-sela acara penandatanganan MoU.
Sementara itu Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Anton Setiadji, S.H, M.H dalam sambutannya berharap setelah ditandatanganinya MoU masing-masing pihak untuk segera menyamakan presepsi serta segera melaksanakan tugas sesuai tanggungjawabnya. sehingga tujuan sebagaimana dimaksud dalam MoU tersebut dapat tercapai. Kerjasama tersebut adalah kali kedua, sebelumnya telah ditandatangani perjanjian serupa tahun lalu.
Salah satu upaya pengamanan aset yang akan dilakukan adalah upaya mencegah, pendudukan atas aset, pertukaran informasi, dukungan sarana prasarana pengamanan, dan peningkatan kualitas SDM satuan pengaman perusahaan.
Kegiatan ini dihadiri Kapolda Jatim, Wakapolda Jatim dan jajaran, Dirut PTPN X dan PTPN XII, Direktur Komersional dan Direktur Operasional PTPN XI beserta masing-masing jajaran. (Jo)
SURABAYA (21/12/2016) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya memanggil Tim Cagar Budaya Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur untuk memaparkan visi dan misi dalam mendata dan merawat benda cagar budaya.
Hal itu terkait dengan produktivitas tulisan atau literasi maupun visual yang berkaitan dengan cagar budaya masih minim.
Padahal banyak benda cagar budaya dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan pada generasi penerusnya.
“Selama ini masih sedikit yang mengupas tentang benda cagar budaya. Semisal, Penjara Kalisosok, apa betul dibangun di zaman Daendels,” kata Anggota Pansus DPRD Surabaya Adi Sutarwijono seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Selasa (20/12).
Oleh karena itu, dirinya berharap agar tim cagar budaya ini lebih produktif lagi dalam membuat tulisan tentang benda cagar budaya. Sebab, dari situ dapat digali peradaban pada zaman dahulu dan kesinambungannya dengan kondisi saat ini.
“Namun, justru saat ini masih banyak yang mangkrak, sehingga aspek kekiniannya putus. Dan hanya mewakili masa lalu saja,” bebernya.
Senada dengan hal itu, Ketua Komisi A DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto menambahkan, tantangan yang dimiliki oleh tim cagar budaya saat ini yakni dalam hal penentuan kriteria cagar budaya atau bukan.
Karena hingga saat ini masih banyak dari bangunan kuno yang ada di Surabaya belum terdata sebagai benda cagar budaya.
Sementara cepatnya pembangunan di ibu kota Jatim ini semakin menggeser keberadaannya. “Kondisi bangunan cagar budaya, seperti hidup segan mati tak mau,” ungkap Herlina.
Sementara itu, Ketua Tim Cagar Budaya Retno Hastijanti menuturkan, dalam melestarikan bangunan bersejarah, timnya selalu berpedoman pada pada undang-undang dan kemanfaatan bagi masyarakat.
Menurutnya, dasar pelestarian cagar budaya di Surabaya ini haruslah Urban Heritage atau warisan kota. “Harus ada penyelarasan antara benda cagar budaya dengan kedinamisan kota,” tegas Retno.
Baginya, perawatan benda cagar budaya yang ada di Surabaya berbeda dengan di Trowulan. Pada urban heritage, kedinamisan kota harus diperhitungkan. Jadi, dalam melestarikan ada adaptasi bangunan dengan zamannya. (Jo/sumber:disini)
SURABAYA (16/12/2016) “ Indonesia dalam kondisi darurat narkoba, dari orang biasa hingga pejabat yang terindikasikan bahkan terbukti memakai narkoba “ terang Aris Toharisman Direktur Komersial PTPN XI dalam sambutannya di depan karyawan pada acara Sosialisasi Anti Narkoba di Kantor Pusat PTPN XI Surabaya Kamis (16/12). Selanjutnya Aris menyebutkan dampak dari penyalahgunaan narkoba bagi manusia terutama karyawan suatu perusahaan, dari merusak psikis, fisik hingga kehidupan sosial. Tujuan dari sosialisasi anti narkoba yang ditindaklanjuti dengan tes narkoba seluruh karyawan tersebut adalah sebagai bentuk dari dukungan PTPN XI terhadap gerakan anti narkoba dan sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui lingkungan yang sehat yakni bebas dari pengaruh narkoba.
Dalam kesempatan yang sama, Ria Damayanti Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Provinsi Jatim menegaskan tentang bahaya narkoba. “ Narkoba tidak hanya menyasar golongan atas saja, sekarang menyasar lapisan bawah, dari yang dewasa hingga generasi muda kita. Hal ini berbahaya bagi masa depan bangsa “, terang nya lebih lanjut.
Sebanyak 182 karyawan mengikuti tes narkoba gelombang pertama ini, diikuti mulai direksi hingga karyawan tidak tetap. Direncanakan semua karyawan mengikuti tes tersebut. Tercatat pada hari pertama hasil tes negatif, tidak terdeteksi penggunaan narkoba oleh karyawan. (Jo)
JAKARTA (25/11/2016) Setelah beberapa waktu lalu bersinergi dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan Bank BUMN yang terhimpun dalam HIMBARA di momen Launching Kartu Tani, kali ini PT Perkebunan Nusantara XI kembali melakukan sinergi bersama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“ BUMN masing-masing mempunyai keunggulan, dan dampaknya terasa kuat bila bersinegi dalam berbagai momen, terlebih masyarakatlah yang akan merasakan keuntungan “, ujar Agus Priambodo Sekretaris Perusahaan PTPN XI disela-sela menandatanganan perjanjian kerjasama antara PTPN XI dengan BRI di Jakarta Jumat (25/11) lalu.
“ Kami berharap PKS ini akan membantu mitra kami yakni para petani tebu dalam biaya pembelian sarana produksi pertanian (saprotan) seperti pupuk dan sebagainya, yang ujung-ujungnya mendongkrak produktivitas dan berpengaruh pada pencapaian swasembada gula nasional “, jelas Dolly P. Pulungan Direktur Utama PTPN XI. Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu petani tebu kesulitan dalam permodalan, bahkan beberapa petani tidak bisa melakukan pemupukan dan pemeliharaan sebagaimana mestinya sehingga berpengaruh pada produktivitas lahnnya.
Program kemitraan total sebesar Rp100 Milyar yang telah disepakati kedua belah pihak ini direncanakan untuk membantu permodalan petani tebu di wilayah kerja 16 (enam belas) pabrik gula dilingkup PTPN XI yaitu PG Sudono, PG Rejosari, PG Purwodadi, PG Pagottan, PG Kanigoro, PG Kedawung, PG Wonolangan, PG Gending, PG Pajarakan, PG Jatiroto, PG Semboro, PG Wringin Anom, PG Olean, PG Panji, PG Asembagus, dan PG Prajekan.
Acara yang dikemas sebagai Pelaksanaan Sinergi BUMN Penyaluran Program Kemitraan kepada Petani untuk budidaya tanaman tebu masa tanam 2017/2018, ini berlangsung di Kantor Pusat BRI dengan dihadiri langsung oleh Dolly Parlagutan Pulungan selaku Direktur Utama PTPN XI dan Mohammad Irfan Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (Yns/Jo)
SURABAYA (23/11/2016) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengembangkan sekolah menengah kejuruan dengan program studi gula, perkebunan dan perhutanan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur untuk mencetak sumber daya manusia yang ahli di bidang tersebut. Deputi Bidang Usaha Agro dan Industri Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro di Surabaya, Selasa (22 November 2016) mengatakan pengembangan itu juga sebagai bagian dari program BUMN Untuk Negeri, serta tanggungjawab sosial kepada lingkungan setempat. "Kami harapkan dengan adanya SMK yang fokus pada beberapa bidang produksi BUMN, santri yang tercetak tidak hanya ahli dalam agama namun bisa masuk ke dalam dunia usaha atau profesional setelah lulus nanti," kata Wahyu. Wahyu yang ditemui usai penandatanganan kerja sama dengan Ponpes Slafiyah Syafiiyah Sukorejo di Kantor PTPN XI Surabaya mengatakan, awal keinginan Kementerian BUMN mengembangkan SMK program studi khusus ini datang dari Menteri BUMN Rini Soemarno saat kali pertama berkunjung ke pondok tersebut. "Ini merupakan inisiasi Bu Menteri saat melihat begitu banyaknya santri di pondok tersebut sekitar 15 ribu, yakni bagaimana nasib santri ke depannya, sehingga perlu dikembangkan dan dicetak untuk menjadi SDM yang mampu di bidang profesional," katanya. Wahyu menjelaskan, konsep SMK Gula sebelumnya telah berjalan dua tahun yakni untuk kelas 1 dan 2, namun saat ini dikembangkan untuk kelas 3, kemudian ditambah untuk bidang studi kehutanan dan perkebunan yang baru akan dimulai. "Nantinya pengajar yang ada dalam SMK tersebut juga akan melibatkan beberapa bidang usaha yang ada pada Kementerian BUMN, seperti PTPN dan Perhutani dengan kurikulum ada pada kementerian pendidikan dengan mengacu pada SMK Kehutanan yang ada," katanya. Sementara itu, Direktur SDM dan Umum PTPN XI M Cholidi mengatakan pabrik gula PTPN XI dan XII serta Perhutani pasti butuh tenaga kerja baru yang handal dibidangnya setiap tahun, sebab di perusahaan tersebut selalu terjadi masa pensiun. "Apabila ada SMK gula, dan lokasinya dekat dengan pabrik gula, pertama kami bisa menyerap masyarakat sekitar pabrik untuk jadi karyawan. Namun walau tidak semua masyarakat bisa tertampung jadi karyawan, setidaknya mereka bisa menjadi petani yang berpengetahuan tinggi dalam menanam tebu untuk menghasilkan gula berkualitas," katanya. Menanggapi rencana pengembangan itu, Ketua Yayasan Ponpes Salafiyah Safi'iyah Sukorejo H A Mudzakkir A Fattah mengaku sangat mengapresiasi, sebab setiap tahun ponpes tersebut menerima rata-rata 3.000 santri, sehingga total santri yang belajar di ponpes tersebut sudah mencapai 15.000 orang. "Tidak semua santri setelah selesai sekolah akan menjadi kyai, dan mereka pun butuh skill saat mereka lulus untuk bisa bekerja dan mengenal dunia usaha. Sehingga kami sepakat dengan adanya program studi kehutanan karena beberapa santri berasal dari pedesaan yang terletak tidak jauh dari wilayah pegunungan atau hutan," katanya. Ia mengaku, banyak santri yang ketika lulus dan bekerja di hutan namun tidak memahami dan memiliki pengetahuan tentang hutan, sehingga dengan adanya SMK ini diharapkan bisa menjadi bekal bekerja dan menjadi profesional. (Jo/Sumber:disini berita serupa: disini)
SURABAYA (17/11/2016) Menteri BUMN RI Rini Mariani Soemarno melakukan kunjungan kerja ke pabrik gula (PG) Asembagoes, Kabupaten Situbondo, Rabu (16/10/16). Dalam kesempatan itu Menteri BUMN juga menyerahkan Kartu Tani kepada para anggota APTR binaan PG Asembagoes Kartu Tani juga diserahkan secara serentak kepada para petani tebu binaan beberapa PG yang ada di Jawa Timur.
Hadir pula pada acara penyerahan Kartu Tani, diantaranya Dirut PTPN X Subiyono, Dirut PTPN XI Dolly Pulungan, Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Didik Prasetyo, para dirut bank pemerintah (Mandiri, BRI, BTN, BNI), Dirut Bulog, Dirut Pupuk Indonesia, Deputy Bidang Agro dan Perbankan, serta Ketua Umum Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) HM. Arum Sabil.
HM Arum Sabil, saat ditanya wartawan menyebutkan bahwa dalam Kartu Tani termuat data tetang petani dan data kepemilikan letak, serta luas kebun petani. Kartu Petani, kata Arum, memiliki sejumlah manfaat, diantaranya mempermudah dan mempercepat akses untk mendapatkan kridit untuk biaya tanam tebu melalui bank – bank pemerintah.
Selain itu, tambah Arum, Kartu Tani juga mempermudah proses pengambilan uang hasil panen tebu, sehingga tidak perlu antri di kasir PG, karena melalui fasilitas tersebut uang petani langsung di tranfer ke rekening (bank pemerintah) masing-masing. Kartu Tani juga berfungsi sebagai ATM. “Selain itu, masih banyak manfaat lainnya dari Kartu Tani untuk kepentingan para petani tebu,” jelas Arum Sabil.
Sementara itu, Menteri BUMN Rini M. Soemarno dalam sambutannya meminta secara khusus kepada semua jajaran direksi BUMN terkait industri gula agar terus bersinergi melakukan kerja-nyata, mewujutkan swasembada gula yang berdaya-saing, agar kehidupan petani dan seluruh elemen di PG sejahtera.
Setelah melakukan kunjungan di PG Asembagoes, rombogan Menteri BUMN melanjutkan kunjungan silatu?ahmi ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Situbondo. Ribuan santri dan santriwati ponpes yang didirikan oleh Pahlawan Nasional KHR As’ad Samsul Arifin itu nampak telah menunggu kehadiran rombongan Rini Soemarno.
Dalam Kesempatan itu Menteri BUMN menyempatkan diri berziarah ke makam almarhum KHR KH As’ad Samsul Arifin yang berada di sekitar ponpes. Kyai As'ad belum lama ini telah dinobatkan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai Pahlawan Nasioanal karena perjuanganya (sebagai ulama) memimpin perlawanan dan pengusiran penjajah dari Bumi Pertiwi.
Selesai berziarah makam, rombongan Menteri BUMN melanjutkan ramah-tamah dengan pengasuh ponpes dan meninjau SMK Gula yang berada di lingkungan ponpes tersebut.
Kepada para siswa santri, Rini berpesan agar semangat perjuangan dan kepahlawanan Kyai As'ad bisa diteladani dalam mengisi kemerdekaan dan menjaga NKRI. Para santri yang mempunyai prestasi dijanjikan kesempatan mengabdi dan menjadi bagian dari generasi penerus penyelamat BUMN. (jo/Sumber:disini berita lainnya disini dan disini)
SURABAYA (17/11/2016) Pemerintah akhirnya meresmikan penggunaan Kartu Tani di sektor pertanian tebu di bawah naungan pabrik gula milik BUMN, yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, X, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Pada tahap awal peluncuran, Kartu Tani ini ditargetkan untuk dibagikan kepada 31.000 petani tebu di Indonesia.
Menteri BUMN Rini M Soemarno mengatakan diharapkan dengan adanya kartu tani ini bisa mengintegrasikan industri pengolahan gula dengan basis data petani.
"Kartu ini berisi basis data yang menunjukkan profil petani secara lengkap, mulai dari luas dan lokasi lahan, jadwal panen, penjatahan pupuk, hingga akses pembiayaan perbankan sehingga memudahkan petani dan pabrik," katanya saat meluncurkan Kartu Tani di PG Assembagoes Situbondo, Rabu (16/11/2016).
Dia menambahkan program dari Kartu Tani untuk petani tebu ini juga mempermudah petani tebu untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), yakni untuk membeli pupuk, bibit baru hingga obat-obatan pertanian.
"Harapannya petani juga bisa menarik dana KUR untuk biaya hidup bulanan sehingga tidak harus meminjam dana ke tengkulak atau ke pihak lain dengan bunga yang sangat tinggi, sehingga nantinya saat panen bisa langsung menjual tebunya ke pabrik gula dan hasil penjualan itu bisa langsung masuk ke rekening milik petani," jelas Rini.
Adapun Kartu Tani ini dapat diakses melalui ATM bahkan memiliki aplikasi yang dapat diinstal di smartphone dan diisi data diri petani melalui nomor pada kartu tani maupun notifikasi sms dan ATM.
Dalam teknologi kartu tani tersebut terdapat rincian transaksi pabrik gula, termasuk jumlah rendemen (kadar gula dalam tebu) dan jumlah produksi gula.
Bagi pabrik gula, Kartu Tani ini juga bisa menjadi solusi untuk memberitahukan kepada petani waktu akan memanen tebu, kemudian pabrik gula memberitahukan kapan gula akan digiling dan kapan petani bisa mendapatkan dananya di rekeningnya sehingga memudahkan para petani.
Direktur Utama PTPN XI Dolly Parlagutan Pulungan menambahkan, Kartu Tani merupakan hasil sinergi antara PTPN dan bank BUMN yang terhimpun dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yakni BNI, BRI dan Bank Mandiri.
“Diharapkan nantinya Kartu Tani ini dapat Meningkatkan efisiensi bagi pabrik gula, memberikan keuntungan bagi petani dan pabrik gula khususnya karyawannya,” katanya.
Saat ini di PTPN XI yang mempunyai 16 PG yang tersebar di Jatim. Dari total 16 PG tersebut terdapat 6.067 petani yang sudah menerima Kartu Tani dengan luasan lahan 43.350 ha yang tersebar dalam 72.712 petak perkebunan.
Selain di PG Asembagoes Situbondo milik PTPN XI, peluncuran Kartu Tani juga dilakukan serentak di 6 pabrik gula lainnya di wilayah Jatim yakni PG Krebet Baru Malang milik RNI, PG Pradjekan Bondowoso, PG Djatiroto Lumajang, PG Pagotan Madiun dan PG Semboro Jember milik PTPN XI serta PG Ngadirejo Kediri milik PTPN X.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indoensia (APTRI) Pusat, Arum Sabil, menyambut baik realisasi Kartu Tani ini.
"Saya pikir Kartu Tani ini adalah pengakuan bagi petani, sekaligus sebagai langkah bagaimana mensukseskan swasembada gula yang berdaya saing, dan bagi perbankan juga tidak ragu lagi untuk menyalurkan kredit kepada petani karena mereka sudah terdata dengan baik," jelasnya.(Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (17/11/2016) Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara, meninjau Pabrik Gula (PG) Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jatim, Rabu (09/11/2016). Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara, disambut ADM PG Asembagus beserta jajarannnya. Pejabat yang membawahi 14 PTPN di Indonesia tiba di Pabrik Gula (PG) Asembagus dengan mengendarai mobil Toyota Alphat.Selanjutnya, empat orang komisaris ini menggelar rapat secara tertutup dan dilanjutkan peninjauan pabrik.
Juply Bharoni, Dewan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara mengatakan, ini merupakan kunjungan kerja rutin di beberapa pabrik gula. Apalagi PG Asembagus usianya paling tua yakni berdirinya pada tahun 1891, namun kondisinya masih baik.
Kedepannya, kata Juply, kedepannya PTPTN ini menjadi bagian kebutuhan nasional. Untuk itu, pihaknya berupaya bisa bersaing, akan tetapi tetap kompit dengan cost yang rendah dan bersiang dengan pabrik swasta.
Saat disinggung target kedepannya, Juply menjelaskan, selama ini kapasitas produksi PG Asembagus sebesar 3000 ton, namun pada tahun 2018 kapasitasanya naik menjadi 6000 ton.
"Tentunya kita harus bekerja sama dengan masyarakat ataupun rakyat. Sebab jika pabriknya baik, maka kesejahteraan rakyat atau petaninya juga akan baik," kata Juply kepada Surya. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (17/11/2016) Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre XI Jember siap memenuhi permintaan sembako dari pemilik Warung Elektronik (e-Warung) di Kabupaten Jember.
Program e-Warung merupakan program Kementerian Sosial RI. Sementara Bulog ditunjuk menjadi penyedia empat komoditi yakni Beras, Gula, Tepung Terigu dan Minyak Goreng.
“Kami mengirimkan empat komoditi itu sesuai dengan PO (Purchasing Order) dari KMIS (Koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera). Setelah ada permintaan via email detail per item, kami kirimkan barang tersebut ke e-Warung yang disebutkan,” kata Kepala Bulog Subdivre XI Jember Khozin, Selasa (15/11).
Secara teknis, setelah Bulog mengirimkan barang yang dimaksud, selanjutnya Bulog akan membuat berita acara. Kemudian, bukti berita acara dan permintaan via email itu akan dikirim balik kepada KMIS yang berada di Jakarta.
“Bukti administrasi itu untuk penagihan kepada KMIS selaku pihak yang ditunjuk Kemensos dalam program e-Warung ini. Koordinasi Bulog bukan langsung dengan pemilik warung, melainkan hanya dengan KMIS,” tuturnya.
Berdasarkan data, saat ini baru terbentuk dua e-Warung di Kabupaten Jember yakni di Kecamatan Jelbuk dan Kecamatan Mayang. Dari dua warung tersebut, jumlah transaksi sebesar Rp 6 juta.
“Rinciannya, yaitu Beras harga Rp 7.800 sebanyak 300 kg, beras harga Rp 8.500 sebanyak 200 kg, gula 100 kg, tepung terigu 100 kg dan Minyak Goreng 100 liter,” sebut Khozin.
Ia menerangkan, persediaan Bulog untuk memenuhi permintaan e-Warung sangat mencukupi. Komoditi beras kualitas premium didapat dari hasil penyerapan beras petani Jember yang ditargetkan sebanyak 75.000 ton untuk tahun 2016 ini.
“Untuk komoditi gula kami disuport oleh PTPN X dan PTPN XI. Sementara Tepung Terigu dan Minyak Goreng disediakan oleh Bulog Jawa Timur yang berkantor di Surabaya,” tandasnya. (Jo/Sumber:disini)
Ungkapan rasa syukur untuk menghargai dan menghormati pengorbanan para pahlawan yang gugur dalam peperangan melawan penjajah dalam merebut kembali kota Surabaya, PT Perkebunan Nusantara X, XI, dan XII melaksanakan upacara bersama di depan gedung PTPN XI. Upacara dimulai pukul 7.30 WIB dengan Direktur Operasional PTPN XI, Aris Toharisman, sebagai Inspektur Upacara.
Dalam upacara tersebut, disampaikan pula amanat Menteri Sosial Republik Indonesia, Khofifah Indar Parawansa, yang menyerukan agar rakyat Indonesia melakukan Gerakan revolusi mental yang diharapkan bisa mendorong Gerakan Hidup Baru, dalam bentuk:
Perombakan cara berfikir, cara kerja, cara hidup, yang merintangi kemajuan. Peningkatan dan pembangunan cara berfikir, cara kerja, dan cara hidup yang baik.Gerakan Hidup Baru adalah gerakan revolusi mental "untuk menggembleng manusia Indonesia ini menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat Elang Rajawali. Berjiwa api yang menyala-nyala." Selain itu, dalam amanat tersebut juga disampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dalam kebersamaan dan kebersamaan dalam persatuan untuk mewujudkan cita-cita negeri yang kita cintai ini (aq).
SURABAYA (31/10/2016) Enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerjasama budidaya tanaman tebu di kawasan hutan, sebagai upaya mencapai swasembada gula pada 2019.
Keenam perusahaan pelat merah tersebut yaitu Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara III holding perkebunan, PT Rajawali Nusantara Indonesia, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna mengatakan, ruang lingkup kerjasama ini adalah penyediaan lahan kawasan hutan untuk budidaya tananam tebu dengan pola agroforestry mulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi dan prouktivitas tananam tebu.
"Akan dilakukan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan tananam tebu, penyedia tenaga ahli, jaminan pembelian serta penyediaan atau pendanaan modal kerja untuk kegiatan kerjasama budidaya tananam tebu dengan kredit sindikasi," tutur Denaldy di Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Menurut Denaldy, Perum Perhutani selama ini memiliki lahan hutan seluas 2,4 juta hektare dan sebagian dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, porang dan lainnya sesuai kaidah kehutanan.
"Untuk budidaya tebu ini, Perum Perhutani mengalokasikan 62 ribu hektar lahan kawasan hutan di KPH Indramayu, KPH Majalengka, KPH Semarang, sebagian wilayah Perhutani Jawa Timur dan wilayah anak perusahaan Perhutani di Lampung," papar Denaldy.
Direktur Human Capital Management dan Umum PT Perkebunan Nusantara III Seger Budiarjo menambahkan, kesepahaman ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk meningkatkan pasokan bahan baku, dimana tahap pertama dilakukan dengan memanfaatkan lahan hutan di Pulau Jawa.
"Itu untuk pemanfaatan lahan ditanami tebu sehingga pasokan bahan baku meningkat dan memperkuat pasokan tebu. BUMN itu pabrik tebunya di PTPN IX, X, XI, XII," tutur Seger di tempat yang sama. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (31/10/2016) Perum Perhutani bersama PT Perkebunan Nusantara III holding perkebunan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sepakat bekerjasama budidaya tanaman tebu di kawasan hutan.
Kerjasama itu mendapat dukungan pendanaan dari PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (BNI) serta PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Adapun ruang lingkup kerjasama ini menyangkut penyediaan lahan kawasan hutan untuk budidaya tanaman tebu, pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan tanaman tebu.
Kemudian penyediaan tenaga ahli budidaya tanaman tebu, jaminan pembelian atau pengolahan hasil budidaya tanaman tebu serta penyediaan atau pendanaan modal kerja untuk kegiatan kerjasama budidaya tanaman tebu dengan kredit sindikasi.
"Sinergi enam BUMN ini bertujuan mendukung program ketahanan pangan nasional, khususnya gula yang ditetapkan pemerintah melalui optimalisasi lahan kawasan hutan," ujar Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (26/10).
Khusus untuk kerjasama tebu, Perum Perhutani mensyaratkan kewajiban penanaman tebu dibanding tanaman kehutanan dengan rasio yang seimbang untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya hutan.
"Detail syarat implementasi kerjasama akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh masing-masing BUMN," imbuh Denaldy. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (27/10/2016) Indonesia pernah mengalami era kejayaan indutsri gula pada tahun 1930- an dengan prestasi tertinggi sebagai negara pengeksport gula sebanyak 2,4 juta ton. Produksi puncak pada saat itu sekitar 3 juta ton dengan rendemen 11-13,8 persen (Sudana et al., 2000). Dari fakta ini menunjukkan bahwa sudah 86 tahun berlalu Indonesia meninggalkan era kejayaan industri gula, sejarah pernah mengukir indah tentang industri gula, akankah ada jalan kembali mengulang masa kejayaan tersebut? Bukan pertanyaan yang mudah dan adalah permasalahan sangat kompleks untuk kembali pada kejayaan, tetapi harapan selalu ada. Without History, There Would Be No Future.
Kondisi gula saat ini memang sedang terpuruk, berbagai sektor sangat berkaitan dan masing-masing memerlukan solusi. Hal ini yang mengakibatkan kemunduran yang dialami 86 tahun belakang belum juga mendapatkan pemecahan. Salah satu indikasi yang sangat menonjol adalah kecenderungan volume import gula yang terus bertambah, seperti yang ditunjukkan oleh data berikut ini:
Import gula indonesia baru mencapai 4400 ton pada tahun 1994 dan meningkat menjadi 1,34 juta ton pada 2004 yang artinya meningkat 300 kali lipat dalam 10 tahun. Tahun 2015, produksi gula nasional 2,49 juta ton dengan rendemen ratarata 8,28 persen dari 62 pabrik gula, angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 2, 57 juta ton (data asosiasi gula indonesia ). Sedangkan kementerian perindustrian memperkirakan kebutuhan nasional sebesar 5, 7 juta ton (sindonews, 2015). Artinya produksi lokal hanya bisa memenuhi setengah dari kebutuhan, yang mengharuskan kita import gula dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan tsb. Dibandingkan dengan data 2004, jumlah kebutuhan import gula pemerintah sudah naik tiga kali lipat dari 1,34 juta ton kini 3,7 juta ton. Dahulu indonesia pernah menjadi negara pengeksport gula terbesar di dunia, kini menjadi negara pengimport gula terbesar di dunia. Singkat kata penyebabnya adalah karena semakin tingginya konsumsi yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi. Ada tiga pelaku utama dalam industri gula yang saat ini harus disinergikan untuk mencapai kembali swasembada gula, yaitu: PETANI, PABRIK, dan PEMERINTAH.
Tahun 2012, rendemen mencapi angka 8% dengan harga gula yang menurut petani cukup bagus disekitar Rp. 10.000/kg. Tahun 2013 rendemen turun ke titik 7% dengan harga yang juga turun disekitar Rp. 8.500/kg. Tahun 2014, rembesan impor gula rafinasi melampaui batas kebutuhan yang membuat harga gula semakin anjlok. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, ini yang dirasakan oleh petani. Jika rendemen turun, artinya bagi hasil gula yang didapatkan petani juga ikut turun, ditambah lagi harga gula juga turun. Kerugian yang dialami petani pada saat itu berlipat-lipat. Jika pembagian gula dengan pabrik senilai 70% dalam 1 kwintal tebu petani akan mendapatkan 4,9 kg gula, turun 0,7 kg dari tahun 2012. Belum lagi selisih harga Rp. 1.500/kg, yang artinya petani mengalami penurunan pendapatan sebesar 1.050 rupiah per kwintal tebunya. Jika rata-rata petani tebu indonesia memiliki 50 Ha lahan dengan output rata-rata 700 kw/ha maka penurunan pendapatan yang ditanggung petani sebesar 36.750.000. Angka ini belum lagi ditambah biaya ongkos angkut jikalau musim hujan tidak kunjung reda. HPP per kg petani saat itu kurang lebih 8.800/kg, jadi kerugian petani jika memiliki 50 Ha lahan bisa diperkirakan sekitar 11 juta rupiah.
Kerugian yang dialami petani ini mempengaruhi banyak hal: efek pertama, defisit yang dirasakan petani dalam tempo yang lumayan lama mempbuat banyak petani yang mengurangi lahan penanaman tebu bahkan b eb era p a p et a n i sk a l a k ecil su da h g u l a n g t ik a r. Efek kedua, karena berkurangnya lahan tertanam tebu, pabrik tebu otomatis juga mengalami penurunan jumlah bahan baku, jika bahan baku kurang masa giling pabrik akan berkurang dan produktifitas PG juga akan berkurang. Efek selanjutnya, jika produktifitas pabrik tebu berkurang, maka berkuranglah produktifitas nasional negara yang pada akhirnya bertambahnya kuota import.
Revitalisasi pabrik gula. Revitalisasi ini artinya memperbaiki kondisi dan kualitas pabrik gula agar bisa menghasilkan gula yang berkualitas yang juga berimbas pada kesejahteraan petani. Bahan baku penggilingan gula bersumber pada hasil tanam petani, petani akan bangkit jika pbarik juga memberikan jaminan kesejahteraan dalam hal ini rendemen. Restrukturisasi permesinan dengan memperbaiki mesin dan peralatan industri gula yang sudah ada saat ini, guna menambah kapasitas giling serta memperbaiki kekuatan peras mesin sehingga dapat meningkatkan rendemen. Dampak dari peremajaan ini akan menambah volume produksi semua pabrik, sehingga gula yang dihasilkan semakin banyak, kebutuhan gula dalam negeri dapat terpenuhi.
Selain memperbaiki permesinan dari pabrik gula yang sudah ada, jumlah pabrik gula yang dimiliki Indonesia saat ini masih kurang untuk mencapai target swasembada gula, pemerintah juga harus memiliki rencana untuk menambah pembangunan pabrik gula baru baik swasta maupun BUMN. Jumlah pabrik gula (PG) yang masih beroperasi di Indonesia saat ini berjumlah 58 PG, dimana 54 PG berada di Jawa dan sisanya 12 PG di luar P. Jawa (Sumatera dan Sulawesi). Total kapasitas produksi industri gula sekitar 197.847 ton cane per day (TCD) (kompas, 2015). Padahal produksi gula indonesia saat ini masih setengah dari kebutuhan, artinya kapasitas produksi semestinya dua kali lipat dari kemampuan saat ini. Hal ini merupakan langkah yang juga membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, untuk membangun satu pabrik baru dibutuhkan minimal 1,5 - 2 trilliun rupiah dengan kapasitas 10 ribu TCD, dan pengembalian investasi cukup lama dalam kurun waktu 8 tahun (setyawati, 2016).
Pemerintah bisa menarik investor jika memang terbatas dengan pendanaan. Jika revitalisasi pabrik gula sudah terwujud, jumlah pabrik gula bertambah, permasalahan yang muncul kemudian adalah ketersedian suplai bahan baku, dan disini selain pabrik gula harus memiliki lahan tebu sendiri, setengah nasib pabrik berada pada tangan petani. Data dari kementrian pertanian mengatakan 71,38% (gambar 2) bahan baku gula bersumber di jawa timur, dengan total produksi tahun 2014 mencapai 1,26 juta ton tebu (BPS provinsi Jawa Timur). Angka ini menunjukkan Pemerintah perlu merencanakan dan sesegera memulai untuk melabarkan sayap ke luar jawa agar tercapai swasembada gula. Jika terlalu bertumpu pada tanah jawa, sulit sekali untuk memperluas lahan pertanian mengingat kepadatan penduduk yang tidak merata. Jika permesinan pabrik sudah efisien, efek yang dirasakan petani adalah kesejahteraan, petani akan mendapat rendemen yang cukup tinggi. Semakin petani sejahtera, mereka petani akan mengekspansi dan memperbaiki kualitas tebu yang ditanam, semakin pabrik tidak kesulitan mencari material giling dan semakin bagus kualitas gula yang dihasilkan. Output akhirnya adalah semakin meningkatknya jumlah produksi gula di Indonesia, swasembada semakin dekat.
Kebijakan pemerintah adalah sektor penting yang punya peran vital. Ketika petani siap, pabrik juga siap, mustahil akan berjalan jika kebijakan pemerintah belum siap. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan Indonesia sebagai komoditas khusus dalam forum perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), bersama beras, jagung dan kedelai. Dengan pertimbangan utama untuk memperkuat ketahanan pangan dan kualitas hidup di pedesaan, Indonesia berupaya meningkatkan produksi dalam negeri, termasuk mencanangkan target swasembada gula, yang sampai sekarang belum tercapai. Sejak tahun 2007 sampai dengan 2011, pemerintah mengimport gula jauh lebih besar dari kebutuhan yaitu rata-rata sebesar lebih dari 2,5 juta ton (sebagian besar berbentuk raw sugar dan white sugar dan refined sugar) dan terus bertambah dari tahun ke tahun, tahun 2010 import 3,3 juta ton (Hairani, 2014). Artinya, jika pemerintah mengimport gula lebih daripada yang dibutuhkan, hukum ekonomi akan berjalan, supply gula yang ada lebih banyak daripada demand, yang mengakibatkan harga menjadi turun. Hal ini merugikan petani dan berimbas pada kemampuan giling pabrik. Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk menyatukan visi misi menuju swasembada gula adalah mendukung revitalisasi pabrik gula dengan memberikan permodalan investasi, mempermudah investor swasta membangun pabrik di Indonesia, serta proporsi impor harus sesuai dengan kebutuhan nasional.
Gambar tersebut menunjukkan rangkuman skema menuju swasembada gula Indonesia. Perubahan ini tidak dapat ditekankan pada satu sektor saja, ketiga sektor penting ini (petani, pabrik, dan pemerintah) harus melangkah bersama. Ketiganya saling berhubungan dan saling terkait. Merupakan program yang amat sangat besar dan kompleks serta melibatkan banyak pemangku kepentingan, seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, dan lainlain, serta meliputi berbagai aspek/bidang, seperti mesin/peralatan, lahan, infrastruktur, produktivitas lahan, permodalan, sarana irigasi, dll. (Kemenperin, 2012). Dan tidak sedikit uang yang harus disiapkan oleh pemerintah untuk investasi ini, tahun 2012 kementrian perindustrian telah menganggarkan dana sebesar Rp. 218,73 Milyar untuk merevitaliasi industri gula, dan tampaknya tahun 2016 ini belum ada perubahan signifikan dalam industri gula. Pemerintah diharapkan mengkaji ulang potensi swasembada pangan di Indonesia sebagai competitive advantage, artinya produk pangan yang dihasilkan bisa lebih menjual daripada produk pangan negara lain. Indonesia merupakan negara agraria dengan tanah yang subur, tenaga kerja yang berlimpah, dan varietas pangan yang bermacam-macam. Di banding dengan Thailand, tanah indonesia lebih subur, tenaga kerja lebih murah dan melimpah. Lalu kenapa kita harus mengimport gula dari Thailand? Saatnya, secara bertahap asal konsisten, Indonesia melangkah menuju swasembada pangan seperti 86 tahun yang lalu.(Jo)
DAFTAR PUSTAKA
Hairani, R. I. Joni M. M., Jani J. 2014. Analisa Trend Produksi dan Impor Gula Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Gula Indonesia. Berkala Ilmiah Pertanian, Vol. 1 No. 4, hlm 77-85. Katalog BPS 5102001, 2015. Indikator pertanian Tahun 2015 Profinsi Jawa Timur. Badan Statistik Provinsi Jawa Timur. Setyawati, Araminta. 2016. Manis Pahitnya Industri Gula di Indonesia. Neraca, Harian ekonomi. Sudana, W., P. Simatupang, S. Friyanto, C. Muslim dan T. Soelistiyo. 2000. Dampak Deregulasi Industri Gula Terhadap Realokasi Sumberdaya, Produksi Pangan, Dan Pendapatan Petani. Laporan Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Susila, R. Wayan. 2005. Dinamika Impor Gula Indonesia, Sebuah Analisis Kebijakan. Agrimedia Volume 10, No.1. Pusat Data dan sistem informasi Pertanian, 2014. Outlook Komoditi Tebu. Sekertariat Jendral Kementerian Pertanian. S u m b e r O nl i ne :
http://www.kemenperin.go.id/artikel/21/Revitalisasi-Industri-Gula http://ekbis.sindonews.com/read/985768/34/kebutuhan-gula-nasional-capai- 5-7-juta-ton-1428310340 http://bisnis.liputan6.com/read/2410780/produksi-gula-nasional-2015- meleset-dari-target
Penulis : Azmil Chusnaini (Juara II Lomba Tulis Jurnalistik)
SURABAYA (27/10/2016) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena angan-angan kami sejak 2014 kini sudah bisa kami wujudkan, meskipun belum bisa 100 % yaitu untuk melakukan PENGHIJAUAN DALAM PABRIK di PG. Wringin Anom - Situbondo.
Di dalam pabrik gula yang dipenuhi dengan alat-alat / mesin-mesin baik yang digerakkan oleh uap maupun listrik, hampir semuanya mengeluarkan asap / gas dan radiasi. Gas dan radiasi itu secara cepat ataupun lambat akan mempengaruhi kesehatan bagi semua karyawan yang bekerja di sekitarnya. Dampak yang diakibatkan adalah kinerja karyawan yang menurun dan biaya kesehatan meningkat. Berangkat dari itulah kami berusaha untuk mencari solusi yang dapat mengeliminir dampak dari polusi tersebut dengan biaya yang seminim mungkin.
Kamipun menemukan sebuah tulisan yang menyatakan bahwa “ Tanaman Hias LIDAH MERTUA ( Sansevieria trifasciata ) mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan berbahaya yang terdapat di udara, terbanyak diantara tanaman yang lainnya “. Tulisan tersebut adalah merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat ( NASA ) selama 25 tahun. Sansevieria mampu menyerap polutan karena mengandung bahan aktif pregnane glikosid yang mampu berfungsi untuk mereduksi polutan menjadi asam organik, gula dan asam amino, sehingga menjadi tidak berbahaya lagi bagi manusia. Sansevieria juga menjadi obyek penelitian tanaman penyaring udara NASA untuk membersihkan udara di stasiun ruang angkasa. Sebagai tambahan, berdasarkan riset dari Wolfereton Environmental Service, kemampuan setiap helai daun Sansevieria bisa menyerap 0.938 mikrogram per jam formaldehyde. Bila disetarakan dengan ruangan berukuran 75 meter persegi cukup diletakkan Sansevieria dengan 4 helai daun. Riset lainnya dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan seluas 100 m3 cukup ditempatkan Sansevieria trifasciata dewasa berdaun 5 helai agar ruangan tersebut bebas polutan. Ciri spesifik yang jarang ditemukan pada tanaman lain, diantaranya mampu hidup pada rentang suhu dan cahaya yang banyak.
Disamping itu banyak manfaat dari tanaman lidah mertua selain menyerap polusi dan radiasi, diantaranya adalah :
Kaya akan produksi oksigen Sebagai bahan antiseptic Sebagai hair tonic alami Membantu menurunkan resiko diabetes Membantu menyembuhkan sakit kepala Aktif membantu mengurangi sick building syndrome Bunga lidah mertua memiliki bau khas sebagai aroma teraphy Sebagai bahan kerajinan anyaman dan pagarKarena itulah kami memberikan sebutan THE MISS untuk tanaman Lidah Mertua yakni Tanaman Hias Eksotis, Murah, Indah, Segar & Sehat.
Tahun 2014 kami mulai melakukan penanaman lidah mertua dan kami letakkan di dalam pabrik. Jumlah yang kami tanam hanya 8 pot (56 helai daun), masih jauh dari standard yg dianjurkan, yaitu 5 helai daun / 100 m³. Ruangan dalam pabrik PG. Wringin Anom ± 35.000 m³ membutuhkan 1.750 helai daun lidah mertua. Untuk mempercepat perkembangbiakan, 8 pot tanaman lidah mertua yang sudah ada kami kembangkan dengan cara memindahkannya langsung ke tanah di area UPLC.
Di area UPLC pertumbuhannya bisa lebih cepat, karena sludge / endapan hasil dari pengelolaan limbah kami manfaatkan sebagai media tumbuh yang kami campurkan dalam tanah dimana tanaman lidah mertua itu kami tanam. Bila rumpunnya sudah cukup banyak, kami adakan penjarangan yaitu dengan mengurangi jumlah dalam rumpun itu untuk kami tanam di lahan yang masih kosong.
Demikian seterusnya kami lakukan dan baru tahun ini ( 2016 ) mulai kami pindahkan ke dalam pot. Untuk sementara kami bisa memindahkan ke dalam 63 pot dengan jumlah daun 1.331 helai ( rata-rata 21 helai / pot ) dan telah kami letakkan di dalam pabrik. Jadi yang sudah dapat kami realisasikan 76 % dari yang disarankan. Sisa yang kurang sekitar 20 pot ( 419 helai ) rencana kami tempatkan di lantai atas / boardes di semua stasiun dalam pabrik.
Semua yang kami lakukan ini bisa dikatakan tanpa biaya, modalnya adalah kemauan, ketelatenan dan kesabaran. Adapun yang kami butuhkan adalah :
Jerigen bekas chemikalia yang dibelah jadi 2 dan dilubangi sisi bawahnya. Cat sisa pengecatan timbangan dan UPLC saat LMG. Untuk pengecatan tergantung dari selera / kreasi masing-masing.Besar harapan kami dengan penghijauan di dalam pabrik ini bisa menekan / mengurangi jumlah karyawan yang sakit dikarenakan oleh asap / gas dan radiasi, sehingga biaya kesehatanpun juga akan ikut menurun. Kamipun berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca yang kami hormati. (Jo)
Ditulis Oleh : Wahyu Hariadi Karyawan Bagian Pengolahan- PG. Wringin Anom
SURABAYA (17/10/16) Pepatah ada gula ada semut nyata tergambar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan pabrik gula, tempat orang menggiling tebu untuk memeras nira dan mengolahnya menjadi gula kristal. Dampak dan Agus adalah dua orang penebang tebu yang setiap musim giling meninggalkan kampung untuk mendapat penghasilan yang lebih besar dibanding menjadi buruh tani di dekat rumah. Sudah empat tahun berturut-turut Agus, lajang yang belum genap 30 tahun, meninggalkan rumahnya di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, untuk bekerja menjadi penebang tebu di Kabupaten Madiun selama musim giling. Jarak dari kampungnya ke tempat kerja memang kurang dari 100 kilometer, tetapi tetap saja membuat dia terpisah dari keluarga dan kerabatnya. Menjadi tukang tebang tebu bukan pekerjaan yang ringan, tapi Agus mengatakan bahwa penghasilannya lumayan untuk memenuhi kebutuhan hidup, sekitar Rp100.000 hingga Rp150.000 sehari. Rekan kerjanya Dampak, yang lebih senior dan sudah sepuluh tahun lebih menjadi penebang tebu, berasal dari Kabupaten Blora di pesisir utara Jawa Tengah. Dampak bertutur ia berangkat bersama beberapa tetangganya dari Blora menuju Madiun setiap musim giling antara bulan Juli hingga Oktober. "Saya sudah berpengalaman dan tahu apa yang harus dikerjakan,"ujarnya sembari duduk beristirahat, menanti batang-batang tebu yang diangkut traktor dari ladang untuk dinaikkan ke truk. Hari ini pekerjaan Agus, Dampak, Darmin dan para penebang lain yang sedang bekerja di daerah Ngasinan, Kabupaten Ponorogo, cukup berat karena ladang tebu yang mereka tebang jauh dari jalan besar, bahkan melintasi anak sungai kecil. Tebu-tebu yang sudah mereka potong harus dinaikkan traktor untuk mencapai bibir sungai, lalu dipanggul menyeberang sungai dan dinaikkan ke bak truk. "Dalam sehari rata-rata kami memuat delapan sampai sembilan truk," kata Cecep, petugas yang mengawasi penebangan. Sehari sebelumnya turun hujan lebat dan traktor pengangkut tebu tidak bisa turun mendekati tepi sungai, membuat para penebang mencari akal dengan memanfaatkan dua batang bambu yang mereka potong dari rumpun di tepi sungai menjadi alat peluncur batang tebu dari atas tebing. Tebu-tebu itu lalu mereka angkut di atas bahu. Rata-rata seorang penebang mengangkut puluhan batang dengan bobot sekitar 50 kilogram, menyeberangi sungai dengan air setinggi betis hingga sepaha orang dewasa, lalu menaiki tangga menuju bak truk. Tiba-tiba Darmin, penebang dari desa setempat, memungut kalajengking yang menempel pada salah satu batang tebu dan melemparnya jauh. Bertemu kalajengking sudah biasa bagi mereka, bahkan tak jarang hewan berbisa itu menggigit kaki atau tangan mereka. Bila ada penebang kena gigitan kalajengking, sebagai penawar mereka akan mematahkan capit penyengat dan memakan badang kalajengking tersebut. "Kalau sudah memakan itu badan tidak sakit," kata Darmin, menambahkan bahwa bila kalajengkingnya sudah lari dan tidak bisa ditemukan, mereka harus menanggung rasa sakit terkena bisanya. "Nggih ndrodok, panas-adem (ya gemetar, panas dingin)," katanya bila tidak memakan badan kalajengking setelah tergigit. Bukan saja kalajengking yang suka menempel di batang tebu, kadang-kadang mereka menemukan ular di antara tumpukan batang tebu yang harus mereka angkut. Baik Agus, Dampak dan Darmin maupun para penebang lain mengatakan bahwa pekerjaan sebagai penebang tebu memiliki tantangan yang berat. Para pemula biasanya tidak akan tahan terkena glugut, lapisan berbulu di pucuk batang tebu yang bisa menimbulkan rasa panas dan gatal apabila terkena kulit. Orang baru ada yang sehari hingga empat hari saja sudah mundur dan pulang, kata Agus yang tubuhnya sudah kebal terkena glugut ataupun tergores. Dalam satu hari seorang petani rata-rata menebang dan mengangkut sekitar 25 kwintal tebu yang dikerjakan bersama-sama secara berkelompok. Untuk pekerjaan tersebut mereka mendapat penghasilan sekitar Rp100.000,-. "Kami bekerja dari pagi hingga petang, biasanya dijemput dengan truk menuju ladang tebu," kata Darmin. Penebang yang berasal dari luar kota mendapat tempat mondok di rumah-rumah penduduk selain jatah makan tiga kali sehari dan rokok, sedangkan penebang lokal seperti Darmin tidak mendapat jatah makan. Darmin beruntung, istri yang dia nikahi sekitar 20 tahun selalu setia mengikuti hingga ke dekat ladang tempatnya bekerja untuk berjualan makanan dan minuman sehingga dia bisa menumpang makan dan minum. Selama satu musim giling yang rata-rata berlangsung antara 120-140 hari, para pekerja bisa memperoleh upah sekitar Rp5 juta dengan sistem pembayaran per minggu. "Uang 100 ribu rupiah sekarang untuk belanja tidak bisa penuh satu tas kresek beda dengan tahun 1990-an, Rp25.000,- bisa untuk beli macam-macam," kata Darmin. Orang penting "Penebang tebu menjadi orang-orang penting yang harus diperhatikan dan sedikit dimanja, karena jumlah mereka tidak banyak dan pekerjaan memotong batang tebu dibatasi oleh waktu," kata Djumono, SP, salah seorang sinder kebun di Pabrik Gula Pagotan, Madiun. Para penebang adalah orang bebas, mereka bisa memilih untuk bekerja di ladang mana saja, apakah lahan sewa yang dikelola pabrik gula atau pun lahan milik petani tebu rakyat. "Kita harus pandai-pandai menjaga hubungan agar mereka betah karena sekarang para penebang lebih cepat mendapat informasi tempat kerja yang memberi fasilitas lebih baik hanya dengan ini," kata Djumono sambil menggerakkan telepon selularnya. Selain karena perbedaan tawaran upah, menurut dia, para penebang bisa pindah ke ladang lain bila makanan yang disediakan lebih enak dan banyak serta merek rokoknya lebih bagus. PG Pagotan, salah satu pabrik yang berada di bawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI saat Ini memberikan upah tebang Rp6.000,- per kwintal tebu. "Persaingan untuk mendapat tenaga tebang sangat tinggi karena pekerjaan harus dilakukan hampir bersamaan waktunya sementara jumlah penebang tidak terlalu banyak bahkan harus dipanggil dari luar kota," kata Stefanus Drimahardhika, Kepala Kebun Wilayah (sebutan baru untuk sinder) di PG. Pagotan. Kekeluargaan Penanganan penebang harus dilakukan dengan cara kekeluargaan agar mereka betah bekerja, kata Sumanto (37), seorang petani tebu rakyat yang memiliki lahan tanam seluas 50 hektare. Sumanto menuturkan bahwa ia menyerahkan urusan konsumsi pada istrinya yang mempekerjakan beberapa orang untuk memasak bagi para tukang tebang. "Selama ini saya tidak mempunyai masalah mengenai tenaga kerja untuk menanam, merawat ladang dan memanen, karena saya berusaha memperlakukan mereka seperti keluarga," ujarnya. Rasa kekeluargaan itu dibangun dengan menempatkan diri bukan sebagai tuan, melainkan orang ikut bersama-sama dalam setiap proses pekerjaan. "Saya ikut menanam juga menebang tebu," kata pria yang baru 10 tahun beralih menjadi petani tebu setelah menjadi pemilih lahan kebun jati di Desa Dolopo di Kabupaten Madiun itu. Untuk satu musim tebang, Sumanto mempekerjakan sekitar 50 orang dan setiap minggu membayarkan upah sekitar Rp70 juta. Sumanto mengaku menyukai pekerjaan sebagai petani tebu karena merasa bekerja setiap hari mulai dari menyiapkan lahan tanam, menanam, merawat tanaman, penebangan dan mengirim tebu ke pabrik, menyiapkan bibit dan siklusnya berulang terus. Menanam jati tidak terlalu sibuk sehingga ia merasa tidak bekerja. Bagi pabrik gula, pendampingan terhadap petani tebu harus terus menerus dilakukan untuk menghasilkan tanaman yang subur dengan kadar gula tinggi. "Ada kecenderungan petani memakai pupuk sebanyak-banyaknya agar tanaman tumbuh subur, padahal apabila kebanyakan pupuk tanaman akan tumbuh besar tetapi kadar gulanya kecil," kata Manager Quality Control PG Pagotan, Ninit Hartatik Kartika. Masa tebang juga harus ditentukan dengan tepat pada saat rendemen atau kadar gula di dalam tebu tinggi, karena apabila kurang masak atau kelebihan maka rendeman akan rendah, katanya. Saat musim tebang tiba, para penebang mulai bekerja. Kisah mereka tersimpan dalam sesendok gula pasir yang manis dan berkilau bagaikan kristal. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (17/10/2016) Seringkali penanganan limbah jadi permasalahan serius bagi perusahaan perusahaan besar terlebih limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi, namun tidak demikian yang terjadi di Pabrik Gula (PG) Semboro Kabupaten Jember Jawa timur.
Memang sebelumnya, pengolahan limbah cair di PG Semboro ini menggunakan sistem fermentasi alam yang tentunya cara ini dinilai menghabiskan lahan dan tidak ramah lingkungan.
"Limbah menggenang dan proses fermentasi lama," kata Hariwiyadi mandor limbah, unit pengolahan limbah PG Semboro. Sabtu (15/10).
Secara teknis Hari menerangkan, sejak tahun 2007 proses pengolahan limbah cair di PG Semboro secara umum menggunakan microba baik untuk tanaman pertanian
"Dari dalam pabrik dengan menggunakan pompa listrik limbah cair dari dalam pabrik disedot lalu masuk ke unit pengolahan limbah, pertama masuk ke In hose Keeping lalu naik kembali di kolam Ekoalisasi lalu di naikkan kembali dan dicampur menggunakan Urea dan Fosfat yang besarnya disesuaikan dengan debit air limbah yang masuk," jelasnya.
Setiap jam lanjut diakatakan bahwa limbah cair yang masuk ke saluran penampungan in hose keeping rata - rata mencapai 17 hingga 20 meter kubik,
"Setelah itu masuk kepenampungan di kolam Aerasi, di kolam aerasi inilah dikembangkan bakteri Inola 221 dimana bakteri ini sudah dikembangkan sejak sebelum musim giling dimulai, dan pada saat musim giling tiba bakteri siap digunakan," terangnya.
Salah satu contoh kata dia, hasil pengolahan limbah cair ini dapat dimanfaatkan untuk saluran irigasi persawahan masyarakat sekitar.
"Ikan saja bisa bertahan hidup dikolam penampungan akhir, ini artinya pengolahan limbah cair PG Semboro sudah ramah lingkungan," tuturnya
Sementara itu Abraham Gusta Kepala Seksi Lingkungan Hidup PG Semboro mengatakan, pengolahan limbah PG Semboro ini bekerja sama dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia P3GI dan dipercaya oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI untuk melaksanakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) sendiri pada limbah cair, padat, serta limbah udara dan setiap tahun dilaporkan ke KLH.
"Selama 3 tahun terahir PG Semboro mendapat PROPER ditingkat Biru oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan tahun 2016 ini masuk kandidat Hijau yang artinya tahun depan PG Semboro berhak masuk nomimasi penilaian PROPER Hijau," terangnya
Targetnya kata dia, untuk mencapai penilaian PROPER katagori Hijau pihaknya telah menyiapkan cara. "Tahun ini kita mendapatkan penghargaan Manajemen Lingkungan pada ISO 140012016, inilah yang mendorong agar kita lebih baik lagi dalam mengolah limbah cair di PG Semboro harapannya hal ini akan menjadi nilai Plus bagi perusahaan kami PTPN XI," tutupnya. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (10/10/2016) PTPN III Holding mengaplikasikan solusi Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis SAP di seluruh perusahaan perkebunan milik negara PTPN I-PTPN XIV, untuk meningkatkan kinerja agar tumbuh lebih cepat menjadi perusahaan agro industri berskala global. "Implementasi ERP diharapkan dapat mendukung proses pengambilan keputusan secara cepat, efektif, dan efisien, untuk meningkatkan kualitas dan ketepatan pelaporan internal dan eksternal, termasuk ke holding," kata Direktur Korporasi dan Keuangan PTPN III (Persero) Holding, Erwan Pelawi, di Jakarta, Senin. Menurut Erwan, implementasi teknologi informasi sangat dibutuhkan di era globalisasi di tengah persaingan industri yang semakin dinamis. Ia mengakui, mengimplementasikan ERP bukan hal yang mudah, sehingga dibutuhkan komitmen seluruh manajemen, mulai dari direksi hingga level karyawan. Sementara itu, Direktur Utama PTPN XI Dolly P Pulungan,Dolly P Pulungan menyampaikan bahwa PTPN XI telah mempersiapkan diri mulai dari perbaikan infrastruktur pendukung, perbaikan standar operasional prosedur, sehingga implementasi ERP di PTPN XI yang ditargetkan "go live" mulai 1 Januari 2017. Sementara itu, Deputi EVP PT Telkom Regional V Sudjatmiko, sebagai mitra penyedia solusi ERP mengatakan, kecepatan menjadi kunci memenangkan persaingan, karena itu dibutuhkan dukungan teknologi informasi komunikasi (ICT) yang andal. "Telkom akan mendukung secara penuh 24 jam demi suksesnya implementasi ERP di PTPN Holding," ujarnya. Ia menjelaskan, implementasi ERP bertahap yaitu pertama, penyusunan global template, dimana seluruh perwakilan PTPN melakukan harmonisasi bisnis proses dan penyusunan global template PTPN. Kedua, pilot project, tahap awal implementasi ERP akan dilakukan di Kantor Holding, PTPN XI (untuk tanaman semusim) dan PTPN V (untuk tanaman tahunan). Ketiga, roll out, setelah berhasil di pilot project akan dilakukan roll out ke seluruh PTPN. Keempat, business planning & consolidation (BPC) dan kelima, businness intelligent- dashboard. "Seluruh tahapan tersebut tditargetkan selesai pada Maret 2018," katanya. Adapun modul-modul ERP yang akan diimplementasikan di PTPN meliputi modul AGRI (tanaman semusim dan tahunan), modul FI (finance), modul CO (controlling), modul PM (Plant Maintenance), modul PS (Project System). Selanjutnya, modul PP (Project Planning), modul QM (Quality Management), modul SD (Sales and Distribution), dan modul MM (Material Management), serta modul BI (Business Intelligence) dan BPC (Business Planning and Consolidation). (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (04/10/2016) Tanah sepadan yang terletak di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji bukan tanah landreform atau tanah reporma agrarian. Sebab, tanah seluas 372 hektar tersebut sudah dikuasai PTPN XI sejak zaman Belanda.
Demikian ditegaskan anggota Dewan Komisaris PTPN XI, Dedy Mawardi, menyikapi adanya tuntutan pelepasan tanah kepada warga Nogosari saat Hari Tani Nasional beberapa waktu yang lalu dalam acara konferensi pers, Sabtu siang. Dedy menegaskan, tanah itu murni sebagai aset PTPN XI dan telah tercatat di sejumlah kementeriaan. Legalitas status tanah di Desa Nogosari itu sudah jelas bahwa pihak PTPN memperolehnya sejak zaman Belanda yang kemudian diperbaharui oleh pemerintah Indonesia. Pihak PTPN XI sudah beberapa kali memperpanjang HGU dan perpanjangan terakhir hingga tahun 2032 mendatang.
Menurut Dedy Mawardi, obyek tanah yang diklaim milik warga di luar obyek tanah spada di Desa Nogosari. Dengan demikian, tanah tersebut bukan tanah obyek landreform karena tidak dikuasai rakyat. Ia menjelaskan, tanah landreform itu adalah tanah yang bertahun-tahun dikuasai rakyat namun tidak memiliki legalitas kepemilikan.
Dedy mawardi berjanji akan memperbaiki komunikasi dengan pemerintah desa dan masyarakat Nogosari. Selain itu, bekerjasama dengan LSM dan Universitas Jember untuk mencari solusi. Jika ada perintah dari presiden tanah tersebut diberikan kepada masyarakat, PTPN XI siap melepasnya. Terkait dengan permintaan CSR untuk Desa Nogosari, pihak PTPN sudah mengucurkan anggaran Rp 1,2 miliar mulai tahun 2007 hingga 2016. (Jo/Sumber:disinI)
SURABAYA (19/09/2016) Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK Jum'at (16/9/2016) terhadap Ketua DPD-RI Irman Gusman kemudian diteruskan dengan penetapan status tersangka dugaan suap terkait import gula tahun 2016 Bulog kepada CV BS untuk provinsi Sumatera Barat.
Jika benar bahwa OTT terhadap Ketua DPD-RI tersebut terkait import gula tahun 2016, maka apa yg disinyalir oleh Ketum APTRI Arum Sabil, ada praktek suap pada import gula (raw sugar) tahun 2016 yang melibatkan Direksi BUMN menjadi terbukti benar adanya.
OTT KPK itu seakan menjadi bukti para mafia gula masih begitu kuat mencengkeram tata niaga gula di tingkat nasional.
Bahkan diduga para mafia gula ini merekayasa angka kebutuhan nasional gula agar ada import gula. Mafia gula ini dikenal luas dengan sebutan "seven samurai".
Kuatnya daya cengkeram mafia gula ini mampu membuat industri gula yang dikelola oleh BUMN Gula nyaris tak berdaya.
Menurut Komisaris PTPN XI (Salah satu BUMN Gula) Dedy Mawardi, OTT KPK itu menjadi moment bagi KPK untuk membongkar busuknya mafia gula yang berkolaborasi dengan kekuasaan. Yang mengatur tata niaga gula selama ini.
"Selanjutnya KPK bisa bersih-bersih BUMN dari para Direksi yang suka main mata dengan mafia gula dan oknum penguasa," sarannya, Senin (19/9/2016).
Dalam pernyataannya yang diterima tribunnews.com, Dedy menegaskan kembali, pelaku industri gula khususnya BUMN dan petani gula, sangat berharap jika KPK tidak hanya melakukan penyidikan pada Ketua DPD-RI saja.
"Tanpa membongkar permainan busuk mafia gula maka kebijakan swasembada gula yang dicanangkan Presiden Joko Widodo tak kan pernah terwujudkan," ujar Dedy . (jo/Sumber:disini)
SURABAYA (07/09/2016) Gula adalah kebutuhan salah satu dari sembilan bahan kebutuhan pokok di masyarakat di Indonesia, ,di karenakan gula adalah sumber kalori yang relatif murah,dan kedudukan gula di masyarakat indonesia sebagai bahan pemanis belum dapat tergantikan oleh bahan pemanis lainya, baik di gunakan di kalangan rumah tangga atau di industri makanan dan minuman. Oleh karena itu pemerintah menetapkan gula sebagai komoditas strategis dan sebagai komoditas barang dalam pengawasan.(Kepres no.57 tahun 2004).
Jumlah kertersediaan gula produksi dalam negeri di banding dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi serta meningkatnya usaha yang berbahan baku gula, baik skala UMKM maupun skala industri membuat kebutuhan gula kian melonjak.Berkaitan dengan tersebut diatas pemerintah mendorong terpenuhinya kebutuhan gula dalam negeri secara madiri atau swasembada.Melalui kementerian BUMN pemerintah menargetkan produksi gula akan mencapai swasembada pada tahun 2018 mendatang, dengan jumlah produksi gula dalam negeri mencapai produksi 3,2 juta ton. (CNN Indonesia)
Untuk mendukung kebijakan pemerintah yang menargetkan swasembada gula tahun 2018, PTPN XI Sebagai Corporasi dibawah naungan kementerian BUMN wajib mendukung tercapainya swasembada gula yang di targetkan pemeritah, dengan cara membangun perusahaan yang mandiri, tangguh dan memiliki daya tahan kuat di tengah-tengah persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA).
Untuk menjadi perusahaan mandiri, tangguh dan memiliki daya tahan yang kuat perusahaan harus mengambil langkah-langkah yang antara lain merubah ketergantungan menjadi suatu kemandirian, dan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dengan cara meningkatkan nilai guna serta meningkatkan produktfitas dan efisensi perusahaan.
Membangun kemandirian
Pada dasarnya kita semua mengawali hidup dengan ketergantungan,apakah itu kepada orang tua kita atau orang lain dalam mendapatkan apa yang kita butuhkan, lalu secara bertahap kita dapat mengerti apa yang kita butuhkan, lalu mengetahui cara mendapatkannya dan kemudian tahu bagaimana memanfaatkan apa yang kita inginkan.Dengan kata lain, kisah hidup kita mengambarkan pergerakan kita dari ketergantungan menjadi mandiri .
Begitu pula dengan keadaan perusahaan saat ini,mungkin saat ini perusahaan dalam menjalankan usahanya masih ada ketergantungan dengan pihak lain,Namun seiring dengan waktu perusahaan harus mulai dapat memenuhi kebutuhan sendiri walaupun ketergantungan pada pihak lain masih ada namun tidak berarti bergantung sepenuhnya. Sudah saatnya membangun kemandirian perusahaan kembali demi untuk menjadi perusahan yang mandiri, tangguh dan memiliki daya tahan yang tinggi.
Membangun Kemandirian Bahan Baku.Bahan baku dalam memegang peranan sangat vital dalam suatu proses produksi.Seperti di PTPN XI tidak semua unit usaha memliki lahan HGU sendiri, di unit usaha yang tidak memiliki HGU sendiri sering mengalami kesulitaan untuk mencukupi bahan baku,sehinga sering terjadi masalah yg menyebabkan kerugian perusahaan.
Di PG.Soedhono misalnya, untuk musim giling tahun 2016 hanya memiliki Tebu sendiri (TS) dengan luas 400 ha dengan target produksi bahan baku 850 Kui/ha, sedangkan kapasitas giling PG.Soedono adalah 1000 Kui/jam, dengan jumlah lahan TS diatas maka tebu milik sendiri akan habis digiling selama 340 jam atau kurang lebih 15 hari. sedangkan musim giling 2016 menargetkan 2880 jam /120 hari giling, hanya menenuhi 12,5% dari bahan baku yang di butuhkan sampai selesai giling,Untuk memenuhi kekurangan sisa bahan baku perusahaan hanya mengandalkan pasokan dari petani tebu.
Memang tidak dipungkiri bahan baku milik sendiri (Tebu TS) sering mengakibatkan kerugian perusahaan dengan berbagai alasan, tapi ironisnya belakangan ini bahan baku yang di hasilkan APTR yang notabennya bianaan perusahaan justru lebih bagus dan bisa mencapai target.Mungkin hal tersebut di atas menjadi bahan pertimbangan kantor direksi mengambil kebijakan mengurangi atau membatasi sewa lahan karena tebu milik sendiri (TS) sering tidak mecapai target produksi sehingga mengakibatkan kerugian perusahaan.
Kebijakan pengurangan atau pembatasan sewa lahan untuk penyediaan bahan baku milik sendiri sebenarnya bukan solusi terbaik karena kedepannya akan berdampak kurang baik bagi perusahaan, perusahaan akan mengalami kesulitan bahan baku dan akan mengalami ketergantungan bahan baku kepada pihak lain.Masih ada solusi lain untuk mengatasi kerugian akibat penyediaan bahan baku milik sendiri yaitu: perlu adanya suatu Badan independen dari perusahaan di semua unit usaha yang berisikan orang yang kredibel,jujur,dan berani. Badan independen tesebut harus berasal dari luar penyedia bahan baku dan bertanggung jawab langsung kepada direksi.Badan tersebut di beri kewenangan langsung untuk mengawasi penyedia bahan baku, dan diberikan kewenangan untuk memberikan sangsi berat kepada siapa saja yang melakukan penyimpangan tanpa pandang bulu, sehingga dapat memberi efek jera.
Badan tersebut juga diberi kewenangan untuk menetapkan target produksi dan aturan lainya kepada penyedia bahan baku.Misalnya membuat fakta integritas yang intinya jumlah biaya yang dikeluarkan dari sewa lahan sampai menjadi bahan baku perusahaan harus mencapai target tertentu, bagi yang tidak memenui target harus mengembalikan, bukan hanya biaya garap yang dikembalikan, tapi nilai difisit target yang tidak tercapai yang harus dikembalikan.Sebaliknya bagi yang mencapai target, akan di berikan rewad atau penghargaan berupa bonus khusus atau berupa penghargaan yang lainya.
Misalnya, seorang penyedia bahan baku (KKW) memiliki lahan garap 10 ha dengan target 850 ton total biaya garap di tambah biaya sewa lahan sebesar Rp 250 juta. Ternyata dalam realisasi dari 10 ha lahan tersebut hanya menghasilkan 750 ton, sehingga jumlah hasil mengalami difisit 100 ton dari target yang di rencanakan. Maka KKW tersebut wajib memenuhi difisit tersebut atau mengambalikan nilai nominal dari deficit target bahan baku, seumpama harga tebu yang berlaku Rp 450.000/ton, yang harus di kembalikan KKW tersebut adalah Rp 45 juta.
Sebaliknya bagi yang melebihi target, misalnya dari 10 ha lahan dengan total target 850 ton ternyata realisasi mendapat 1000 ton maka ada surplus hasil sebesar 150 ton, dari surplus hasil tersebut perusahaan dapat memberikan bonus / rewad sekian persen dari surplus tersebut.Dengan cara demikian akan mimicu semangat kerja dan kompetisi antar penyedia bahan baku dan cara ini dapat minimalisir terjadinya penyimpangan.
Untuk mencapai swasembada gula tidak mungkin tanpa adanya peningkatan produksi, peningkatan produksi sangat tidak mungkin tercapai tanpa adanya bahan baku yang cukup.Untuk itu perusahaan harus menambah area kebun milik sendiri (TS) secara bertahap dan berkelanjutan serta dengan pengawasan yang ketat, sehingga sedikit demi sedikit ketergantungan bahan baku pada pihak ketiga dapat dikurangi, yang akirnya akan mampu mewujudkan kemandirian bahan baku untuk mendukung swasembada gula yang di targetkan pemerintah.
Kemandirian MarketingMarketing adalah ujung tombak perusahan, berhasil dan tidaknya, bertahaan dan tidaknya suatu perusahaan tergantung pada pemasaran atau marketingnya.Sebuah perusahaan bisa saja memproduksi barang sebanyak apapun, dengan kwalitas sebagus apapun akan percuma jika tidak di imbangi dengan sistem pemasaran yang bangus dan handal.Apalagi menggantungkan pemasaran produknya ke pihak lain, perusahan tersebut tidak akan dapat menikmati hasil maksimal dari apa yang di produksinya.
Harga gula yang cenderung fluktuatif, namun keuntungan tersebut tidak bisa di nikmati di kerenakan pemegang kendali marketing bukan perusahaan melainkan broker. Hal ini di sebabkan karena selama ini PTPN XI memakai jalur lelang untuk memasarkan gulanya.Sudah saatnya sistem pemasaran atau penjualan melalui lelang harus dirubah dengan cara membangun kemandirian marketing yaitu perusahaan bukan hanya sebagai pembuat produk tetapi juga sebagai sebagai pelaku pasar yang aktif dalam proses distribusi produk gulanya sampai ke tangan konsumen, dengan demikian perusahaan tidak bergantung kepada pihak lain broker atau pedadang besar dalam memasarkan produknya.
Kemandiran marketing tersebut tidak dapat dicapai jika broker tidak dihilangkan dari mata rantai distribusi gula dan diganti dengan sales marketing dari perusahaan sendiri.dengan cara ini profit dari proses distribusi gula dari perusahan ke konsumen dapat dinikmati sendiri oleh perusahaan, bukan broker.
Misalnya satu unit usaha di patok untuk memasarkan 50% dari total produk yang dihasilkan.Contoh sebuah unit usaha dengan total jumlah produksi gula dalam satu musim giling adalah 180.000 kwintal, jika selisih harga jual di tingkat grosir dengan harga lelang Rp 500 /kg, tambahan laba kotor yang diperoleh unit usaha adalah RP 4,5 Milyard.
Keuntungan juga bisa lebih optimal jika masuk dalam di segmen ritel.Produk di buat kemasan 1 kg, seperti brand Gulapas, Gulaku dsb.Saat ini selisih harga gula dari tingkat grosir ke tingkat pengacer rata rata Rp 300,-s/d Rp500,-/kg dan ini adalah salah satu peluang untuk mendapatkan profit yang lebih.Dengan mengunakan sistem Sales delivery atau sistem pemasaran jemput bola ke tingkat pengecer (toko/minimarket), nilai tambah atau keuntungan yang di dapatkan akan lebih besar,
Yang paling penting dari kemandirian marketing adalah perusahaan akan mendapat jaminan pasar terhadap produk yang dihasilkan.Selain itu manfaat tambahannya adalah dapat membuka lapangan kerja baru.
Upaya optimalisasi potensi industri gula
Selain membangun kemandirian untuk meningkatkan daya saing perusahaan yang tak kalah penting adalah meningkatkan optimalisasi seluruh potensi yang ada di perusahanan.
Sering kali perusahaan mengalami kesulitan keuangan hal ini di sebabkan karena kurangnya sumber pendapatan dikarenakan potensi yang ada di perusahaan belum di kelola secara optimal.Saat ini perusahaan hanya bergantung pada penjuaalan GKP saja, hal itu membuat keuntungan rendah, sementara produk turunan dari tebu lainya belum dapat di optimalkan, seperti tetes(molase), blotong (fiter cake) dan ampas jika dapat dikelola sendiri secara optimal, maka akan menghasilkan nilai tambah yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dan nantinya akan menghasilkan profit yang tidak sedikit untuk mengembangkan perusahaan.
Tetes atau molase adalah sisa atau bisa di sebut juga limbah dari proses pembuatan GKP.Tetes yang dihasilkan sementara ini di jual langsung ke pihak ketiga seperti PT.Molindo, PT.Cheil jedang dll, untuk digunakan sebagai bahan baku produk mereka.
Sementara PTPN XI hanya memiliki 1 prabrik pengolahan tetes yaitu Pasa Jatiroto yang memproduksi bio Etanol dengan kapasitas produksi lebih kurang 15.000 L/hari.
Sedangkan di wilayah unit usaha yang lain seperti wilayah Madiun belum ada pabrik pengolahan molase.Jika di wilayah barat PTPN XI membangun pabrik dengan kapasitas 50 kl/hari saja, dengan bahan baku tetes yang berasal dari seluruh pabrik gula di wilayah barat, yaitu PG.Pagotan, PG.Soedhono, PG.Poerwodadie, PG Redjosarie dan PG.Kanigoro, perusahan akan mendapat tambahan pendapatan yang tidak sedikit.Harga bio etanol saat ini kisaran Rp8.000/liter dengan kapasitas 50.000 liter/hari, maka tambahan pendapatan kotor perusahan sekitar 120 milyar per tahun,bukan hanya bio etanol saja yang dihasilkan dari pabrik pengolahan molase, limbah dari proses pembuatan bio etahol dapat disulap menjadi pupuk organik cair dengan kadar kalium tinggi dengan harga di pasaran cukup tinggi.
Selain itu juga pabrik bio etanol juga dapat menghasilkan CO2 yang digunakan untuk Dry Ice atau penyimpanan ikan segar.Permintaan pasar akan CO2 cukup bagus dengan harga sekitar Rp 2.000/kg.ini adalah peluang yang sangat bagus yang dapat mendatangkan keuntungan yang besar bagi perusahaan.
Blotong/Filter CakeBlotong atau filter cake adalah endapan dari nira kotor pada proses pemurnian nira yang di saring di rotary vacuum filter, limbah Blotong dapat digunakan langsung sebagai pupuk, karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanah.
Pembatasan pupuk bersubsidi dan program pemerintah GO Organic di sektor pertanian.Melalui departemen pertanian dan agen resmi pupuk pemerintah mewajibkan setiap petani yang membeli pupuk kimia bersubsidi harus satu paket dengan pupuk organik, inilah peluang yang sangat bagus untuk mendapatkan profit dari limbah padat blotong yang selama ini belum maksimal bahkan terbengkalai. Harga pupuk organik padat di sampai ke tangan petani adalah Rp.20.000,-/40 kg .
Dalan hal pemasaran pupuk organik, perusahaan bisa bekerja sama dengan perusahan lain yang memegang otoritas pupuk organik di Jawa timur yaitu Petro Kimia Gresik dengan brand Petroganiknya.Dengan berkerjasama dengan perusahaan lain diharapkan pemasaran produk pupuk organik tidak akan mengalami kesulitan.
Selain pupuk organik blotong juga bisa di manfaatkan sebagai pakan ternak dalam bentuk pelet, ini dapat di lakukan setelah unsur tanah pada blotong dipisahakan.Didalam blotong mengandung bahan organik, mineral, protein kasar dan gula, yang baik untuk ternak terutama sapi.(sumber: Pedoman Teknis Pengembangan Usaha Integrasi Ternak Sapi dan Tanaman Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan, Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, 2010
Ampas tebuAmpas atau Bagase adalah limbah tebu yang memiliki nilai ekonomis yang sangat bagus.Ampas tebu dapat digunakan sebagai cellulose pulp sebagai bahan baku pembuatan kertas dan bahan baku pembuatan particle board.
Namun sekarang ini ampas tebu masih hanya di gunakan untuk bahan bakar ketel, seperti di PG.Soedhono misalnya, setiap tahun bahan bakar selalu kurang, hal ini di sebabkan masalah klasik yaitu kekurangan bahan baku,dengan kapasitas giling rata-rata sekarang ini 23000-25000 kwt / hari.Ampas yang di hasil giling hanya cukup untuk bahan bakar saja.Jika perusahan bisa menaikan kapasitas produksi rata 30.000 kwt/per hari maka hasil ampas akan melimpah dan ampas yang di hasikan akan mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan jika di kelola dengan baik.
Meningkatkan Produktfitas Dan Efisensi
Untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi perlu adanya terobosan-terobosan dan inovasi dalam proses produksi antara lain dengan memanfaatkan teknologi mekanisasi dan otomatsasi.Mekanisasi dalam industri gula pada saat ini sangat di perlukan dan merupakan sesuatu hal yang urgent.Hal ini dikarenakan sulitnya mencari tenaga manusia baik saat pembukaan lahan, perawatan, sampai saat panen tebu, masalah kekurangan tenaga saat ini di sebabkan karena tidak ada regenerasi pekerja.Generasi muda saat ini lebih memilih menjadi pekerja urban dikota besar di banding menjadi pekerja di desa.Dengan minimnya tenaga maka secara otomatis upah untuk tenaga kerja akan jauh lebih mahal, selain itu sangat penting ketepatan waktu dalam penyelesaian proses pekerjaan di lapangan.
Seperti waktu panen tebu misalnya kekurangan tenaga tebang/panen dapat mengakibatkan kekurangan bahan baku di pabrik yang mengakibatkan giling berhenti, hal ini mengakibatkan kerugian baik financial maupun ifisiensi waktu.Apalagi di curah hujan masih tingginseperti sekarang ini, mobilitas bahan baku akan sangat terganggu di karenakan keadaan cuaca, dan mengakibatkan biaya panen melambung sangat tinggi yang di sebabkan penebang minta kompensasi dari situasi tersebut.
Kekurangan tenaga panen juga sangat berpengaruh terhadap kwalitas dan kuantitas hasil dari bahan baku, misalnya tebu masak awal jika tidak dapat di tebang tepat waktu rendemennya akan turun, secara otomatis ini berakibat pada hasil.
Mekanisasi dan otomasisasi dapat menekan Harga Pokok Produksi (HPP) secara signifikan, misalkan di PG.Watoe Toelis tepatnya di kebun Jedong cangring, HPP sebelum penerapan mekanisasi sebesar Rp8.764,-/kg.Setelah menerapkan mekanisasi, HPP dapat ditekan menjadi Rp.6.866,- per kilogramnya (sumber:GresNews.com12/06/2015).
Selain itu di PG.Soedhono misalnya, tepatnya di stasiun puteran saat masih menggunakan mesin high grade manual, jumlah operator per shif sejumlah manual 20 orang, namun setelah adanya mesin otomatis High Grade RRI jumlah operator menjadi 2 orang per shif.Selain lebih efisien tenaga dan waktu, kwaliatas produck yang di hasilkan mempunyai mutu lebih bagus dari pada mesin manual.
Dengan mekanisasi dan otomatisasi Harga Pokok Produksi akan dapat di tekan, dengan demikan semuanya akan mendapatkan untung. Pabrik untung, petani untung, dengan demikian akan memicu gairah untuk menanam tebu kembali yang akhirnya akan bisa membawa dampak positif yaitu meningkatnya produksi di industri gula.
Penulis: Sutopo (karyawan PG Soedhono-Ngawi)
Pemenang I Lomba Tulis Jurnalistik 2016
SURABAYA (07/09/2016) Direktur Utama PTPN III Holding (Persero), E Massa Manik merampingkan jumlah komisaris PTPN I-XIV dari sebelumnya 62 orang menjadi 41 orang. "Perombakan jajaran Dewan Komisaris menitikberatkan pada penegakan tata kelola perusahaan (GCG) dengan menempatkan komisaris independen untuk lebih memperkuat efektivitas pengawasan perusahaan," kata Massa Manik, di sela Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jajaran Baru Komisaris PTPN I, II, IV hingga PTPN XIV, di Jakarta, Senin. Dari 13 anggota komisaris yang baru diangkat, sebanyak tujuh orang di antaranya adalah komisaris independen, empat komisaris utama, dan dua anggota komisaris. Sedangkan pada pengalihan tugas, dari 11 orang, sebanyak 6 orang anggota komisaris diubah tugasnya menjadi komisaris independen, 4 orang menjadi komisaris utama, dan 1 orang menjadi anggota komisaris. "Komisaris independen baik yang baru diangkat maupun yang dialihtugaskan berjumlah 13 orang dari total 24 orang komisaris baik yang baru diangkat maupun pengalihan," ujarnya. Komisaris bertanggungjawab mendorong penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik di dalam perusahaan melalui pemberdayaan dewan komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada jajaran direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Komisaris independen yang baru diangkat adalah Rustam Efendy N (PTPN II), Osmar Tanjung (PTPN IV), Tonny Harisman Soetoro (PTPN VI), R Juniono Soehartjahjono S (PTPN VII), Antonius Harso Waluyo Witono (PTPN VIII), Arvan Rivaldy Raebion Siregar (PTPN X), dan Martinus Sembiring (PTPN XIII). Sementara itu, komisaris yang dialihkan tugasnya menjadi komisaris independen adalah Ari Maulana (PTPN I), Ari Dwipayana (PTPN V), Bambang Risyanto (PTPN IX), Nus Nuzulia Ishak (PTPN XII), dan Achmad Yahya (PTPN XIV), dan Fadhil Hasan (komisaris independen merangkap komisaris utama PTPN XI). Sedangkan komisaris utama yang baru adalah E Massa Manik (PTPN IV), Amrizal (PTPN V), Banun Harpini (PTPN VI), dan Agus Pakpahan (PTPN VII). Untuk komisaris yang dialihtugaskan menjadi komisaris utama adalah Karen Tambayong (PTPN VIII), Suharnomo (PTPN IX), Siswaluyo (PTPN XII), dan Ambo Ala (PTPN XIV). Holding PTPN III Holding (Persero) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham PTPN III yang membawahi seluruh PTPN, mulai dari PTPN I hingga PTPN XIV. Komoditas utama yang dihasilkan adalah kelapa sawit, karet, teh, dan gula dengan total luas lahan mencapai 1,18 juta hektare, dengan total aset PTPN III Holding (Persero) per Juni 2016 mencapai Rp109 triliun. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (21/08/2016) Sejumlah BUMN produsen gula menjual sedikitnya 158.500 ton hasil produksi mereka kepada Bulog untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan menjelang Iduladha.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Didik Prasetyo mengatakan perusahaannya menjual 50.000 ton gula kristal putih kepada Bulog.
"Harganya (jual) cukup murah, Rp10.900 per kg, karena diminta oleh Pak Jokowi agar harga di konsumen Rp12.500 per kg," katanya, Jumat (19/3/2016).
Dia menyebutkan PTPN X dan PTPN XI juga menjual 50.000 ton kepada Bulog. Sementara itu, PT Industri Gula Glenmore milik PTPN XII menjual 6.000 ton. Adapun PTPN IX hanya menjual 2.500 ton.
Pemerintah memerintahkan BUMN perkebunan untuk menjual seluruh produksi gula tahun ini kepada Bulog untuk menstabilkan harga bahan pemanis itu di tingkat konsumen. Harga gula sempat melesat ke posisi Rp16.000 per kg pertengahan tahun ini, level tertinggi sepanjang sejarah.
Adapun BUMN perkebunan menguasai 34% produksi gula nasional sebanyak 2,5 juta ton. Selebihnya merupakan milik petani tebu. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (22/08/2016) Sebagai tahapan dalam proses pengadaan Pengembangan dan modernisasi PG Djatiroto dan PG Assembagoes, PTPN XI perusahaan agribisnis berbasis tebu yang mendapat PMN menggelar aanwijzing pada tanggal 18 hingga 19 Agustus 2016. Pemberian Penjelasan atau yang lebih dikenal dengan aanwijzing merupakan salah satu tahap dalam sebuah tender dalam memberikan penjelasan mengenai pasal-pasal dalam RKS atau Rencana Kerja dan Syarat-Syarat.
Aanwijzing paket A PG Assembagoes diikuti oleh 6 peserta sedangkan Paket B PG Djatiroto diikuti oleh 7 peserta. Direktur Project PMN Aris Toharisman menyambut baik antusias peserta sehingga peserta yang lolos kualifikasi sejumlah 7 perusahaan. “ Dengan makin banyaknya peserta yang memenuhi syarat semakin kompetitif, memperoleh calon kontraktor yang benar-benar terpilih dari peserta yg kualified “, terangnya. Bahkan pihaknya mempersilahkan peserta untuk memanfaatkan waktu selama satu bulan kedepan untuk mengunjungi pabrik tersebut untuk lebih mengeksplore kondisi existing bila masih membutuhkan untuk membuat perencanaanyang lebih baik.
Peserta kegiatan ini adalah; Konsorsium WIKA-Barata, Hutama-Euroasiatic-Uttam kso, PT Rekayasa Industri-SS Engineers, Konsorsium Adhi Wahyu, Konsorsium PP-Ometraco, PT Multinas Indonesia dan Konsorsium Waskita ISS. Seleksi peserta dilakukan oleh Sugar Research Institue dan Quensland Institue yang digandeng oleh PT Aldaberta Indonesia selaku konsultan manajemen proyek (PMC). (Jo)
SURABAYA (18/08/2016) Lomba Penulisan & Jurnalistik PTPN XI 2016 yang sukses diikuti ratusan peserta dari tiga kategori (Jurnalis, Umum, Internal) telah diumumkan pemenangnya. Terdapat enam juara di masing-masing kategori (total 18 juara) yang seluruhnya – oleh dewan juri – dinilai sebagai karya tulis berkualitas dan excellent.
Lomba penulisan ini hanya dibatasi tiga tema utama, yakni Pertama: Peran Industri Berbasis Tebu dalam Perekonomian Nasional. Kedua: Peluang dan Tantangan Diversifikasi serta Hilirisasi Industri Berbasis Tebu, dan Ketiga: Menjamin Masa Depan Swasembada Pangan.
Lutfil Hakim, praktisi media yang bertindak sebagai anggota dewan juri mengatakan, hampir seluruh naskah peserta lomba menunjukkan pemahaman yang luas dan mendalam dari penulisnya terhadap aneka potensi maupun persoalan yang melekat pada industri pergulaan nasional.
Hampir semua naskah peserta lomba, kata Lutfil, bisa mendeskripsikan secara jelas dari hulu - hilir mengenai dinamika industri pertebuan nasional, baik dari sisi potensi maupun aneka persoalan yang menyelimutinya.
“Bukan hanya naskah kategori jurnalis dan internal yang menarik, tapi naskah peserta umum pun mengkonfirmasikan pemahamannya yang luas terkait industri berbasis tebu. Bahkan tidak jarang muncul gagasan baru dan orisinil,” kata Lutfil yang juga wakil ketua PWI Jatim tersebut.
Terkait tema swasembada, meski ada beberapa naskah yang bernada pesimis, namun mayoritas peserta lomba optimistik pada saatnya target itu akan dicapai. Asal sejak dini direncanakan secara matang, baik sisi on farm maupun off farm, permodalan, political will, hingga kesungguhan seluruh stakeholder khususnya SDM PG (pabrik gula) di semua tingkatan.
Tidak sedikit naskah peserta lomba yang juga “menggugat” kesungguhan pemerintah dalam menggapai swasembada – dengan mereferensi sederet data mengenai sejumlah negara yang berhasil di sektor industri berbasis tebu – karena peran besar pemerintahnya.
Banyak juga naskah yang memberikan ide dan solusi jangka pendek terkait aneka persoalan yang dihadapi PG saat ini, mulai dari ketersediaan lahan tebu, skema relationship antara PG dan pemilik lahan, varietas, pupuk, produktivitas lahan, tradisi bertani, irigasi dan pengelolaan air, sistem tebangan, mekanisasi, hingga efisiensi dan optimalisasi kerja mesin PG.
Dari aspek mempertahankan dan memaksimalkan aset PG, banyak naskah yang menganjurkan diversifikasi , bukan hanya pada produk-produk yang sudah banyak dibahas (bahkan sudah dilaksanakan) seperti bioetanol, listrik, hingga blotong, tapi juga diversifikasi pada bahan gula non-tebu.
Khusus naskah peserta dari kalangan internal (pegawai PTPN XI) -, hampir seluruhnya deskriptif dan komprehensif terkait nasib industri gula berbasis tebu di masa mendatang. Juga banyak muncul ide baru terkait diversifikasi , swasembada, dan budidaya. Menariknya masing-masing naskah dari kategori internal ini memiliki angle yang berbeda satu sama lainnya. “Hampir semua naskah rata-rata excellent. Ini membuktikan SDM di PTPN XI banyak yang berkualitas,” kata Lutfil. (Jo/Sumber: Disini)
SURABAYA (16/08/2016) Lomba Penulisan & Jurnalistik PTPN XI 2016 yang sukses diikuti ratusan peserta dari tiga kategori (Jurnalis, Umum, Internal) telah diumumkan pemenangnya. Terdapat enam juara di masing-masing kategori (total 18 juara) yang seluruhnya – oleh dewan juri – dinilai sebagai karya tulis berkualitas dan excellent.
Lomba penulisan ini hanya dibatasi tiga thema utama, yakni Pertama: Peran Industri Berbasis Tebu dalam Perekonomian Nasional. Kedua: Peluang dan Tantangan Diversifikasi serta Hilirisasi Industri Berbasis Tebu, dan Ketiga: Menjamin Masa Depan Swasembada Pangan.
Lutfil Hakim, praktisi media yang bertindak sebagai anggota dwan juri mengatakan, hampir seluruh naskah peserta lomba menunjukkan pemahaman yang luas dan mendalam dari penulisnya terhadap aneka potensi maupun persoalan yang melekat pada industri pergulaan nasional.
Hampir semua naskah peserta lomba, kata Lutfil, bisa mendeskripsikan secara jelas dari hulu - hilir mengenai dinamika industri pertebuan nasional, baik dari sisi potensi maupun aneka persoalan yang menyelimutinya.
“Bukan hanya naskah kategori jurnalis dan internal yang menarik, tapi naskah peserta umum pun mengkonfirmasikan pemahamannya yang luas terkait industri berbasis tebu. Bahkan tidak jarang muncul gagasan baru dan orisinil,” kata Lutfil yang juga wakil ketua PWI Jatim tersebut.
Terkait thema swasembada, meski ada beberapa naskah yang bernada pesimis, namun mayoritas peserta lomba optimistik pada saatnya target itu akan dicapai. Asal sejak dini direncanakan secara matang, baik sisi on farm maupun off farm, permodalan, political will, hingga kesungguhan seluruh stakeholder khususnya SDM PG (pabrik gula) di semua tingkatan.
Tidak sedikit naskah peserta lomba yang juga “menggugat” kesungguhan pemerintah dalam menggapai swasembada – dengan mereferensi sederet data mengenai sejumlah negara yang berhasil di sektor industri berbasis tebu – karena peran besar pemerintahnya.
Banyak juga naskah yang memberikan ide dan solusi jangka pendek terkait aneka persoalan yang dihadapi PG saat ini, mulai dari ketersediaan lahan tebu, skema relationship antara PG dan pemilik lahan, varietas, pupuk, produktivitas lahan, tradisi bertani, irigasi dan pengelolaan air, sistem tebangan, mekanisasi, hingga efisiensi dan optimalisasi kerja mesin PG.
Dari aspek mempertahankan dan memaksimalkan aset PG, banyak naskah yang menganjurkan diversifikasi , bukan hanya pada produk-produk yang sudah banyak dibahas (bahkan sudah dilaksanakan) seperti bioetanol, listrik, hingga blotong, tapi juga diversifikasi pada bahan gula non-tebu.
Khusus naskah peserta dari kalangan internal (pegawai PTPN XI) -, hampir seluruhnya deskriptif dan komprehensif terkait nasib industri gula berbasis tebu di masa mendatang. Juga banyak muncul ide baru terkait diversifikasi , swasembada, dan budidaya. Menariknya masing-masing naskah dari kategori internal ini memiliki angle yang berbeda satu sama lainnya. “Hampir semua naskah rata-rata excellent. Ini membuktikan SDM di PTPN XI banyak yang berkualitas,” kata Lutfil.
Berikut daftar pemenang dari hasil penjurian lomba penulisan & jurnalistik PTPN XI 2016 :
KATEGORI UMUM Juara I - JUDUL: Diversifikasi produk non-gula industri berbasis tebu:peluang, tantangan dan strategi (Subiyakto S) Juara II - JUDUL: Menuju kembali masa kejayaan industry gula Indonesia ( Azmi Khusaini ) Juara III - JUDUL: Gula Untuk Masa Depan Pangan (Khavilana Wifandani Pratama)
Harapan 1 - JUDUL: Jurus Pamungkas untuk swasembada gula (Bayu Setiawan) Harapan 2 - JUDUL: Transmigrasi produksi gula: pemanfaatan lahan gambut menjadi lahan perkebunan tebu guna mendukung terciptanya swasembada gula nasional (Samsul Bahri) Harapan 3 - JUDUL: Grab the Opportunity ! Memaksimalkan Manisnya potensi sang gula (Ferdian A Kurniawan) KATEGORI INTERNAL Juara I – JUDUL: Membangun kemandirian dan optimalisasi potensi industri gula untuk menyukseskan swasembada gula (Sutopo) Juara II – JUDUL: Data mining untuk analisis prilaku petani berdasarkan data kebun petani sebagai upaya menuju ketahanan pangan dan swasembada gula nasional (Tsabbit Aqdami Mukhtar) Juara III – JUDUL: Pemberdayaan petani tebu rakyat jawa timur sebagai kunci utama percepatan swasembada gula nasional (Nanik Tri Ismadi)
Harapan 1 – JUDUL: Mendukung PTPN XI menjadi perusahaan agro-industri yang unggul di Indonesia melalui pembenahan pada On Farm (Dody Daud Wattie) Harapan 2 – JUDUL: Gula Energi, Sebuah Alternatif Difersifikasi (Chrisdiyanto Triwibowo) Harapan 3 – JUDUL: Upaya Kreatif Inovatif Industri Gula Dalam Mempercepat Swasembada Gula Di Indonesia (Dony Saputro) Harapan 4 – JUDUL: TABULAMPOT, upaya kreatif inovatif industri gula dalam mempercepat swasembada gula di Indonesia (Moh Effendy) Harapan 5 – JUDUL: Potensi Besar versus Dilema Regulasi (Endar Harry Yoko) Harapan 6 – JUDUL: Cluster Gula global (Nurman Fitrianto Rosyadi)
KATEGORI WARTAWAN Juara I – JUDUL: Membaca Masa Depan Industri Gula di Tanah Air penulis :Wahyu Kuncoro ( BHIRAWA ) Juara II – JUDUL: Janji Jokowi, Air Mata Rini, dan Mimpi Buruk yang Berulang penulis : Oryza A Wirawan ( BERITAJATIM.com ) Juara III – JUDUL: Revitalisasi PG Tak Bisa Ditawar dan Ciptakan Varietas Tebu Baru penulis : Zainal Ibad ( BHIRAWA )
Harapan 1 – JUDUL: Ampas tebu bisnis tumpuhan masa depan industri gula penulis : Agung Kusdyanto ( GLOBAL ENERGY ) Harapan 2 – JUDUL: Mendorong Diversifikasi Tebu untuk Energi Kuncinya Beri Insentif dan Tumbuhkan Pasar penulis : Hari Setiawan (RADAR JEMBER ) Harapan 3 – JUDUL: Panen "Emas" dari Ladang Tebu penulis : Aan Haryono ( Sindo ) Penyerahan hadiah Rabu 17 Agustus 2016, pukul 09:00, di acara peringatan HUT RI ke 71 di Kantor PTPN XI Jl Merak No 1 Surabaya. Peserta dengan karya tulisnya yang masuk dalam nominasi juara sebagaimana tersebut diatas, dimohon kehadirannya dalam acara penyerahan hadiah tersebut. (Jo/sumber:disini)
SURABAYA (18/08/2016) Setiap tanggal 17 Agustus selain memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, terdapat beberapa rangkaian acara yang dilaksanakan oleh PTPN XI, khususnya di lingkungan Kantor Pusat PTPN XI. Salah satu rangkaian acara tersebut antara lain adalah pemberian penghargaan kepada seluruh karyawan tetap yang telah menjalani masa kerja minimal 20, 25, 30 dan 35 tahun. Penghargaan yang diberikan dalam bentuk piagam penghargaan, ang tunai dan emas 24 karat. Hal ini bertujuan untuk mengapresiasi dedikasi, loyalitas dan pengabdian yang diberikan kepada perusahaan.
Selain pemberian penghargaan terhadap karyawan, PTPN XI juga memberikan bantuan dana Bina Lingkungan untuk masyarakat sekitar Kantor Pusat. Sesuai dengan program “BUMN Hadir untuk Negeri” bantuan dana Bina Lingkungan tersebut diharapkan dapat bermanfaat sebagai bantuan renovasi rumah.
In House Keeping di lingkungan PTPN XI
Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, dan masing – masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan. Untuk mendukung hal tersebut, PTPN XI mengadakan lomba in house keeping di Kantor Pusat maupun Unit Kerja, dimana Pabrik Gula Semboro menjadi Juara Umum pada lomba in house keeping tahun 2016.
Lomba Jurnalistik
Untuk menggali potensi diri, setiap masyarakat Indonesia dalam menyumbangkan idenya khususnya terhadap Swasembada Gula, PTPN XI tahun 2016 mengadakan Lomba Penulisan Jurnalistik yang dibagi menjadi beberapa kategori yaitu kategori media, netizen dan internal. Tak kurang 134 karya tulis yang telah disumbangkan oleh para peserta. Sesuai dengan arahan Direktur Utama, Dolly P. Pulungan, “Melalui menulis kita bukan hanya menjaga, tapi juga meningkatkan kemampuan analitis untuk memecahkan persoalan industri gula nasional” harapannya melalui lomba penulisan ini akan lahir pemikiran dan ide kreatif yang dapat berguna untuk mengembangkan industri pergulaan Indonesia. Adapun daftar pemenang lomba penulisan jurnalistik antara lain:
Untuk kategori Umum :
Juara I, judul tulisan : Diversifikasi produk non-gula industri berbasis tebu:peluang, tantangan dan strategi, penulis : Subiyakto S
Juara II, judul tulisan : Menuju kembali masa kejayaan industry gula Indonesia, Azmi Khusaini
Juara III, judul tulisan : Gula Untuk Masa Depan Pangan, penulis : Khavilana Wifandani Pratama
Kategori Internal
Juara I, judul tulisan : Membangun kemandirian dan optimalisasi potensi industri gula untuk menyukseskan swasembada gula, penulis : Sutopo
Juara II, judul tulisan : Data mining untuk analisis prilaku petani berdasarkan data kebun petani sebagai upaya menuju ketahanan pangan dan swasembada gula nasional, penulis : Tsabbit Aqdami Mukhtar
Juara III, judul tulisan : Pemberdayaan petani tebu rakyat jawa timur sebagai kunci utama percepatan swasembada gula nasional, penulis : Nanik Tri Ismadi
Untuk kategori Wartawan
Juara I, judul tulisan :Membaca Masa Depan Industri Gula di Tanah Air, penulis :Wahyu Kuncoro (BHIRAWA )
Juara II, judul tulisan : Janji Jokowi, Air Mata Rini, dan Mimpi Buruk yang Berulang, penulis : Oryza A Wirawan ( BERITAJATIM.com )
Juara III, judul tulisan : Revitalisasi PG Tak Bisa Ditawar dan Ciptakan Varietas Tebu Baru, penulis : Zainal Ibad ( BHIRAWA )
(sri/yns)
SURABAYA (18/08/2016) Upacara memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-71 dilingkungan BUMN Perkebunan di Surabaya telah sukses digelar bersama pada tanggal 17 Agustus 2016 pukul 07.00 WIB. Bertempat di halaman PTPN XI dan diikuti oleh seluruh Direksi, para Karyawan dan Karyawati PTPN X, PTPN XI dan PTPN XII. upacara tersebut berlangsung dengan khidmat. Dengan tema “Indonesia Kerja Nyata” Subiyono Direktur Utama PTPN X selaku Inspektur Upacara menyampaikan bahwa sebagai perusahaan perkebunan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan regulasi pemerintah, khususnya dalam penetapan harga produk perkebunan maka seperti slogan yang selalu dijunjung oleh Presiden RI yakni ayo kerja nyata, semua insan perkebunan diharapkan dapat bekerja secara nyata, bekerja keras dan berani untuk keluar dari zona nyaman yang selama ini dilakukan (sek/sri/yns).
SURABAYA (12/08/2016) Sebuah lokomotif uap terparkir di depan gedung tua di kompleks Pabrik Gula (PG) Olean, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (30/7/2016) sore. Meski sudah berusia puluhan tahun, lokomotif yang diberi nama "Semeru" itu masih terlihat bersih dan terawat. Dua gerbong terlihat menempel di belakang lokomotif. Dari bentuknya, gerbong tersebut nampaknya tidak digunakan untuk mengangkut tebu, karena dilengkapi tempat duduk penumpang.
Misgianto, sang masinis, terlihat sedang menyiapkan potongan kayu untuk bahan bahan bakar mesin lokomotif karena esok hari wisatawan mancanegara akan menyewa lokomotif tersebut untuk berkeliling kebun tebu. Dibantu rekannya Rusmandono, Misgianto memeriksa satu persatu komponen lokomotif yang dilengkapi cerobong uap besar di bagian depannya itu.
"Lokomotif ini sudah sangat tua, lebih tua dari saya. Sama seperti orang tua, banyak penyakitnya," kata warga asli Desa Olean Tengah, Kecamatan Situbondo ini. Untuk menjalankan lokomotif uap tersebut, Misgianto harus mulai membakar kayu-kayu tersebut sejak pagi. Sebab, bahan bakar lokomotif harus dibakar setidaknya lima jam sebelumnya untuk memanaskan mesin.
"Kayunya harus kering semua, jika ada kayu yang basah, pembakaran bahan baku tidak akan maksimal," jelas bapak satu anak ini. Misgianto sudah 13 tahun bekerja di PG warisan kolonial yang kini dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI itu. Dia memiliki tanggung jawab mengoperasikan dan memelihara lokomotif yang sudah 10 tahun terakhir berubah fungsi dari pengangkut tebu menjadi sarana pengangkut wisatawan mancanegara yang berkunjung ke pabrik itu. Misgianto juga yang selalu menemani para wisatawan yang ingin berkeliling kebun tebu dengan lokomotif uap. "Hanya berkeliling ke kebun-kebun warga sambil berfoto, kadang sampai malam hari," tuturnya.
Sebenarnya PG Olean memiliki tiga lokomotif uap. Namun dua unit lainnya sudah tidak bisa dioperasikan karena kerusakan yang sudah terlalu parah akibat dimakan usia. Bangkai kedua lokomotif tua tersebut disimoan di dalam gudang lokomotif yang terletak di belakang pabrik. "Lagipula, pegawainya sudah banyak yang pensiun. Tidak semua bisa mengoperasikan lokomotif uap," tambah dia.
Sejak 10 tahun lalu, PG yang didirikan pemerintah Hindia Belanda pada 4 Agustus 1846 itu beralih menggunakan lokomotif diesel berbahan bakar solar untuk mengangkut tebu dari kebun. Satu-satunya lokomotif uap yang tersisa kemudian hanya digunakan untuk sarana wisata. Samuel Mahendra, seorang pegawai keuangan PG Olean menjelaskan, sebenarnya pabrik tidak menyediakan khusus lokomotif uap tersebut untuk wisata, hanya saja selalu ada permintaan dari wisatawan mancanegara meminjam lokomotif untuk berkeliling kebun tebu.
"Akhirnya kita pasang tarif Rp 2 juta untuk berkeliling kebun tebu dengan lokomotif uap," katanya. Tidak banyak memang turis yang menyewa lokomotif uap tersebut untuk sarana wisata di kebun tebu. Sejak awal 2016, tercatat hanya dua kunjungan wisata ke pabrik gula tersebut.
Lokasi strategis
(Achmad Faizal/KOMPAS.com Gudang tua penyimpanan lokomotif di Pabrik Gula Olean Situbondo)
Selama ini, semua pengunjung adalah wisatawan mancanegara khususnya dari Belanda. Mereka hanya ingin bernostalgia mengelilingi kebun tebu dengan lokomotif uap, dan berkeliling mengunjungi pabrik. "Mereka hanya bernostalgia, bahwa bangsanya dulu adalah pendiri pabrik gula dan berkeliling kebun tebu dengan kereta lokomotif uap," ujar Samuel.
Nantinya, kata Samuel, justru PG Olean akan dijadikan pusat "Workshop Maintenance". Karena PG Olean adalah pabrik gula yang kapasitasnya produksinya kecil, sehingga tenaga pegawainya difokuskan ke urusan perbaikan peralatan 17 PG milik PTPN XI. Kapasitas produksi PG Olean hanya 1.100 ton per hari, jauh dibanding PG besar lainnya seperti PG Jatiroto Lumajang yang mencapai 7.500 ton per hari. Produksi rata-rata gula setiap tahun mencapai total 3.500 ton, dan tetes tebu rata-rata 55 ton per tahun.
Saat dikelola pemerintah Hindia Belanda, PG yang memiliki areal lahan tebu hanya 50 hektare itu bernama Venoot Schap Phaiton Olean. PG Olean terakhir menjadi milik Fa. Anemaet & Co. Saat Indonesia merdeka, kepemilikan pabrik diambil alih pemerintah Indonesia dengan nama Pusat Perkebunan Negara. PG Olean tercatat beberapa kali berganti nama seiring dinamika perkembangan politik dan pemerintahan Indonesia dan resmi dikelola PTPN XI sejak 11 Maret 1996.
Lokasi PG Olean yang berada hanya 3 kilometer dari pusat kabupaten Situbondo di jalur pantau utara Jawa Timur, dinilai sangat strategis oleh kalangan perusahaan wisata. Lokasi tersebut berpotensi menjadi tujuan wisatawan dari Surabaya yang akan melancong ke Banyuwangi. "Rata-rata wisatawan mancanegara datang dari Surabaya, tujuannya ke Bromo, lalu ke Banyuwangi. Di PG Olean nanti bisa mampir, karena searah," kata Dyah Ayu Tisnawati, CEO Biro Perjalanan Wisata Bayu Citra Persada.
Dia menyambut baik jika PTPN XI mengembangkan PG Olean sebagai destinasi wisata pabrik gula, karena selama ini di Jawa Timur belum ada wisata semacam itu. "Syukur-syukur bisa melengkapi destinasi andalan wisatawan mancanegara yang ada selama ini selain Kawah Ijen, Gunung Bromo, dan Banyuwangi," ujarnya.
Namun begitu kata dia, objek wisata pabrik gula Olean harus dikemas secara profesional dengan konsep yang jelas, dan tentu harus berbeda dengan destinasi wisata yang ada selama ini. "Selain sarana dan prasarana serta promosi yang menarik, sumber daya manusia pengelolanya juga harus disiapkan," kata dia.
Potensi masa depan
(Achmad Faizal/Kompas.com Lokomotif uap ini kerap digunakan para wisatawan mancanegara berkeliling pabrik tebu di Situbondo ini)
Potensi wisata agrobis dan "heritage" di PG Olean dianggap potensi bisnis masa depan PTPN XI dalam rangka diversifikasi usaha. Konsep wisata yang sama kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN XI, Aris Toharisman, juga diterapkan di PG Jatiroto di Kabupaten Lumajang. "Di PG Jatiroto, menaiki lokomotif untuk berkeliling kebun tebu mungkin lebih leluasa, karena lahan kebun tebu di sana milik perusahaan," katanya.
Diversifikasi usaha yang dimaksud adalah mengoptimalkan pendapatan perusahaan dari produk non-gula dalam rangka mengejar keuntungan perusahaan. Saat ini kata Aris, sedang dikembangkan produksi listrik dari ampas tebu di PG Jatiroto Lumajang dan Asembagus Situbondo yang akan dijual ke PT PLN. Diversifikasi yang sudah dilakukan dengan memanfaatkan produk hilir tebu di antaranya etanol, alkohol, dan spirtus. Upaya diversifikasi usaha tersebut juga untuk mempersiapkan PTPN XI yang akan menjadi perusahaan Go Publik pada 2017.
Tahun ini, perusahaan mengalokasikan dana Rp 1 triliun untuk diversifikasi usaha. Jumlah itu 10 kali lipat lebih banyak dari tahun sebelumnya. Meski begitu, hasil diversifikasi dinilai masih belum banyak menyumbang keuntungan bagi PTPN XI. "Masih di bawah Rp 1 triliun keuntungannya," papar Aris.
Kementerian BUMN, sesuai arahan Presiden Jokowi, akhir-akhir ini menggalakkan diversifikasi pabrik gula dalam upaya swasembada gula 3-5 tahun ke depan serta untuk meningkatkan pendapatan petani.
Diversifikasi usaha pabrik gula dinilai sangat penting jika industri gula di Indonesia masih ingin berkembang. "Jika hanya mengandalkan pendapatan dari gula tidak mungkin, karena gula adalah komoditas yang pergerakan harganya selalu diintervensi pemerintah," kata Menteri BUMN, Rini Soemarno, belum lama ini. Di luar negeri seperti Brasil, kata dia, pendapatan utama pabrik gula justru bukan dari produk gula, namun dari produk hilir seperti listrik dan sebagainya. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (12/08/2016) Komisaris Independen PTPN XI, Dedy Mawardi meyakini Indonesia akan segera mampu swasembada gula. Menurutnya, pemerintah sudah menempuh langkah tepat untuk memperkuat industri gula nasional demi kepentingan dalam negeri.
Dedy mengatakan, arahan Presiden Joko Widodo agar Indonesia menghentikan importasi gula sudah ditindaklanjuti Kementerian BUMN dengan merevitalisasi 62 pabrik gula. Khusus PTPN XI, ada dua pabrik gula yang direvitalisasi dengan alat-alat produksi yang modern, yakni PG Djatiroto dan Asembagus.
Selain itu, kata Dedy, saat ini PTPN XI juga sedang menuntaskan pembangunan PG Glenmore di Banyuwangi. “Pabrik di Glenmore ini merupakan yang terbaru setelah selama 31 tahun Kementerian BUMN tidak membangun pabrik gula,” ujar Dedy melalui rilisnya ke media, Kamis (4/8).
Ia menjelaskan, PG Glenmore menyedot investasi hingga Rp 1,5 triliun yang bersumber dari kredit perbankan. Pabrik yang dikelola oleh konsorsium PTPN XII dan PTPN XI memiliki kapasitas giling hingga 150-160 ton per hektare per hari. “Jadi akan menghasilkan 58 ton gula siap konsumsi per hari,” katanya.
Lebih lanjut Dedy mengatakan, kini ada sinergi antar-BUMN untuk memperkuat industri gula. Karenanya, gula dari PTPN dan PR Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) tidak boleh lagi dijual ke pedagang, tetapi ke Perum Bulog.
“Kebijakan ini untuk menstabilkan harga gula serta memukul para mafia gula yang selama ini memainkan harga gula seenaknya,” tegasnya.
Ia menambahkan, problem utama pabrik gula BUMN selama ini adalah minimnya lahan untuk perkebunan tebu. Namun, kimitmen kuat Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan swasembada gula membuat kendala itu lebih mudah teratasi.
“Kebijakan di sektor gula yang sudah jitu dan on the track itu akan lebih sempurna lagi jika Presiden Jokowi mengeluarkan aturan hukum yang menjamin ketersediaan lahan untuk perkebunan gula yang dikelola oleh BUMN,” tegasnya. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (29/07/2016) Menurut Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan bahwa setelah mencermati hanya gula yang terus naik, pihaknya telah meminta sejumlah pihak untuk melakukan kajian, perlunya dilakukan efisiensi harga gula. Hasilnya, didapat rumusan dan langkah yang akan dilakukan untuk stabilisasi dan menurunkan harga gula. Rumusan tersebut juga sudah diteken Pangdam dan Polda. Ditargetkan harga gula akan kembali normal menjadi Rp 12.000 atau dibawahnya. Patokan penurunan harga ke Rp 12.000 tersebut sesuai dengan instruksi dari Presiden Jokowi. Ini berarti, akan ada penurunan harga gula sebesar Rp 5.000 dari harga saat ini, Rp 17.000.
Soekarwo juga menambahkan, agar harga gula kembali normal adalah dengan mengecilkan margin keuntungan yang didapat dan memangkas tata niaga suplai gula di Jatim serta menggelar operasi pasar gula secara besar-besaran. Semua stok gula sebanyak 21.000 ton yang ada di Jatim akan dikeluarkan. Baik gula yang ada di gudang milik para pengusaha, dan PTPN XI. (Jo/Sumber:disni)
SURABAYA (29/07/2016) Pemerintah akan menyiapkan kebijakan pangan yang lebih komprehensif untuk menjaga stabilitas harga komoditas pokok, seperti beras, daging sapi, gula pasir, dan jagung yang masih dirasakan terlalu tinggi seusai Lebaran. "Presiden menargetkan dalam tiga bulan ke depan, (strategi) kebijakan pangan dapat dijalankan. Ini nanti akan kita bahas lebih lanjut," kata Darmin di Jakarta, Selasa (26/7). Darmin memberi perhatian pada harga gula pasir yang saat ini berada pada kisaran Rp 16 ribu per kilogram atau masih terlalu tinggi meski pasokan di tingkat global sedang menurun akibat perubahan musim yang menurunkan angka produksi. Untuk itu, Bulog diharapkan mampu meningkatkan pasokan melalui pembelian dari pabrik-pabrik gula dan menambah kuota impor bila diperlukan. Tujuannya agar harga gula dalam negeri terjamin atau berada pada kisaran Rp 12.500 per kilogram pada akhir tahun. "Kita perlu me-review lagi situasi (harga) pangan. Sekarang masih agak tinggi, daging, bawang, dan gula. Sementara, beras lebih stabil," kata Darmin. Pemerintah akan mengimpor gula sebanyak 114 ribu ton. Gula impor tersebut diharapkan masuk pada bulan depan. Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, mengatakan, gula impor ini akan didatangkan oleh beberapa BUMN, seperti PTPN IX, X, XI, dan RNI. Kata Wahyu, gula impor didatangkan dari Australia, Brasil, dan Afrika. "Asumsinya Agustus pertengahan masuk (gula impor), kalau dari Australia kan tiga mingguan. Sekarang sudah proses realisasi," ujarnya. Wahyu mengatakan, total kuota impor gula hingga akhir tahun sebesar 381 ribu ton. Kuota tersebut akan direalisasikan setelah kuota 114 ribu ton yang merupakan tahap pertama ini telah terealisasi sepenuhnya. Menurut Wahyu, langkah pemerintah mengimpor gula ini untuk menekan harga di pasaran. Terkait upaya stabilisasi harga daging sapi, Menteri Pertanian Amran Sulaiman telah menerbitkan Permentan Nomor 34 Tahun 2016 sebagai pengganti Permentan Nomor 58 Tahun 2015 tentang pemasukan karkas, daging, dan olahannya. Peraturan baru tersebut mengizinkan adanya impor potongan daging secondary cut dan jeroan kepada BUMN serta swasta, dan menghilangkan periodisasi impor. Menurut Amran, upaya ini ditempuh untuk memenuhi kebutuhan pasokan daging sapi dalam negeri hingga akhir tahun. Apalagi, harga daging dari bakalan dan feedlot cukup tinggi di pasaran. "Harapannya, pakan untuk rakyat (jadi lebih) murah," ujar Amran. Amran juga menjamin kelayakan daging impor dan telah melalui pemeriksaan oleh Badan Karantina. Menurut estimasi Kementerian Pertanian dan BPS, pasokan daging sapi pada akhir tahun akan mengalami surplus 35 ribu ton karena permintaan daging sapi periode Agustus hingga Desember 2016 mencapai 269 ribu ton. Dengan begitu, total persediaan mencapai 304 ribu ton. Proyeksi itu termasuk penghitungan pemenuhan sapi kurban untuk Hari Raya Idul Adha. Berdasarkan estimasi pada 2015, kebutuhannya mencapai 300 ribu ekor sapi.(Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA (29/07/2016) Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto meminta badan usaha milik negara (BUMN) yang sudah menerima mandat mengimpor raw sugar, untuk segera merealisasikan rekomendasi yang sudah dikeluarkan Kemenperin.
Rekomendasi impor raw sugar atau gula mentah sebanyak 114.000 ton sebelumnya telah dikeluarkan Kemenperin untuk lima BUMN, yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, dan PTPN XII.
Panggah mengatakan, salah satu upaya untuk menurunkan harga gula pasir yang saat ini menembus Rp 16.000 per kilogram (kg) adalah dengan menambah pasokan.
"Ya rekomendasi yang sudah kita keluarkan itu segera direalisasikan. Ini belum banyak yang terealisasi," kata Panggah ditemui seusai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (26/7/2016).
Memang diakui Panggah, saat ini sangat susah untuk mencari pasokan raw sugar dikarenakan produksi dunia menurun akibat perubahan iklim La Nina.
Negara-negara pemasok raw sugar, seperti Thailand dan Brasil, pun mengalami penurunan produksi.
Akibatnya, harga raw sugar juga meningkat 25-28 persen per tonnya.
Karena itu, Panggah berharap agar BUMN yang sudah mengantongi rekomendasi impor bisa merealisasikannya sebelum September 2016.
"Tadi kan Pak Menko berharap agar harga gula pasir ini bisa Rp 12.500 per kg pada akhir tahun," pungkas Panggah. (Jo/Sumber: disini)
SURABAYA (29/07/2016) Pemerintah akan mengimpor gula sebanyak 114 ribu ton. Gula impor tersebut diharapkan masuk pada bulan depan. Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro, mengatakan gula impor ini akan didatangkan oleh beberapa BUMN seperti PTPN IX, PTPN X, PTPN XI dan RNI. Wahyu mengatakan gula impor didatangkan dari Australia, Brasil dan Afrika. "Asumsinya Agustus pertengahan masuk (gula impor), kalau dari Australia kan tiga mingguan. Sekarang sudah proses realisasi," kata Wahyu di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (26/7). Wahyu mengatakan, total kuota impor gula hingga akhir tahun sebesar 381 ribu ton. Kuota tersebut akan direalisasikan setelah kuota 114 ribu ton yang merupakan tahap pertama ini telah terealisasi sepenuhnya. Menurut dia, langkah pemerintah mengimpor gula ini untuk menekan harga di pasaran. "Pemerintah ingin harga gula tidak lebih dari Rp 12.500 per kg," ujarnya. (Jo/sumber: disini)
SURABAYA (12/07/2016) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menyelenggarakan lomba karya tulis untuk jurnalis, mahasiswa, netizen, maupun umum.
Untuk kategori wartawan dan netizen, pilihan temanya, “Peran Industri Berbasis Tebu dalam Perekonomian Nasional dan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi”.
Selain itu, “Peluang dan Tantangan Diversifikasi serta Hilirisasi Industri Berbasis Tebu”, dan “Menjamin Masa Depan Swasembada Pangan dan Energi Melalui Revitalisasi Industri Gula”.
Ketentuannya, naskah yang dilombakan berbentuk hard news, feature, atau model penulisan jurnalistik lainnya.
Peserta adalah wartawan media massa, baik cetak maupun online yang terdaftar di dewan pers atau berbadan hukum.
Karya tulis yang dilombakan harus sudah dimuat di media massa pada periode 1 Januari hingga 1 Agustus 2016.
Semua karya tulis harus asli, bukan saduran, dan bukan karya terjemahan. Karya tulis boleh dikerjakan secara individu maupun tim.
Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya tulis. Seluruh karya tulis yang masuk menjadi hak PTPN XI dan bisa dipergunakan untuk kepentingan PTPN XI dengan tetap mencantumkan sumbernya.
Naskah wajib dikirimkan dalam bentuk hard copy ke alamat panitia dan soft copy melalui surat elektronic (e-mail). Bukti pemuatan berupa kliping wajib disertakan dalam pengiriman naskah.
Untuk media online wajib menyertakan print screen, link, mention ke @ptpn11. Pengiriman naskah wajib dilampiri identitas (KTP/SIM) dan kartu pers. Tulisan opini tidak disarankan, namun tidak dilarang.
Sedangkan ketentuan kategori umum/ netizen, naskah yang dilombakan berbentuk tulisan opini dengan gaya bahasa ilmiah – populer.
Peserta lomba adalah Warga Negara Indonesia (WNI), baik yang tinggal di Indonesia maupun di luar negeri.
Tulisan yang dilombakan harus sudah dimuat di blog dan media sosial lainnya pada periode 1 Januari – 1 Agustus 2016.
Peserta wajib membagi tulisan atau link ke Facebook atau Twitter atau jaringan media sosial lainnya.
Karya tulis yang dilombakan harus asli, bukan saduran, dan bukan terjemahan. Panjang tulisan minimal 700 kata, dan dikerjakan secara individu.
Setiap peserta diperbolehkan mengirimkan lebih dari satu karya tulis. Karya tulis yang masuk menjadi hak PTPN XI dan bisa dipergunakan untuk kepentingan PTPN XI dengan tetap mencantumkan sumbernya.
Naskah wajib dikirimkan dalam bentuk hard copy ke alamat panitia dan soft copy melalui surat elektronik (e-mail).
Link di blog atau medsos yang memuat tulisan peserta wajib disertakan dalam pengiriman dengan Mention Twitter @ptpn11 dan dishare di fanpage facebook: ptpn11 dan Hastag #ptpn11 #swasembadagula
Pengiriman naskah wajib dilampiri identitas yang berlaku (KTP/SIM/Paspor). Naskah diterima paling lambat 1 Agustus 2016.
Hadiahnya, untuk kategori wartawan, Juara I Rp 10 juta, Juara II Rp 7,5 juta, Juara III Rp 5 juta, dan tiga juara harapan masing-masing Rp 2 juta.
Untuk kategori umum/netizen, Juara I Rp 8 juta, Juara II Rp 6 juta, Juara III Rp 4 juta, dan tiga juara harapan masing-masing Rp 2 juta.
Nama-nama pemenang lomba karya tulis ini akan diumumkan pada 15 Agustus 2016, sedangkan penyerahan hadiahnya pada 17 Agustus 2016. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (01/07/2016) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI berencana menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) pada Agustus. "Kami akan menerbitkan MTN sebanyak Rp 300 miliar, bulan Juli sudah masuk," kata Direktur Utama PTPN XI Dolly Parlagutan Pulungan saat jumpa pers di Hotel Papilion, Rabu malam, 29 Juni 2016. Dolly mengatakan surat utang jangka menengah dipilih karena tak perlu menggunakan jaminan. "Cukup jaminan dari korporasi," ujarnya. Dolly merinci, perusahaannya membutuhkan total pendanaan Rp 4,3 triliun untuk 2019. Dana sebesar itu diproyeksikan untuk mengejar target produksi gula 3 juta ton. Setelah menerbitkan surat utang jangka menengah sebesar Rp 300 miliar, perusahaan akan menerbitkan surat obligasi sebanyak Rp 1 triliun pada 2018. Terhadap sisa kebutuhan Rp 3,3 triliun, PTPN XI menggunakan sumber pendanaan lain seperti perbankan dan penyertaan modal negara (PMN). "Dana sebesar itu kami akan pakai untuk investasi tujuh pabrik gula serta membangun co-generation (pabrik penghasil listrik) dan etanol guna menambah pendapatan," kata Dolly. Karena itu, dalam waktu dua tahun, pihaknya akan terus meningkatkan penjualan dan keuntungan sehingga layak menerbitkan obligasi. PTPN XI kini berfokus untuk meningkatkan peringkat (ranking) menjadi single A. "Target tahun depan A-, sehingga tahun 2018 bisa A+. Sekarang kami mencapai BBB+," ujarnya. PTPN XI memiliki 16 unit usaha pabrik gula yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Selain itu, korporasi memiliki satu unit usaha pabrik alkohol dan spiritus di Djatiroto, Kabupaten Lumajang, dan unit usaha pabrik karung plastik dan benang multifilament di Kabupaten Mojokerto. Memasuki musim giling, stok gula di PTPN XI hingga 23 Juni lalu mencapai 20.183 ton dengan rincian milik pabrik gula sebesar 3.371 ton, milik petani tebu rakyat 6.531 ton, dan milik pedagang 10.281 ton. (jo/Sumber:disini, berita serupa disini dan disini)
SURABAYA (01/07/2016) Jajaran Direksi PTPN XI menggelar pertemuan dengan awak media dan petani temu rakyat Rabu (29/06) lalu. Pertemuan yang dikemas dengan buka bersama ini dihadiri jajaran Direksi lengkap, awak media tulis, elektronik dan online serta para petani tebu rakyat yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PTPN XI.
Dalam pertemuan itu juga membahas isu-isu terkini mengenai pergulaan, terkait stok dan harga gula menjelang hari raya keagamaan. Petani menilai harga yang terbentuk saat ini masih tergolong wajar. “Kalau dilihat dari tingkat konsumsi masyarakat Indonesia per tahun yang mencapai sekitar 12 kilogram per kapita per tahun, harga gula konsumen yang sekarang ini tidak mahal,” ujar Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Pusat, Arum Sabil.
Sementara itu Dolly Parlagutan Pulungan menegaskan stok gula Jawa timur masih aman hingga lebaran, karena hampir semua pabrik gula sudah melakukan aktivitas giling sehingga hasil produksi bisa menutupi kebutuhan masyarakat.
Diharapkan pertemuan dengan media dan stakeholder ini mampu menjadi jembatan komunikasi antara korporasi sehingga infomasi menjadi berimbang dan valid. (Jo)
SURABAYA (24/06/2016) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mengalokasikan 5.500 ton gula kepada Bulog pada Ramadhan tahun ini guna ikut berperan membantu pemerintah dalam menstabilisasi harga gula yang melonjak saat ini. Direktur SDM dan Pemasaran PTPN XI, M. Cholidi mengatakan kondisi harga gula di pasaran saat ini memang cukup tinggi untuk itu sejumlah BUMN gula mengalokasikan produksi gulanya untuk dijual ke Bulog dengan harga Rp11.400/kg dan akan dijual oleh Bulog di level Rp13.000/kg, "Hanya saja untuk PTPN XI sendiri mengalokasikan gula sampai menjelang Lebaran atau 3 Juli 2016," katanya kepada Bisnis, Rabu (15/6/2016). Dia mengatakan alokasi tersebut bukan seluruh produksi gula perseroan tahun ini. Menurutnya harga gula yang tinggi saat ini diperkirakan hanya bersifat sementara atas kepanikan pasar yang terjadi. "Kami yakin setelah Lebaran ini pasar akan jenuh karena digencarkan operasi pasar oleh pemerintah. Kalau pasar sudah jenuh, harga gula akan kembali normal," imbuh Cholidi. Berdasarkan rencana pengalokasian gula BUMN untuk Bulog, total gula yang digelontorkan yakni 14.000 ton. Sebanyak 5.500 ton dari PTPN XI, 2.000 ton dari PTPN VII, 4.500 ton dari PTPN X, dan RNI sebanyak 2.000 ton. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (24/06/2013) Pemerintah menegaskan bahwa rencana importasi raw sugar atau gula mentah sebanyak 381.000 ton yang ditugaskan ke PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X ditujukan untuk stabilisasi harga khususnya pada tingkat konsumen. "Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan harga gula dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, salah satunya adalah BUMN. Rapat Terbatas Kemenko Perekonomian, PTPN telah berkomitmen untuk menurunkan harga gula sampai Rp12.500 per kilogram," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong dalam rapat kerja dengan DPR RI di Jakarta, Kamis malam. Thomas mengatakan, PTPN berencana untuk memberikan jaminan kepastian pendapatan petani tebu setara dengan rendemen 8,5 persen melalui sistem baru yaitu pembelian tebu putus dengan harga Rp55.652 per kuintal. Thomas menjelaskan, sistem tersebut merupakan pembaruan dari sistem bagi hasil sebelumnya, dimana PTPN berpendapat sistem jaminan pendapatan petani itu membutuhkan biaya yang cukup besar yang sebagian besar dapat diambil melalui pengolahan gula mentah setara 381.000 ton. "Pemberian impor gula mentah tersebut diharapkan dapat diberikan PTPN dan diolah setelah masa giling selesai yakni sekitar bulan Oktober 2016 untuk mengisi stok awal tahun 2017. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan harga gula serta memberikan jaminan pendapatan terhadap petani tebu di masa mendatang," kata Thomas. Thomas menambahkan, hingga saat ini pihaknya masih belum mengeluarkan izin importasi gula mentah tersebut, namun dalam waktu dekat akan dilakukan pembahasan dalam rapat koordinasi dikarenakan keputusan tersebut tidak dapat ditunda dalam waktu yang lama. "Izin memang belum dikeluarkan, mungkin dalam minggu berikut ini kami praktis akan melakukan rakor pangan dan memang tidak bisa terlalu lama kita tunda. Mungkin dalam minggu berikutnya harus diputuskan," ujar Thomas. Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Abdul Wachid, mendukung rencana pemerintah untuk melakukan importasi gula mentah sebesar 381.000 ton tersebut. "Impor raw sugar yang akan dilakukan oleh PTPN X merupakan kebijakan yang akan meningkatkan kapasitas giling pabrik-pabrik gula milik PTPN," kata Wachid. Pemerintah melalui Surat Menteri BUMN Nomor S-288/MBU/05/2016 mengajukan permohonan izin impor gula mentah kepada Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian dan Menteri Perindustrian. Selain itu juga menugaskan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X untuk melakukan importasi gula mentah tersebut yang nantinya akan dialokasikan kepada PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PT PG Rajawali I dan PT PG Rajawali II.(Jo/sumber)
SURABAYA (23/06/2016) Ditengah curah hujan yang relatif tinggi, meski telah memasuki musim kemarau Pabrik Gula dibawah naungan PTPN XI telah melakukan aktivitas giling tahun 2016. Berbagai upaya dilakukan manajemen untuk mensukseskan musim giling ini baik on farm (kebun) maupun off farm (pabrik).
Demikian juga dengan dewan komisaris, sebagai bentuk suport dukungan terhadap manajemen, rabu (22/06) dekom melakukan kunjungan kerja ke pabrik gula wilayah barat dipimpin langsung oleh Gunaryo sebagai komisaris utama. Kunker dilakukan di PG yang telah giling yakni Pagottan, Redjosarie, poerwodadie dan Sudhono, sementara PG Kanigoro belum melakukan aktivitas giling yang direncanakan setelah lebaran nanti. Selain Komsiaris Utama kunker tersebut diikuti Dedy Mawardi serta H.J.G. Winachyu sebagai komisaris dan didampingi General Manager masing-masing pabrik gula.
"Kami mensuport penuh manajemen untuk sukseskan giling ini, terutama kelancaran suply BBT (bahan baku tebu) serta pelayanan terbaik kepada petani tebu rakyat", jelas Gunaryo. Selain itu pihaknya berharap Off farm juga disiapkan dengan optimal untuk mendukung hal tersebut. Selain itu pemenuhan standar SNI menjadi keharusan terutama pencapaian kualitas gula terangnya lebih lanjut. Pengendalian biaya pokok menjadi kunci bagi keberhasilan korporasi terutama komoditas gula yang masih tergantung pada harga pasar ungkapnya kmudian.
Selanjutnya Prijastono GM PG Pagottan menjelaskan bahwa ada persyaratan yang tetep harus dipenuhi terkait dengan BBT dintaranya brix pucuk harus lebih besar >18%, mutu tebangan memenuhi kriteria manis bersih dan segar. PG Pagottan memulai aktivitas giling sejak tanggal 9 Juni lalu dengan rencana hari giling sejumlah 120 hari. Sedangkan target produksi tebu yang digiling sejumlah 329ribu ton dengan total produksi gula sebesar 26ribu ton. (jo)
SURABAYA(23/06/2016) Giling tahun 2016 diwarnai curah hujan yang relatif tinggi, sebagaimana diprediksikan sebelumnya bahwa tahun ini terjadi fenomena musim kemarau basah. Artinya hujan akan terus turun meski telah memasuki musim kemarau.
" Dampak hujan yang berlebih pada saat jelang panen yaitu penurunan potensi rendemen dan proses tebang muat angkut hasil panen akan terganggu " ungkap Junaidi General Manager PG Redjosarie di sela-sela kunjungan kerja Dewan Komisaris Rabu (22/06) kemarin. Hujan akan membuat tebu yang mulai masak menjadi memasuki fase pertumbuhan sehingga menyebabkan rendemen berpotensi turun dengan timbulnya peranakan tebu baru. Sedangkan kondisi kebun yang basah cenderung berlumpur menyulitkan proses pengangkutan tebu hasil panen ke pabrik gula karena truk pengangkut tidak bisa memasuki kebun yang berlumpur dan tergenang air hujan.
Belum lagi pola tebang yang menjadi tidak sesuai dengan rencana. Tebang yang telah direncanakan disesuaikan dengan tingkat kemasakan tebu yang akan ditebang. "Bila kebun tebu yang direncanakan ditebang tidak bisa ditebang karena kondisi kebun becek maka penebang akan menebang tebu yang kebunnya bisa dimasuki truk", terang Junaidi. Selain mempengaruhi pasokan bahan baku tebu untuk pabrik, hal ini akan berdampak pada capaian rendemen & gula produk serta ampas yang dihasilkan sedikit jelasnya lebih lanjut.
Sebagai informasi Ada 5 (lima) pabrik gula milik PTPN XI di wilayah barat (Madiun, Ngawi dan Magetan) yakni, Pabrik Gula Pagottan, Kanigoro, Redjosarie, Poerwodadie dan Sudhono. Dari lima PG tersebut kini hanya PG Kanigoro yang belum melakukan aktivitas giling. Pabrik gula ini direncanakan akan memulai giling setelah lebaran nanti. (jo)
SURABAYA (20/06/2016) Sebagai perusahaan yang menduduki peringkat 3 besar diantara perusahan perkebunan milik negara lainnya, tak ayal tantangan yang dihadapi kedepan pun semakin besar. Salah satunya, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) selaku Holding dari perusahaan perkebunan menunjuk PTPN XI sebagai Pilot Project Penerapan ERP untuk Tanaman Semusim. Menindaklanjuti hal tersebut, Direksi PTPN XI tentu turut memberikan respon yang positif.
Sebagaimana yang dikatakan oleh M. Cholidi selaku Direktur SDM dan Umum PTPN XI pada “ERP Overview dan Project Metodology” yang dilaksanakan pada Senin (20/6) di Kantor Pusat PTPN XI Surabaya, bahwa BOD berkomitmen untuk mendukung implementasi ERP ini.
“ERP adalah cita-cita besar semuanya. Dengan penerapan ERP ini maka akan membuat perusahaan ter-manage dengan baik karena dapat terukur, sehingga akan dapat termonitor dengan baik pula. Untuk itu semua Direksi setuju atas penerapan sistem ini” ujar Cholidi.
Menindaklanjuti hal tersebut, Direksi pun telah mementuk Tim Implementasi ERP dengan tujuan agar penerapan dan pelaksanaannya dapat berjalan secara maksimal.
Rapat tersebut juga dihadiri oleh PTPN III (Persero) selaku Holding perusahaan perkebunan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) selaku mitra kerja dalam penerapan sistem ini. Serta hadir pula Tim ERP PTPN XI yang terdiri atas Kepala Divisi, Kepala Urusan dan Staf terkait. Rencananya kegiatan tersebut akan berlangsung pada tanggal 20 hingga 24 Juni 2016. (Yns)
SURABAYA (17/06/2016) Pabrik Gula (PG) Semboro yang berada di bawah kepemilikan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, memulai buka giling bulan Mei lalu.
General Manager (GM) PG Semboro Ir Imam Cipto Suyitno MM mengatakan, sengaja PG Semboro buka giling lebih awal.
“Dengan harapan mendekati target yaitu 70 – 75 ribu ton atau peninggkatan 10 – 12% dari musim giling 2015,” ujarnya, Selasa (14/06)
Ia melanjutkan, PG Semboro, akan berkomitmen untuk terus memaksimalkan angka produksi gula, peningkatan produksi dimulai peningkatan kapasitas dari tahun lalu 6500 – 7000 tcd.
“Diawal giling ini kendalanya curah hujan yang masih tinggi, kita berharap curah hujan kembali normal. Namun apabila hujan berlanjut akan mempengaruhi pencapaian produksi tahun ini,” imbuhnya.
Meski penuh tantangan pihaknya akan berusaha wujudkan hal tersebut.
“Semuanya bersinergi untuk mengejar target, baik dari PTPN XI selaku pemilik PG, petani, maupun pemerintah sebagai salah satu stakeholder, dengan harapan terciptanya swasembada gula yang dicanangkan pemerintah,” tutupnya. (Yns/Sumber : disini)
SURABAYA (15/06/2016) Untuk pertama kalinya di musim giling 2016 petani tebu di lingkungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI akan melelang sekitar 2.000 ton gulanya. Ketua Tim Lelang Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPD APTRI) PTPN XI H. Mawardi mengatakan hal tersebut, Senin (13/6). 2.000 ton gula tersebut, kata Mawardi, adalah gula petani dari tiga Pabrik Gula (PG) di lingkungan PTPN XI, yakni PG Purwodhadie, PG Pagottan dan PG Semboro. ". Ini adalah lelang perdana gula petaani di lingkungan PTPN XI. Lelang bersifat bebas dan dilaksanakan di PTPN XI mulai pukul 13.00 wib," kata Mawardi. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) APTRI PG Pagottan H. Tasir mengatakan meski masa giling di PG Pagottan baru berlangsung sejak empat hari lalu, namun beberapa petani telah mengusulkan agar gula milik mereka segera dilelang. Alasannya, selain mengejar harga gula yang sedang tinggi selama beberapa minggu belakangan, pelaksanaan lelang juga dipicu oleh tingginya kebutuhan petani menjelang hari raya idul fitri 1437 H dan upaya persiapan menyambut musim tanam 2016/2017. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ketua DPC APTRI PG Semboro Yeyek Subiyantoro. "Tetapi yang pasti adalah keinginan untuk memperoleh harga terbaik. Mengingat jika panen tebu telah mencapai masa puncaknya dan gula petani mulai memenuhi gudang-gudang PG, dikhawatirkan harga gula mengalami penurunan," tutup Yeyek. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (10/06/2016) Pasar murah gula pasir yang digelar PG Semboro di Disperindag dan ESDM Jember Rabu (08/06) diserbu warga. Begitu dibuka, puluhan warga langsung antre agar mendapatkan gula pasir murah seharga Rp 12.000 per kilogram. Dipasaran harga gula pasir sampai Rp 16.000 per kilogram.
Manajemen PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) PG Semboro menyiapkan sekitar 5 ton gula pasir untuk operasi pasar murah Ramadhan 1437 H. Pasar murah tersebut dimaksudkan untuk membantu menstabilkan harga gula pasir dipasaran yang terus bergerak naik.
Tak heran, dalam waktu dua jam, 5 ton gula pasir murah yang disiapkan PG Semboro langsung ludes. Pasar murah tersebut sebagai upaya untuk menstabilkan harga gula pasir dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) yang bersinergi dengan PG Semboro dalm bentuk operasi pasar murah.
"Operasi pasar murah sudah kami lakukan dan akan dilanjutkan besok” kata Humas PG Semboro Satrio Nurwicaksono, SH kepada Jawa Pos Radar Jember.
Menurut Satrio yang langsung turun ke lokasi, operasi pasar murah tersebut dilakukan sebagai terobosan PG Semboro untuk menekan harga gula pasir di pasaran yang kini terus melambung. Apalagi mendekati hari Raya Idul Fitri 1437 H.
Yang jelas, lanjut dia, operasi pasar murah juga sebagai wujud kepedulian PG Semboro untuk membantu masyarakat secara langsung. Untuk operasi pasar gula pasir murah pertama dilakukan PG Semboro di depan Disperindag dan EDSM Jember.
Selanjutnya, pasar murah akan dilakukan diberbagai lokasi seperi di pasar tradisional dan lokasi lainnya yang banyak penduduknya. Kegiatan serupa akan digelar hari ini (08/06). Warga bebas membeli dan sejak pagi truk yang membawa gula pasir sebanyak 5 ton tersebut datang langsung diserbu warga.
Satrio menambahkan, pihaknya menjual gula pasir seharga Rp 12.000 per kilogram atau jauh lebih murah daripada harga di pasar yang sudah bergerak naik hingga mencapai Rp 16.000 kilogramnya. “Hari pertama operasi pasar terus diserbu warga. Mungkin karena harganya yang jauh lebih murah”, ucapnya.
Untuk menghindari tindakan nakal warga yang tidak bertanggungjawab, PG Semboro hanya memperbolehkan setiap pengunjung yang datang untuk membeli paling banyak 5 kilogram gula pasir. “Paling tidak, apa yang dilakukan PG Semboro ini menjadi upaya yang jelas dan konkret untuk membantu meringaknkan biaya hidup kami” kata Badriah Daud, salah satu warga asal Kecamatan Sumbersari yang membeli gula murah. (Yns)
Sumber : Harian Jawa Pos Radar Jember (Kamis, 9 Juni 2016)
SURABAYA (08/06/2016) Anomali iklim yang terjadi saat ini membuat industri pergulaan ketir-ketir. Pasalnya, dengan masih turunnya hujan membuat kemasakan tebu tidak maksimal. Dampaknya, rendemen diperkirakan akan sulit berada dilevel 8%.
Untuk mencapai rendemen 8% atau bahan lebih, PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) melakukan berbagai langkah strategis, diantaranya adalah dengan memaksimalkan efisiensi dan perbaikan pabrik.
"Untuk mencapai rendemen 8% sepertinya berat, tetapi kami tetap optimistis. Agar rendemen sesuai target, kami agresif memperbaiki PG, karena tantangan iklim sangat berat. Kami harus meminimalisir kehilangan atau tingkat looses dalam pengolahan. Selain itu, efisiensi juga harus dilakukan secara maksimal," kata Direktur SDM dan Umum PTPN XI M Cholidi ketika dikonfirmasi, Surabaya, Senin (6/6/16).
Cholidi menjelaskan perbaikan PG yang dilakukan diantaranya adalah dengan memperbaiki atau mengganti alat penggilingan. Ada dua PG yang diganti pengilinannya, yaitu PG Asembagus dan PG Jatiroto. Dengan penggantian tersebut, maka tingkat ekstraksi menjadi maksimal dan potensi gula dalam tebu bisa dikeluarkan secara maksimal pula.
Selain itu, PTPN XI juga telah melakukan penyempurnaan beberapa sistem pengolahan dalam pabrik. Pemakaian uap secara efisien telah dilakukan, sehingga tidak ada uap yang terbuang sia-sia. "Uap bekas pengolahan ini digunakan untuk produksi berikutnya dan seterusnya dan seterusnya. Sehingga bekas uapnya tidak terbuang percuma. Karena jika energi minimal, tingkat kehilangan minimal dan andaikan potensi tebu sama, maka rendemen yang akan dihasilkan akan lebih baik," tegasnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan PTPN XI telah memulai giling sejak 31 Mei 2016 kemarin, yang dimulai di PG Semboro dengan kapasitas 6.500 TCD, PG Purwodadi, PG Wonolangun dan PG Sembagus. Selanjutnya beberapa PG juga akan mulai giling sebelum lebaran. Tetapi ada juga PG di lingkungan PTPN XI yang musim gilingnya dimulai setelah lebaran, yaitu PG dengan kapasitas kecil yang jumlahnya sekitar 3 PG.
Terkait praduksi, Chlolidi menyatakan bahwa PTPN XI menargetkan produksi gula mencapai 450.000 ton dengan tingkat rendemen sama dengan tahun lalu, sekitar 8,04%. Target produksi tersebut lebih besar dibanding pencapaian tahun lalu yang dikisaran 400.000 ton.
Sementara laba diharapkan akan bisa bertahan sekitar Rp 250 miliar, sama dengan tahun lalu karena memang pada tahun ini baik musim maupun tanaman tebu tidak begitu bagus. Pencapaian laba tahun 2015 sendiri adalah yang terbaik dalam kurun 10 tahun terakhir. (Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA (07/06/2016) Kepala Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional Probolinggo, Jawa Timur, Irsan Nasution mengatakan puluhan ton gula akan digelontorkan ke pasar di Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo dan Kabupaten Lumajang. "Operasi pasar gula rencananya digelar hingga 1 Juli 2016," kata Irsan di Lumajang, Kamis 2 Juni 2016. Irsan menjelaskan operasi pasar gula ini setiap harinya menyasar dua pasar di tiga wilayah kabupaten dan kota itu. Apabila cara itu ternyata tidak efektif meredam harga gula yang melonjak atau tidak banyak pembeli, atas persetujuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan gula Bulog dibawa ke permukiman lain. Untuk gula kuotanya sekotar 2.500 kilogram atau 2,5 ton setiap hari. Artinya dalam satu bulan sekitar 200 ton gula bakal digelontorkan ke tiga kabupaten dan kota itu. Gula yang dipasok Bulog untuk operasi pasar ini dijual dengan harga Rp 17.500. Ternyata laku keras. Selain gula, operasi pasar juga digelar untuk komoditas beras. "Setiap titik 500 kilogram setiap hari," katanya. Kendati demikian, Irsan mengakui operasi pasar tidak secara otomatis menyebabkan harga gula di pasaran langsung turun. "Mungkin modal beli pedagang, dengan harga yang masih tinggi sebelumnya," katanya.
Dia berharap harga di pasaran akan segera mengikuti harga gula yang dijual dalam operasi pasar. Berdasarkan pantauan Tempo di Lumajang, harga gula saat ini masih berkisar di harga Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu perkilogram. Harga gula di Kabupaten Lumajang yang masih cukup tinggi ini dinilai ironis lantaran ada Pabrik Gula Jatiroto yang merupakan anak perusahaan PTPN XI. Sementara itu, General Manajer Pabrik Gula Jatiroto mengatakan lonjakan harga gula pasir yang mencapai Rp 15 ribu perkilogram saat ini diyakini karena keberadaan stok gula di pasaran yang menipis. Selain karena stok di pasaran yang sudah mulai menipis lantaran banyak pabrik gula yang belum buka giling, Setyo mengatakan ada juga pengaruh dari penurunan produksi di tingkat internasional. Selain itu, "Bisa jadi karena sentimen menjelang puasa ramadhan serta lebaran," katanya. (Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA (06/06/2016) Tebu Transgenik tahan kekeringan yang merupakan hasil penelitian bangsa sendiri yaitu PTPN XI dan Universitas Jember ,sudah diminta India untuk dikembangkan di sana. Bambang Purwantara, Direktur Indonesia Biotechnology Information Centre menyatakan hal ini. Permintaan India belum bisa dipenuhi karena belum semua uji supaya benih ini bisa beredar diselesaikan. Tebu transgenik ini sudah lulus dalam pengujian varietas baru, uji kemanan pangan dan uji keamanan lingkungan. Karena daun dan pucuk tebu banyak digunakan untuk pakan ternak, maka satu uji lagi harus dilakukan yaitu uji keamanan pakan. Uji ini belum dilakukan karena Peraturan Menteri Pertanian tentang pedoman uji keamanan pakan belum ada. “Informasi terakhir draft Permennya sudah ada di meja Mentan tinggal ditandatangani. Kalau ini sudah keluar maka uji kemanan pakan segera dilakukan dan kita harap akhir tahun 2016 ini bibit tebu transgenik sudah beredar,” katanya. Kalau sudah beredar di sini bari permintaan India bisa dipenuhi. Harus ada perjanjian khusus karena Hak atas Kekayaan Intelektualnya ada di PTPN XI dan Universitas Jember . Harus ada kompensasi khusus untuk Haki ini. Bambang yakin tebu transgenik tahan kekeringan ini merupakan salah satu solusi untuk mencapai swasembada gula. Tebu yang ada sekarang dirancang untuk ditanam di lahan sawah, sedang sekarang tebu sudah bergeser ke lahan kering. Sistim budidaya yang ada sekarang masih untuk lahan sawah bukan lahan kering. (Jo/sumber:disini)
SURABAYA (06/06/2016) Komitmen operasi pasar untuk stabilisasi harga gula terus dilakukan PT Perkebunan Nusantara atau PTPN XI selaku BUMN produsen gula terbesar di Indonesia.
"Sepekan terakhir kita alokasikan 20 ton gula, tapi kalau operasi pasar dilanjutkan hingga lebaran maka sudah siap 800 ton gula untuk stabilkan harga gula," papar Direktur Utama PTPN XI, Dolly P Pulungan, Kamis (2/6/2016) petang.
Menurut Pulungan, pelaksanaan operasi pasar gula murah PTPN XI tersebut menyasar tempat-tempat ramai dan di banyak tempat di Jawa Timur.
"Pagi ini, operasi pasar PTPN XI masih ada di sekitar Surabaya, tapi ke depan akan merambah daerah-daerah lain, sesuai kebutuhan yang ada," jelas Pulungan.
Dijadwalkan, Kamis (2/6/2016) pagi, untuk operasi pasar PTPN XI di Surabaya, digelar di Pasar Manukan dengan harga gula Rp 12.000,- per kilogram.
Adapun sejumlah lokasi lainnya yang telah disasar operasi pasar gula murah PTPN XI di Surabaya, antara lain di Pasar Pabean (25/5/2016), Pasar Kapas Krampung (27/5/2016) dan Pasar Turi (31/5/2016).
"Jadi intinya kami siap drop gula untuk stabilasasi harga, karena kami sudah mulai giling sehingga stok gula kita mulai tersedia di minggu pertama juni ini ," tambah Pulungan.
Menurut Pulungan, pihaknya akan berkordinasi dengan instansi terkait guna suksesnya pelaksanaan operasi pasar guna stabilisasi harga kebutuhan pokok jelang lebaran.
"Kita jangkaulah daerah-daerah lain di Jatim yang membutuhkan gula murah, asal panitia setempat siap, sekuriti disana juga siap," imbuh Pulungan.
Menurut Pulungan, operasi pasar PTPN XI sendiri akan mengoptimalkan pula stok dan distribusi di 16 pabrik gula PTPN XI di Jawa Timur.
"Jadi sebagian pabrik gula kami ada juga yang mulai giling bulan lalu, sehingga pasokan gula akan bertambah dan diharapkan bisa digelontor ke pasar supaya harga gula bisa kembali normal sebelum puasa dan lebaran," jelas Dolly Pulungan optimistis.
PT Perkebunan Nusantara (PTPN XI) sendiri di tahun 2016 berupaya meningkatkan produksi gula menjadi 450.000 ton dengan target rendemen mencapai 8,04% sejalan dengan target pemerintah.
"Target produksi tersebut naik dari tahun 2015 kami memproduksi gula 405.000 ton dan mampu lebih besar menjangkau kebutuhan pasar dalam negeri," papar Dolly Pulungan. (Jo/Sumber: Disini)
SURABAYA (06/06/2016) PT Perusahaan Perkebunan (PTPN) XI siap menggelontor 800 ton gula hingga menjelang Lebaran. Hal itu dilakukan untuk menahan laju kenaikan harga gula di pasar.
’’Sementara ini, operasi pasar PTPN XI hanya diadakan di sekitar Surabaya. Namun, ke depan akan merambah daerah-daerah lain untuk menyesuaikan kebutuhan,’’ ujar Dirut PTPN XI Dolly P. Pulungan di Surabaya sebagaimana dikutip Jawa Pos, Jum’at (3/6).
Operasi pasar dilakukan di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Manukan, Pasar Pabean, Pasar Kapas Krampung, dan Pasar Turi. Harga gula pun mencapai Rp 12.000 per kg.
’’Berapa pun yang dibutuhkan, kami siap menyediakan. Apalagi sekarang sudah mulai giling. Stok kami akan tersedia pada minggu pertama Juni,’’ tuturnya.
Ia mengaku telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melaksanakan operasi pasar, khususnya jika ada permintaan dari daerah di luar Surabaya. ’’Kami jangkau daerah-daerah lain di Jatim yang membutuhkan gula murah,’’ ucapnya.
Pada bagian lain, Dolly mengatakan bahwa PTPN XI akan melakukan giling dengan target produksi 450 ribu ton gula. Target produksi ini naik jika dibandingkan dengan produksi pada 2015, yaitu 405.000 ton. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (06/06/2016) PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) menargetkan kenaikan produksi menjadi 470.000 ton gula kristal putih (GKP) pada musim giling tahun ini, naik dari realisasi tahun lalu sejumlah 418.000 ton GKP.
Direktur SDM dan Umum PTPN XI M. Cholidi menjelaskan beberapa dari total 16 pabrik gula (PG) terbesar milik BUMN perkebunan itu memulai musim gilingnya pekan ini. PG Asembagus, misalnya, mulai giling 30 Mei, PG Djatiroto 31 Mei, PG Semboro 26 Mei.
“Produksi terbanyak akan disumbang dari PG Djatiroto dan PG Semboro. Tahun ini, PG Djatiroto dan Asembagus serius perbaikan, sehingga harapannya tahun depan mereka sudah bisa produksi GKP premium seperti Semboro,” katanya kepada Bisnis, Jumat (29/5/2015).
Pada musim giling tahun ini, lanjutnya, tantangan terberat adalah kondisi tebu yang belum ideal. Selain itu, sisa-sisa dari masa suram industri gula pada 2014 juga masih terasa, di mana sebagian petani masih terpuruk minat tanamnya.
Namun, tahun ini Cholidi meyakini harga lelang dapat kembali mencapai Rp10.000/kg di tengah harga patokan petani (HPP) GKP yang sudah dinaikkan Kementerian Perdagangan dari Rp8.500/kg menjadi Rp8.900/kg.
“Tahun ini adalah tahun perbaikan industri gula, sehingga rasanya efek perbaikan itu baru akan terasa pada musim giling tahun depan. Saat ini kami lebih fokus pada persiapan untuk musim tanam (MT) 2015-2016,” tuturnya.
Beberapa yang telah dilakukan PTPN XI untuk persiapan MT 15-16 adalah mengintensifkan sosialisasi kepada para petani untuk menjadikan bisnis tebu lebih prospektif, misalnya melalui mekanisasi, perbaikan sistem kontrak, penggunaan kredit komersial, maupun uji coba sistem borongan untuk pengelolaan lahan.
Cholidi menjelaskan dengan memakai pemborong, para petani tidak perlu menanggung sendiri setiap biaya produksi karena ditalangi secara patungan untuk membuat hamparan lahan yang ideal bagi pemanfaatan mekanisasi.
Dengan demikian, ongkos produksi dapat ditekan sehingga ketika terjadi koreksi harga saat lelang, mereka dapat tetap merasakan keuntungan. Sistem tersebut baru akan diujicobakan di PG Djatiroto, Semboro, dan Wonolangan.
“Kalau menggunakan cara ini, kami yakin tahun depan produksi GKP PTPN XI dapat mencapai lebih dari 500.000 ton.” (Jo/sumber:disini)
SURABAYA (02/06/2016) Rangkaian proses pengadaan Jasa Konsultansi Manajemen Proyek (Project Management Consultant (PMC)) Konstruksi dalam rangka Revitalisasi dua Pabrik Gula di lingkungan kerja PT Perkebunan Nusantara XI telah memasuki tahap Klarifikasi Teknis (Beauty Contest). Kegiatan tersebut diselenggarakan di Kantor Pusat PTPN XI Surabaya pada Kamis (02/06) dan diikuti oleh 4 perusahaan penyedia jasa konsultansi konstruksi yang telah lolos hingga tahap ini.
Seperti yang telah diketahui, PTPN XI akan melakukan revitalisasi terhadap dua Pabrik Gula yakni PG Djatiroto dan PG Assembagoes. Diharapkan proyek ini berjalan tanpa mengganggu proses giling, sehingga dibutuhkan tenaga ahli yang berpengalaman sebagai PMC.
“Pengerjaan proyek ini tidak boleh mengganggu proses giling. Sehingga kami membutuhkan tenaga ahli yang berpengalaman, khususnya di industri gula” terang Aris Toharisman dalam sambutannya.
Aris Toharisman yang merupakan Direktur Perencanaan dan Pengembangan sekaligus sebagai Direktur Proyek PMN PTPN XI juga menekankan bahwa tujuan kegiatan klarifikasi teknis (beauty contest) ini adalah agar proyek PMC di dua Pabrik Gula tersebut bisa berjalan dengan efektif dan efisien. “Tujuan kegiatan pada hari ini adalah agar proyek PMC di dua Pabrik Gula ini berjalan efektif dan efisien sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan” ujar Aris.
Pada kesempatan tersebut, peserta diminta untuk melakukan klarifikasi teknis melalui presentasi dan berdiskusi terkait dengan pengadaan jasa konsultansi tersebut.
Kegiatan tersebut juga diikuti oleh Panitia Pelelangan/Pengadaan Barang dan Jasa PTPN XI, Kepala Divisi, General Manager dan Karyawan PTPN XI yang tergabung dalam Tim Penyertaan Modal Negara (PMN) PTPN XI. (Yns)
SURABAYA (02/06/2016) Komitmen operasi pasar untuk stabilisasi harga gula terus dilakukan PT Perkebunan Nusantara atau PTPN XI, sebagai BUMN produsen gula terbesar di Indonesia.
"Sepekan terakhir kita alokasikan 20 ton gula, tapi kalau operasi pasar dilanjutkan hingga lebaran maka sudah siap 800 ton gula untuk stabilkan harga gula," papar direktur utama PTPN XI, Dolly P Pulungan, Kamis (2/6).
Pelaksanaan operasi pasar gula murah PTPN XI tersebut, kata dia, menyasar tempat-tempat ramai dan berlangsung di banyak tempat di wilayah provinsi Jawa Timur (Jatim).
"Pagi ini, operasi pasar PTPN XI masih ada di sekitar Surabaya, tapi ke depan akan merambah daerah-daerah lain, sesuai kebutuhan yang ada," jelas Pulungan.
Dijadwalkan, Kamis (2/6) pagi ini, untuk operasi pasar PTPN XI berlangsung di Pasar Manukan, Surabaya, dengan harga gula Rp 12.000 per kilogram (Kg).
Sementara, kata Pulungan, sejumlah lokasi lainnya yang telah disasar operasi pasar gula murah PTPN XI di Surabaya, antara lain di Pasar Pabean (25/5), Pasar Kapas Krampung (27/5), dan Pasar Turi (31/5).
"Jadi intinya kami siap drop gula untuk stabilasasi harga, karena kami sudah mulai giling sehingga stok gula kita mulai tersedia di minggu pertama juni ini," tambahnya.
Menurut Pulungan, pihaknya akan berkordinasi dengan instansi terkait guna suksesnya pelaksanaan operasi pasar dan melakukan stabilisasi harga kebutuhan pokok jelang lebaran.
"Kita jangkaulah daerah-daerah lain di Jatim yang membutuhkan gula murah, asal panitia setempat siap, sekuriti disana juga siap," imbuh Pulungan.
Menurut Pulungan, operasi pasar PTPN XI sendiri akan mengoptimalkan pula stok dan distribusi di 16 pabrik gula PTPN XI di Jawa Timur.
"Jadi sebagian pabrik gula kami ada juga yang mulai giling bulan lalu, sehingga pasokan gula akan bertambah dan diharapkan bisa digelontor ke pasar supaya harga gula bisa kembali normal sebelum puasa dan lebaran," kata Pulungan optimistis.
Tahun 2016 ini, lanjut dia, PTPN XI sendiri berupaya meningkatkan produksi gula menjadi 450.000 ton dengan target rendemen mencapai 8,04 persen sejalan dengan target pemerintah.
"Target produksi tersebut naik dari tahun 2015, dimana kami memproduksi gula 405.000 ton dan mampu lebih besar menjangkau kebutuhan pasar dalam negeri," tambah Pulungan. (Yns / Sumber : disini)
SURABAYA (25/05/2016) Pabrik Gula (PG) Wonolangan di Probolinggo milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI tahun ini menginvestasikan Rp1 miliar untuk membangun infrastruktur jalan masuk truk pengangkut tebu menuju areal pengolahan.
Manajer Tanaman PG Wonolangan Heru Wibowo mengatakan investasi pembangunan jalan tersebut perlu dilakukan mengingat selama ini kerap terjadi penumpukan truk tebu yang antre masuk ke pabrik saat musim giling tiba.
“Karena kapasitas menampung truk di areal pabrik sangat rendah, nah hal ini membuat truk tebu berjubel dan tercecer sampai di pinggir-pinggir jalan raya,” katanya kepada Bisnis, Senin (23/5/2016).
Dia memaparkan selama ini truk pengangkut tebu yang masuk ke pabrik harus melewati pintu gerbang depan. Sebelum truk tebu itu masuk pabrik, truk tersebut harus berhenti dulu di pos Kedungasem yang berjarak sekitar 3 km dari pabrik untuk melaporkan tebu yang diangkutnya.
“Jumlah truk yang berhenti melapor di pos Kedungasem itu hanya bisa menampung 55 unit truk. Padahal kebutuhan menggiling tebu di pabrik kami kapasitasnya tebu 300 truk/hari,” jelas Heru.
Akibatnya, lanjut Heru, sirkulasi keluar masuknya truk ke pabrik tidak efisien, dan tebu yang akan digiling tidak terkontrol lantaran yang melapor ke petugas pos hanya sopir truk, sedangkan tebu terparkir jauh dari lokasi pos.
“Padahal tebu yang akan digiling itu harus dicek terlebih dahulu, sehingga terkadang menunggu petugas yang datang menuju lokasi parkir truk untuk melakukan pengecekan,” imbuhnya.
Adapun dalam pembangunan jalan yang berada di jalur belakang PG Wonolangan saat ini masih dalam tahap konstruksi dan diperkirakan rampung Juni atau sebelum masuk musim giling tahun ini.
Dengan pembangunan jalan belakang pabrik maka akan menambah daya tampung hingga lebih dari 70 an truk di pabrik. “Di jalur depan nanti tetap bisa menampung 55 truk dan di belakang bisa 20 an truk,” imbuh Heru.(Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA (25/05/2016) Dewan komisaris PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI merasa percaya diri perseroan mampu mengukir prestasi lebih baik dengan meraup laba yang lebih banyak pada 2016.
Komisaris PTPN XI Winachyu mengatakan perolehan laba yang lebih tinggi bisa dicapai asalkan jajaran direksi perusahaan bertekad mempertahankan dan mau belajar dari masa lalu. Periode selama PTPN XI menanggung kerugian dalam bisnisnya, imbuh dia, anggap saja masa pembelajaran.
“Anggaplah tahun-tahun yang lalu itu sekolahan, ada jeleknya, ada buruknya,” tuturnya kepada Bisnis ditemui di kantornya, belum lama ini.
Demi mencapai kinerja yang lebih baik, jajaran komisaris berjanji akan mengawasi dengan seksama. Di antara komisaris, direksi, dan karyawan harus menjalin kerja sama yang solid. Menurut Winachyu, tidak cukup hanya kerja sama melainkan pula wajib bekerja bersama-sama.
Melalui kerja sama yang solid, etos kerja yang baik selayaknya bisa selalu diterapkan. Yang mendasar dari sinergi internal perusahaan adalah rasa memiliki seluruh lapiran karyawan sampai ke komisaris terhadap perusahaan.
“Manajemen harus bersedia dikoreksi, harus mau membaca dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang diamanatkan,” ucap Winachyu.
Selain faktor internal, eksternal juga berperan penting. Dalam hal ini yang dimaksud adalah dukungan pemerintah berupa keberpihakan melalui regulasi dan sokongan materil. Seberapapun hebat jajaran direksi menahkodai PTPN XI takkan berarti banyak tanpa bantuan pemerintah.
Perseroan terus mengharapkan pemerintah menelurkan regulasi yang berpihak kepada bisnis perseroan. Pasalnya, banyak permasalahan yang tetap menantang untuk dihadapi pada tahun ini. Sebut saja persaingan di era MEA dan ancaman gula impor ilegal.
“Kalau ini tidak ditangani dengan baik kami juga bisa-bisa gulung tikar,” tutur dia. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (23/05/2016) Terobosan bersama dalam sinergi antara BUMN pergulaan dan BUMN bidang perbangkan makin nyata, diantaranya kartu tani yang akan diluncurkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kami berharap dengan salah satunya kartu tani ini yang segera diluncurkan presiden ini, besar pengaruhnya dalam peningkatakan pendapatan petani, sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas pasokan tebu mereka ke pabrik gula yang pada akhirnya berdampak pada tercapai swasembada gula," demikian dirut Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Elia Massa Manik di Jember, Kamis (19/5/2016).
Dalam upaya mendorong antusisame kartu tani di kalangan petani tebu, secara khusus Elia membuka sarasehan digelar BRI, APTRI dan PTPN XI - PG Semboro dengan tema "Sosialisasi Kartu Tani Indonesia untuk Sinergi Menuju Swasembada Gula Berdaya Saing" di Padepokan H.M. Arum Sabil, Tanggul, Jember. Ikut mendapingi Elia Massa Manik dalam rangkaian sarasehan dan kunjungan itu, dirut PTPN X Subiyono, dirut PTPN XII Irwan Basri, serta dirut PTPN XI Dolly Pulungan.
Elia menegaskan, untuk mencapai swasembada gula, pabrik gula di lingkungan BUMN akan mendongkrak skala produksinya hingga dua kali lipat. "Kalau sekarang ini hanya produksi pabrik gula BUMN hanya 1,5 juta ton, dengan revitalisasi yang terus dijalankan maka produksi bisa mencapai 3 juta ton gula," kata Elia.
Dengan target lonjakan produksi gula yang signifikan ini, diakui butuh dukungan peningkatan pasokan tebu petani. "Petani harus terus mempunyai keyakinan untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas jumlah tebunya," kata Elia.
Ditambahkan dirut PTPN XI Dolly P Pulungan, berbagai upaya dalam mencapai swasembada gula memang terus disiapkan. Selain dengan kartu tani, pihaknya bersama Asosiasi Petani Tebu rakyat atau APTRI juga ada program radikalisasi tanaman.
"Saya sudah bicara dengan petani dan Pak Arum Sabil soal radikalisasi produksi tebu di 40 ribu hektar dilingkungan PTPN XI, melalui pendekatan baru dalam pembiyaan dan termasuk adanya kartu tani ini. Sehingga haraoannya ada lonjakan produksi tebu, dari kisaran sekarang 76 ton per hektar menjadi 100 ton per hektar, karena tanah HGU PTPN XI sudah 120 ton/hektar," jelas Dolly Pulungan.
1,2 Juta Petani Tebu Antusias
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau APTRI H.M Arum Sabil menjelaskan, terobosan kartu tani ini memang sangat menarik. "Ini sejalan dengan Nawacita Presiden Jokowi, karena selain ada upaya menyehatkan rakyatdengan kartu sehat, sekarang ada kartu tani untuk kesejahteraan petani yang notabene lebih separuh dari total penduduk Indonesia," tutur Arum Sabil.
Ke depan, dijelaskan Arum, kartu tani ini juga akan dikembangkan bukan hanya untuk petani tebu tapi petani berbagai komoditi, juga peternak dan nelayan. "Memang pilot project petani tebu, yang notabene ada sekitar 1,2 juta orang, yang hampir separuhnya ada di Jatim," ujar HM Arum Sabil yang juga wakil ketua bidang pemberdayaan petani di Himpunan Kerukuan Tani Indonesia atau HKTI Pusat.
Diakuinya, dengan adanya kartu tani, banyak kemudahan yang didapat. Bukan hanya dalam hal pengumpulan data, tapi juga pendanaan karena kartu tani tersebut akan berfungsi sebagai ATM. "Sehingga kita sampaikan ke petani, kalau mereka akan terdata, termasuk akan mendapatkan berbagai fasilitas lainnya. Dan diharapkan kartu tani ini tidak disalahgunakan karena batuan serta program pemerintah nantinya adalah basis datanya kartu tani," papar Arum Sabil. (Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA (19/05/2016) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mulai memasang infrastruktur pendukung kartu petani pada hari ini di Pabrik Gula (PG) Semboro, Kabupaten Jember.
Kepala Urusan IT PTPN XI Evi Kusumawardhani Utami mengatakan setelah dilakukan pemasangan akan dilanjutkan uji coba penerapannya di pabrik. Semboro menjadi PG pertama yang akan mencicipi uji coba teknologi IT ini.
"Belum bisa diterapkan di semua PG, selain di Semboro sebetulnya ada dua lagi yang akan dipasang mesin untuk kartu petani, yaitu Djatiroto dan Wonolangan," ucapnya kepada Bisnis, Rabu (18/5/2016).
Pada tahap awal, PTPN XI mencetak sekitar 2.000 kartu petani untuk penerapan di Semboro. Nantinya petani tinggal menempelkan atau menggesek ke mesin EDC, masukkan pin lantas akan keluar seluruh informasi mengenai dirinya, seperti rendemen, luas kebun, nomor petak dan lokasinya, data kredit, serta produksi.
Kartu petani diterapkan PTPN XI bekerja sama dengan developer IT tersendiri. Rencananya produk ini akan diterapkan di semua pabrik gula. "Rencananya mulai tahun depan," ujar Evi.
Pemilihan uji coba kartu petani di Semboro merupakan hasil kebijakan direksi. Evi berpendapat kemungkinan besar pertimbangannya karena PG besar sekaligus dilihat juga manajemen datanya, pabrik ini salah satu yang rapi.
"Tapi Djatiroto dan Semboro dipilih karena pabrik besar, Wonolangan datanya bagus. Dan di Semboro petani enggak terlalu banyak banget," ucap Evi.(Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA (19/05/2016) Mempertahankan pendapatan tahun 2015, manajemen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI akan melakukan efisiensi total di sektor on farm maupun off farm. Di sektor on farm salah satunya dilakukan dalam bentuk intensifikasi tanaman, sementara di sektor off farm diantaranya dengan menekan biaya produksi dari kisaran Rp. 7500 – Rp. 7.800/kg menjadi Rp. 7.000/kg.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Utama PTPN XI Dolly Parlagutan Pulungan kepada Media Center APTRI akhir pekan kemarin di Surabaya. “Langkah efisiensi total ini harus kami lakukan sebagai antisipasi terhadap penurunan protase tebu sendiri (TS) sebagai dampak anomali cuaca pada musim tanam 2015/2016,” katanya.
Dolly mengatakan, akibat dampak anomali cuaca yang terjadi selama musim tanam 2015/2016, protase tebu (TS) diperkirakan akan turun hingga 20 persen dari protase tahun sebelumnya. “Artinya, kita akan kehilangan pasokan sekitar 40.000 ton tebu pada musim giling tahun ini. Jika dirupakan dalam bentuk gula, tingkat kehilangan tersebut mencapai 15.000 ton,” kata Dolly.
Dengan kata lain, jika pada tahun 2015 PTPN XI mampu menghasilkan sebanyak 205.000 ton gula yang dihasilkan dari tebu sendiri (TS), maka pada musim giling 2016 ini hanya akan menghasilkan gula sendiri sebanyak 190.000 ton. Penurunan produksi tersebut jika tidak diantisipasi akan berdampak pada penurutan pendapatan PTPN XI di musim giling 2016.
“Ini tidak boleh terjadi. Karenanya kami harus melakukan berbagai cara untuk mempertahankan tingkat pendapatan perusahaan, semisal dengan upaya intensifikasi tanaman, melakukan efisiensi dan menekan biaya pokok produksi,” tegasnya.
Dolly yakin dengan berbagai upaya tersebut PTPN XI mampu mempertahankan pendapatan (sebelum pajak) sekitar Rp 264 miliar, dan keuntungan bersih sekitar Rp 164 miliar. Optimisme Dolly juga dipicu dengan harapan dan tren harga gula yang diperkirakan akan naik sepanjang tahun 2016 ini.
Sebagai catatan, pada 2015 lalu BUMN pergulaan terbesar ini mampu mengantongi keuntungan kotor (sebelum pajak) dari penjualan sebanyak 205.000 ton gula dan produk turunan lainnya serta usaha lainnya sebesar Rp 264 miliar. Atau keuntungan bersih sebesar Rp 186 miliar.(Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA (16/05/2016) PT Perkebunan Nusatara (PTPN) XI tengah mengkaji kelayakan produksi gula tebu cair untuk pabrik-pabrik yang kurang efisien memproduksi gula pasir. Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN XI Aris Toharisman menyatakan studi kelayakan proyek sedang berjalan, hasilnya diperoleh sebulan lagi. Kelanjutan proyek ini tergantung kepada hasil studi kelayakan, jika secara skala keekonomian mencukupi akan dilanjutkan dan sebaliknya. “Kami ada rencana untuk membuat gula cari dari nira tebu. Nah pabrik-pabrik yang kuang efisien, rantai produksinya kami potong untuk memproduksi gula cair saja,” ucapnya kepada Bisnis, Jumat (13/5/2016). Aris menyebutkan ada dua pabrik yang kemungkinan akan dialihkan produksinya menjadi gula tebu cair, yaitu PG Kanigoro dan PG Olean. Kapasitas produksi pabrik gula (PG) Kanigoro sekarang berkisar 1.700 ton tebu per hari, sedangkan PG Olean seitar 800 ton tebu per hari. Tantangan dalam pemasaran gula cair dibandingkan gula kristal putih (GKP) adalah pengemasan. Gula cair dinilai lebih muda terkontaminasi. Guna menyiasatinya, PTPN XI akan meningkatkan level kekentalan dibareng dengan penyimpanan yang lebih khusus. “Gula cair ini larinya akan lebih banyak diserap industri minuman. Gula cair mengandung semuanya, ya sukrosa, fruktosa maupun glukosa,” ujar Aris. Tebu yang akan diolah menjadi gula cair hanya tebu PTPN XI sendiri sebesar 34%, bukan milik petani. Di Indonesia sekarang ini bagi hasil yang diterapkan antara petani dan pabrik gula 66 : 34, 66% menjadi bagian para petani. Persentase itu ada karena mayoritas PG yang beroperasi sekarang tak punya lahan sendiri, bahan baku tebu mereka peroleh dari petani. Wujud kemitraan yang sekarang berkembang adalah sistem bagi hasil (SBH) gula yang ditanam petani lantas diolah pabrik gula mitranya.(Jo/sumber:disini)
SURABAYA (12/05/2016) PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) terlibat dalam pembiayaan infrastruktur yang digarap Badan Usaha Milik Negara maupun pemerintah. BUMN di bawah Kementerian Keuangan ini terlibat dalam pembiayaan infrastruktur mulai dari Tol Trans Sumatera hingga rumah sakit milik PTPN XI di Malang, Jawa Timur. Edwin Syahruzad, Direktur pembiayaan dan investasi PT. SMI menjelaskan, proyek yang dibiayai itu antara lain:
Tol Trans Sumatera: Tol Medan-Binjai nilai proyeknya Rp 1,6 T, porsi SMI Rp 481 M, Tol Palembang-Indralaya nilai proyeknya Rp 3,3T, porsi SMI Rp 1,24 T. Tol Trans Jawa: Tol Solo-Ngawi-Kertosono nilai proyeknya Rp 10.85 T, porsi SMI Rp 700 M, Tol Pejagan-Pemalang nilai proyek Rp 2.25 T, porsi SMI Rp 700 M. Transportasi: Pelabuhan Cigading, Banten, nilai proyek Rp 500 M, porsi SMI Rp125 M, Pengembangan Bandara Soetta Terminal 3, nilai proyek Rp 18.7 T, porsi SMI Rp 500 M. Ketenagalistrikan: PLTU Tenayan, Pekanbaru, nilai proyek Rp 2.2 T, porsi SMI Rp 400 M, PLTU Sumsel 5 B dan Kendari 3, nilai proyek US$ 682 juta, porsi SMI US$ 40 juta. Sektor lain: Rumah Sakit Lavalette nilai proyek Rp 82,5 M, porsi SMI Rp 70 M.Dia menjelaskan, sektor infrastruktur yang paling banyak dibiayai SMI adalah ketenagalistrikan (48%). Disusul kemudian proyek jalan (26%), minyak dan gas (14%), transportasi (5%), telekomunikasi (3%), irigasi (2%), serta multi sektor (4%). Adapun lokasi proyek terbanyak berada di pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Disusul berikutnya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. "Ada 20 Kabupaten/Kota, di antaranya Pemkot Padang, Pesisir Selatan, Bandar Lampung, Temanggung, Lombok Timur, Lombok Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, hingga Halmahera Selatan," tutur Edwin. (Jo/Sumber:Disni)
SURABAYA (10/05/2016) Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian Musdalifah menampik kabar kenaikan harga pangan sebulan jelang Ramadhan. Justru pemerintah saat ini sedang menyiapkan sejumlah instrumen pengendalian harga agar harga pangan di momen tersebut tetap terjaga. "Kata siapa naik ,belum kok, cabai sudah turun, bawang merah pas masuk bulan puasa sudah siap, kita akan rakor lagi besok," kata dia saat ditemui di Gedung Bulog, Selasa (10/5). Begitu pun soal kabar melambungnya harga gula di Riau. Ia menyebut, pengendalian harga akan diserahkan kepada BUMN. Pemenuhan kebutuhan protein di Ramadhan dan Lebaran 2016 akan dipenuhi dari impor. Rencananya pemerintah melalui Berdikari akan mengimpor 10 ribu daging sapi dan karkas hingga musim lebaran usai. Namun ia tidak menjelaskan negara mana yang akan memasok daging untuk Indonesia serta belum memastikan apakah Bulog juga akan terlibat dalam distribusi. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyebut, hingga kini stok beras di gudang Bulog sebanyak 1,93 juta ton. Penyerapan beras terus dilakukan diiringi perbaikan infrastruktur dan gudang. "Kita mulai dari pasca panen, kita harus punya pengering, harus punya dryer," katanya. Tak berhenti sampai di sana, Bulog juga perlu melengkapi armadanya dengan kesiapan gudang yang mumpuni. Misalnya gudang jagung dan gabah kering giling. Bulog, lanjut dia, membutuhkan minimal Rp 2,3 triliun untuk melakukan penguatan infrastruktur tahap pertama. Bulog telah mengajukan permohonan PMN Rp 2 triliun dan akan melengkapinya dengan dana internal Rp 400-500 miliar. "Kalau itu belum bisa, maka saya akan mohon PMN yang digunakan untuk moda kerja bisa diswitch utuk investasi ini," tuturnya. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (10/05/2016) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyalurkan kredit senilai Rp 993 miliar kepada sektor produksi gula PT Perkebunan Nusantara XI. Penanda tangan akad kredit dilakukan Wakil Direktur Utama BRI Sunarso dan Direktur Utama PTPN XI Dolly P Pulungan di Pabrik Gula (PG) Pagotan, Desa Kradegan, Madiun, Jawa Timur. Dengan demikian, total kredit yang telah disalurkan BRI kepada PTPN XI menjadi Rp 1,72 triliun. Sedangkan, penyaluran pembiayaan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor produksi gula secara keseluruhan berjumlah Rp 4,12 triliun. Sunarso menjelaskan, pemberian kredit tersebut merupakan pembiayaan dari hulu ke hilir, yakni dari tebu ditanam sampai dengan tebu dijual. "Secara umum, pemberian fasilitas kredit ini bertujuan untuk menjamin rantai pasokan bahan baku tebu petani dan mempertahankan tingkat kapasitas produksi gula agar tetap optimal sehingga tingkat suplai gula di masyarakat tetap stabil dan kontinuitasnya juga terjaga," kata Sunarso, di Madiun, Selasa (3/5). Dalam akad senilai Rp 993 miliar tersebut, BRI menyalurkan kredit dalam bentuk Modal Kerja Talangan on farm tebu petani sebesar Rp 300 miliar, Modal Kerja Talangan Gula Petani sebesar Rp 350 miliar, dan Kredit Investasi (KI) Capital Expenditure (Capex) sebesar Rp 343 miliar. "Untuk Modal Kerja Talangan on farm tebu petani, skim ini digunakan untuk memberikan kemudahan pembiayaan modal kerja bagi petani dengan suku bunga murah, yaitu sebesar 9,75 persen per tahun. Pembiayaan modal kerja ini ditujukan kepada petani mitra PTPN XI yang berjumlah lebih 20 ribu petani dengan luas lahan mencapai 44 ribu hektare," ujar Sunarso. (Jo/Sumber:disini, berita serupa dapat diakses disini dan disini)
SURABAYA (01/05/2016) Sesuatu yang ada awalnya pasti akan berujung pada akhirnya. Hal itu pula yang terjadi pada Sabtu (30/04) kemarin. Salah satu Pejabat Puncak PTPN XI memasuki masa purna tugas. Beliau adalah Lukman Hidayat yang sebelumnya menjabat sebagai General Manager PG Assembagoes. Pria yang telah mendedikasikan hidupnya lebih dari 25 tahun di PTPN XI ini merupakan salah satu sumber daya terbaik yang dimiliki PTPN XI.
Menindaklanjuti hal tersebut, Achmad Barnas yang sebelumnya menjabat sebagai General Manager PG Kedawoeng dipercaya oleh Direksi untuk menggantikan posisi beliau sekaligus menjabat sebagai General Manager PG Olean. Sedangkan PG Kedawoeng dipimpin oleh Noor Drajat Rachman sebagai Pjs General Manager yang sebelumnya merupakan salah satu Tim Pendampingan PG-PG PTPN IX di Bidang Tanaman. Edi Pangestu yang sebelumnya menjabat sebagai General Manager PG Purwodadie dan PG Sudhono per tanggal 1 Mei 2016 ditetapkan sebagai General Manager PG Purwodadie.
Selain hal tersebut diatas, adapun pergantian pejabat puncak PTPN XI adalah sebagai berikut :
Widodo Kardijanto sebagai General Manager PG Sudhono Probo Wahyono sebagai Kepala Divisi Pemasaran M. Khoiri sebagai Kepala Divisi Hukum dan Divisi Umum & Pemberdayaan Aset Subagiyo sebagai Kepala Divisi Sumber Daya Manusia Bambang Tri A. sebagai Pjs Kepala Divisi Pengadaan“Dengan adanya mutasi dan promosi diharapkan bahwa para General Manager dan Kepala Divisi dapat fokus serta dapat mengeksekusi hal-hal yang sudah diputuskan oleh Direksi dengan baik, mengingat kompetisi dan tantangan yang kian berat” ujar Dolly P. Pulungan selaku Direktur Utama PTPN XI dalam arahan yang diberikannya (Yns)
SURABAYA (20/04/2016) State-owned plantation company Perkebunan Nusantara XI booked a Rp 248 billion ($19 million) net income in 2015, thanks to a more efficient operation after suffering a Rp 192.5 billion loss a year earlier amid falling sugar prices.
The profit was the company's best performance in the last decade and the highest profit among state plantations last year.
"This is the fruit of our handwork with the farmers. PTPN XI has tried to change the worker's mindset to work faster. We are no longer have complicated bureaucracy," Dolly P Pulungan, PTPN XI president director, said on Thursday (24/3).
The company targets to produce 450,000 metric tons of sugar this year, up 11.1 percent from 405,000 metric tons a year earlier.
M Cholidi, PTPN XI human resources director, said the prolonged drought last year had reduced production. He said the company aims to match Thailand's production of 100 metric tons a hectare in three years.
"We will try to keep the production volume this year, or about an average of 80 metric tons a hectare of sugar cane production, that is enough. But in the 2016 to 2017 planting season, we will try to improve [the production] in several ways, including through land conversion in collaboration with PTPN XII," he said. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (19/04/2016) Senin (18/04) lalu Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan sebuah tindakan konkrit terhadap kepastian Industri Gula Nasional dengan menggelar pertemuan yg melibatkan semua pihak pemangku kepentingan (stakeholder) industri gula yakni para petani tebu, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), Perum Bulog, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Direksi Bank BUMN, Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Ikatan Ahli Gula, hingga serikat pekerja pabrik gula.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mensinergikan antar BUMN dan lembaga Pemerintah lainnya guna membangkitkan industri gula nasional kedepan. Tindakan konkrit Menteri BUMN ini menuai tanggapan positif terhadap investasi dan optimisme kemajuan Industri Gula Nasional.
Dedy Mawardi selaku Komisaris PTPN XI menyambut positif kebijakan itu, "Sikap Ibu Menteri adalah terjemahan konkrit atas program Nawa Cita Presiden Jokowi di industri gula nasional. Negara hadir di industri gula nasional yang berbasis tebu. Keputusan ini semakin memberi optimisme kami di PTPN XI dan hal ini akan mendapat dukungan publik, khususnya para petani tebu". Dedy memaparkan kebutuhan gula nasional ada 2.205 Juta ton dengan segmentasi, 245 juta ton gula kristal putih dan 735 gula rafinasi industri gula untuk industri kecil, sebagian sisanya digunakan untuk konsumen harian masyarakat. Dan pola sinergisitas antar BUMN adalah kunci atas akselerasi Industri Gula Nasional.
Lebih lanjut Dedy menerangkan situasi Pabrik Gula di Indonesia, "Pabrik kita kan warisan jaman Belanda, mesinnya sudah tua, jadi tidak lagi optimal dalam proses produksi. PTPN XI sudah membeli beberapa mesin baru untuk mengejar optimalisasi baik secara kualitatif (rendemen) dan kuantitatif". "Kami berharap langkah Menteri BUMN ini dapat didukung penuh oleh Presiden Jokowi dengan menerbitkan kebijakan yang berpihak pada Industri Gula Nasional demi mewujudkan swasembada gula di tahun 2019. Dengan langkah konkrit Menteri BUMN ini maka secara perlahan pemerintah tak perlu lagi buka kran Impor gula untuk memenuhi kebutuhan gula secara nasional" tutup Dedy Mawardi. (Jo/Yns)
SURABAYA (14/04/2016) Menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran, segala harga-harga barang kebutuhan pokok diprediksi melonjak. Salah satunya adalah gula. Hanya saja, tahun 2016 ini diprediksi lonjakan harga gula bisa beberapa kali lipat. Hal ini disebabkan beberapa hal yang di antaranya, rata-rata rendemen tebu sejumlah perkebunan akan turun drastis hingga 15 persen. Menurut Direktur Penelitian dan Pengembangan PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), Gede Wibawa, perkebunan tebu diprediksi akan terganggu kinerja produksinya saat musim kemarau basah. Meski sudah memasuki bulan April, namun akhir-akhir ini masih sering turun hujan, terutama di Pulau Jawa. Gede menjelaskan, saat musim kemarau, musim giling tengah berlangsung dan jika terlalu banyak air, maka petani akan sulit memanen dan pengangkutan pun sulit dilakukan. "Kemudian rendemen bisa turun karena terlalu banyak air. Tebu ini perlu musim kering saat membentuk gulanya. Kalau kemarau basah, rendemennya turun, ini kalau kita bandingkan dengan kondisi normal ya,” kata Gede melalui siaran pers, Rabu (13/4). Menurutnya, meskipun volume produksinya bagus, produksi gula berpotensi berkurang karena penurunan rendemen itu. Gede memprediksi produksi tebu bisa naik lima persen namun rendemen bisa turun hingga 15 persen. Pada saat yang bersamaan, cuaca di Thailand juga tak mendukung bagi perkebunan tebu di sana. Hasil panen tebu Thailand diprediksi jatuh ke level terendah dalam empat tahun terakhir seiring cuaca kering yang melanda. Akibatnya, suplai global dapat semakin defisit. Thai Sugar Millers Corp. menyampaikan produksi gula periode 2015-2016 dapat jatuh di bawah 100 juta ton. Artinya, pencapaian tersebut bakal lebih rendah dibandingkan 2011-2012. Tahun lalu, produksi menghasilkan 106 juta ton. Dalam 91 hari terakhir, produksi gula sudah sebesar 7,19 ton. Angka ini merosot dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 8 juta ton. Montri Vissanupornprasit, Secretary General North Eastern Sugar Cane Planters Federation, mengatakan kelanjutan cuaca kering memperburuk kualitas dan hasil tebu. "Keseluruhan produksi mungkin hanya mencapai 95 juta ton," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg. F.O.Licht Senior Commodity Analyst Stefan Uhlenbrock di Bangkok berpendapat defisit gula dunia pada periode 2015-2016 berkisar 6,5 juta ton, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,2 juta ton. Sedangkan defisit 2016-2017 berjumlah 1,5 juta ton. Jika kondisi di dalam negeri, lambung karena rendemen yang buruk sementara di luar negeri suplai juga berkurang seperti di Thailand, maka sinyal merah ketahanan pangan di Indonesia bisa menyala. Selama ini Indonesia banyak mengimpor gula kristal putih dari Thailand. Jika stok di Thailand menurun, maka Indonesia pun bisa terpengaruh. Kondisi akan membahayakan kondisi di Indonesia, jelang ramadhan dan lebaran. Bisa-bisa gula akan menghilang karena menurunnya produksi pabrik gula dan impor juga tak lancar. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (14/04/2016) Para petani tebu rakyat di wilayah Jawa Barat (Jabar) berharap agar pemerintah segera menetapkan harga patokan petani (HPP) sebagai harga dasar gula. Hal itu untuk menghadapi persaingan dengan gula dari luar negeri di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seperti sekarang. Sekretaris DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar, Haris Sukmawan mengatakan, di era MEA, pemerintah meniadakan harga dasar gula dan melepasnya melalui mekanisme pasar. ''Padahal, di era MEA, gula rakyat harus bersaing dengan gula dari luar negeri. Pemerintah harus segera menetapkan harga dasar gula,'' tegas pria yang akrab disapa Wawan itu, Rabu (13/4). Wawan berharap, pemerintah menetapkan harga dasar gula sebelum musim giling dimulai bulan depan. Dia pun meminta, harga dasar gula pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 8.900 per kg. Wawan menyebutkan, biaya pokok produksi (break event point/BEP) gula mencapai Rp 9.100 - Rp 9.250 per kg. Karena itu, maka harga dasar gula yang diharapkan minimal bisa mencapai Rp 10 ribu per kg. Wawan mengakui, gula dari luar negeri, seperti dari Thailand dan Vietnam, lebih efisien dalam produksinya dibandingkan dengan gula lokal. Karena itu, harganya pun menjadi lebih murah. Lebih efisien dan murahnya gula dari luar negeri itu dikarenakan adanya proteksi dari pemerintahnya masing-masing. Seperti bunga pinjaman bank yang rendah dan tingkat rendemen yang tinggi. Untuk tingkat rendemen, selama ini tebu rakyat hanya bisa menghasilkan rendemen yang rendah. Hal itu dikarenakan mesin-mesin di pabrik gula sudah berusia tua yang merupakan peninggalan penjajah Belanda. (Jo/Sumber:Disini)
SURABAYA 12/04/2016) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI berencana melakukan regrouping pabrik gula. Terutama untuk pabrik gula skala kecil. Hal itu dilakukan untuk menekan biaya pemeliharaan dan investasi.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN XI Aris Toharisman mengatakan, pihaknya akan membenahi sejumlah pabrik dengan modal perseroan. Ke depan, skala kapasitas PG dan efisiensi ditingkatkan.
“Konsekuensinya, jumlah PG berkurang. Tapi, kapasitasnya akan bertambah besar. Kapasitas yang besar ini akhirnya dapat meningkatkan efisiensi,” terang Aris, Minggu (20/4) kemarin.
Menurut dia, jika skala kapasitas PG kecil, biaya investasi dan pemeliharaannya tidak jauh berbeda dengan PG berskala besar. Direncanakan, sampai 2019, jumlah PG di PTPN XI menjadi sembilan unit dari sekarang 16 unit.
Aris mencontohkan, peningkatkan kapasitas PG Asembagus dan Jatiroto yang memakan dana PMN Rp 650 miliar. Dana lebih dari setengah triliun rupiah itu nanti terbagi menjadi Rp 250 miliar untuk PG Asembagus dan Rp 400 miliar untuk PG Jatiroto.
“Dana ini pun sebenarnya kurang. Sebab, kebutuhan kami untuk dua pabrik itu sekitar Rp 1,7 triliun,’’ ujar Aris. Padahal, kata dia, laba yang dibukukan PTPN XI tahun lalu hanya Rp 118 miliar. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (11/04/2016) Dalam dua hari terakhir, (7-8/4/2016), sekitar seratus petani tebu tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) wilayah PTPN XI berkumpul dalam sebuah 'gathering' di Jogjakarta. Acara yang digagas oleh PTPN XI ini bertujuan untuk makin mengukuhkan jalinan kemitraan perusahaan dgn petani yang merupakan mitra strategisnya.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN XI, Aris Toharisman menyatakan, bahwa hubungan baik dengan petani selaku pemasok tebu merupakan salah satu kunci sukses PTPN XI.
"Kami bisa membalik posisi rugi menjadi untung berkat dukungan petani juga. Pasok tebu kami lebih lancar dan kualitas tebu petani makin baik, sehingga rendemen gula tahun giling lalu naik menjadi 8,04% dari sebelumnya dibawah 8%", imbuh Aris Toharisman, pada joss.today hari ini.
Acara gathering diisi juga paparan dari jajaran direksi BNI tentang mekanisme pencairan KUR bagi petani tebu. Ketua harian APTRI wilayah PTPN XI, Sunardi Edi, meminta agar BNI bisa segera mempercepat proses pencairan KUR karena sangat diperlukan untuk modal kerja usahatani tebu. "Dengan dukungan avalis PG kami yakin BNI segera mengucurkan KUR, apalagi didukung perusahaan yang sangat sehat dan kuat", ujar Edi.
Para petani pun demikian menyambut antusias dan berharap acara serupa di tahun-tahun mendatang. "Dialog kami dengan Direksi sangat terbuka, gayeng, cair dan tanpa batas. Ini membuat kami senang dan bisa memahami upaya Direksi dalam mengembangkan perusahaan", demikian penjelasan Mawardi, salah satu tokoh petani tebu Pasuruan.
Acara gathering dengan petani dihadiri semua GM PG di PTPN XI, praktisi pergulaan dan motivator. "Ini sekaligus momen menyamakan persepsi tentang langkah2 menuju peningkatan produktivitas gula musim giling tahun ini", papar Aris Toharisman.
Menurut Aris Toharisman yang juga sekjen Ikatan Ahli Gula Indonesia atau IKAGI Pusat, target produksi gula PTPN XI tahun ini naik menjadi 500 ribu ton, dari capaian sebelumnya sekitar 405 ribu ton.
Ketua Dewan Pembina APTRI, Arum Sabil menambahkan, hal-hal baik yang sudah dimulai di PTPN XI ini harapannya juga bisa dijalin oleh perusahaan gula yang lain.
"Kebersamaan dan kemitraan petani dengan perusahaan gula adalah kunci penting dalam meningkatkan produktifitas gula nasional menuju percepatan swasembada gula karena disitulah segala permasalahan bisa ditemukan jalan keluarnya" imbuh Arum penuh optimistis.(Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (07/04/2016) Plant visit hari kedua digelar di Pabrik Gula (PG) Assembagoes, Rabu (06/04) kemarin. Setelah sebelumnya dilakukan di PG Djatiroto. PG paling timur yg dimiliki PTPN XI ini mendapat giliran kunjungan kontraktor sebelum proses tender dilakukan.
Ditegaskan kembali oleh Aris Toharisman selaku Project Director, PTPN XI memberi kesempatan untuk melakukan evaluasi kondisi eksisting di masing-masing pabrik gula. Sehingga para kontraktor dapat menyusun rencana proyek dengan tepat. "Di hari kedua ini kami tegaskan, agar kesempatan yang ada digunakan untuk melakukan evaluasi atas kondisi eksisting yg ada sehingga perencanaan bisa dilakukan secara tepat", ujar Aris pada saat brifing sebelum kunjungan ke pabrik. "Mohon kepada masing-masing kontraktor memanfaatkan momen plant visit ini dengan sebaik-baiknya. Ini merupakan wujud keterbukaan & akuntabilitas kami dalam proses revitalisasi pabrik gula. Hanya kontraktor yang berpengalaman dan profesional yang kami harapkan, serta mengikuti proses profesional dan tidak ada lobi-lobi khusus" tegasnya lebih lanjut.
Melalui program PMN, PG Assembagoes direncanakan akan ditingkatkan kapasitas gilingnya dari 3.000 TCD menjadi 6.000 TCD. Selain itu peningkatan kualitas juga menjadi sasaran PTPN XI, targetnya adalah gula produk memiliki icumsa berada di bawah 100 IU dan mempersiapkan produk co-generation dengan kapasitas 10 MWatt.
Dengan HGU sekitar 1.300 Ha ditambah dengan mitra petani tebu rakyat (PTR) diharapkan penambahan kapasitas giling mampu memacu produksi gula sehingga mendukung program swa sembada gula nasional tahun 2019. “Dengan peningkatan kapasitas diharapkan PG Assembagoes mampu mendukung program swa sembada gula nasional”, harap D. Yusmanto selaku Ketua Tim Teknis PMN PTPN XI.
Plant Visit hari kedua ini dihadiri oleh Director Project, Ketua Tim Teknis, Ketua Tim Adminstrasi, General Manajer PG Assembagoes PTPN XI beserta tim pendamping dan para kontraktor yang telah memenuhi persyatan untuk mengikuti kegiatan plant visit yang digelar pada 5 dan 6 April 2016. (Jo/Yns)
SURABAYA (07/04/2016) Program revitalisasi Pabrik Gula (PG) milik PTPN XI diharapkan mampu memberikan multiplier efek baik secara ekonomi hingga sosial pada masyarakat khususnya stakeholder. Sebagaimana disampaikan oleh Aris Toharisman disela-sela kegiatan plant visit di PG Assembagoes, Situbondo Rabu (06/04) kemarin.
“Harapan kami dengan pelaksanaan program revitalisasi PG dengan memanfaatkan dana PMN ini akan menciptakan multplier efect mulai perekonomian hingga sosial” ujar Direktur Proyek PMN PTPN XI ini.
Aris menerangkan lebih lanjut bahwa bentuk revitalisasi PG Assembagoes adalah peningkatan kapasitas giling dari 3.000 TCD menjadi 6.000 TCD, peningkatan mutu hingga icumsa <100 IU dan persiapan produksi co-generation dengan kapasitas 10 MW. Program ini bersifat multiyears, dimulai tahun 2016 hingga 2018 dan merupakan turnkey project.
“Dengan kapasitas giling yang meningkat, pabrik gula dapat menggiling tebu termasuk milik petani dan menyelamatkan potensi rendemen dalam tebu optimal. Diharapkan perekonomian petani akan turut tergerak karena hasil yang optimal dan berkualitas premium”, terang D. Yusmanto selaku Ketua Tim Teknis Proyek PMN PTPN XI.
Disatu sisi efisiensi pabrik akan tinggi, sehingga dapat mengendalikan biaya sehingga laba yang diraih pabrik gula lebih besar. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan karyawan dan perputaran perekonomian masyarakat sekitar pabrik. Dengan peningkatan jumlah produksi, diharapkan mampu mendukung pencapaian swa sembada gula nasional, terangnya lebih lanjut.
Sebagaimana diketahui, PTPN XI memperoleh pendanaan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2015 sebesar Rp 650 Milyar yang akan dialokasikan ke dua pabrik gula, yakni Rp 400 Milyar untuk PG Jatiroto dan Rp 250 Milyar untuk PG Assembagoes. Jumlah Rp 650 Milyar tersebut hanya sebagian dari jumlah kebutuhan investasi yang dibutuhkan dalam melakukan revitalisasi dilingkungan PTPN XI. (Jo/Yns)
Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menargetkan produksi Gula Kristal Putih (GKP) atau gula pasir buatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa mencapai 1,6 juta ton tahun ini atau meningkat hampir 10 persen dari realisasi produksi tahun lalu, 1,455 juta ton. “Target (produksi) gula GKP sekitar 1,6 juta ton sedangkan kebutuhan GKP tahunan itu rata-rata tiga juta ton,” tutur Dolly Pulungan, Ketua Badan Pengarah AGI usai peresmian kantor baru AGI di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Senin (4/4). Diretur Utama PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN) ini mengungkapkan selain mengandalkan produksi gula perusahaan pelat merah, kebutuhan gula pasir dalam negeri juga akan dipasok oleh perusahaan swasta sekitar satu juta ton. Sementara, sekitar 400 ribu ton kekurangan pemenuhan GKP tahun ini akan diupayakan dari usaha peningkatan produktivitas dan efisiensi pabrik gula pelat merah. Misalnya, lanjut Dolly, melalui peningkatan kapasitas giling, penghematan bviaya operasional pabrik, hingga perbaikan budidaya tanam dan teknologi pemupukan. “Moga-moga dengan upaya itu, kami bisa meningkatkan produksi kami tahun ini menjadi 2 juta ton, dimaksimalkan,” ujar Dolly. Lebih lanjut, Dolly menyatakan AGI ingin membantu pemerintah untuk menciptakan swasembada gula pada 2018. Pada saat itu, diharapkan, produksi GKP bisa mencapai 3 juta ton per tahun. Untuk mencapai itu, perusahaan gula BUMN tengah didorong untuk melakukan konversi lahan seluas 30.150 hektare secara bertahap menjadi lahan tanaman tebu. “Lahannya dari tanaman karet, hutan tanaman keras, dan lahan yang terawat,” ujarnya. Di tempat yang sama, Ketua Umum Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil mengungkapkan tahun ini merupakan tahun yang berat bagi produksi gula karena berkurangnya ketersedian tebu. “Pada 2015 lalu kan musim kemarau panjang ketika tebu ditebang, pertumbuhan vegetatifnya mengalami kendala. Musim kemarau panjang membuat pupuk tidak maksimal diberikan kepada tanaman sehingga pertumbuhan vegetatifnya terganggu,” ujar Arum.
Arum berharap, iklim tahun ini lebih bersahabat sehingga pertumbuhan tanaman tebu bisa optimal. Arum memperkirakan anomali iklim tahun lalu menurunkan luas areal tebu petani sekitar 15 hingga 20 persen dan menurunkan produktivitas tebu sekitar 10 hingga 15 persen. Selain faktor alam, berkurangnya tanaman tebu juga disebabkan oleh keengganan petani untuk menanam tebu. Hal itu disebabkan oleh adanya keterbatasan biaya dan adanya risiko rugi dari harga gula yang fluktuatif. Selain itu, kebutuhan pupuk juga sempat sulit terpenuhi. “Apabila ada keterbatasan biaya, pasti tanaman tidak terawat dengan baik. Kalau ingin swasembada gula yang berdaya saing itu tercapai, perluasan areal tebu itu bisa dicapa, maka cukupi biayanya. Itu tugas pemerintah. Kedua, beri pupuk tepat waktu kemudian perbaiki pabriknya,” ujarnya. Sebagai informasi, saat ini total luasan lahan tebu nasional mencapai 475 ribu hektare dengan produktivitas sekitar 95 ton gula rendemen 10 per hektare per tahun. Adapun total produksi tebu dari perkebunan BUMN mencapai 12 juta ton tebu per bulan. (Yns/Sumber : disini)
SURABAYA (06/04/2016) Program revitalisasi pabrik gula yang akan dilaksanakan PTPN XI diharapkan mampu menjadi stimulan bagi iklim bisnis dalam negeri. Sebagaimana diungkapkan oleh Aris Toharisman, Direktur Proyek PMN PTPN XI saat melakukan plant visit di PG Jatiroto selasa (05/04) kemarin. Pasalnya dalam pelaksanaan program tersebut PTPN XI mensyaratkan penggunaan komponen dalam negeri.
“Perusahaan yang ikut tender harus merupakan perusahaan lokal, silahkan menggandengan perusahaan asing yang berpengalaman sebagai bentuk support technology tetapi harus berbentuk konsorsium legal”, terang aris disela-sela indoor meeting.
Selain itu penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi preferensi dalam menentukan pemenang tender nanti. “Tingkat penggunaan TKDN menjadi salah satu preferensi kami”, jelas D. Yusmanto selaku Ketua Tim Teknis Proyek PMN PTPN XI. Selain itu PTPN XI juga mensyaratkan kontrak berbahasa Indonesia dan transaksi menggunakan mara uang Rupiah sebagai upaya untuk menstimulus iklim bisnis dalam negeri, pungkasnya lebih lanjut.
Sebagaimana diketahui, PTPN XI memperoleh pendanaan PMN tahun 2015 sebesar Rp 650 Milyar yang akan dialokasikan ke dua pabrik, yakni Rp 400 Milyar untuk PG Jatiroto dan Rp 250 Milyar untuk PG Assembagoes. Jumlah tersebut hanya sebagian dari kebutuhan PTPN XI dalam melakukan revitalisasi.
PTPN XI memiliki tiga tujuan utama dalam revitalisasi ini, yakni meningkatkan kapasitas giling PG Jatiroto dari 7.500 TCD menjadi 10.000 TCD, PG Assembagoes dari 3.000 TCD menjadi 6.000 TCD dan meningkatkan mutu produk dengan icumsa kurang dari 100 IU serta menyiapkan co-generation 10 MW. (Jo/Yns)
SURABAYA (06/04/2016) Selama dua hari yakni selasa dan rabu (5-6 April 2016), PTPN XI menggelar kegiatan plant visit di dua pabrik gula (PG) miliknya, yakni PG Jatiroto dan PG Assembagoes. Diharapkan dari kegiatan tersebut masing-masing calon kontraktor lebih memahami kondisi, mampu mengeksplor dan mengevaluasi eksisting kedua PG tersebut yang selanjutnya dapat membuat rencana kemungkinan kedepannya. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari program revitalisasi pabrik gula dengan memanfaatkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN).
“Pendanaan dari PMN yang didapat PTPN XI tahun 2015 adalah sebesar Rp 650 Milyar. Dana tersebut akan dialokasikan ke dua PG yakni Rp 400 Milyar untuk PG Jatiroto dan Rp 250 Milyar untuk PG Assembagoes. Tetapi jumlah Rp 650 Milyar tersebut hanya sebagian dari kebutuhan investasi PTPN XI”, ungkap Aris Toharisman selaku Direktur Proyek PMN PTPN XI.
“Jatiroto akan ditingkatkan kapasitas gilingnya dari 7.500 TCD menjadi 10.000 TCD. Sedangkan Assembagoes akan ditingkatkan kapasitas gilingnya dari 3.000 TCD menjadi 6.000 TCD. Selain itu revitalisasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu produk sehingga icumsa produk yang didapatkan menjadi kurang dari 100 IU dan menyiapkan co-generation 10 MW”, jelasnya. Lebih lanjut Aris menyebut bahwa proyek tersebut bersifat multiyears hingga 2018 dan termasuk dalam turnkey project.
Pelaksanaan proyek pun tidak boleh mengganggu kegiatan produksi giling, sehingga diharapkan pemenang merupakan kontraktor berpengalaman. Disatu sisi pihaknya mensyaratkan peserta harus merupakan perusahaan lokal, bila perusahaan tersebut bekerjasama dengan perusahaan asing, maka harus berbentuk konsorsium legal.
“Yang terpenting adalah sepanjang kegiatan revitalisasi tidak boleh mengganggu aktivitas produksi dalam musim giling”, terang Aris yang juga merupakan Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN XI. (Jo/Yns)
SURABAYA (05/04/2016) Sebagai bagian dari proses pemanfaatan dana Penyertaan Modal Negara (PMN), Selasa (05/04) PTPN XI menggelar plant visit yang dilaksanakan di Pabrik Gula Jatiroto, Lumajang. “Plan visit ini diikuti oleh delapan kontraktor yang telah memenuhi syarat”, terang Aris Toharisman, Direktur Perencanaan dan Pengembangan selaku Direktur Proyek PMN PTPN XI.
Sebanyak 21 kontraktor telah memasukkan aplikasi kepada PTPN XI dan 13 diantara masih harus melengkapi persyaratan yang ada, sehingga hanya 8 kontraktor yang dapat mengikuti kegiatan plant visit tersebut.
Selanjutnya Aris Toharisman menegaskan bahwa kegiatan plant visit berbeda dengan anzwijzing yang biasa dilakukan dalam proses tender, sehingga tidak hanya 8 kontraktor tersebut yang dapat mengikuti tender. Namun 13 kontraktor lain yang bisa segera melengkapi persyaratan juga dapat mengikuti tender tanpa mengikuti kegiatan plant visit. “Tidak menutup kemungkinan tidak hanya 8 kontraktor ini yang akan mengikuti tender. Bila ada diantara 13 kontraktor yang telah memasuki aplikasi sudah melengkapi berkas persyaratan, maka dia bisa mengikuti tender tanpa harus mengikuti plant visit” terangnya lebih lanjut.
Melalui plant visit PTPN XI memberikan kesempatan luas kepada calon kontraktor untuk mengeksplor dan memahami masing-masing lokasi eksisting engineering untuk membuat perencanaan kedepan terhadap dua PG milik PTPN XI yakni PG Jatiroto dan PG Assembagus. Selain itu kegiatan ini juga merupakan bentuk dari transparansi dan akuntabilitas. Dalam kegiatan tersebut peserta meninjau lokasi dan mendapatkan penjelasan secara langsung terkait rencana proyek dari PTPN XI.
Plant visit tersebut dihadiri oleh Direktur Proyek PMN, Tim Teknis dan Tim Admnistrasi & Legal proyek PMN PTPN XI yang terdiri atas Kepala Divisi terkait beserta staf, General Manajer PG Jatiroto. (Jo/Yns)
SURABAYA (24/03/2016) Mengantisipasi kemungkinan terjadinya penurunan produksi gula akibat berkurangnya pasokan tebu sebagai dampak dari cuaca ekstrim, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI melakukan intensifikasi tanaman dengan harapan mampu meningkatkan protase tanaman tebu. Upaya serupa juga diharapkan dilakukan oleh para petani tebu, khususnya yang berada di wilayah kerja PTPN XI.
Direktur Produksi PTPN XI Budi Adi Prabowo mengatakan hal tersebut, Kamis, 24 Maret 2016, disela-sela acara Jalan Sehat Memperingati Hari Ulang Tahun ke-20 PTPN XI, di Surabaya. “Kemarau panjang yang terjadi pada musim tanam 2015/2016 dan siklus hujan yang terlambat menjadi penyebab turunnya produksi tebu yang kita ketahui bersama merupakan bahan baku utama pembuatan gula,” kata Budi Adi Prabowo.
Dia tidak berani memprediksi seberapa besar tingkat penurunan produksi tebu yang akan terjadi. “Penurunan bisa saja terjadi, tetapi kami percaya itu masih dalam batas-batas toleransi dan mampu diatasi. Kisarannya mungkin hanya diangka 5-8 persen saja. Dan kami sudah siap untuk mengantisipasinya sehingga kemungkinan tersebut bisa diminimalisir,” urainya.
Kemungkinan bakal turunnya produksi tebu juga dipicu oleh terlambat tibanya musim hujan, dan --yang oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)-- diperkirakan akan berlangsung singkat hanya sekitar 4-5 bulan yang akan berpengaruh terhadap tingkat kematangan tanaman tebu. “Itulah sebabnya kami mencoba melakukan intensifikasi tanaman dengan meningkatkan pemupukan baik urea maupuk NPK untuk meningkatkan speed up pertumbuhan tanaman dan tingkat kematangannya,” ungkap Budi Ari Prabowo.
Di tempat yang sama, Direktur SDM PTPN XI Cholidi menambahkan, upaya lain yang dilakukan PTPN adalah dengan menambah luasan areal tanam dari yang sebelumnya sekitar 80.000 hektare menjadi 85.000 hektare.
Harapannya, dengan penambahan areal tanam tersebut kuantitas produksi tanaman tebu secara total akan stabil seperti tahun-tahun sebelumnya. “Dengan begitu, kalaupun ada penurunan produksi tebu per hektare-nya, namun dengan adanya penambahan areal tanam seluas 5.000 hektare, kami optimis produksi gula tahun ini tidak akan mengalamai penurunan. Apalagi jika petani juga ikut melakukan intensifikasi pada tanaman tebu milik mereka masing-masing,” kata Cholidi.
Opimisme serupa dikemukakan Direktur Utama PTPN XI Dolly P Pulungan. Menurut Pulungan, jika pada 2015 lalu PTPN XI mendapatkan laba kotor sebelum pajak sebesar Rp 248 Milyar dan menjadi BUMN pergulaan dengan tingkat keuntungan terbesar secara nasional dan tercatat sebagai BUMN pergulaan yang memiliki kinerja terbaik, maka pada 2016 ini pendapatannya harus meningkat.
“Kita masih belum bisa memprediksi peningkatan pendapatan tersebut, tetapi itu dimungkinkan dari sisi membaiknya harga ditambah dengan upaya-upaya maksimal lainnya disisi on farm agar produksi tebu per hektarenya bisa stabhil di kisaran 90-100 ton per hectare,” kata Dolly P Pulungan.
Di sisi off farm, PTPN XI telah mengalokasikan investasi dengan total sebesar Rp 1,1 Triliun untuk revitalisasi beberapa pabrik gula. BUMN pergulaan itu juga berencana mengembangkan bisnis co-generation di sektor kelistrikan dan rumah sakit sebagai bisnis derivative.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) H.M. Arum Sabil pun tak mengingkari adanya kemungkinan penurunan produksi tebu akibat anomali cuaca. Anomali cuaca yang secara umum terjadi di Indonesia, kata Arum, diharapkan tidak menyurutkan produktivitas petani tebu.
“Memasuki musim kemarau yang bersifat basah (iklim basah) tahun ini memang diprediksi akan mengganggu produksi tebu secara nasional. Namun hal itu tidak menyurutkan produksi komoditas petani. Pasalnya kita dituntut untuk berdaya saing tinggi. Menghadapi anomali cuaca, bersama-sama dengan PTPN, petani tebu di lingkungan PTPN XI sudah mempersiapkan segalanya,” kata Arum disela-sela acara memperingati ulang tahun ke 20 PTPN XI, Kamis (24/3/2016).
Selain dengan cara intensifikasi tanaman, perlu dilakukan suatu inovasi teknologi terutama dalam hal tebang angkut, revitasliasi pabrik dan penggunaan benih unggulan semacam tebu transgenik Tebu transgenik merupakan hasil riset atau temuan mahasiswa Universitas Jember (Unej). Tebu transgenic memiliki sifat toleran Kekeringan adalah jenis tanaman tebu dengan sifat tahan terhadap kekeringan. Tebu yang dikembangkan oleh PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) yang bekerjasama dengan Ajinomoto Co, Inc dan Universitas Jember dan telah disetujui oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Tanaman ini telah lolos dari uji keamanan melalui keputusan Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) Indonesia pada bulan Mei 2013. (Yns/Sumber : disini)
Panitia Kerja (Panja) Gula DPR RI meminta pemerintah mengevaluasi keberadaan 9 dari 11 industri gula rafinasi yang izin operasionalnya sesungguhnya sudah habis alias 'bodong' namun terus beroperasi, bahkan mengabaikan ketentuan-ketentuan investasi awal.
Demikian wakil ketua Panitia Kerja (Panja) Gula DPR RI Abdul Wahid, dalam acara Pra Rapat Pleno Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), di Best Western Papilio Hotel Surabaya, Senin (22/3/2016) malam.
Dalam agenda tersebut, diantaranya dibahas isu-isu strategis sektor pergulaan nasional, yaitu yang terkait keberadaan industri gula rafinasi yang dinilai ‘bodong’.
Nampak hadir pada acara tersebut, jajaran direksi PTPN XI, PTPN X, PT RNI dan PT Kebon Agung selaku mitra strategis petani tebu. Selain itu, jajaran Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), dan utusan DPD APTRI dari Jawa Barat, DPD APTRI Jawa Tengah, DPD APTRI PTPN XI, DPD APTRI Sulsel, DPD APTRI Lampung, DPD APTRI PTPN X dan DPD APTRI PT RNI.
Di forum tersebut, Abdul Wahid yang juga ketua umum DPP APTRI menandaskan, "Bahwa keberadaan 9 dari 11 industri gula rafinasi bukan hanya bermasalah yang izin operasionalnya, alias bodong dan terus beroperasi, tapi juga mengabaikan ketentuan-ketentuan investasi awal."
Menurut Abdul Wahid, harusnya pemerintah menghentikan operasional industri gula rafinasi bodong tersebut. Lebih-lebih, berdasarkan laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 9 industri gula rafinasi tersebut sudah tidak memperpanjang izin operasionalnya.
Ditandaskan Abdul Wahid, pembangunan industri gula rafinasi secara besar-besaran dimulai pada 2008 lalu. Ketika itu untuk memenuhi kebutuhan gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman di pasar domestik pemerintah melalui menteri perindustrian memberikan izin pendirian industri gula rafinasi di dalam negeri.
Melengkapi izin pendirian industri gula rafinasi tersebut pemerintah juga memberi peluang bagi pengusaha industri gula rafinasi untuk mengimpor raw sugar sebagai bahan bakunya, ditambah fasilitas bea masuk nol persen selama jangka waktu tiga tahun.
Persyaratannya, setelah tiga tahun, industri gula rafinasi tersebut diwajibkan mendirikan Pabrik Gula dan memiliki kebun tebu sendiri dengan luasan disesuaikan dengan kemampuan kapasitas terpasang PG yang dibangunnya.
“Kenyataannya, dari 11 industri gula rafinasi yang sudah ada sampai saat ini, tak satupun yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah. Anehnya pemerintah seakan tutup mata. Harusnya pemerintah segera menutup industri gula rafinasi yang tidak memenuhi persyaratan tersebut. Lebih-lebih terhadap yang ‘bodong’,” tegas Wahid yang juga anggota Komisi VI DPR RI itu.
Sependapat dengan Wahid, Ketua Dewan Pembina APTRI HM Arum Sabil mengatakan, jika memang pemerintah serius ingin mencapai target swasembada gula, seharusnya pemerintah mengambil langkah tegas terhadap industri gula rafinasi ‘bodong’ tersebut.
“Pembiaran terhadap keberadaan industri gula rafinasi ‘bodong' itu hanya akan merugikan industri gula nasional,” kata Arum.
Karenanya Arum Sabil sepakat agar pemerintah secepatnya melakukan evaluasi dan mengambil tindakan tegas terhadap industri gula rafinasi yang melanggar aturan dan memberikan hukuman yang berefek jera. (Yns,Sumber : disini)
Musim kemarau yang bersifat basah yang diprediksi terjadi di paruh kedua tahun ini diprediksi berpotensi menurunkan produktivitas tebu. Kendati volume produksinya meningkat, rendemen tebu diprediksi turun hingga 15%.
Direktur Penelitian dan Pengembangan PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), Gede WIbawa menyampaikan ada dua komoditas perkebunan utama yang diprediksi akan terganggu kinerja produksinya saat musim kemarau basah.
Pertama, komoditas tebu. Gede menjelaskan saat musim kemarau, musim giling tengah berlangsung dan jika terlalu banyak air, maka petani akan sulit memanen dan pengangkutan pun sulit dilakukan.
”Kemudian rendemen bisa turun karena terlalu banyak air. Tebu ini kan perlu musim kering saat membentuk gulanya. Kalau kemarau basah, rendemennya turun, ini kalau kita bandingkan dengan kondisi normal ya,” kata Teguh, Minggu (20/3/2016).
Menurutnya, meskipun volume produksinya cukup bagus, produksi gula berpotensi berkurang karena penurunan rendemen. Gede memprediksi produksi tebu bisa naik 5% namun rendemen bisa turun hingga 15%.
Kedua, kopi robusta. “Bisa turun produktivitas 20%-30% karena saat kemarau, komoditas ini justru sedang berbunga sehingga kalau udaranya lembab bisa gagal jadi buah,” ungkap Gede.
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyampaikan prediksi tahun ini ada peluang terjadi dua anomali cuaca yaitu musimkemarau yang cenderung basah dan fenomena la nina yang mungkin menghampiri Tanah Air di penghujung tahun.
Kemarau basah yaitu meski mengalami musim kemarau, sebagian besar wilayah Indonesia tetap akan memiliki curah hujan cukup tinggi, berpotensi melewati intensitas ambang batas yaitu 150 mm. Indonesia akan mengalamikemarau mulai Mei mendatang.
Kemarau basah diprediksi terjadi pada peralihan dari musim kemarau yang dimulai Mei-Juni dan la nina yang diprediksi tiba di Indonesia pada sekitar Oktober-Desember. Kemarau basah terjadi menjelang la nina sehingga ada kemungkinan curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata (Yns,Sumber: disini)
SURABAYA (18/03/2016) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, memimpin rapat dengan jajarannya di Kereta Api dari Yogyakarta menuju Surabaya. Rapat tersebut di antaranya membahas masalah peningkatan produksi pabrik gula milik BUMN. Agenda kegiatan selama di Yogyakarta, Rini menghadiri acara seminar di Universitas Aisyiyah Yogyakarta dan rapat dengan direksi pabrik gula BUMN di Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta. "Rapat kementerian BUMN untuk mengonsolidasikan seluruh BUMN gula di LPP Yogyakarta dilanjutkan di dalam kereta api menuju Surabaya yang dipimpin langsung oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno. Sebab ada acara juga di Surabaya setelah dari Yogyakarta," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Agro dan Farmasi, Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro di sela-sela acara di LPP Yogyakarta di Jl Urip Sumoharjo, Jumat (18/3/2016). Menurut Wahyu Kementerian BUMN telah mengonsolidasikan 48 unit pabrik gula yang dimiliki oleh PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PTPN XIV, dan PT RNI. Pertemuan dengan BUMN pabrik gula ini untuk mengejar target produksi di atas 3 juta ton. Hai ini merupakan salah satu upaya menopang perwujudan swasembada gula yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Wahyu, untuk mewujudkan target 3,26 juta ton bukan angka yang mudah, tapi harus dengan sinergi seluruh BUMN gula. Saat ini semua bekerja untuk mewujudkannya. Berbagai hal ditempuh oleh BUMN gula di antaranya perbaikan mesin, penambahan luas lahan tebu hingga hilirisasi. "Pada Februari lalu sudah ada pabrik gula BUMN yang memulai giling. Namun sebagian besar baru mulai giling pada Mei-Juni atau pertengahan tahun ini," katanya. Dia mengatakan untuk perluasan lahan tebu secara bertahap hingga 357.177 hektar dengan produksi tebu yang digiling 33,23 juta ton tebu. Untuk target penambahan areal/lahan ini akan dipenuhi dari konversi lahan dari tanaman karet, kopi, teh, dan sawit yang sudah berumur tua atau tidak produktif kemudian ditanami tebu. Seperti dilakukan di Sumatera oleh PTPN II dan PTPN VII, dan di Jawa oleh PTPN IX dan XII. Selain itu, PTPN-PTPN yang ada juga akan memperluas areal tebu rakyat yang bekerja sama dengan petani serta memanfaatkan areal milik sendiri yang selama ini belum dioptimalkan. (Yns/Sumber : disini)
SURABAYA (15/03/2016) KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk tanaman tebu yang selama ini dijanjikan sampai saat ini realisasinya masih sulit, karena itu, harus mencari alternatif pengganti pendanaan tebu.
Dolly Pulungan, Direktur Utama PTPN XI, membenarkan bahwa harus ada alternatif pendanaan untuk petani tebu pada tahun 2016-2017. Sebab saat ini bank yang sudah memberikan komitmen untuk memberikan kredit adalah ICBC sebesar Rp300 miliar.
“Kredit ini direncanakan akan cair bulan Juni 2016. ICBC memberikan kredit kepada PTPN XI sebagai korporasi tanpa agunan, selanjutnya melalui PG akan langsung disalurkan pada petani,” jelas Dolly.
Sementara itu, Direktur Keuangan PTPN XI Anang Abdul Qoyyum menambahkan, bahwa tingkat suku bunga kredit dari ICBC 11% efektif pertahun. Dalam penyaluran ini PTPN XI berfungsi sebagai avails.
Selain dengan ICBC, saat ini juga PTPN XI masih perundingan tahap akhir penyaluran kredit ketahanan pangan (KKP) dari Bank Jatim sebesar Rp250 miliar. Diperkirakan kredit bank Jatim ini akan cair bulan Juni 2016.
“Khusus Bank Jatim karena penyalurannya harus melalui koperasi maka diajukan dua opsi. Opsi pertama Bank Jatim menempatkan dananya di koperasi induk yang dikelola PTPN XI, kemudian disalurkan pada petani lewat PG. Opsi ke dua adalah dana ditempatkan pada koperasi karyawan PTPN XI yang langsung disalurkan pada petani tanpa lewat PG. Suku bunga Bank Jatim sekitar 10,5% yaitu 10% dari bank dan 0,5% merupakan manajemen fee bagi koperasi.,” terang Anang.
Selain itu PTPN XI juga sudah mendapat komitmen dari BRI untuk KKP sebesar Rp100 miliar. Dari PT Pertamina juga dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar Rp100 miliar untuk KKP. Dengan demikian total dana yang disiapkan PTPN XI untuk petani tebu Rp750 miliar. (Jo/Sumber: disini berita serupa klik disini )
SURABAYA (20/02/2016) Setiap karyawan dalam sebuah perusahan pasti memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Tidak terkecuali pada sekretaris di PT Perkebunan Nusantara XI. Dalam rangka meningkatkan kemampuan, ilmu dan etika dalam bekerja secara profesional, Sabtu (20/02) lalu telah dilaksanakan sebuah pelatihan yang bertemakan “Modern Office and Administration for Professional Secretary”. Pelatihan dilaksanakan di Ruang Rapat II Kantor Pusat PTPN XI ini diikuti oleh 11 peserta yang terdiri dari sekretaris dari beberapa divisi yang ada di PTPN XI Surabaya.
Dalam sambutannya Sri Sukanar Kepala Urusan Humas dan Analisa Data menuturkan, bahwa pelatihan ini merupakan salah satu fasilitas yang diberikan PTPN XI untuk mengembangkan kemampuan dan pola pikir para sekretaris. Harapannya apa yang akan didapatkan hari ini dapat menjadi bekal demi kemajuan perusahaan.
Antusias peserta pun terlihat dalam pelatihan tersebut, sebab materi yang diberikan selalu disambut oleh peserta melalui pertanyaan yang diajukan. Adapun materi yang didapatkan oleh peserta antara lain organisasi dan manajemen kantor modern, peran dan fungsi sekretaris dalam aktivitas kantor, total image dan etiket aktivitas kantor, table manners, record management and filling system, electronic feeling system, serta retention file period. (Yns)
SURABAYA (19/02/2016) Olah raga bukan menjadi hal yang baru bagi karyawan kantor pusat PTPN XI. Pasalnya, setiap hari Jumat seluruh karyawan difasilitasi untuk melakukan olahraga sebelum menjalankan perkerjaannya. Bulutangkis, tenis meja dan senam merupakan jenis olah raga yang dapat dilakukan oleh karyawan PTPN XI dilingkungan kantor direksi PTPN XI Surabaya.
Namun tampak perbedaan dari pelaksanaan senam bersama kali ini. Terlihat hadir 3 Direksi PTPN XI, yakni M. Cholidi (Direktur SDM dan Umum), Anang A. Qoyyum (Direktur Keuangan) dan Aris Toharisman (Direktur Perencanaan dan Pengembangan). Ketiganya pun tak segan untuk bergabung dengan karyawan PTPN XI pada senam bersama pagi hari ini. Senam yang dipandu oleh seorang instruktur tersebut berlangsung selama ±45 menit.
Diakhir kegiatan senam, seluruh peserta senam tampak beristirahat sembari mendengarkan pengarahan dari direksi yang diwakili oleh Direktur SDM dan Umum. Dalam arahannya, direksi menginformasikan terkait tingginya antusias pelamar pada lowongan calon karyawan PTPN XI tahun 2016.
“Jumlah pelamar pada lowongan calon karyawan PTPN XI 2016 mencapai sekitar 6000 orang. Itu artinya ada hal yang membuat mereka tertarik pada PTPN XI ini. Untuk itu kita semua harus bersama-sama mengoptimalkan dan mengembangkan kapasitas dan kapabilitas. Berbagai pelatihan dan pengembangan juga akan kami siapkan guna mendukung hal tersebut ”. ujar Direktur SDM dan Umum
M. Cholidi juga mengatakan bahwa forum seperti ini akan dilaksanakan secara berkala. Selain untuk menjalin kedekatan, interaksi dan komunikasi, melalui forum ini juga direksi dapat menginformasikan beberapa hal secara langsung kepada seluruh karyawan. (Yns)
SURABAYA (16/02/2016) Tarik menarik pengaruh antara El Nino dan monsum Asia berdampak pada curah hujan di Indonesia bagian selatan khatulistiwa terdistribusi lebih panjang dari normalnya. Imbasnya, awal musim kemarau diprediksi akan mengalami kemunduran. Sebagaimana pernyataan Kepala Pusat Iklim, Agroklimat, dan Iklim Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nurhayati yang dikutip dari Harian Kompas Selasa (16/02). Nurhayati menyatakan bahwa awal musim kemarau diprediksikan mundur dua-tiga dasarian (20-30 hari) bagi sebagian besar wilayah Indonesia.
Kondisi tersebut tentunya memberikan pengaruh pada sektor perkebunan, termasuk pada komoditas tebu. Pasalnya, lebih panjangnya musim hujan dibandingkan pada kondisi normal dan adanya potensi kemarau basah mengancam mundurnya masa panen dan penurunan produktivitas tebu.
Menghadapi fenomena tersebut, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XI Dolly P. Pulungan telah mengantisipasi dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. “ Terkait dengan adanya kemungkinan mundurnya musim kemarau tahun ini, kami memaksimalkan semua sumber daya untuk mengatur bahan baku tebu baik milik PTPN XI maupun tebu milik rakyat, sehingga tidak mengganggu kegiatan giling “ jelasnya. Pihaknya juga menyiapkan seluruh jajarannya untuk menghadapi gejala alam tersebut, hal ini nampak dari kunjungan kerja direksi ke unit usaha untuk mensupervisi kegiatan produksi. (Yns)
SURABAYA (16/02/2016) Dalam satu tahun terakhir, jumlah lahan yang ditanami tebu di kawasan Jawa Tengah menyusut hingga 21,6%. Harga yang tidak sesuai menjadi alasan utama banyaknya petani tebu yang berpaling dan memilih komoditas lain terutama padi.
“Banyak yang beralih karena tidak cocok harganya. Mereka lebih memilih menanam telo . Katanya lebih laku dibandingkan dengan tebu. Kami tidak bisa mengatur, kan itu tanah mereka,” kata Kepala Dinas Perkebunan Pemprov Jawa Tengah Yuni Astuti belum lama ini.
Akibat peralihan komoditas tersebut, Dinas Perkebunan Jateng mencatat total area perkebunan tebu pada akhir 2015 seluas 58.000 hektare, berkurang 16.000 hektare dibandingkan dengan 2014 yang mencapai 74.000 hektare.
Kendati luas areal perkebunan tebu menyusut, sambungnya, sebetulnya seluruh areal tebu di Jateng sudah mampu memenuhi jumlah kebutuhan produksi pabrik gula (PG) milik pemerintah yang dioperasikan oleh PT Perkebunan Nusantara IX (Persero).
Berdasarkan penghitungan Dinas Perkebunan, kebutuhan produksi tebu dari PG milik PTPN IX mencapai sekitar 35.000 hektare. “Kalau 58.000 hektare bisa masuk semua, sebetulnya sudah lebih. Namun, selama ini tebu yang ada tidak masuk pabrik itu, tapi lari ke pabrik lain. Petani mencari pabrik bagus, yang bisa menghasilkan rendemen yang tinggi,” tuturnya.
Permasalahan memang sering kali muncul, lantaran petani merasa pabrik tidak mem berikan harga yang sesuai, dan sebaliknya pabrik merasa kualitas tebu yang dihasilkan petani tidak terlalu bagus.
Yuni mencatat rata-rata rendemen tebu di Jateng sebesar 7,3%, jauh lebih rendah dibandingkan rendemen di Jawa Timur yang sudah mencapai 10%. Oleh karena itu, peralatan pabrik yang memadai sangat dibutuhkan untuk menghasilkan rendemen yang maksimal.
“Perlu dibina hubungan antara pabrik dengan petani. Kalau peralatan sudah bagus, petani juga harus memastikan kualitas tanaman juga bagus. Kuncinya adalah kerja sama,” katanya.
Terkait dengan masalah tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung rencana revitalisasi empat pabrik gula di Jawa Tengah, yakni pabrik yang terletak di Mojo, Rendeng, Sragi, dan Pangka.
Dengan catatan, PTPN harus membuat komitmen jaminan pembelian tebu petani. Hal itu dibutuhkan untuk menjaga penyerapan hasil panen dan meningkatkan kesejahteraan buruh tani.
“Kami baru mengatur rencana aksinya, dengan harapan produksi bisa meningkat signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Sejumlah PG di Jateng yang selama ini mangkrak akan kembali dioperasikan. Diharapkan para pengelola menerapkan manajemen yang modern,” tambahnya.
REVITALISASI PG
Terkait swasembada gula, Ganjar meminta instansi terkait seperti Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, dan juga PTPN untuk diskusi bersama membuat rencana aksi. Mulai dari pemetaan tanah guna penambahan luasan lahan hingga revitalisasi pabrik gula.
“Dari pemerintah nanti juga ikut mendorong dengan memberikan bantuan seperti bantuan bibit unggul, pupuk bersubsidi, hingga pendampingan penyuluh untuk menjaga kualitas rendemen,” tuturnya.
Direktur Utama PTPN XI Dolly P. Pulungan mengatakan pihaknya telah diminta oleh Kementerian BUMN untuk membantu PTPN IX dalam proses pengelolaan delapan PG di Jawa Tengah. PTPN XI sendiri mengelola 16 unit pabrik gula di Jawa Timur.
Kapasitas produksi dari masing-masing pabrik yang akan direvitalisasikan akan ditingkatkan menjadi 4.000 ton per hari dari sebelumnya sekitar 2.200 ton—2.800 ton per hari. Dengan begitu, tebu yang diperoleh dari petani bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
Dolly menuturkan berbagai kendala yang terjadi menyebabkan pabrik tidak mampu beroperasi dengan maksimal, seperti mesin di pabrik yang terlalu tua dan belum diperbaiki, sistem yang ada belum di-upgrade, serta sistem operasional yang belum efisien.
“Potensinya masih bagus, sehingga akan dikembangkan secara bertahap. Ke depan, akan disesuaikan lagi upaya pengembangan untuk pabrik-pabrik lainnya,” ungkapnya.
Komisaris PTPN XI Dedy Mawardi menambahkan langkah yang dilakukan saat ini merupakan upaya untuk menciptakan sinergi, sehingga swasembada gula bisa direalisasikan. “Di situ butuh peran pemda juga. Karena itu kami harapkan gubernur bisa turut terlibat dalam rencana tersebut. Tujuannya adalah meningkatkan produksi gula nasional, sehingga kita tidak perlu impor gula lagi,” katanya.
Revitalisasi pabrik di Jawa Tengah merupakan bagian dari peta jalan untuk mencapai swasembada gula pada 2019. Untuk menyentuh target produksi gula 4 juta ton per tahun, tentu masih banyak pekerjaan rumah lainnya yang harus dikerjakan. Semua pihak dituntut berlari kencang.(Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (27/01/2016) PT Perkebunan Nusantara atau PTPN XI yang merupakan perusahaan gula terbesar di Tanah Air berkomitmen mengoptimalkan sejumlah terobosan varietas tebu unggul berbasis pengembangan bioteknologi pertanian. Direktur PTPN XI M. Cholidi mengatakan, pengembangan bioteknologi di bidang budi daya tebu (on farm) adalah solusi terhadap pencapaian swasembada gula, hingga terwujudnya ketahanan pangan hingga energi.
"Ketergantungan Indonesia pada rekayasa genetika impor adalah satu keprihatinan, sehingga komitmen PTPN XI adalah mengambil peran di depan dalam pengembangan inovasi bioteknologi dalam budi daya tebu, hingga nantinya tercapai swasembada gula, yang adalah bagian dari ujud nyata Program Ketahanan Pangan Nasional dalam Nawa Cita," demikian penegasan direktur PTPN XI M Cholidi, dalam acara "Sosialisasi Bioteknologi Pertanian untuk Jurnalis" di Surabaya, Rabu (27/1/2015).
Adapun pengembangan bioteknologi yang merupakan rekayasa genetika, di PTPN XI telah menghasilkan satu varietas tebu unggul, yaitu varietas toleran kekeringan. Varietas ini telah mulai uji coba pada ribuan lahan HGU milik PTPN XI di sejumlah daerah diantaranya di Situbondo dan Banyuwangi. "Varietas ini telah diteliti cukup lama, dan akan terus dikembangkan oleh tim peneliti PTPN XI dan perguruan tinggi, sekaligus telah mendapatkan dukungan positif dari banyak pihak termasuk dari lembaga keamanan pangan," papar M Cholidi.
Mengutip data yang ada, penelitian pengembangan bibit tebu dengan bioteknologi ini mulai dilakukan PTPN XI bersama peneliti dari dua kampus besar antara lain Universitas Negeri Jember (Unej) dan Universitas Gajah Mada (UGM) sejak April 2009 lalu. Saat itu juga telah dilakukan pengajuan kajian keamanan lingkungan. Pada Januari 2010, pengajuan keamanan pangan ke BPOM. Pada Agustus 2011, varietas terseut telah memperoleh sertifikat Keamanan Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pertanian. Pada Oktober 2012 mendapat sertifikat Keamanan Pangan dari BPOM. “Kita harapkan bibit ini bisa diaplikasikan secara komersil,” jelas Nurmalasari Ketua Urusan Penelitian PTPN XI.
Menurut Nurmalasari Darsono, perijinan bibit tebu dengan bioteknologi itu terus dilengkapi. Dan sekarang masih menunggu turunnya satu izin lagi yakni ketahanan pakan yang masih dalam proses di Kementerian Pertanian. Sedangkan dua izin lainnya yakni Ketahanan Lingkungan dari Kementerian Lingkungan dan Ketahanan Pangan dari BPPOM sudah dikantongi PTPN XI.
Dijelaskan, izin ketahanan pakan ini penting, karena daun tebu dan limbah dari varietas unggulan ini harapannnya bisa pula dimanfaatkan untuk pakan ternak milik petani, sehingga dengan adanya terobosan bioteknologi ini, petani bisa pula meningkatkan pula pendapatan dari peternakan.
Dirincikan, dengan varietas ini, petani pun dinyatakan akan bisa mendapatkan tambahan penghasilan sebesar Rp 11,5 juta per hektar di luar penghasilannya sebesar Rp 54 juta per hektar dari pertanian konvensional. “Jadi penghasilkannya bisa mendapat Rp 65,5 juta jika menggunakan bibit bioteknologi ini. Hasil ini kami dapat ketika kami lakukan penelitian dengan harga gula Rp 9 ribu per kilogram,” jelas Nurmalasari. (Yns / Sumber : disini)
(Berita serupa dapat ditemukan disini)
SURABAYA (28/01/2015) Lebih dari 200 orang karyawan kantor pusat PTPN XI mengikuti outbond yang dilaksanakan pada 25 – 28 Januari 2016 di Batu, Malang . Antusiasme peserta untuk mengikuti kegiatan tersebut tampak dari keikutsertaan penuh dari awal hingga akhir kegiatan, dimana dalam pelaksanaannya terbagi atas dua gelombang. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi musim giling tahun 2016 menjadi fokus direksi PTPN XI.
Dalam sambutannya, direksi yang diwakili oleh Direktur Keuangan pada gelombang I dan Direktur SDM dan Umum pada gelombang II menuturkan, bahwa kegiatan tersebut digagas agar karyawan PTPN XI khususnya kantor pusat mampu memperat tali silahturahmi antar karyawan agar semua dapat beriringan untuk membanggakan PTPN XI. “Denyut, getaran, frekuensi diseluruh karyawan harus sama, bahwa kita ingin menjadikan PTPN XI ini dapat dibanggakan” ujar Moh. Cholidi, Direktur SDM dan Umum.
Sejalan dengan hal tersebut, panitia menghadirkan pemateri guna memotivasi peserta. Materi yang disampaikan oleh dr. H. Ali Agus Fauzi, PGD Pall Med (ECU) mengambil tema “Bersyukur dan Optimis Mencapai Target 2016”. Materi yang dikemas santai dan penuh canda tawa ini meninggalkan banyak nilai-nilai positif yang dapat dipetik oleh peserta.
Setelah mendapatkan materi motivasi, pada hari kedua peserta mengikuti kegiatan outbond yang merupakan tujuan utama diselenggarakannya kegiatan ini, yakni mengasah kekompakan karyawan. Outbond yang terdiri atas permainan – permainan ini diikuti peserta dengan penuh suka cita. Canda tawa pun mampu mencairkan suasana seluruh peserta. Permainan ini juga tak lepas dari esensi postif didalamnya, yakni untuk membangun rasa tanggung jawab, melatih kepemimpinan, bekerja sama dan rasa percaya diri yang tentunya dapat diterapkan dalam bekerja maupun kehidupan sehari-hari. Harapannya seluruh rangkaian acara ini dapat menjadi stimulus karyawan untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan lebih baik lagi. (Yns)
SURABAYA (22/01/2016) Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menghitung ulang kuota impor gula kristal putih (GKP) tahun 2016. Alasannya, data yang dimiliki pemerintah masih kurang akurat karena belum diketahui dengan pasti berapa sebenarnya stok GKP yang ada di dalam negeri. "Impor gula masih akan dibicarakan lagi karena kita mau evaluasi dulu ketersediaan gula kita sampai berapa," kata Deputi II Bidang Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud, usai Forum Dialog HIPMI di Menara Bidakara, Jakarta, Kamis (21/1/2016). Berdasarkan perhitungan sementara pemerintah, saat ini stok GKP yang ada kurang lebih 800.000 ton. "Kita masih punya stok lebih dari 800.000 ton, jadi kita masih punya waktu 4 bulan untuk mengevaluasi kembali (kuota impor GKP)," ujar Musdhalifah. Selain itu, diperkirakan akan ada produksi kurang lebih 200.000 ton GKP sampai Mei 2016. "Ada panen juga sebanyak 200.000 ton gula dari Januari-Mei di wilayah Sumatera," imbuhnya. Sebelumnya, Rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian pada 28 Desember 2015 lalu memutuskan bahwa akan dilakukan impor gula putih oleh Perum Bulog untuk konsumsi masyarakat. Kuota yang ditetapkan yaitu tidak lebih dari 200.000 ton untuk 2016. "Kalau gula itu kita tidak bicara gula industri. Kita bicarakan gula putih. Gula putih kita impor untuk jaga-jaga. Impor akan dilakukan Bulog saja, nggak sampai 200.000 ton setahun. Nggak terlalu banyak. Itu akan dilakukan oleh Bulog," jelas Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (12/01/2016) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pembentukan holding (induk usaha) yang menyatukan sebanyak 78 rumah sakit milik BUMN rampung sebelum akhir 2016.
"Sebelum akhir tahun (2016) holding operasional RS BUMN ditargetkan sudah direalisasikan," kata Rini di sela Kick Off Meeting Sinergi BUMN Pengelolaan Rumah Sakit di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (7/1).
Menurut Rini, pembentukan holding tersebut agar RS BUMN bisa menjadi perusahaan penyedia layanan kesehatan berkelas dunia, terpercaya dan memiliki daya saing.
Selama ini, ujar dia, banyak warga Indonesia terutama segmen menengah atas berobat keluar negeri dengan total biaya mencapai puluhan triliun per tahun, sehingga menjadi peluang RS BUMN untuk melakukan nerbagai terobosan untuk menambah kepercayaan masyarakat.
"Kita punya RS BUMN yang jika dikelola dengan baik, maka dapat mengalahkan kualitas layanan rumah sakit ternama," tegas Rini. Ia menjelaskan, saat ini banyak BUMN yang memiliki rumah sakit padahal kompetensinya bukan pada layanan rumah sakit.
Sejumlah BUMN yang memiliki RS seperti PT Pertamina, PT Bukit Asam, Pelindo I, II, III, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I, II, III, IV, V, VIII, X, XI, XII dan XIII.
Selanjutnya RS Krakatau Steel, RS Pelni, RS KBN, RS milik Aneka Tambang, Semen Indonesia, Timah, Pupuk Indonesia, dan sejumlah klinik besar.
"Kecuali RS Pertamina dan RS Pelni, selama ini RS BUMN masih dikelola dengan pola budgeting sehingga masih belum memiliki cost leadership," ujar dia.
Selain itu, pembentukan holding RS BUMN juga dapat mengakomodir terlaksananya pelayanan pembiayaan BPJS Kesehatan. "RS BUMN juga dapat dimaksimalkan melalui sinergi dengan BUMN lainnya bidang farmasi, obat-obatan dan vaksin seperti Kimia Farma, IndoFarma, BioFarma. Ini potensi BUMN yang kedepan harus betul-betul bersinergi secara penuh," ujar dia seperti dikutip Antara.
Dengan begitu, tambah Rini, dalam pengelolaan holding RS BUMN agar memiliki standar yang sama dalam memberikan pengobatan dan obat-obatan yang baik dan memiliki sumber daya yang handal.
Meski begitu Rini belum bisa menyebutkan nama holding RS BUMN yang dimaksud, karena masih dalam proses penyelesaian pembentukan.
"Operating company RS BUMN bisa melalui pembentukan unit usaha patungan (joint venture/JV) berupa saham yang ditanamkan mengikuti induk usaha. Intinya, aset masing-masing BUMN yang memiliki rumah sakit tersebut tidak bergeser atau dialihkan," ujar dia. (Jo/Sumber:disini)
SURABAYA (12/01/2016) BUMN pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero menggandakan komitmen pembiayaan hingga akhir 2015 sebesar Rp13 triliun atau tumbuh sekitar 130 persen dibanding capaian komitmen hingga 2014 yang sebesar Rp5,57 triliun. Direktur Utama SMI Emma Sri Martini dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat (8/1) mengatakan, komitmen pembiayaan Rp13 triliun disepakati untuk proyek infrastruktur senilai Rp96,3 triliun dengan daya ungkit ekonomi hingga 7,4 kali. "Termasuk banyak juga untuk sektor jalan, transportasi dan ketenagalistrikan, dan mendukung proyek-proyek strategis pemerintah," ujar dia.
Sepanjang 2015, proyek-proyek infrastruktur yang didukung pendanaan dari SMI, antara lain, ruas Trans Sumatera untuk rute Medan-Binjai sepanjang 16,6 kilometer dan ruas Palembang - Simpang Indralaya sepanjang 22 kilometer. Kemudian penyelesaian jalan tol Trans Jawa, seperti jalan tol Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, dan Cikopo-Palimanan.
SMI yang akan menjadi Lembaga Pembiayaan Pembangunan Indonesia juga pada 2015 membantu pendanaan PT. Angkasa Pura II untuk pengembangan Bandara Soekarno Hatta. Kemudian, di sektor energi, SMI mengerjakan proyek pembangkit listrik Tenayan di Riau dengan kapasitas 2 X 110 MW.
Selain menyalurkan pendanaan, SMI juga mengerjakan jasa konsultasi pendanaan infrastruktur termasuk untuk program Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS). Emma mengatakan sepanjang 2015, perseroan memberikan konsultasi pembangunan kapasitas untuk 12 proyek infrastruktur. Salah satu dari proyek itu adalah disepakatinya insentif dari APBN 2016 untuk Dukungan Kelayakan Proyek (Viability Gap Funding/VGF) guna membiayai proyek KPS Sistem Air Minum Umbulan di Propinsi Jawa Timur.
"Mandat perluasan sektor dari OJK, direalisasikan SMI dengan memberi pinjaman untuk revitalisasi rumah sakit milik PTPN XI di Malang. SMI juga sedang melakukan identifikasi atas pemda yang potensial untuk memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT SMI, di antaranya Pemda Provinsi Sumatera Barat, Kota Jayapura, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Gianyar," jelas Emma. Pada 2016, perseroan menargetkan pembiayaan di akhir tahun dapat mencapai Rp22 triliun, termasuk dengan kewajiban baru SMI untuk mendanai proyek infrastruktur pemerintah daerah. (Jo/Sumber:disini)